Kelompok 5 :
1. Anisa Nur Hasanah (1.20.150.0003)
2. Riana Indrasari (E.20.150.0023)
3. Nuzulan Nurul Istiqomah (1.20.150.0014)
4. Putri Cahya Inshani (1.20.150.0015)
5. Risma Fadhilah Dhian C (E.20.150.0009)
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk mengatur kepentingan
Bangsa dan Negara. Lembaga pemerintah dibentuk umumnya untuk menjalankan aktivitas
layanan terhadap masyarakat luas. Di samping itu pemerintahan sebagai salah satu unsur
yang penting dari Negara mempunyai posisi yang diterminan dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan baik keluar maupun ke dalam karena posisinya yang
demikian strategis itu maka keberadaan Negara dan khususnya pemerintahan Negara
menjadi sangat ditentukan oleh keberhasilan pemerintahan dan pemerintah dalam
menyelenggarakan pemerintahan dalam kerangka mencapai tujuan Negara. Tujuan yang
ingin dicapai biasanya ditentukan dalam bentuk kualitatif, misalnya peningkatan keamanan
dan kenyamanan, mutu pendidikan, mutu kesehatan dan keimanan.
Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi yang
sesuai dengan Pancasila, dalam hal ini pemerintah Indonesia harus benar-benar mampu
manjalankan roda pemerintahan dengan sifat-sifat pemimpin yang sesuai dengan sistem
pemerintahannya. Sistem pemerintahan demokrasi merupakan sistem pemerintahan
dimana rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara, pemerintah
hanya sebagai pelaksana sistem pemerintahan dimana terpilihnya para tokoh di
pemerintahan merupakan hasil dari rakyat melalui pesta demokrasi yang sering disebut
Pemilu (Pemilihan Umum), dalam acara 5 tahun sekali rakyat berbondong-bondong untuk
memilih calon presiden dan wakil presiden, yang nantinya akan memimpin negara
Indonesia. Pemerintahnya yang notabene adalah berasal dari rakyat nantinya akan menjadi
pelayan rakyat, dan berkewajiban untuk bertanggung jawab atas berjalan atau tidaknya
roda pemerintahannya.
A. Variabel Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia
Ada tujuh situasi dan kondisi yang menyebabkan pemimpin pemerintahan harus otokratis
atau demokratis antara lain, factor sifat dan bentuk negara, factor geografis, factor warga
negara, factor sejarah, factor efisiensi dan efektivitas, factor politik, dan factor rezim yang
berkuasa. Jadi bisa dikatakan bahwa situasi dan kondisi dapat menentukan bagaimana
seorang pemimpin pemerintahan seharusnya akan bertindak, bahkan pada suatu situasi
dan kondisi tertentu dapat melahirkan pemimpin.
Rakyat jelata atau massa yang selama ini dikenal diam, tetapi dalam kondisi tertentu
bisa menjadi kekuatan besar ketika terjadi demonstrasi bahkan menimbulkan
anarkisme. Karena jumlah yang sangat banyak melebihi aparat keamanan, ketika terjadi
kerusuhan masa maka sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, massa di negara kita
sekalipun mesti dikenali tuntutannya, budayanya, latar belakang, dan tujuannya.
Apabila sudah mengenali, kemudian baru satu persatu dipengaruhi dalam kerumunan.
3. Variabel Penguasa sebagai Pemimpin Pemerintahan
Meski memiliki kekuasaan dan kekuatan, tetapi seorang pemimpin tetaplah manusia. Dia
memiliki perasaan sedih, gembira, iba, dendam, senang, susah, marah, galau. Suatu saat
dia bisa menjadi lembut penuh kasih, santun tetapi dapat juga berubah menjadi kejam,
licik, dan bahkan bengis ketika kemarahannya mencapai puncak. Oleh karena itu variabel ini
perlu dikaji melalui berbagai disiplin ilmu seperti : manajemen, administrasi, pemerintahan,
politik, kejiwaan bahkan ilmu kesehatan. Supaya pemimpin dapat mengambil kebijakan
dengan kebaikan moral, logika, agar penguasa dapat berbuat nahi munkar untuk
masyarakatnya.
Dalam mengikuti semangat zaman yang menyertai kepemimpinan
pemerintahan, dibutuhkan syarat-syarat kepemimpinan. Ada tiga hal penting
yang senantiasa disarankan oleh para ahli dalam mengkaji dan menganalisis
masalah syarat-syarat kepe-mimpinan, yaitu: kekuasaan, kewibawaan, dan
kemampuan. Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas dan legalitas yang mem-
berikan wewenang kepada pemimpin untuk memengaruhi dan
menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
Kewibawaan adalah kelebihan, keunggu-lan, keutamaan, sehingga
orang mampu “membawahi atau mengatur orang lain”. Mampu membuat
orang patuh dan taat pada pemimpin dan bersedia melakukan perintah atau
perbuatan sesuai dengan keinginan orang yang memerintahnya. Keteladanan
seorang pemimpin sangat dituntut dalam mengajak masyarakatnya
berpartisipasi secara sukarela dan aktif dalam segala aktifi-tas pemerintahan.
Partisipasi masyarakat melalui proses mobilisasi semaksimal mung-kin
dihindari untuk meningkatkan pendidikan politik dan tingkat kesadaran
masyarakat se-bagai anak bangsa.
Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan
kete-rampilan teknis maupun sosial yang dimiliki seorang pemimpin.
Kemampuan ini merupa-kan nilai lebih yang dimiliki seorang pe-mimpin
dibandingkan anggota masyarakat lainnya. Seorang pemimpin harus
memiliki lima kelebihan, yaitu: kapasitas berupa kecerdasan, kewaspadaan,
kemampuan, berbicara, keaslian, dan kemampuan menilai; prestasi berupa
gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, keterampilan olahraga dan seni;
tanggung jawab berupa sifat mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri,
agresif, dan hasrat untuk unggul; partisipasi yakni aktif, memiliki sosiabilitas
tinggi, mampu bergaul kooperatif atau suka bekerja sama, mudah
menyesuaikan diri, dan punya rasa humor; status meliputi kedudukan sosial-
ekonomi cukup tinggi, populer, dan tenar.
B. KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
Kepemimpinan secara umum ada berbagai titik pandang disiplin ilmu yang
memilikinya seperti ilmu jiwa, ilmu administrasi, ilmu manajemen dan ilmu
politik. Objek forma kepemimpinan pemerintahan adalah hubungan antara
pemimpin dengan yang dipimpin. Dalam hal ini yang memimpin adalah
pemerintah, sedangkan yang dipimpin adalah rakyatnya sendiri.Objek
materinya adalah manusia. Jadi, berbeda dengan ilmu pemerintahan yang
objek materinya adalah negara. Karena kepemimpinan pemerintahanobjek
materinya adalah manusia maka pengembangan ilmu ini akan bertumpang
tindih dengan ilmu jiwa, ilmu administrasi, ilmu manajemen, bahkan ilmu
ekonomi.
Bila sudah menjadi disiplin ilmu yang mandiri nantinya maka kepemimpinan
pemerintahan akan mempunyai beberapa metode. Antara lain yaitu metode
induksi yang menarik kesimpulan adalah kepemimpinan itu dilahirkan atau
dibentuk oleh lingkungan. Metode deduksi yang menguraikan fakta dan data
kepemimpinan pemerintahan seperti berbagai gaya yang dipergunakan.
Metode perbandingan ialah untuk membandingkan kepemimpinan
pemerintahan di berbagai negara, baik negara maju maupun negara
2. Kepemimpinan Pemerintahan Sebagai Seni
Dengan begitu seni memerintah tidak lebih daripada profesi seseorang yang ahli
dalam pemerintahannya. Sebagai suatu seni, kepemimpinan pemerintahan juga
berkenaan dengan bagaimana seni membujuk (persuasif), seni mendorong
(motivatif), seni menghubungkan (komunikatif), seni bagaimana memfasilitasi,
seni bagaimana mematangkan hubungan, dan seni bagaimana menjadi tauladan
yang dicontoh orang lain.
3. Kepemimpinan Pemerintahan Sebagai Moral
Dalam suatu daerah yang tidak ada kepemimpinan pemerintahan sama sekali tidak
menutup kemungkinan terjadi berbagai dekadensi moral yang anarkis, seperti
perkosaan, pelecehan, perzinahan, pencurian, perampokan, penindasan,
pembunuhan dan berbagai jenis kejahatan lainnya. Untuk itu diperlukan seorang
pemegang kekuasaan yang menegakkan aturan dengan kekuasaannya yag disebut
dengan pemimpin pemerintahan.
Untuk masyarakat yang berlaku baik dan benar, pemimpin pemerintahan harus
melayani. Karena akan terjadi berbagai permohonan pertolongan bagi pelayanan
publik, seperti fakir miskin dan anak terlantar, orang tua jompo, korban bencana
alam seperti banjir, kebakaran dan lain-lain. Untuk hal tersebut pemimpin
pemerintahan harus memberikan pelayanannya.
(Tujuan Nasional)
KESIMPULAN:
Kepemimpinan pemerintahan dalam suatu wilayah pemerintahan
sangat ditentukan oleh kapabilitas yang dimiliki oleh setiap pemimpin.
Kapabilitas yang dimaksud adalah kemampuan dalam melaksanakan
tugas pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
rakyatnya serta tuntutan masyarakat global. Dibutuhkan kemampuan
seorang pemimpin dalam memahami aspirasi rakyatnya dan
membaca kecenderungan za-man yang terus berubah.