Anda di halaman 1dari 15

BAPPEDA DALAM IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

KEBIJAKAN PUBLIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester

Pengampu: Steelyana Indriasari,SP, Msi

Disusun oleh:

Risma Fadhilah Dhian C (E201500009)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

MADANI KLATEN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “ Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik yang telah memberikan tugas.
Saya juga mengucapkan terima kasih pada pihak – pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca. Saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 29 Juni 2023

Risma Fadhilah D.C


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jones (1996) Secara umum menjelaskan evaluasi kebijakan sebagai


suatu kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk menilai manfaat dari suatu
kebijakan atau program pemerintah yang mencakup sub-sub kegiatan seperti
spesifikasi obyek, Teknik pengukuran, metode analisis, dan rekomendasi
yang dihasilkannya. Evaluasi Kebijakan juga dijelaskan oleh William N. Dunn
(1998) sebagai sebuah tahapan kebijakan publik yang menempati posisi
terakhir setelah implementasi kebijakan yang ditujukan untuk mengetahui
apakah kebijakan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan harapan
masyarakat dan terbukti efektif memecahkan permasalahan yang ada atau
tidak. Melalui beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa evaluasi
kebijakan publik adalah suatu aktivitas pasca dilakukannya implementasi
kebijakan yang dirancang guna menilai kualitas dan manfaat dari kebijakan
yang telah dilaksanakan.

Melaksanakan pembangunan bukanlah suatu pekerjaaan yang cukup


mudah, namun sebaliknya adalah salah satu pekerjaan yang sangat berat
dan sulit. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan pikiran yang benar-benar
mampu dan sesuai dengan tugas dan wewenang yang menjadi tanggung
jawabnya, untuk itu dibutuhkan orang-orang yang mempunyai dedikasi,
kejujuran dan tanggung jawab akan pelaksanaan tugas dan wewenang yang
di emban oleh setiap penyelenggara pemerintahan di daerah maupun dipusat
agar peranan Bappeda dapat berjalan maksimal sebagai badan yang
berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) memiliki peran yang
sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah, karena lembaga
inilah yang bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah
sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.

Bappeda adalah badan langsung yang berada dibawah dan


bertanggungjawab kepada daerah. Selain itu, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) merupakan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dan merupakan organisasi perangkat daerah, dan
keberadaannya sebagai unsur penunjang pemerintah dibidang perencanaan
pembangunan daerah. Sesuai dengan Keputusan Presiden No.27 Tahun
1980 tentang pembentukan Bappeda Republik Indonesia dan Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional tersebut maka Pemerintahan didalam melaksanakan pembangunan
di daerah, terlebih dahulu direncanakan supaya pembangunan dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Bappeda Klaten beralamat di

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa perbedaan RPJPD, RPJMD dan RKPD?


2. Apa saja yang menjadi isu strategis daerah?
3. Apa saja program unggulan di Kabupaten Klaten?
4. Apa yang menjadi indikator kinerja utama di Kabupaten Klaten?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui perbedaan dari RPJPD, RPJMD dan RKPD.


2. Utuk mengetahui isu strategis daerah terutama Kabupaten Klaten.
3. Untuk mengetahui program unggulan di Kabupaten Klaten.
4. Untuk mengetahui indikator kinerja di Kabupaten Klaten.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN RPJPD, RPJMD dan RKPD

1. RPJPD

RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode


20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun
2025, ditetapkan dengan maksud sebagai arah dan acuan pelaku
pembangunan daerah untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
pembangunan di daerah yang sesuai dengan visi, misi dan arah
pembangunan daerah yang lebih efektif, efisien, terpadu,
berkesinambungan dan saling melengkapi dalam pola sikap dan tindak
bagi pelaku pembangunan. Setiap 20 tahun, akan ada pendataan terkait
peningkatan kualitas sumber daya manusia, sumber daya alam,
ketahanan sosial budaya, kualitas lingkungan hidup, kapasitas
infrastruktur serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan kekayaan
intelektual.
https://rembangkab.go.id/rencana-pembangunan-jangka-panjang-daerah/

2. RPJMD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


merupakan dokumen perencanaan Kabupaten Klaten untuk periode lima
tahun. RPJMD berfungsi sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam
menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis
(Renstra), dan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah. Pemerintah
Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD. Pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD
dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) secara berkala.

RPJMD bertujuan untuk menjadi acuan dasar pemecahan


permasalahan daerah melalui:

1. koordinasi antar pelaku pembangunan;


2. integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar-fungsi pemerintahan daerah
maupun pemerintah pusat;
3. partisipasi masyarakat; dan
4. penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan

Ruang lingkup RPJMD meliputi:

1. Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah


2. Tujuan, Sasaran, Strategi
3. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah dan Keuangan Daerah
4. Program Perangkat Daerah
5. Rencana Kerja dan pendanaan yang bersifat indikatif

https://bappeda-litbang.klaten.go.id/web/compro/rpjmd

3. RKPD

RKPD sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah (RPJMD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) dan program strategis nasional Pemerintah. penyusunan
rancangan awal (ranwal) RKPD yang dimulai pada minggu pertama bulan
Desember, 2 tahun sebelum tahun rencana, berpedoman pada RPJMD
provinsi, RKP, program strategis nasional dan pedoman penyusunan
RKPD. Ranwal RKPD Kota Pekanbaru disusun berpedoman pada RPJMD
Kota Pekanbaru, ranwal RKPD provinsi, RKP, program strategis nasional
dan pedoman penyusunan RKPD yang ditetapkan dengan Permendagri.

Penyusunan ranwal RKPD mencakup analisis gambaran umum kondisi


daerah, analisis rancangan kerangka ekonomi daerah, analisis kapasitas
riil keuangan daerah, penelaahan ranwal renja perangkat daerah (PD),
perumusan permasalahan pembangunan daerah, penelaahan terhadap
sasaran RPJMD, penelaahan terhadap arah kebijakan RPJMD,
penelaahan terhadap kebijakan pemerintah pada RKP dan program
strategis nasional, penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD, perumusan
prioritas pembangunan daerah dan perumusan rencana kerja program
dan pendanaan.

Dalam penyusunan ranwal RKPD, DPRD memberikan saran dan


pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil reses atau
penjaringan aspirasi masyarakat sebagai bahan perumusan kegiatan,
lokasi kegiatan dan kelompok sasaran yang selaras dengan pencapaian
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam perda tentang
RPJMD. Saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD
disampaikan secara tertulis kepada kepala Bappeda.

B. ISU STRATEGIS DAERAH

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa yang akan datang. Isu
strategis dirumuskan berdasarkan telaahan dari komponen – komponen hasil
analisis SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Dalam hal ini Kabupaten Klaten memiliki beberapa isu strategis yang
diantaranya:

1. Kesejahteraan dan Kualitas Hidup


2. Infrastruktur Pengembangan Wilayah & Antisipasi Dampak Pembangunan
Jalan Tol Solo Yogyakarta (dengan meminta exit tol untuk mempermudah
masyarakat Klaten dalam kehidupan sehari – hari, sebanyak empat exit
tol)
3. Kondusivitas Wilayah (penduduk Klaten yang sangat padat)
4. Tata Kelola Pemerintahan, Klaten Smart City & Inovasi Daerah (pelaku
UMKM yang terdapat hampir 5.000 pertahun perlahan naik kelas, dari
kecil menjadi menengah kurang lebih sebanyak 15%)
5. Daya Saing Ekonomi & Ketahanan Pangan (dengan mengembangkan
padi Rojo Lele, mencari inovasi selama 7 tahun agar padi Rojo Lele dapat
dibudidayakan kembali oleh masyarakat. Banyak yang tidak menyukai
padi ini dikarenakan batang yang cukup tinggi bisa mencapai satu meter)
6. Kelestarian Lingkungan Hidup & Mitigasi Bencana (terdapat daerah paling
resiko, misalnya tanah yang subur tetapi terdampak letusan gunung
merapi. Dari itu dilakukan mitigasi struktural dan non struktural dengan
membentuk relawan serta sosialisasi pada masyrakat)

Selain 6 isu strategis ini, ada pula arah kebijakan tahunan dalam RKPD tahun
2022 – 2026
1. Tahun 2022 yaitu pemulihan ekonomi melalui peningkatan kualitas
infrastruktur dan pengembangan potensi lokal.
2. Tahun 2023 yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penguatan
Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana wilayah yang berkelanjutan.
3. Tahun 2024 yaitu peningkatan kemajuan daerah didukung pemanfaatan
sumber daya ekonomi yang berkelanjutan.
4. Tahun 2025 yaitu peningkatan kemandirian daerah didukung penguatan
daya saing ekonomi lokal dan tata kelola pemerintahan yang baik.
5. Tahun 2026 yaitu peningkatan kualitas hidup masyarakat menuju Klaten
yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.
C. PROGRAM UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN

Untuk mencapai tujuan yang akan dikembangkan maka Klaten membuat


program unggulan agar segera tercapai. Program unggulan tersebut yaitu:
1. Penguatan ekonomi lokal dan iklim investasi
 Klaten Mapan
Mapan = mandiri pangan, mampu memenui kebutuhan bahan
pokok utama (padi dan jagung) secara mandiri dan menjadi
penyangga kebutuhan pangan Provinsi Jawa Tengah dan Nsional.
 Klaten Keren
Memanfaatkan berbagai daya tarik wisata dalam rangka
meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan sehingga
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
 Klaten Laris
Sebuah ajakan untuk membeli dan mencintai produk asli
Kabupaten Klaten.
 Klaten Santer
Santer = sahabat investor mampu menarik investor untuk
berinvestasi di Kabupaten Klaten yang memiliki keunggulan
pariwisata pertanian dan zona industri serta memiliki konektivitas
yang terintegrasi.
2. Pengurangan tingkat kemiskinan dan pengangguran
 Klaten Subur
Subur = subsidi bunga ringan, memberikan kemudahan akses
permodalan usaha bagi UMKM dengan memberikan subsidi KUR
sebesar 80% dari bunga bank yang ditunjuk pemerintah.
 Klaten Cetar
Cetar = cerdas dan trampil, meningkatkan kapasitas tenaga kerja
dan memiliki kompetensi sesuai pasar kerja serta mampu
menciptakan lapangan kerja sendiri.
 Klaten Tangkis
Tangkis = tangani kemiskinan, ditangani oleh semua Perangkat
Daerah yang didukung peran serta dunia usaha dan masyarakat.
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
 Klaten Toleran
Menjaga kerukunan antar masyarakat di Kabupaten Klaten melalui
peningkatan semangat gotong royong, peningkatan nilai – nilai
keagamaan, pengembangan kebudayaan, pembentukan FKUB dan
FKDM sampai dengan tingkat desa/kelurahan.
 Klaten Waras
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
melibatkan lintas program dan sektoral.
 Klaten Tuntas
Tuntas = turunkan anak sekolah, penanganan anak tidak sekolah
wujud pemenuhan SPM bidang pendidikan.
4. Peningkatan kelestarian lingkungan hidup, sumber daya alam, dan
pengangguran resiko bencana
 Klaten Tangguh
Masyarakat mampu beradaptasi dan menghadapi ancaman
bencana serta mampu memulihkan diri dari dampak bencana yang
dialami.
 Klaten Lestari
Mejudkan lingkungan hidup yang berkualitas secara berkelanjutan
dan memiliki sistem pengelolaan sampah terpadu, didukung peran
serta masyarakat serta penyediaan RTH sampai tingkat desa atau
kelurahan.
5. Peningkatan kualitas pelayanan publik
 Klaten Cekatan
Cekatan = cepat, kreatif, akuntabel dan transparan. Mewujudkan
pelayanan publik yang cepat, kreatif, akuntabel dan transparan
sesuai prinsip good governance.
 Klaten Cerdas yang berbasis smart city
Kota yang mampu memanfaatkan berbagai sumber daya secara
efektif dan efisien untuk menyelesaikan berbagai persoalan kota
serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
6. Pemerataan kualitas dan kuantitas infrastuktur
 Klaten Mantap
Perbaikan dan pembangunan jalan, drainase hingga irigasi secara
merata.

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA KABUPATEN KLATEN TAHUN 2021 –


2026

1. Indeks Pembangunan Masyarakat (IPMas)


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (NA)
 Tahun 2021 (0,63)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (0,65)
 Tahun 2023 (0,68)
 Tahun 2024 (0,70)
 Tahun 2025 (0,73)
 Tahun 2026 (0,75)
Target Akhir RPJMD (0,75)

2. Indeks Reformasi Birokrasi


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (57,55)
 Tahun 2021 (57,55)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (60,01)
 Tahun 2023 (60,62)
 Tahun 2024 (64)
 Tahun 2025 (66)
 Tahun 2026 (70)
Target Akhir RPJMD (70)

3. Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (-1,18)
 Tahun 2021 (1,03)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (2,52)
 Tahun 2023 (3,51)
 Tahun 2024 (4,45)
 Tahun 2025 (5,13)
 Tahun 2026 (5,47)
Target Akhir RPJMD (5,47)

4. Infrastruktur Wilayah Kondisi Baik


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (74,58)
 Tahun 2021 (75,45)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (76,11)
 Tahun 2023 (76,72)
 Tahun 2024 (77,18)
 Tahun 2025 (77,51)
 Tahun 2026 (77,72)
Target Akhir RPJMD (77,72)

5. Rasio Konektivitas
Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (0,09)
 Tahun 2021 (0,09)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (0,12)
 Tahun 2023 (0,12)
 Tahun 2024 (0,15)
 Tahun 2025 (0,15)
 Tahun 2026 (0,15)
Target Akhir RPJMD (0,15)

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (75,56)
 Tahun 2021 (75,56)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (76,46)
 Tahun 2023 (76,88)
 Tahun 2024 (77,30)
 Tahun 2025 (77,33)
 Tahun 2026 (78,15)
Target Akhir RPJMD (78,15)

7. Persentase Penduduk Miskin


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (12,89)
 Tahun 2021 (12,89)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (12,49)
 Tahun 2023 (11,69)
 Tahun 2024 (11,09)
 Tahun 2025 (10,49)
 Tahun 2026 (9,89)
Target Akhir RPJMD (9,89)

8. Indeks Pembangunan Gender


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (96,17)
 Tahun 2021 (96,17)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (96,46)
 Tahun 2023 (96,75)
 Tahun 2024 (97,04)
 Tahun 2025 (97,33)
 Tahun 2026 (97,62)
Target Akhir RPJMD (97,62)

9. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)


Kondisi Kinerja Awal RPJMD
 Tahun 2020 (52,85)
 Tahun 2021 (54,35)
Target Kinerja
 Tahun 2022 (54,68)
 Tahun 2023 (55,01)
 Tahun 2024 (55,34)
 Tahun 2025 (55,67)
 Tahun 2026 (55,99)
Target Akhir RPJMD (55,99)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bappeda mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan
pembangunan Daerah, pelaksanaan perencanaan pembangunan Daerah,
pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan
pembangunan Daerah serta menyelenggarakan tugas penelitian dan
pengembangan. Seperti yang khalayak ketahui, dalam tugas dan fungsinya,
Bappeda dituntut untuk berperan secara aktif, efektif, dan efisien dalam
membentuk kerangka pembangunan di daerah yang kuat untuk dapat
mewujudkan keberhasilan pembangunan. Maka dapat dikatakan peran
Bappeda sangat strategis dalam hal menentukan arah kebijakan pemerintah
daerah dalam bidang perencanaan pembangunan sesuai amanat UU Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh
karenanya, peranan ini sangat penting karena Musrenbang merupakan forum
publik, banyak pemangku kepentingan berkumpul untuk menyusun rencana
pembangunan di daerahnya. Pemangku kepentingan adalah pihak langsung
atau tidak langsung yang mendapatkan manfaat dampak dari perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan diantaranya yaitu Perangkat Daerah,
Pemerintah Desa/Kelurahan, perwakilan dari organisasi masyarakat, anggota
DPRD, dan pemangku kepentingan lainnya. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Bappeda mempunyai fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup dan tugasnya;
2. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis
sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;
5. pelaksanaan administrasi Badan sesuai dengan lingkup tugasnya;
6. pembinaan UPT dan Jabatan Fungsional; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.

B. SARAN
Untuk seluruh stakeholder yang terlibat dalam perencanaan pembangunan
daerah agar dapat bekerjasama dengan baik serta mengikuti seluruh
ketentuan peraturan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghasilkan dokumen
perencanaan pembangunan yang baik dan pada akhirnya dapat memajukan
pembangunan daerah khususny untuk mensejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jipp/article/view/MMIAKU
2. https://bappeda.bangka.go.id/content/tugas-pokok-dan-fungsi
3. https://www.academia.edu/34873602/
Evaluasi_Kebijakan_Publik_Perbedaan_Evaluasi_dan_Implementasi
4. https://klatenkab.go.id/smart-city-dan-tol-jadi-isu-strategis-musrenbang-klaten-
2021-2026/

Anda mungkin juga menyukai