Anda di halaman 1dari 18

JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

ISSN 2085-6091

MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS


PENELITIAN & PENGEMBANGAN DAN DESAIN & INOVASI

(REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING MANAGEMENT BASED ON


RESEARCH & DEVELOPMENT AND DESIGN & INNOVATION)

Herie Saksono
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri
Jl. Kramat Raya No. 132, Senen, Jakarta Pusat, Indonesia
e-mail: herie.saksono26@gmail.com

Diserahkan: 8/122019; Diperbaiki: 21/12/2019; Disetujui: 28/12/2019

Abstrak

Manajemen pembangunan semestinya mampu mengoptimalkan modal


pembangunan di suatu wilayah dan mengelolanya untuk mewujudkan kesejahteraan
yang lebih baik. Akan tetapi belum seluruh pemangku kepentingan pembangunan
memiliki pemahaman dan berkemampuan mengelola modal pembangunan di
wilayahnya. Pada umumnya, pengelolaan perencanaan pembangunan daerah masih
bersifat konvensional dan belum menjadikan hasil penelitian, pengembangan,
desain, dan inovasi sebagai acuannya. Melalui studi ini diharapkan diperoleh model
ideal pengelolaan pembangunan daerah. Studi ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan analisis deskriptif. Terdapat tujuh (7) aspek yang dianalisis dari
seluruh kabupaten/kota di wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa penting bagi setiap
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk mengelola perencanaan dan pembangunan
di daerahnya berbasis penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi (research-
based planning & research-based development). Direkomendasikan agar pemerintah
daerah mengedepankan mekanisme perencanaan yang mengacu kepada hasil
penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi dalam membangun daerahnya.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintahaan daerah dan masyarakat semakin merasakan manfaatnya.

Kata Kunci: Manajemen, Pembangunan Daerah, Penelitian & Pengembangan, dan


Desain & Inovasi.

Abstract

Development management should be able to optimize development capital in an area


and manage it to realize better welfare. Unfortunately, not all development
stakeholders have the understanding and ability to manage development capital in
their region. In general, management of regional development planning is still
conventional and has not made the results of research, development, design, and
innovation as a reference. This condition certainly becomes very contrasting when
faced with the digital era as the impact of the rapid advancement of science and
technology accompanied by the dominance of millennia with its high curiosity and
prioritizes research, development, design, and innovation as its work and
performance. What is the ideal form of regional development management? This
study uses a qualitative approach with descriptive analysis. The aim is to be able to
describe the importance of managing development capital based on research,
development, design, and innovation. There are seven (7) aspects analyzed from all
regencies/cities in the administrative region of Southeast Sulawesi Province.
Through the results of the analysis it was concluded that it was important for each

213
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

district / city government to manage planning and development in the region based
on research, development, design, and innovation (research-based planning &
research-based development). It is recommended that regional governments
prioritize planning mechanisms that refer to the results of research, development,
design, and innovation in building their regions. Thus, it is hoped that it can improve
the performance of regional government administration and the community will
increasingly feel the benefits.

Keywords: Management, Regional Development, Research & Development, and


Design & Innovation.

suatu wilayah terdapat keragaman


PENDAHULUAN
penduduk yang menjalani kehidupannya
Provinsi Sulawesi Tenggara telah secara tersebar diberbagai wilayah
memasuki lustrum kesebelas semenjak daratan maupun pulau-pulau. Wilayah,
ditetapkan sebagai Daerah Otonom penduduk, dan ekosistem lingkungan
Tingkat I berdasarkan Peraturan serta nilai-nilai kehidupannya menyatu
Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi modal dasar bagi
(Perppu) Nomor 2 Tahun 1964 Tentang terselenggaranya pemerintahan maupun
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi pembangunan di daerah. Modal
Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi pembangunan tersebut mencakup 6
Tenggara dengan Mengubah Undang- (enam) jenis, yakni: a) modal
Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 kewilayahan (territorial capital); b)
Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I modal manusia (human capital); c)
Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah modal sosial (social capital); d) modal
Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara budaya (cultural capital); e) modal
yang ditetapkan dan diundangkan pada lingkungan (environment capital); dan f)
tanggal 13 Februari 1964. Secara modal ekonomi (economic capital).
geografis, Provinsi Sulawesi Tenggara Permasalahan timbul ketika tidak
memiliki luas wilayah 148.140 km2, semua pelaku pembangunan menyadari
yang terdiri atas: wilayah daratan seluas pentingnya mengelola modal
38.140 km2 dan wilayah laut seluas pembangunan tersebut secara
110.000 km2. Melalui perbedaan kondisi kolaboratif, komprehensif, integratif, dan
kewilayahan tersebut, Provinsi Sulawesi professional. Keadaan ini
Tenggara memiliki panjang garis pantai memungkinkan terjadinya tarik-menarik
yang mencapai 1.740 km dengan 651 kepentingan diantara para pemilik modal
pulau. Hanya 361 pulau yang telah diberi itu sendiri, para pelaku usaha, birokrat
nama, sedangkan 290 pulau belum selaku penyelenggara pemerintahan, dan
memiliki nama. Namun, dari keseluruhan bahkan para penumpang gratis (free
pulau tersebut, hanya 86 pulau yang riders) yang berupaya memanfaatkan
memiliki penghuni. barang-barang publik maupun faktor
Pada awalnya, Provinsi Sulawesi produksinya secara optimal tanpa
Tenggara terdiri atas 4 (empat) berkontribusi dalam mengakselerasi
kabupaten, yakni: a) Buton; b) Kendari; pembangunan. Disinilah pentingnya
c) Kolaka; dan d) Muna. Melalui proses memasukkan unsur penelitian,
pemekaran wilayah, ditetapkan beberapa pengembangan, desain, dan inovasi
daerah otonom baru setingkat dalam pembangunan. Pemahaman
kabupaten/kota, sehingga jumlah daerah terhadap penelitian, pengembangan,
otonom kabupaten/kota di wilayah desain, dan inovasi menjadi tolok ukur
administrasi pemerintahan Provinsi keberhasilan penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara menjadi 15 (lima pembangunan di daerah. Beberapa
belas) kabupaten dan 2 (dua) kota. pengertian/definisi dari para pakar
Pengelolaan pembangunan daerah dan/atau institusi yang memiliki
menjadi semakin kompleks ketika di kompetensi disajikan dalam Tabel 1.

214
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

Tabel 1. Pengertian Penelitian & Pengembangan dan Desain & Inovasi (R&D dan D&I)
N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)

1. Proses bertanya- Proses atau langkah- Pemecahan masalah Kemampuan untuk


menjawab langkah untuk yang menyuarakan menerapkan kreativitas
berkenaan dengan mengembangkan budaya zamannya. dalam rangka
fakta-fakta empiris suatu produk baru memecahkan persoalan
(Ikatan Akhli Desain
dalam suatu atau dan peluang untuk
Indonesia (IADI)
kerangka berpikir menyempurnakan meningkatkan dan
dalam Sachari &
konseptual dan/atau produk yang telah memperkaya
Sunarya 2000)
logis. ada yang dapat kehidupan.
dipertanggungjawabk
(Malamassam (Hadiyati 2012)
an
2009))
(Hendratama,
Musadad and S 2019)
2. Pendekatan Aplikasi sistematis Kegiatan kreatif yang Ppenerapan produk
sistematis untuk dari pengetahuan atau bertujuan baru atau yang
menghasilkan pemahaman, membangun ditingkatkan secara
pengetahuan baru, diarahkan pada keanekaragaman signifikan (baik atau
dapat melibatkan produksi bahan yang bentuk kualitas layanan), atau proses,
sains baru dan bermanfaat, (multi-faceted metode pemasaran
penggunaan sains perangkat, dan sistem object), proses, baru, atau metode
lama untuk atau metode, layanan dan organisasi baru dalam
menghasilkan termasuk desain, sistemnya dalam praktik bisnis,
produk baru, yang pengembangan dan seluruh siklus organisasi tempat kerja
terkadang sulit peningkatan prioritas, kehidupan dan atau hubungan
untuk menentukan serta proses baru merupakan faktor eksternal
kapan penelitian untuk memenuhi yang membangun
(OECD 2015)
berakhir dan persyaratan tertentu. kegiatan inovasi
pengembangan pemanusiaan
(Saputra and Faizah
dimulai. teknologi, dinamika
2017)
budaya dan
(Celikel 2009)
perubahan ekonomi
(ICSID 2012)
3. Penelitian Dasar: Penelitian dan Merancang sebuah Tindakan
pekerjaan Pengembangan desain untuk memperkenalkan
eksperimental atau Eksperimental menghasilkan suatu sesuatu yang baru, ide
teoretis yang (R&D): terdiri dari desain (Design is to baru, perangkat atau
dilakukan terutama pekerjaan kreatif dan design a design to proses yang lebih
untuk memperoleh sistematis yang produce a design), efektif. Istilah
pengetahuan baru dilakukan untuk merupakan salah satu “Inovasi” dan
tentang dasar-dasar meningkatkan stok karakteristik dasar “Penemuan” memiliki
yang mendasari pengetahuan – dari menjadi manusia, definisi yang sama:
fenomena dan fakta termasuk dan merupakan proses kompleks
yang dapat diamati, pengetahuan umat penentu penting penciptaan, distribusi,
tanpa aplikasi atau manusia, budaya dan kualitas hidup penggunaan inovasi,
penggunaan masyarakat – dan manusia. Desain tidak yang berfokus pada
tertentu dalam untuk merancang hanya tentang pertumbuhan efisiensi
pandangan. aplikasi baru dari keputusan awal atau dan pengembangan
pengetahuan yang konsep oleh desainer, kegiatan inovatif.
tersedia. tetapi juga tentang (Manuylenko 2015)
bagaimana ini

215
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
diterapkan dan
Penelitian Pengembangan
dengan cara apa kita
Terapan: Eksperimental
dapat mengevaluasi
investigasi asli yang adalah pekerjaan
efek atau manfaatnya.
dilakukan untuk sistematis, mengacu
memperoleh pada pengetahuan (Heskett 2002)
pengetahuan baru, yang diperoleh dari
diarahkan terutama penelitian dan
ke arah tujuan atau pengalaman praktis
tujuan yang spesifik dan menghasilkan
dan praktis. pengetahuan
tambahan, yang
(OECD 2015)
diarahkan untuk
menghasilkan produk
atau proses baru atau
untuk meningkatkan
produk atau proses
yang ada.
(OECD 2015)
4. Pencarian Terjemahan dari Desain Industri Memulai atau
pengetahuan temuan-temuan adalah proses memperkenalkan
melalui metode penelitian atau penyelesaian masalah sesuatu yang baru:
obyektif dan pengetahuan lain ke strategis yang hasil produk dan proses
sistematis untuk dalam rencana atau mendorong inovasi, baru, berfokus pada
menemukan solusi desain untuk produk membangun penciptaan gagasan
bagi suatu masalah. atau proses baru atau kesuksesan bisnis, baru, yang akan
untuk perbaikan yang dan mengarah pada diimplementasikan ke
(Kothari 2004)
signifikan terhadap kualitas hidup yang dalam produk baru
produk atau proses lebih baik melalui dan/atau proses baru.
yang sudah ada, baik produk, sistem,
(Hartini 2012)
untuk dijual atau layanan, dan
digunakan, mencakup pengalaman yang
formulasi konseptual, inovatif.
desain, dan pengujian
(WDO 2017)
alternatiF produk,
konstruksi prototipe,
dan pengoperasian
pilot plant.
(Carmichael,
Whittington and
Graham 2007)
5. Kegiatan yang Kegiatan untuk Desain Industri Kegiatan penelitian,
dilakukan menurut peningkatan manfaat adalah suatu kreasi pengembangan, dan/
metodologi ilmiah dan daya dukung tentang bentuk atau perekayasaan yang
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan konfigurasi, atau bertujuan
data dan informasi teknologi yang telah komposisi garis atau mengembangkan
yang berkaitan terbukti kebenaran warna, atau garis dan penerapan praktis nilai
dengan pemahaman dan keamanannya warna, atau gabungan dan konteks ilmu
tentang fenomena untuk meningkatkan dari padanya yang pengetahuan yang baru,
alam dan/atau fungsi dan manfaat berbentuk tiga atau cara baru untuk
sosial, pembuktian ilmu pengetahuan dan dimensi atau dua menerapkan ilmu
kebenaran atau teknologi. dimensi yang pengetahuan dan
ketidakbenaran memberikan kesan teknologi yang telah

216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
suatu asumsi estetis dan dapat ada ke dalam produk
(UU No. 11 Tahun
dan/atau hipotesis diwujudkan dalam atau proses produksi.
2019
dan penarikan pola tiga dimensi atau
Tentang Sistem (Permenristek Dikti
kesimpulan ilmiah. dua dimensi serta
Nasional Ilmu No. 24 Tahun 2019
dapat dipakai untuk
(UU No. 11 Tahun Pengetahuan dan Tentang Manajemen
menghasilkan suatu
2019 Teknologi, Pasal 1 Inovasi Perguruan
produk, barang
Tentang Sistem Angka 7) Tinggi, Pasal 1 Angka
komoditas industri,
Nasional Ilmu 1)
atau kerajinan tangan.
Pengetahuan dan
Inovasi Daerah adalah
Teknologi, Pasal 1 ( UU No. 31 Tahun
semua bentuk
Angka 6) 2000 tentang Desain
pembaharuan dalam
Industri, Pasal 1
penyelenggaraan
Angka 1)
Pemerintahan Daerah.
(PP No. 1 Tahun
(PP No. 38 Tahun
2005 tentang
2017 tentang Inovasi
Pelaksanaan Undang-
Daerah, Pasal 1 Angka
Undang Nomor 31
1)
Tahun 2000 Tentang
Desain Industri, Pasal
1 Angka 1)
Sumber: Berbagai Sumber. Data Diolah. 2019.

Secara spesifik, desain memiliki mempunyai makna: ‘melakukan


keterkaitan erat dengan perencanaan. kegiatan/aktivitas/proses untuk
Desain adalah perencanaan itu sendiri. menghasilkan suatu desain.
Sebab, desain menjadi alat (tools) untuk Penyelenggaraan pembangunan
merencanakan (to plan) sebagaimana daerah selalu diawali aktivitas penelitian
hasil studi Ralph (2010:162) dalam dan pengembangan. Studi yang
disertasinya yang mengutip pernyataan dilakukan Kurniawansyah (2014:2608)
FitzGerald and FitzGerald (1987): semakin mengukuhkannya. Kegiatan
“design means to map out, to plan, or to perencanaan pembangunan pada
arrange the parts into a whole which dasarnya merupakan kegiatan
satisfies the objectives involved.” riset/penelitian, karena proses
Konteks ini semakin relevan seiring pelaksanaannya akan banyak
pernyataan lugas Palgunadi (2007) yang menggunakan metode-metode riset,
menegaskan bahwa jika istilah ‘desain’ mulai dari teknik pengumpulan data,
maknanya adalah ‘rencana’, maka analisis data, hingga studi
‘rencana’ adalah bendanya (benda yang lapangan/kelayakan dalam rangka
dihasilkan dalam proses perencanaan). mendapatkan data-data akurat, baik yang
Kegiatannya disebut ’merencana’ atau dilakukan secara
‘merencanakan’. Pelaksananya disebut konseptual/dokumentasi maupun
‘perencana’, sedangkan segala sesuatu eksperimental. Perencanaan
yang berkaitan erat dengan proses pembangunan tidak hanya dilakukan di
pelaksanaan pembuatan suatu rencana, atas meja, tanpa melihat realita di
disebut ‘perencanaan’. Jadi kata lapagan. Hal tersebut sejalan dengan
‘mendisain’ mempunyai pengertian yang hasil studi Hidayat (2017:274) yang
secara umum setara dengan ‘merencana, mengungkapkan bahwa perencanaan
merancang, rancang bangun, atau pembangunan daerah (PPD) akan
merekayasa, yang artinya setara dengan membentuk 3 (tiga) hal pokok, yakni: a)
istilah ‘to design’ atau ‘designing’ perencanaan komunitas; b) menyangkut
(Bahasa Inggris). Istilah mendesain

217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

suatu area (daerah); dan c) sumber daya ekonomi dapat mengembangkan


yang ada di dalamya. momentum mandirinya sendiri.
Dalam studi ini, perencanaan Studi ini berupaya mengurai
pembangunan diartikan sebagai proses pentingnya aktivitas perencanaan
yang rinci, runut, sekuen, terstruktur, pembangunan daerah yang idealnya
sistematis, komprehensif, dan ilmiah didasarkan pada hasil-hasil penelitian
untuk menyusun program/kegiatan dan pengembangan disertai sentuhan
sesuai tujuan yang tepat demi desain dan inovasi. Pemadupadanan
keberkelanjutan pembangunan suatu aktivitas penelitian dan pengembangan
daerah dalam kurun waktu tertentu serta dengan desain dan inovasi menjadi
ditetapkan melalui kerangka keniscayaan yang harus dilakukan dalam
regulasi/kebijakan. Secara operasional, merencanakan dan melaksanakan
perenanaan pembangunan daerah pembangunan di era industri 4.0 dengan
merupakan legitimasi penyaluran para pelaku dan penerima manfaatnya
aspirasi masyarakat sekaligus penetapan yang telah beranjak menjadi masyarakat
kebijakan afirmatif demi 5.0. Sinergitas ini memungkinkan
terselenggaranya pembangunan secara aktivitas pembangunan menjadi lebih
inklusif di daerah. Hal ini penting untuk dinamis dan berkelanjutan (dynamic
menentukan prioritas program/kegiatan, sustainability), sehingga terjadi
penetapan locus & focus, perencana dan akselerasi pembangunan yang semakin
pelaku pembangunan, waktu inklusif dan berkualitas untuk
pelaksanaan, dan pengalokasian menjadikan kehidupan manusia semakin
anggaran pembangunan. Artinya, baik dan lebih bermakna.
perencanaan pembangunan harus
METODE PENELITIAN
berpedoman pada arah kebijakan yang
terukur, terencana, dan dilakukan oleh Kajian ini menggunakan
para pemangku kepentingan secara pendekatan kualitatif-deskriptif. Data
profesional dengan tolok ukur waktu yang digunakan adalah data sekunder dari
yang telah ditentukan. Dalam konteks ini, berbagai sumber yang diperoleh melalui
perencanaan pembangunan mencakup penelusuran dalam jaringan (internet
pula kegiatan supervisi dan evaluasi browsing). Basis data/ informasi berasal
terhadap seluruh aspek dan tahapan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
pembangunan beserta pengelolaan Sulawesi Tenggara dan berbagai sumber
risikonya (risk management) secara lainnya. Penggalian data/informasi
komprehensif. dilakukan sembari menyiapkan
Bagaimana keterkaitan penelitian, pembahasan daya saing daerah pada
pengembangan, dan akumulasi modal medio Juni 2019.
manusia? Blackburn, dkk. (2000) Mengacu pada prinsip Parsimoni
melakukan penelitian diawal tahun dengan memerhatikan sejumlah
milenial. Menjadi penting bagi kita untuk keterbatasan dan ketiadaan data yang
menyimak pesan dasar dari model yang akan digunakan secara sekuen dan
dihasilkannya, yakni: yang terutama bagi konsisten, maka dipilih tujuh (7) aspek
pertumbuhan dan perkembangan adalah yang menjadi fokus analisis dalam
akumulasi keterampilan dan pengetahuan penyelenggaraan pemerintahan dan
warga negara; tanpa ini, persaingan untuk pembangunan di setiap kabupaten/kota.
ketersediaan modal manusia semakin Ketujuh aspek tersebut adalah: 1) luas
meningkat. Pertumbuhan dalam sumber wilayah; 2) orbitasi wilayah; 3) jumlah
daya manusia meningkatkan efisiensi penduduk; 4) jumlah pegawai negeri sipil
manufaktur dan memperluas daerah (PNSD); 5) peringkat dan status
kemungkinan untuk kegiatan inovatif. kinerja; 6) indeks pembangunan manusia
Dengan demikian, insentif untuk terus (IPM); dan 7) pendapatan asli daerah
berinovasi harus dipertahankan agar (PAD).
Data sekunder yang mencakup

218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

jumlah penduduk, jumlah PNSD, Tenggara pada umumnya memiliki


peringkat dan status kinerja, IPM, dan wilayah laut. Keadaan ini tentunya sangat
PAD dikumpulkan secara runtut dalam menguntungkan baik dari sisi
kurun waktu dua (2) tahun, yakni: 2016 aksesibilitas pembangunan maupun
dan 2017. Pemilihan atas kedua tahun konektivitas antarwilayahnya. Hanya satu
tersebut memertimbangkan ketersediaan daerah kabupaten yang wilayahnya
data secara konsisten. Proses analisis tertutup/ terkunci atau lebih dikenal
data/ informasi dilakukan menurut sebagai landlock region. Daerah tersebut
tahapan analisis data kualitatif Miles and adalah Kabupaten Kolaka Timur.
Huberman (1994) yang mencakup tiga Pemahaman terhadap konsep
(3) tahapan sekuensis, yakni: i) reduksi kewilayahan (territorial) menjadi penting
data (data reduction); ii) penyajian data dalam penataan pola pikir, pola sikap, dan
(data display); dan iii) penarikan pola tindak dalam formulasi strategi,
kesimpulan dan verifikasi (conclusion prosesi perencanaan, pengelolaan
drawing/verification). pembangunan, dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam upaya menemukan bentuk
Pembahasan mengenai manajemen ideal pengelolaan pembangunan daerah,
pembangunan daerah difokuskan kepada dilakukan pencermatan terhadap tujuh (7)
3 (tiga) pokok bahasan yang saling aspek yang diasumsikan
terkait, yaitu: 1) dinamika dan merepresentasikan kondisi
problematika kewilayahan; 2) kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pemerintahan daerah; dan 3) peran R&D pembangunan di daerah. Data dianalisis
dan D&I dalam pembangunan daerah. menjadi pokok bahasan yang berfokus
Dalam konteks Indonesia, harus diakui mengurai hal terkait kondisi kewilayahan
jika masih banyak pihak yang cenderung dan penduduknya, yang merefleksikan
mengabaikan, meremehkan, bahkan tidak modal kewilayahan (territorial capital)
acuh terhadap eksistensi R&D dan D&I dan modal manusia (human capital) yang
dan perannya sebagai katalisator mencakup 4 (empat) aspek, yakni: a) luas
pembangunan. wilayah; b) orbitasi antarwilayah; c)
Dinamika dan Problematika jumlah penduduk; dan d) jumlah pegawai
Kewilayahan negeri sipil daerah (PNSD) beserta
rasionya terhadap penduduk di setiap
Berdasarkan perspektif teritorial, kabupaten/kota, yang disajikan pada
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tabel 2 berikut,

219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

Tabel 2. Kondisi Kewilayahan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara


Jarak Rasio
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah PNSD*)
Kabupaten/ Kota Ke IK PNSD:
No (Km2)
(Usia) Prov. Pend.
(% Luas)
(Km)
2016 2017 (%) 2016 2017 (%) 2017
Kabupaten
1. 1 Buton (60) 1.212,99 (3,19) 247,64 99.352 100.440 1,10 3.527 2.955 -16,22 2,94
2. 2 Muna (60) 1.922,16 (5,05) 107,43 215.442 218.680 1,50 7.336 5.993 -18,31 2,74
3. 3 Konawe (60) 4.435,28 (11,65) 55,40 238.067 244.324 2,63 7.465 6.466 -13,38 2,65
4. 4 Kolaka (60) 3.283,59 (8,63) 172,00 246.918 251.520 1,86 5.628 4.754 -15,53 1,89
5. 5 Konawe Selatan 5.779,47 (15,18) 81,53 299.928 304.214 1,43 6.580 6.043 -8,16 1,99
(16)
6. 6 Bombana (16) 3.001,00 (7,88) 163,40 170.020 175.497 3,22 3.900 3.450 -11,54 1,97
7. 7 Wakatobi (16) 559,54 (1,47) 310,64 95.209 95.386 0,19 3.567 3.087 -13,46 3,24
8. 8 Kolaka Utara (16) 3.391,67 (8,91) 309,05 142.614 144.681 1,45 3.700 3.389 -8,41 2,34
9. Buton Utara (12) 1.864,91 (4,90) - 61.124 62.088 1,58 2.649 2.275 -14,12 3,66
10. Konawe Utara 5.101,76 (13,40) - 59.673 60.884 2,03 2.954 2.623 -11,21 4,31
(12)
11. Kolaka Timur (7) 3,634,74 (9,55) - 125.859 128.154 1,82 2.263 2.062 -8,88 1,61
12. Konawe 867,58 (2,28) - 32.307 33.212 2,80 1.163 1.030 -11,44 3,10
Kepulauan (6)
13. Muna Barat (5) 1.022,89 (2,69) - 78.476 79.649 1,49 1.618 1.437 -11,19 1,80
14. Buton Tengah (5) 958,31 (2,52) - 90.159 91.099 1,04 1.564 1.625 3,90 1,78
15. Buton Selatan (5) 509,92 (1,34) - 78.218 79.053 1,07 1.794 1.682 -6,24 2,13
Kota
16. Kendari (24) 300,89 (0,79) 0,00 359.371 370.728 3,16 8.008 6.470 -19,21 1,75
17. Baubau (18) 221,00 (0,58) 207,16 158.271 162.780 2,85 5.039 4.146 -17,72 2,55
Pemda Prov. - - - 7.017 13.878 97,78
Sultra (55)
Sulawesi 38.067,70 (100) - 2.551.008 2.602.389 2,01 75.772 73.365 -3,18 2,82
Tenggara
Sumber: Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2018. BPS Kota Baubau. Data Diolah. 2019.
Keterangan: PNSD = Pegawai Negeri Sipil Daerah (Orang); Rasio PNSD Terhadap Jumlah
Penduduk pada Tahun 2017.
ditemukan data jarak tempuh dari/ke
Data pada Tabel 2 menunjukkan
7(tujuh) wilayah kabupaten lainnya.
bahwa Kabupaten Konawe Selatan
Pesatnya kemajuan teknologi di era
merupakan wilayah administrasi
digital menuntut kecepatan, ketepatan, dan
pemerintahan terluas yang mencapai
kualitas atas pelayanan masyarakat. Tingkat
5.779,47 km2 atau setara dengan 15,18%
keberhasilan pemda dalam penyelenggaraan
dari total luas wilayah Provinsi Sulawesi
layanan publik kemudian diukur dengan
Tenggara. Sementara Kota Baubau menjadi
indeks kepuasan masyarakat (IKM).
wilayah administrasi pemerintahan yang
Penerima manfaat atas penyelenggaraan
memiliki luas wilayah pemerintahan terkecil
layanan publik (public beneficiaries) dalam
atau hanya 0,58%. Luasnya wilayah
konteks ini adalah penduduk. Sebagaimana
Kabupaten Konawe Selatan ternyata
ketentuan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang
memberi keuntungan tersendiri, karena
(UU) Nomor 23 Tahun 2006 tentang
secara orbitasi jaraknya hanya 81,53 km
Administrasi Kependudukan, yang
dari/ke ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara
dimaksud dengan penduduk adalah warga
di Kota Kendari. Keadaan ini sangat kontras
negara indonesia dan orang asing yang
dengan jarak tempuh dari Kota Baubau yang
bertempat tinggal di Indonesia. Dalam hal
mencapai 207,16 km. Begitu pula dengan
ini adalah mereka yang menetap/bermukim
orbitasi Kabupaten Wakatobi yang jaraknya
dalam wilayah administrasi pemerintahan
mencapai 310,64 km dari ibukota Provinsi
kabupaten/kota di suatu provinsi. Seiring
Sulawesi Tenggara. Selain itu, tidak

216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

dengan pemberian layanan kepada menyebabkan jumlah penduduk Kota


penduduk, Pemerintah melalui Undang- Kendari semakin bertambah. Pada tahun
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang 2017 jumlah penduduk Kota Kendari
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 mencapai 370.728 jiwa atau sebesar 14,25%
Tahun 2006 Tentang Administrasi dari jumlah penduduk Sulawesi Tenggara,
Kependudukan telah membagi kewenangan sehingga menjadikan Kota Kendari
dalam penyelenggaraan administrasi berpenduduk terbanyak di Provinsi
kependudukan. Secara khusus terdapat Sulawesi Tenggara. Sementara itu, di
fungsi koordinasi penyelenggaraan Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai
administrasi kependudukan yang hasil pemekaran dari Kabuapten Konawe
diselenggarakan bersama-sama (konkuren), justru memiliki penduduk paling sedikit.
baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Kabupaten Konawe Kepulauan hanya
Dalam ketentuan Pasal 7 UU Nomor 24 memiliki sekira 33.212 penduduk atau
Tahun 2014 ditegaskan bahwa pemerintah hanya 1,28% dari total penduduk Provinsi
kabupaten/kota berkewajiban dan Sulawesi Tenggara.
bertanggung jawab menyelenggarakan Keunikan kewilayahan terdapat di
urusan administrasi kependudukan, yang Kabupaten Kolaka Timur yang memiliki
dilakukan oleh bupati/walikota dengan luas wilayah sebesar 3,634,74 km2 atau
kewenangan meliputi: a) koordinasi mencapai 9,55% dari luas wilayah Provinsi
penyelenggaraan administrasi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka
kependudukan; b) pembentukan instansi Timur adalah satu-satunya landlock region
pelaksana yang tugas dan fungsinya di di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam
bidang administrasi kependudukan; c) keterkurungannya (landlock) karena tidak
pengaturan teknis penyelenggaraan memiliki wilayah laut, ditemukan pula
administrasi kependudukan sesuai dengan kelangkaan jumlah aparatur sipil negara
ketentuan peraturan perundang-undangan; (ASN) dengan status pegawai negeri sipil
d) pembinaan dan sosialisasi daerah (PNSD) yang bertugas
penyelenggaraan administrasi menyelenggarakan layanan publik. Bila
kependudukan; e) pelaksanaan kegiatan PNSD sebagai pelayan masyarakat
pelayanan masyarakat di bidang disandingkan dengan penduduknya yang
administrasi kependudukan; f) penugasan mencapai 128.154 jiwa pada 2017, maka
kepada desa untuk menyelenggarakan persentase jumlah PNSD terhadap jumlah
sebagian urusan administrasi kependudukan penduduk memiliki rasio 1 : 1,61%. Hal ini
berdasarkan asas tugas pembantuan; g) berarti bahwa pelayanan terhadap 100 orang
penyajian data kependudukan berskala penduduk di Kabupaten Kolaka Timur
kabupaten/kota berasal dari data diberikan hanya oleh satu (1) orang atau dua
kependudukan yang telah dikonsolidasikan (2) orang pegawai saja. Kondisi ini tentu
dan dibersihkan oleh kementerian yang berpengaruh terhadap kecepatan pelayanan,
bertanggung jawab dalam urusan kualitas layanan, dan bahkan tingkat
pemerintahan dalam negeri; dan h) kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan
koordinasi pengawasan atas layanan publik. Keadaan ini berada jauh
penyelenggaraan administrasi dibawah rasio jumlah PNS dalam skala
kependudukan. Hal ini dimaksudkan agar nasional. Berdasarkan data Kementerian
peran setiap pemda lebih optimal dalam Pendayagunaan Aparatur Negara dan
penyediaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi rasio jumlah PNS
layanan publik bagi penduduk di masing- terhadap jumlah penduduk mencapai 1,7 %
masing wilayahnya. (Rakhmawanto 2016). Hal sebaliknya
Mengacu pada ketersediaan dan terjadi di Kabupaten Konawe Utara, dimana
kualitas layanan publik di setiap daerah, pemberian layanan publik dilakukan oleh
hingga saat ini Kota Kendari sebagai empat (4) orang PNSD untuk setiap seratus
ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara masih (100) orang penduduk Konawe Utara.
menjadi idola bagi para pendatang untuk Artinya, satu (1) orang PNSD melayani 25
menetap dan/ atau bekerja. Kondisi ini penduduk. Kondisi ini relatif lebih baik

217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

karena akan memengaruhi tingkat kepuasan Kinerja Pemerintahan Daerah


masyarakat atas perhatian, kecepatan, dan
Dalam upaya melaksanakan ketentuan
mutu layanan yang diberikan PNSD
Pasal 27 ayat (2) dan ayat (5) Peraturan
Kabupaten Konawe Utara. Meskipun
Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2008
demikian, pelayanan publik di Provinsi
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara rata-rata hanya
Pemerintahan Daerah (EPPD), maka pada
dilakukan oleh dua (2) orang sampai dengan
setiap awal tahun berjalan Kementerian
tiga (3) orang PNSD terhadap 100 orang
Dalam Negeri melakukan penilaian atas
penduduk.
kinerja penyelenggaraan pemerintahan
Patut diakui, semenjak 2017 hampir
daerah. Penilaian berbasis kluster
seluruh kabupaten/kota mengalami
kewilayahan, yakni: provinsi, kabupaten,
penurunan jumlah PNSD dibandingkan
dan kota. Hasil penilaian selanjutnya
dengan jumlah PNSD pada tahun
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam
sebelumnya (2016). Secara akumulatif,
Negeri tentang Peringkat dan Status Kinerja
jumlah PNSD yang bekerja di pemda
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota mengalami pengurangan
Secara Nasional.
sebesar 3,18% pada 2017. Penurunan
Seiring dengan itu, Badan Pusat
terbesar atas jumlah PNSD terjadi di Kota
Statistik (BPS) secara rutin juga melakukan
Kendari yang mencapai 19,21%, sedangkan
pengukuran kemajuan pembangunan
penurunan terkecil terjadi di Kabupaten
manusia. Pembangunan manusia
Konawe Selatan (8,16%). Dinamika PNSD
merupakan refleksi dari seluruh aktivitas
secara kontroversial terjadi di Pemda
pembangunan di suatu wilayah yang diukur
Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana terjadi
melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar,
kenaikan secara drastis. Bila pada 2016
yaitu: i) umur panjang dan sehat; ii)
PNSD Pemda Provinsi Sulawesi Tenggara
pengetahuan; dan iii) penghidupan yang
hanya berkisar 7.017 orang, maka pada
layak. Hasilnya berupa satu nilai tunggal
2017 mengalami kenaikan sebesar 97,78%,
yang dikenal sebagai Indeks Pembangunan
sehingga jumlahnya menjadi 13.878
Manusia atau disingkat IPM. Dalam studi
pegawai.
ini, IPM disajikan menurut kabupaten/kota
Keadaan ini perlu mendapat
di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuannya
perhatian dan solusi. Secara administrasi
untuk mengetahui kondisi terkini dinamika
kependudukan, pemda Provinsi Sulawesi
pembangunan manusia baik berupa
Tenggara tidak menyelenggarakan dan
pencapaian, posisi, maupun disparitas
memberi layanan publik secara langsung,
antardaerah. Hal ini dimaksudkan agar
karena keberadaan penduduk menjadi
setiap pemda mampu menyusun
domain masing-masing pemda
perencanaan ideal yang benar-benar
kabupaten/kota. Disisi lain, sekalipun
diperlukan untuk meningkatkan kinerja
jumlah penduduk, luas wilayah, kondisi
pembangunan melalui peningkatan
geografis (daratan dan kepulauan), faktor
kapasitas dasar penduduk.
kesulitan alam, dan berbagai aspek lain
Dalam upaya mengetahui kemandirian
dapat dijadikan bahan pertimbangan, namun
keuangan pemda, dilakukan analisis atas
bila PNSD Pemda Provinsi Sulawesi
kemampuan perolehan pendapatan asli
Tenggara dapat diredistribusi secara merata
daerah (PAD) yang berhasil dihimpun setiap
kepada setiap pemda kabupaten/kota, maka
tahun. Kemampuan pemda memperoleh dan
akan terjadi penambahan jumlah PNSD
meningkatkan PAD merupakan aspek
yang memberi layanan terhadap 100
penting agar pemda tidak tergantung secara
penduduk di setiap daerah. Dampaknya,
finansial pada kemampuan keuangan
pemberian layanan di masing-masing
Pemerintah (Pusat) yang dialokasikan
kabupaten/kota semakin cepat dan lebih
melalui distribusi dana transfer daerah.
berkualitas.
Dinamika terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah
(peringkat dan status), kemajuan

218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan manusia (IPM), dan


perolehan PAD disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kinerja Pemerintah Daerah Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi


Tenggara
Peringkat & Status Pendapatan Asli Daerah (PAD)
N Kabupaten/Kota IPM**)
Kinerja*) (Juta Rupiah)***)
o (Usia)
2016 2017 2016 2017 (%) 2016 2017 (%)
Kabupaten
1. 1 Buton (60) 191 - ST 236 - T 63,69 64,47 1,22 39.141,77 48.262,95 23,30
2. 2 Muna (60) 391 - S 300 - T 66,96 67,61 0,97 39.775,36 81.248,09 104,27
3. 3 Konawe (60) 213 - T - 69,84 70,24 0,57 57.702,18 97.586,84 69,12
4. 4 Kolaka (60) 145 - ST 153 - T 71,12 71,46 0,48 72.205,07 122.419,73 69,54
5. 5 Konawe Selatan 365 - T 209 - T 66,97 67,23 0,39 48.028,70 102.590,87 113,60
(16)
6. 6 Bombana (16) 266 - T 168 - T 64,02 64,49 0,73 31.274,21 54.510,47 74,30
7. 7 Wakatobi (16) 87 - ST 161 - T 67,50 67,99 0,73 25.029,15 46.657,11 86,41
8. 8 Kolaka Utara 168 - ST 207 - T 67,60 67,77 0,25 40.246,18 55.454,85 37,79
(16)
9. Buton Utara (12) 305 - T 139 - T 65,95 66,40 0,68 12.828,35 26.049,22 103,06
10. Konawe Utara 279 - T 318 - T 67,20 67,71 0,76 14.806,65 21.690,02 46,49
(12)
11. Kolaka Timur - - 63,60 64,55 1,49 15.510,55 34.381,36 121,66
(7)
12. Konawe - - 62,56 63,44 1,41 9.717,84 11.900,65 22,46
Kepulauan (6)
13. Muna Barat (5) - - 62,57 63,43 1,37 18.475,06 21.802,89 18,01
14. Buton Tengah - - 62,56 62,82 0,42 11.183,16 30.336,04 171,27
(5)
15. Buton Selatan - - 62,55 63,20 1,04 7.666,53 6.557,48 -14,47
(5)
Kota
16. Kendari (24) 69 - T 93 - S 81,66 81,83 0,21 179.062,77 218.340,63 21,94
17. Baubau (18) 58 - T 33 - ST 73,99 74,14 0,20 69.322,98 106.399,88 53,48
Pemda Prov. 21 - T 26 - T - - - 756.302,66 806.304,24 6,61
Sultra (55)
Sulawesi - - 69,31 69,86 0,79 1.448.279,17 1.892.493,32 30,67
Tenggara
Sumber:
*) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100-53 Tahun 2018 Tentang Peringkat dan Status
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional. Kementerian Dalam
Negeri; dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840 Tahun 2018 Tentang Penetapan
Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional Tahun
2017. Kementerian Dalam Negeri;
ST = Sangat Tinggi; T = Tinggi; S = Sedang
**) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2016 dan IPM Tahun 2017. BPS;
***) Statistik Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 2018. BPS Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Seluruh data diolah kembali (2019)
Kelima kabupaten tersebut adalah: a)
Mencermati data pada Tabel 3, terdapat
Kolaka Timur; b) Konawe Kepulauan; c)
5 (lima) kabupaten di Provinsi Sulawesi
Muna Barat; d) Buton Tengah; dan e) Buton
Tenggara yang tidak mendapat hasil
Selatan. Kemungkinan hal ini terjadi karena
penilaian kinerja dan penetapan status atas
kelima kabupaten tersebut belum
penyelenggaraan pemerintahan daerahnya.
menyampaikan laporan dan borang EPPD

219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Pemerintahan Daerah Secara Nasional
Terlepas dari berbagai hal yang Tahun 2017, tertanggal 31 Desember 2018.
melatarbelakanginya, mengingat kejadian Ditetapkan bahwa Kabupaten Konawe
ini terjadi dalam kurun waktu dua (2) tahun Utara mengalami penurun peringkat dari
berturut-turut (2016 & 2017), maka tahun sebelumnya (2016) yang berada
diperlukan perhatian khusus pemda Provinsi diposisi ke-279 dengan status kinerja tinggi
Sulawesi Tenggara untuk melakukan (T), menurun drastis sebesar 39 poin
supervisi, bimbingan teknis, dan bahkan menjadi peringkat ke-318 sekalipun masih
pendampingan. Diharapkan pada berstatus kinerja tinggi (T). Sementara itu,
pengukuran dan penilaian penyelenggaraan Kota Baubau berhasil meraih prestasi
pemerintahan daerah tahun 2018, kelima kinerja yang luar biasa atau meningkat 25
kabupaten tersebut berhasil memeroleh hasil poin dan menjadi peringkat ke-33 dari 93
kinerja dan statusnya. kota diseluruh Indonesia. Hal sebaliknya
Secara spesifik, ditemukan hal yang terjadi dengan peringkat dan status kinerja
sangat mencolok terjadi pada 5 (lima) Kota Kendari yang menurun 24 poin dari
kabupaten dan 2 (dua) kota di Provinsi peringkat ke-69 dengan status tinggi (T)
Sulawesi Tenggara. Terdapat perbedaan pada 2016 berubah menjadi peringkat ke-93
yang sangat tajam atas hasil pengukuran dan dengan status sedang (S) pada 2017.
penilaian yang diperoleh atas ketiga aspek Menurunnya peringkat dan status yang
selama kurun waktu studi. Kelima dialami oleh beberapa pemerintah daerah
kabupaten dan dua kota tersebut adalah: a) diakibatkan oleh berbagai hal. Disebutkan
Muna; b) Konawe Utara; c) Kolaka Timur; dalam Diktum Kesepuluh Keputusan
d) Buton Tengah; dan e) Buton Selatan, Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840
serta kota: a) Kendari; dan b) Baubau. Tahun 2018 bahwa pengurangan skor
Berdasarkan Keputusan Menteri dikarenakan: a) Kepala Daerah/Wakil
Dalam Negeri Nomor 100-53 Tahun 2018 Kepala Daerahnya ditetapkan menjadi
Tentang Peringkat dan Status Kinerja tersangka tindak pidana korupsi per tanggal
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1 April 2017 baik yang sudah maupun
Secara Nasional yang ditetapkan pada 1 belum mendapat putusan pengadilan tetap
Januari 2018 terdapat 33 provinsi dari 34 (inkracht); b) tidak mentaati peraturan
provinsi, 397 kabupaten dari 415 kabupaten, perundang-undangan; c) tidak patuh
dan 93 kota dari 93 kota di seluruh Indonesia terhadap kebijakan Pemerintah; dan d)
yang berhasil dinilai dan diberikan status melakukan pelanggaran hukum
kinerjanya atas evaluasi penyelenggaraan pidana/perdata.
pemerintahan daerah tahun 2016. Dalam Dalam perspektif pembangunan
konteks ini, Kabupaten Muna berada pada manusia yang ditunjukkan oleh angka IPM,
peringkat ketujuh dari dasar atau berada ditemukan bahwa pada tahun 2016 situasi
diposisi ke-391 dari 397 kabupaten dengan pembangunan manusia di Kabupaten Buton
status kinerja sedang (S). Sementara Kota Selatan masih relatif rendah sebagaimana
Baubau berhasil meraih status kinerja tinggi diindikasikan oleh angka IPM yang berhasil
(T) dan berada pada peringkat ke-58, dicapainya, yakni hanya sebesar 62,55;
sedangkan Kota Kendari berada pada sedangkan Kota Kendari mengalami
peringkat ke-69 dari 93 kota di seluruh pembangunan manusia tertinggi di Provinsi
Indonesia. Sulawesi Tenggara (81,66). Perubahan
Selanjutnya, terdapat 33 provinsi dari pembangunan manusia terjadi pada tahun
34 provinsi, 396 kabupaten dari 415 2017, dimana Kabupaten Buton Selatan
kabupaten, dan 93 kota dari 93 kota di berhasil mengalami perubahan angka IPM
seluruh Indonesia yang ditetapkan peringkat dengan peningkatan sebesar 1,04%.
dan status kinerjanya pada tahun 2017 Sebaliknya, pada 2017 di Kabupaten Buton
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Tengah hanya terjadi pertumbuhan
Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840 kemajuan pembangunan manusia sebesar
Tahun 2018 Tentang Penetapan Peringkat 0,42%, sehingga menjadikan Kabupaten
dan Status Kinerja Penyelenggaraan Buton Tengah lebih tertinggal dari sisi

220
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan manusianya dan berada pada yang mengalami pertumbuhan negatif atau
level terbawah di Provinsi Sulawesi menurun sebesar 14,47%. Artinya, pada
Tenggara dengan angka IPM sebesar 62,82. 2016 pemda Kabupaten Buton Selatan dapat
Mengamati perubahan angka IPM tersebut, mengumpulkan PAD sebesar Rp. 7.666,53
pertumbuhan tertinggi berhasil dicapai juta, namun pada 2017 justru PAD yang
Kabupaten Kolaka Timur dengan laju berhasil dihimpun sangat sedikit, yakni
pertumbuhan 1,49%, sedangkan laju hanya sebesar Rp. 6.557,48 juta.
pertumbuhan angka IPM Kota Baubau Selama kurun waktu 2016-2017,
hanya sebesar 0,20% dan menjadi yang Kota Kendari tetap menjadi kolektor PAD
terkecil di Provinsi Sulawesi Tenggara terbesar di wilayah Provinsi Sulawesi
dalam kurun waktu 2016-2017. Merangkum Tenggara, yakni sebesar Rp. 179.662,77 juta
hasil kinerja pembangunan manusia 2017, (2016) dan meningkat menjadi Rp.
ditemukan adanya tigabelas (13) kabupaten 218.340,63 juta (2017). Namun, laju
yang memiliki angka IPM dibawah rata-rata pertumbuhan PAD di Kota Kendari hanya
angka IPM Provinsi Sulawesi Tenggara berkisar 21,94%. Berbeda halnya dengan
(69,86). Ketigabelas kabupaten tersebut perolehan PAD di Kabupaten Buton
adalah: i) Buton; ii) Muna; iii) Konawe Tengah. Sekalipun perolehan PAD pada
Selatan; iv) Bombana; v) Wakatobi; vi) 2016 hanya berkisar Rp, 11.183,16 juta dan
Kolaka Utara; vii) Buton Utara; viii) pada 2017 menjadi sebesar Rp. 30.336,04
Konawe Utara; ix) Kolaka Timur; x) juta, namun laju pertumbuhannya cukup
Konawe Kepulauan; xi) Muna Barat; xii) fantastis karena mencapai 171,27%.
Buton Tengah; dan xiii) Buton Selatan. Berdasarkan dinamika
Bagaimana pun juga hasil penetapan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
peringkat dan status kinerja, perkembangan ada, nampak bahwa masing-masing pemda
pembangunan manusia (IPM), dan provinsi maupun kabupaten/kota harus lebih
kemampuan memeroleh dan meningkatkan mendasarkan tata kelola perencanaan
PAD mengindikasikan eksistensi, soliditas, pembangunannya pada hasil-hasil penelitian
dan kapasitas aparatur pemda dalam dan pengembangan, serta desain, dan
merencanakan program/kegiatan serta inovasi. Optimasi pemanfaatan tata kelola
kemampuan mengelolanya agar tercipta perencanan pembangunan berbasis
akselerasi mencapai visi dan misi kelitbangan atau RBP (research-based
pembangunan yang telah ditetapkan dalam planning) akan menghasilkan
dokumen perencanaan pembangunan program/kebijakan pembangunan yang
daerah berupa Rencana Pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan mampu
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). mengakselerasi pencapaian visi-misi pemda
Dalam perspektif kemandirian dalam peningkatan kinerja penyelenggaraan
keuangan daerah, dilakukan analisis kondisi pemerintahan daerah, mewujudkan
PAD dalam kurun waktu 2016-2017. pembangunan manusia yang lebih baik, dan
Kemandirian keuangan daerah merupakan menciptakan daerah yang berkecukupan
representasi kemampuan dan kegigihan bahkan mandiri secara finansial.
pemda dalam menghimpun, mengelola
Peran R&D dan D&I dalam
potensi keuangan, meningkatkan PAD, dan
Pembangunan Daerah
memanfaatkannya untuk kepentingan
masyarakat dan keberlanjutan pemerintahan Perencanaan pembangunan daerah
dan pembangunan. Dalam konteks ini, tidak berdiri sendiri dalam suatu ruang
hanya terdapat tiga (3) pemda hampa, melainkan terintegrasi dengan
kabupaten/kota yang mencolok. Ketiganya berbagai aspek lainnya yang saling
adalah: i) Kabupaten Buton Selatan; ii) melengkapi, terkait dalam suatu sistem, dan
Kabupaten Buton Tengah; dan iii) Kota membentuk ekosistem. Dalam pokok
Kendari. Dalam kurun waktu dua (2) tahun, bahasan awal telah diurai keterkaitan antara
Kabupaten Buton Selatan menjadi satu- kondisi geografis suatu daerah yang
satunya pemda di wilayah administrasi mencerminkan karakteristik wilayah dengan
pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara populasi dan laju pertumbuhannya sebagai

221
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

refleksi kehidupan masyarakat dan Luasnya wilayah Provinsi Sulawesi


dinamikanya. Selain itu, keberadaan Tenggara, kondisi geografis daratan, laut,
birokrasi pemerintahan yang digambarkan dan antarpulau, serta sebaran penduduk
melalui eksistensi dan pertumbuhan PNSD yang tidak merata menjadi penyebab
menjadi faktor penentu keberhasilan ketimpangan, baik antara wilayah perkotaan
implementasi perencanaan dan aktualisasi dengan wilayah perdesaan, antarprovinsi,
pembangunan di daerah. Secara manajerial, antarkabupaten, maupun antara kota dengan
kapasitas PNSD menjadi kekuatan kabupaten. Keadaan ini menjadi salah satu
pendorong dalam mengelola sumber daya, penyebab mengapa pembangunan di
faktor produksi, dan modal pembangunan wilayah ibukota provinsi, ibukota
daerah. kabupaten/kota, dan ibukota kecamatan
Manajemen perencanaan menjadi cenderung lebih maju dibandingkan dengan
semakin komprehensif ketika memasukkan di wilayah perdesaan. Karena berbagai
unsur desain untuk melengkapi R&D dan sumber daya pembangunan masih
inovasi yang sudah terlebih dulu popular. terkonsentrasi di pusat-pusat pembangunan
Dalam konteks ini, desain merupakan dan/atau ibukota pemerintahan tersebut.
totalitas dinamika kegiatan yang berawal Pemanfaatan R&D dan D&I
dari perancangan, tata kelola, dan proses, dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti
hingga terwujudnya suatu karya yang apakah suatu daerah masih berpotensi
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dikembangkan atau justru sebaliknya telah
bernilai komersial, dan memiliki mencapai titik optimum, sehingga
kemanfaatan atas berbagai hal ihwal yang diperlukan terobosan agar diperoleh nilai
menyertainya. Kehadiran desain tambah untuk kehidupan yang lebih baik
menciptakan kolaborasi dan terkadang sembari mereduksi risiko yang
kompetisi untuk mengembangkan ditimbulkannya. Manajemen perencanaan
komersialisasi produk desain itu sendiri, dan pembangunan daerah yang berbasis R&D
bahkan meningkatkan pertumbuhan dan D&I memberi beberapa manfaat
diberbagai bidang. Desain menjadi lintas sebagai berikut: a) kepastian dalam
disiplin ilmu yang mengalami penetapan arah kebijakan pembangunan
perkembangan dari waktu ke waktu. dengan hasil yang lebih berkualitas; b)
Karenanya, desain mutlak disertakan dan kejelasan orientasi pengembangan daerah
disatukan dengan R&D dan Inovasi sebagai baik dalam jangka pendek, jangka
dasar perencanaan pembangunan daerah menengah, dan jangka panjang; c)
yang lebih ideal dan implementatif sesuai ketersediaan terobosan pembangunan yang
kebutuhan para pemangku kepentingan dan lebih inovatif; d) meningkatnya kualitas
masyarakat yang dilayaninya. kebijakan pembangunan; e) pengembangan
Pentingnya R&D dan D&I sebagai kapasitas sumber daya manusia dan peluang
basis formulasi rencana maupun aktualisasi penciptaan modal manusia; f) menyatakan
pembangunan di daerah seringkali skala prioritas berdasarkan kebutuhan dan
menimbulkan kontroversi. Sebagian besar sesuai kondisi senyatanya; g) kecepatan
aparatur sipil negara (ASN) masih melihat pembangunan untuk mengembangkan
R&D DAN D&I hanya sebagai wacana. Hal daerah terpencil dan mereduksi kemiskinan;
ini karena persepsi yang menganggap h) mendapatkan opsi yang terbaik dan target
bahwa R&D DAN D&I tidak menarik dan yang prospektif; i) fokus dalam pencapaian
bahkan tidak urgen, sehingga dijadikan opsi target yang lebih jelas; j) tersedianya
terakhir dalam pemilihan instrumen parameter dan standar pengukuran
fasilitasi program/kegiatan pemerintahan keberhasilan pembangunan; k) terciptanya
daerah. Disisi lain, para pengelola pembangunan inklusif, dinamis, dan
pembangunan daerah pada umumnya belum berkelanjutan; l) ketepatan dan kecepatan
terbiasa menggunakan hasil kelitbangan dalam memobilisasi sumber daya terbaik
sebagai basis dalam penyusunan termasuk pemanfaatan bantuan luar negeri;
perencanaan pembangunan di daerah. m) ketepatan distribusi sumber daya untuk
menghasilkan nilai tambah; n)

222
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pengembangan pasar dan menjamin teknologi, pertukaran gagasan, dan


kepastian antisipasi kegagalan pasar; o) konsultasi yang berkaitan dengan
terjaminnya pelaksanaan manajemen risiko pembangunan daerah. R&D dan D&I
perencanaan dan pembangunan daerah; p) menjadi fungsi analisis perencanaan
efisiensi waktu, energi, dan berbagai sumber pembangunan daerah untuk menemukan
daya lainnya; dan q) menstimulasi multi solusi permasalahan atas isu-isu aktual yang
pihak diberbagai sektor untuk berkontribusi menjadi prioritas penanganan pada
dalam pembangunan; kesempatan pertama.
Prinsip dasar pelaksanaan R&D dan Adanya ketimpangan pembangunan
D&I yang mengutamakan kolaborasi dan manusia, khususnya antarwilayah
kerjasama multi pihak menghadirkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
pendekatan partisipatif dalam Tenggara, merupakan hasil penelitian dan
pembangunan, sehingga mewujudkan pengembangan. Karenanya, menjadi faktor
pembangunan yang lebih inklusif. Sebab, penarik (demand factor) yang
melalui R&D dan D&I perencanaan mengharuskan para pengambil keputusan
pembangunan lebih mampu (decision maker) segera menetapkan model
mengakomodasi dan mengadopsi perencanaan berbasis kelitbangan (R&D
pendekatan pembangunan baik top down dan D&I). Penyelenggaraan perencanaan
maupun bottom up dengan skala prioritas, pembangunan yang mengacu pada hasil
strategi, tahapan yang tepat, dan R&D dan D&I diyakini mampu mereduksi
pelaksanaannya yang berbasiskan hasil berbagai persoalan ketimpangan capaian
(result-based plan). pembangunan manusia yang terjadi
Hanya melalui R&D dan D&I dapat ditigabelas kabupaten. Pengimplementasian
disatukannya berbagai unsur perencana R&D dan D&I dalam perancangan
maupun pelaksana pembangunan dari pembangunan daerah memerlukan
berbagai sektor dalam suatu kolaborasi komitmen kuat para kepala daerah dan
multi-pihak. Kolaborasi multi-pihak kepala perangkat daerah, terutama dalam
memudahkan koordinasi, konsultasi, dan perancangan dan formulasi strategi
komunikasi antaraktor pembangunan dalam pembangunan di masing-masing daerah.
perumusan/penyiapan rancangan
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
pembangunan daerah. Koordinasi multi-
pihak semakin intensif karena keterlibatan Simpulan
sektor publik, sektor swasta, masyarakat, Dinamika dan problematika
dan mitra pembangunan yang berkenaan kewilayahan merupakan bagian dari
dengan agenda pembangunan daerah. R&D penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan D&I juga memiliki metode akurat untuk yang dialami oleh semua strata
melakukan pemantauan dan evaluasi pemerintahan daerah diseluruh Indonesia.
program/kegiatan pembangunan beserta Pada hakekatnya, seluruh pemda
persetujuan/amandemennya. berdasarkan kewenangan yang dimilikinya
R&D dan D&I memudahkan proses senantiasa berupaya memberikan
eksplorasi dan alokasi sumber daya untuk pelayanan yang terbaik untuk
pembangunan sosio-ekonomi termasuk masyarakatnya. Beragam modal
pemantauan dan mengevaluasi rencana, pembangunan yang dimiliki senantiasa
kebijakan, dan program/kegiatan dihadapkan pada keterbatasan dan kendala
pembangunan. Metode dan pendekatan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
perencanaan pembangunan berbasis R&D Sayangnya, belum semua agenda
dan D&I memfasilitasi implementasi pembangunan didasarkan pada hasil
kebijakan dan program pembangunan kelitbangan yang mencakup penelitian dan
secara tepat dan berkualitas. Selain itu, pengembangan disertai desain dan inovasi.
penerapan prosedur R&D dan D&I yang Keadaan ini sejatinya menjadi peluang
ketat dengan standar yang tinggi akan bagi pemda dalam menyusun strategi yang
menghasilkan pola acu (platform) bagi tepat berbasis kelitbangan demi
terselenggaranya transfer pengetahuan, alih

223
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

pengelolaan pembangunan dimasing- manusia (human resources) menjadi


masing daerah. Disisi lain, peringkat dan modal manusia (human capital) yang
status penyelenggaraan pemerintahan profesional, memiliki kapasitas dan
daerah kabupaten/kota di Provinsi kuriositas dalam penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu penelitian dan pengembangan, membuat
2016-2017 memiliki capaian kinerja yang desain, dan berani berinovasi demi
sangat fluktuatif. Seiring dengan itu, akselerasi pembangunan yang berkualitas
kemajuan pembangunan manusia di daerah.
diseluruh kabupaten/kota telah Selanjutnya, kepada 13 kabupaten
menunjukkan peningkatan yang cukup yang memiliki angka IPM dibawah rata-
berarti. Namun demikian, dinamika rata angka IPM Provinsi Sulawesi
capaian dan kemajuan tersebut belum Tenggara, yakni: a) Buton; b) Muna; c)
sepenuhnya diimbangi kemandirian Konawe Selatan; d) Bombana; e)
keuangan dimasing-masing pemda Wakatobi; f) Kolaka Utara; g) Buton
kabupaten/kota, sehingga dibutuhkan Utara; h) Konawe Utara; i) Kolaka Timur;
pembinaan dan pengawasan yang lebih j) Konawe Kepulauan; k) Muna Barat; l)
intensif dari pemda Provinsi Sulawesi Buton Tengah; dan m) Buton Selatan
Tenggara terutama melalui perencanaan dihimbau lebih mengedepankan aktivitas
pembangunan yang berbasis penelitian, kelitbangannya dan mengimplementasikan
pengembangan, desain, dan inovasi. perencanaan berbasis kelitbangan
(research-based planning) dengan cara
Rekomendasi
mengaktifkan unit pengelola kelitbangan
Studi ini memberi rekomendasi dalam perencanaan pembangunan daerah
kepada Pemerintah Daerah (pemda) melalui optimasi aktivitas R&D dan D&I
Provinsi Sulawesi Tenggara dan kepada secara kolaboratif.
Pemerintah Daerah dari 13 (tigabelas) Selain itu, demi mencapai ketepatan
pemda yang memiliki angka IPM dibawah pentingnya R&D dan D&I dalam
rata-rata angka IPM Provinsi Sulawesi manajemen perencanaan pembangunan di
Tenggara. Menjadi lebih ideal ketika daerah, masih diperlukan sejumlah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara aktivitas yang terkait dengan pengukuran,
dapat: 1) menugaskan perangkat daerah penilaian, dan analisis yang tentunya dapat
yang memiliki tugas dan fungsi menghadirkan lebih banyak bukti.
perencanaan pembangunan daerah dalam Validitas atas setiap asumsi yang dibangun
hal ini Badan Perencanaan Pembangunan patut pula diajukan melalui sejumlah
Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi pertanyaan empiris. Pada akhirnya,
Tenggara untuk berkolaborasi dan menjadi resolusi bagi kita sekalian untuk
mengikutsertakan Badan Penelitian dan melanjutkan penelitian dimasa depan dan
Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi berkomitmen mengimplementasikan
Sulawesi Tenggara dalam perumusan model perencanaan pembangunan daerah
perencanaan berbasis kelitbangan berbasis kelitbangan (research-based
(research-based planning) dan secara planning).
mutualistis melaksanakan pembangunan
UCAPAN TERIMA KASIH
daerah yang berbasis kelitbangan
(research-based development); 2) Penulis menyampaikan apresiasi dan
melakukan pembinaan dan pengawasan terima kasih kepada Dr. Ir. Sukanto
secara lebih intensif kepada pemda Toding, MSP., MA., Kepala Badan
kabupaten/kota untuk lebih meningkatkan Penelitian dan Pengembangan Daerah
kinerja penyelenggaraan pemerintahan (BPPD) Provinsi Sulawesi Tenggara, Dra.
daerah, pembangunan manusia, dan Zubaida Muchlisin, dan seluruh pejabat
kemandirian keuangan daerah; dan 3) beserta staf BPPD Provinsi Sulawesi
melakukan investasi manusia (human Tenggara yang telah berkenan berbagi
investment) secara massif yang dimulai data/informasi dan memberi kesempatan
dari PNSD untuk merubah sumberdaya berkolaborasi dalam mengaktualisasikan

224
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan berbasis kelitbangan untuk Hendratama, Ozi, Arif Musadad, dan Leo
meningkatkan daya saing daerah Provinsi Agung S. 2019. “Model
Sulawesi Tenggara. Pembelajaran Berbasis Arsip
Ketransmigrasian Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Meningkatkan Kemampuan
Blackburn, Keith, Victor T. Y Hung, dan Eksplanasi Sejarah Siswa SMAN 1
Alberto F Pozzolo. 2000. “Research Bangunrejo Lampung Tengah.”
Development and Human Capital Historika 22 (1) 41 - 47.
Accumulation.” Journal of
Heskett, John. 2002. Design: A Very Short
Macroeconomics 22 (2) 189 - 206.
Introduction. Oxford University
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. 2018. Press. New York: Oxford
Sulawesi Tenggara Dalam Angka - University Press Inc.
Southeast Sulawesi in Figures 2018.
Hidayat, Taufik. 2017. “Penerapan
Kendari: BPS Provinsi Sulawesi
Kriteria Reesi Sebagai Assessment
Tenggara.
Tools Monitoring dan Evaluasi
Bram, Palgunadi. 2007. Disain Produk 1: Perencanaan Pembangunan Daerah
Disain, Disainer, dan Proyek Di Indonesia.” Jurnal Kelitbangan -
Disain. Bandung: Penerbit ITB. Inovasi Pembangunan 05 (03) 266 -
Budianto, Imam. 2019. Winstarlink. 281.
Diakses January 20, 2019. ICSID. 2012. Definition of Design.
https://winstarlink.com/apakah- Diakses January 20, 2019.
indonesia-sudah-siap-dengan-era- https://web.archive.org/web/20090
digital/. 903040817/http://www.icsid.org/ab
Carmichael, D. R, O Ray Whittington, dan out/about/articles31.htm.
Lynford Graham. 2007. Kothari, C R. 2004. Research
Accountants’ Handbook. Volume Methodology: Methods &
Two: Financial Accounting and Techniques. New Delhi, India: New
General Topics. Eleventh Edition. Age International Limited.
New Jersey, USA: John Wiley &
Kurniawansyah, Helmi. 2014. “Peran
Sons, Inc., Hoboken.
Perencanaan Dalam Pembangunan
Celikel, Asli Tuncay. 2009. Factors Jalan Pada Dinas Bina Marga dan
Affecting Research and Pengairan Kota Samarinda. .” e-
Development (R&D) Collaboration Journal Ilmu Pemerintahan 2 (3)
of Multinational Enterprises 2605 - 2615.
(MNEs) and Their Local Partner
Malamassam, Daud. 2009. Modul
Firms: A Case Study of Turkish
Pembelajaran Mata Kuliah
Automotive Industry. Dissertation,
Metodologi Penelitian. Makassar:
Contemporary Management ISIK
Program Studi Kehutanan Fakultas
University.
Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Hadiyati, Ernani. 2012. “Kreativitas dan
Manuylenko, Viktoriya Valeryevna,
Inovasi Pengaruhnya Terhadap
Andrey Aleksandrovich
Pemasaran Kewirausahaan Pada
Mishchenko, Olga Borisovna
Usaha Kecil.” Jurnal Inovasi dan
Bigday, Yekaterina Leonidovna
Kewirausahaan 1 (3) 135 - 151.
Putrenok, dan Anna Valeryevna
Hartini, Sri. 2012. “Peran Inovasi: Savtsova. 2015. “A Comprehensive
Pengembangan Kualitas Produk dan Definition of the Concept of
Kinerja Bisnis.” Jurnal Manajemen Innovation in Russian and
dan Kewirausahaan 14 (1) 82 - 88. International Science.”
International Journal of Economics

225
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

and Financial Issues 5 (4) 1029 - Activities. Third Edition. Paris:


1037. OECD Publishing.
Miles, Matthew B, dan A Michael Organizationn, World Design. 2017.
Huberman. 1994. Qualitative Data Definition of Industrial Design.
Analysis: An Expanded Sourcebook. Diakses January 20, 2019.
Second Edition. California, USA: http://wdo.org/about/definition/.
SAGE Publications, Inc.
Rakhmawanto, Ajib. 2016. Rasionalisasi
Neufeldt, Victoria, dan David G Guralnik. Kebutuhan dan Distribusi PNS
1991. Webster’s New World Nasional. Civil Apparatus Policy
Dictionary of American English. Brief. Nomor: 002-Desember 2016.
Third College Edition. New York: Policy Brief, Badan Kepegawaian
Prentice Hall General Reference. Negara.
OECD. 2015. Frascati Manual 2015: Ralph, David Paul. 2010. Fundamentals of
Guidelines for Collecting and Software Design Science. Thesis,
Reporting Data on Research and Vancouver: The University of
Experimental Development, The British Colombia.
Measurement of Scientific,
Saputra, Henry Januar, dan Nur Isti Faizah.
Technological and Innovation
2017. “Pengembangan Bahan Ajar
Activities. Paris: OECD Publishing.
Untuk Menumbuhkan Nilai
OECD. 2005. Oslo Manual: Guidelines for Karakter Peduli Lingkungan Pada
Collecting and Interpreting Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.”
Innovation Data, The Measurement Profesi Pendidikan Sekolah Dasar 4
of Scientific and Technological (1) 62 - 74.

226

Anda mungkin juga menyukai