Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nia Rosyla Wati

NPM : 19120421

Kelas : 4 B Reguler Pagi Banjarbaru

Mata Kuliah : Kepemimpinan

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Syahrial Shaddiq, S.T., M.Eng., M.M., IPP.

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah bidang riset dan juga suatu keterampilan praktis
yang mencakup kemampuan seseorang atau sebuah organisasi untuk "memimpin" atau
membimbing orang lain, tim, atau seluruh organisasi.

Kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi
pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang


lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Unsur-Unsur Kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan.
Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

a). Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan


menyediakan fasilitasnya.

b). Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,
directing, commanding, controling, dan sebagainya.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.

Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :


1. Teori Kepemimpinan Sifat

Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan
akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain
: sifat fisik, mental, dan kepribadian.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini


memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu

a). Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan


akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b). Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan
tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori tersebut, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab


dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik
secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa
yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus
bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

5. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif
antara pemimpin dengan bawahannya.

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima
tipe utama yaitu sebagai berikut :

1). Tipe kepemimpinan otokratis

Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :


-Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.

-Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

-Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.

-Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.

-Selalu bergantung pada kekuasaan formal.

-Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur


paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini
tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi
modern.

2). Tipe kepemimpinan militeristis

Perlu diperhatikan dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak
semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

-Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.

-Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.

-Senang kepada formalitas yang berlebihan.

-Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.

-Tidak mau menerima kritik dari bawahan.

-Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinmiliteristis jelaslah bahwa tipe pemimpin
seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3). Tipe kepemimpinan fathernalistis

Tipe kepemimpinan ini, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam
menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan
bersifat terlalu sentimentil.

Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut :
-Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

-Bersikap terlalu melindungi bawahan.

-Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.

-Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya


kreasi.

-Sering menganggap dirinya maha tau.

Pada saat keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari
segi sifat-sifat negatifnya pemimpin fathernalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas
terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4). Tipe kepemimpinan karismatis

Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukn sebab-sebab mengapa
seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini
mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat
besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan,
profil, pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.

5). Tipe kepemimpinan demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap
adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini
selalu mendahulukan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :

-Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia.

-Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan


organisasi.

-Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.

-Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan prakarsa
dari bawahan.
-Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.

-Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

-Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak
mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

Anda mungkin juga menyukai