Pa A melakukan penertiban dan pendisiplinan warganya dengan menggusur daerah
kumuh untuk kemudian didirikan prasaeana dan sarana untuk warga kota. Berdasarkan wacana diatas, cobalah anda identifikasi gaya kepemimpinan apa yang diterapkan oleh pak Johan dalam melakukan pembangunan wilayahnya. Gaya kepemimpinan yang diterapkan pleh pak Johan yaitu gaya kemepimpinan otoriter. Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan itu menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai yang disebut bawahan atau anak buah. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pemimpin. Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah. Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar. Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pemimpin digunakan untuk menekan bawahan dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama. Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku. 2. Nilai-nilai terminal yang membuat kepemimpinannya berhasil antara lain keras kepala, mengenal medan, strategi kebijakan, integritas, mengutamakan kepentingan umum, nilai-nilai kemanusiaan, kemauan untuk belajar, bertanggung jawab dunia dan akhirat, disiplin, kerja keras, menerima kritik, berani menanggung risiko, kreatif, dan inovatif dalam membangun. Disarikan dari Wirawan, Teori Kepemimpinan: Pengantar untuk Praktek dan Penelitian. Dalam melaksanakan tugasnya, Ali Sadikin menerapkan berbagai gaya kepemimpinan, diantaranya adalah gaya kepemimpinan Paternalistik. Kepemimpinan paternalistik merupakan pemimpin yang perannya diwarnai oleh sikap kebapak-bapakan dalam arti bersifat melindungi, mengayomi, dan menolong anggota organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin merupakan tempat bertanya dan menjadi tumpuan harapan bagi pengikutnya dalam menyelesaikan masalah-masalah. Di samping itu, dikatakan juga bahwa pemimpin paternalistik tidak mementingkan diri sendiri, melainkan memberikan kesejahteraan dan mengutamakan kepentingan bersama. Hal tersebut sesuai dengan realisasi Ali Sadikin sebagai tanggung jawabnya terhadap warga kota, ia membangun ratusan Pusat Kesehatan Masyarakat, ratusan sekolah, ribuan kilometer jalan, dan gang di kampong-kampung, ratusan pasar, pusat kebudayaan dan hiburan, membersihkan jutaan ton sampah, menanggulangi banjir serta mengembangkan pemakaman umum. Dari uraian-uraina di atas, berarti gaya atau perilaku kepemimpinan paternalistik dilihat dari kepemimpinan yang bersifat melindungi, secara tradisional cenderung termasuk tipe kepemimpinan otoriter karena anggota organisasi harus mematuhi setiap dan semua aturan yang ditetapkan pemimpin. Sementara itu, dilihat dari perkembangan dan kemajuan kehidupan bermasyarakat, kepemimpinan paternalistik cenderung termasuk tipe kepemimpinan demokratis karena pemimpin tidak mementingkan diri sendiri dan merupakan tempat bertanya bagi anggota organisasi, khususnya dengan memberi peluang pada anggota organisasi dalam menyampaikan ide/gagasan, inisiatif, dan kreativitas. Sumber: BMP ADPU4334
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita