Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ILMU PEMERINTAHAN

OLEH :
KELOMPOK 4

Adelia Mustika Rahmi (33.025) Muhammad Naufal Rivaldi (33.0562)

Andika Surya Wicaksono (33.1083) Samudra Aspenus Tarigan (33.0110)

Karina Aulia (33.0229) Syafira Nurul Amanda (33.1069)

Muhammad Arief Wira Darmawan (33.0237) Zalfa Azalea Sandita (33.0495)

MHD Harizki Pratama (33.0141)

PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN 2022
A. Pemerintahan sebagai Subjek ( Kepemimpinan Pemerintahan )
Pemerintahan sebagai subjek dapat dikatakan bahwa pemerintah sebagai pelaku
dari jalannya sebuah pemerintahan. Menurut Muslin dan Hariyati 2012 menjelaskan
bahwa pemerintahan sebagai subjek atau kepemimpinan pemerintahan adalah
kemampuan atau kemahiran seorang pemimpin dalam memperngaruhi orang lain
dalam pencapaian tujuan pemerintahan. Dimana kepemimpinan pemerintahan adalah
kemampuan mengarahkan dan menggerakkan orang – orang. Pemerintah lebih banyak
bersifat yang mengharuskan didasarkan atas adanya kekuasaan.
Adapun sikap dan sifat yang harus dimiliki dalam kepemimpinan pemerintahan di
Indonesia yaitu konsisten dan konsekuen, mengayomi, adil, arif bijaksana, penuh
Prakarsa, percaya pada diri sendiri, penuh daya pemikat, ulet, mudah mengambil
keputusan, jujur, berani mawas diri, dan komunikatif. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Earl Nightingale dan Whith Schult (1965) bahwa seorang pemimpin harus
memiliki persyaratan – persyaratan seperti :
 Kemandirian berhasrat memajukan diri sendiri
 Besar rasa ingin tahu cepat tertarik pada manusia dan benda – benda
 Multi – trampil atau memiliki kepandaian beraneka ragam
 Memiliki rasa humor, autusisme tinggi, dan suka berkawan

Pemerintahan sebagai subjek atau kepemimpinan pemerintahan memiliki tujuan


untuk mewujudkan cita – cita bangsa, seperti contohnya pemerintahan Indonesia yaitu
memiliki tujuan untuk membuat masyarakat maju yang adil dan Makmur materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila.

Pemerintahan sebuah negara harusnya memiliki teknis untuk melaksanakan tugas


dan kewajibannya, Arifin Abdurrahman (dalam Wiratmadja 1995:6) menjelaskan
bahwa ada enam teknik kepemimpinan pemerintahan yaitu:

1. Teknik Pematangan/Penyiapan Pengikut


Dalam Teknik ini terdapat dua sub teknik yaitu teknik penerangan dan teknik
propaganda. Teknik penerangan dimaksud kan untuk memberi keterangan yang
jelas dan faktual kepada orang-orang sehingga mereka dapat memiliki pengertian
yang jelas dan mendalam mengenai sesuatu hal yang menyebabkan timbulnya
kemauan untuk mengikuti pemimpin sesuai dengan rasa hati dan akalnya. Hal ini
berbeda dengan teknik propaganda yang berusaha memaksakan kehendak atau
keinginan pemimpin, bahkan kadang-kadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain,
dengan menggunakan ancaman-ancaman hukuman.

2. Teknik Human Relation


Teknik ini merupakan proses atau rangkaian kegiatan memotivasi orang,
maksudnya yaitu keseluruhan proses pemberian motif agar orang mau bergerak.
Hal-hal yang biasa dijadikan motif yaitu pemenuhan kebutuhan, yang meliputi
kebutuhan physis dan kebutuhan psikologis. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut menyebabkan orang-orang bersedia mengikuti pemimpin yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan tersebut.

3. Teknik menjadi teladan


Hakekatnya dari pemberian contoh ini diwujudkan dalam dua aspek, yaitu
aspek negatif dalam bentuk larangan atau pantangan, dan aspek positif dalam
bentuk anjuran-anjuran atau keharusan-keharusan berbuat. Dalam rangka
pemberian teladan maka si pemimpin harus dapat membatasi dan menguasai diri,
khususnya tidak menyimpang atau melanggar larangan-larangan dan sebaliknya
selalu mematuhi anjuran-anjuran.

4. Teknik Persuasi dan Pemberian Perintah


Teknik persuasi atau ajakan menunuuk kepada suatu suasana di mana antara
kedudukan pemimpin tidak terdapat batasan-batasan yang jelas. Karena itu dengan
persuasi ajakan-ajakan dilakukan dengan lunak sehingga orang orang yang diajak
itu bersedia mengikuti pemimpin dengan kemauan sendiri dan atas tanggung jawab
sendiri. Teknik pemberian perintah, yaitu menyuruh orang yang diberi perintah
untuk mematuhi yang memberi perintah melakukan sesuatu. Di belakang perintah
terdapat kekuasaan. Kekuasaan adalah wewenang dari yang memerintah ditambah
dengan kemampuan memaksakan perintah. oleh karena itu sering kali perintah ini
diperluas dengan persuasi, jadi sifatnya campuran

5. Teknik Penggunaan Sistem Komunikasi yang Cocok


Komunikasi berarti menyampaikan suatu mkasud kepada pihak lain, baik
dalam rangka penerangan, persuasi, perintah dan sebagainya. Dalam hal komuniksi
ini perlu juga dibangun saluran komuniksai yang jelas dan biasanya mengikuti
struktur organisasi.

6. Teknik Penyediaan Fasilitas – fasilitas


Apabila sekelompok orang siap untuk mengiktui ajakan si pemimpin, maka
orang-orang tersebut harus diberi fasilitas atau kemudahan, adapun beberapa
fasilitas antara lain; Kecakapan, Uang, dan waktu.

B. Pemerintahan sebagai Institusi ( Organisasi Pemerintahan )


Secara umum, pemerintahan dapat didefinisikan sebagai organisasi yang memiliki
kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di suatu wilayah
tertentu. Pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki:
 Otoritas memerintah dari sebuah unit politik;
 Kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat politik (political);
 Aparatus yang merupakan badan pemerintahan yang berfungsi dan menjalankan
kekuasaan;
 Kekuasaan untuk membuat peraturan perundang-undangan, untuk menangani
perselisihan

Institusi merupakan suatu organisasi yang ada dan pendiriannya atas dasar tujuan
yang nantinya akan langsung berhubungan dengan masyarakat. Serta segala daya
tahap struktur yang mekanismenya berdasarkan tatanan sosial serta kerjasama dalam
pembentukkan perilaku setiap individu yang terlibat dalam suatu institusi tertentu.

Pertama, secara umum arti organisasi pada kamus bahasa Indonesia adalah
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”, atau kelompok
kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Kedua,
menurut  Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro,  mengatakan organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan
tertentu. Sehingga sebuah organisasi tidak lepas dengan struktur organisasi. Karena
struktur organisasi adalah cara suatu aktivitas organisasi dibagi, di organisir, dan
dikoordinasikan.
C. Pemerintahan sebagai proses ( Hubungan pemerintahan dengan yang di perintah)
Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah adalah suatu sarana komunikasi
antara dua pihak secara timbal balik. Hubungan antara pemerintah dengan yang
diperintah secara konkret dapat dilihat dalam proses pembuatan kebijakan sebab
dalam proses ini, kedua belah pihak dapat saling bertemu serta mendiskusikan dan
memutuskan tindakan yang harus diambil untuk kebaikan bersama. Untuk sebagian
besar masyarakat, pengaruh terhadap formulasi dan pelaksanaan kebijakan
pemerintah berbentuk pengaruh yang tidak langsung, yaitu melalui perwakilan.
Ketidaklangsungan hubungan antara warga dengan pemerintah dapat disebut sebagai
jarak yang merupakan ciri khas pokok dari suatu sistem politik yang muncul pada
berbagai tahap dari proses kebijakan. Pengaruh dari kebanyakan warga terhadap
kebijakan pemerintah bersifat tidak langsung, sedangkan jalan dari pembentukan
keputusan politik kepada warga perseorangan melalui jalan hirarkis dan birokrasi
pemerintah dapat digambarkan sebagai suatu proses yang panjang dan memakan
waktu lama.Dalam bidang pemerintah, masalah pelayanan menjadi sangat penting
karena menyangkut kepentingan umum bahkan kepentingan rakyat secara
keseluruhan karena peranan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah
melibatkan seluruh aparat pegawai negeri dalam rangka peningkatan kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi suatu
hak, yaitu hak atas pelayanan. Dalam pelaksanaan pelayanan umum terdapat beberapa
faktor pendukung yang penting, diantaranya faktor kesadaran para pejabat serta
petugas yang terkait dalam pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan
kerja pelayanan, faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang
memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan, faktor pendapatan yang
dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, faktor keterampilan petugas, dan faktor
sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Keenam faktor itu masing-masing
mempunyai peranan yang berbeda tapi saling berpengaruh dan secara bersama-sama
akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik, berupa pelayanan verbal,
pelayanan tulisan atau pelayanan dalam bentuk gerakan/tindakan dengan atau tanpa
peralatan. Pentingnya peran aparat birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan menunjang keberhasilan pembangunan telah mendorong berbagai upaya ke arah
langkah penyempurnaan. Berkaitan dengan masalah ini, birokrasi dalam
melaksanakan perannya menghadapi tugas ganda yakni di satu pihak birokrasi harus
mampu melakukan kiat-kiat strategis dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada masyarakat (outward looking), di lain pihak birokrasi juga harus mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam lingkungannya (inward looking).
Ada beberapa sebab yang menjadikan pemerintah dan yang di perintah
berhubungan, sebab itu adalah :
1. Sebab organis.
Hubungan timbul karena justru sesungguhnya pemerintah itu berasal dari dan
merupakan bagian yang integral dari rakyat.
2. Sebab fungsional
Hubungan timbul karena fungsi pemerintah terhadap yang diperintah dan
sebaliknya mengharuskan adanya hubungan timbal balik antara keduanya. Tanpa
yang diperintah, pemerintah tidak ada artinya, demikian juga sebaliknya.
3. Sebab ideal
Keduanya di satukan dengan tujuan yang sama.

Hubungan yang terjadi antara pemerintah dan yang diperintah terdapat beberapa pola,
yaitu:

 Pola. A
Pemerintah dan yang diperintah digambarkan berturut-turut di bawah dan di atas.
Hubungan ini terjadi dalam hal yang diperintah berfungsi sebagai pemegang
kedaulatan.

 Pola. B
Pemerintah dan yang diperintah digambarkan berturut-turut berada diatas dan di
bawah. Hubungan ini terjadi dalam pemerintah berfungsi sebagai kepala,
sementara yang diperintah wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
tanpa kecuali.

 Pola. C
Pemerintah dan yang diperintah di gambarkan berdampingan
(sejajar/setingkat). Pemerintah di pandang sebagai sebuah organisasi sama seperti
PT atau KUD. Dalam banyak hal pemerintah berfungsi sebagai produsen dan yang
diperintah menjadi konsumen.
 Pola. D
Pemerintah dan yang diperintah juga di gambarkan sejajar/setingkat, namun dalam
nisbah yang berbeda. Pemerintah atau yang diperintah di sebut berada di muka
itulah pemegang prakasa, sedangkan yang di belakang itulah turut serta
(partisipasi)

Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah biasanya membicarakan sejauh


mana pemerintah dapat dibenarkan memaksa warganya untuk melakukan sesuatu
demi tercapainya suatu tujuan. Formulasi rincinya bervariasi, namun kebanyakan
berada pada titik-titik diantara dua kutub ekstrim, yakni pemerintah demokratis liberal
yang paksaannya minimal, dan pemerintah totaliter yang sewenang-sewenang.
Pemerintah demokratis liberal menjadikan dirinya sebagai pelayan orang-orang yang
diperintah, sedangkan yang totaliter menjadikan dirinya sebagai majikan bagi yang
diperintah (Robinson, Kuper & Kuper, 2000: 418-419)

D. Pemerintahan sebagai sistem ( Sistem Pemerintahan )


Pemerintah sebagai sebuah sistem harus memiliki suatu sistem keseimbangan yang  
dinamis, agar sistemnya dapat menjaga eksistensinya terhadap perubahan lingkungan
yang terjadi. Untuk menjaga agar sistem pemerintahan tetap seimbang dan dinamis, perlu
dibuat mekanisme umpan balik dan umpan kedepan yang terbuka dan objektif.

Sebuah sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar, yang terbentuk
dari berbagai sub-sistem. Antara sistem yang satu dengan sistem yang lain saling
mendukung sehingga membantu dalam pemecahan masalah dari satu sistem ke sistem
yang lainnya. Jadi, sebuah sistem diciptakan untuk memelihara dan melindungi
kepentingan masyarakat luas (Hasibuan, 2019). Oleh karena itu, Meadows (2009)
mengemukakan bahwa sistem bukan hanya sekedar jumlah dari bagian-bagian, tetapi
lebih dari itu. Sebab berkumpulnya bagianbagian menjadi satu satu kesatuan, membangun
sebuah sinergi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem menurut Harijono (1984: 78),bsistem adalah sekumpulan objek yang
mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap
objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional.

Menurut Jerry FutzGerald (1981 : 5) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Menurut Lani (1995: 9),
sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara
bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. Meadows (2009) mengemukakan bahwa
sistem bukan hanya sekedar jumlah dari bagianbagian, tetapi lebih dari itu. Sebab
berkumpulnya bagian-bagian menjadi satu satu kesatuan, membangun sebuah sinergi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan komponen yang saling berhubungan
sehingga membuat suatu kesatuan dan bisa mempengaruh antara komponennya. Dari
kesatuan ini kemudian memunculkan sinergi yang bermanfaat bagi lingkungannya dan
untuk mencapai tujuan tertentu.

Dilihat secara fungsional, sistem pemerintahan terdiri atas komponen-komponen


sebagai berikut: 
a) Masukan (Input) berupa : orang, uang, barang, peraturan perundang - undangan,
kebijakan, sistem dan prosedur, metode dan lain sebagainya;
b) Proses (process) berupa : pembuatan kebijakan, pembuatan perijinan, pembuatan
layanan administrasi, proses penyediaan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan,
lapangan pekerjaan, fasilitas umum, ketentraman dan ketertiban umum dan lain
sebagainya;
c) Keluaran (Output) berupa : barang dan jasa publik seperti layanan pendidikan,
layanan kesehatan, perijinan, layanan administrasi, layanan ketentraman dan
ketertiban umum, barang-barang publik yang disubsidi, dan lain sebagainya;
d) Nilai guna (Outcome) berupa nilai manfaat berbagai kebijakan publik yang dibuat
oleh pemerintah maupun penyediaan barang -barang publik bagi kepentingan
masyarakat luas,yang seharusnya digambarkan melalui tingkat kepuasan
masyarakat; 
e) Dampak (Impact) berupa : dampak langsung maupun tidak langsung dari
pembuatan kebijakan publik maupun penyediaan barangbarang publik oleh
pemerintah, antara lain berupa terpenuhinya kebutuhan dasar, sehingga tercipta
kestabilan nilai tukar rupiah, tingkat kejahatan yang menurun, dlsb;

f) Manfaat (Benefit) berupa : keuntungan langsung maupun tidak langsung yang


diperoleh karena bekerjanya sistem misalnya pertumbuhan ekonomi, kestabilan
politik, kestabilan keamanan dlsb;
g) Umpan balik (Feedback) berupa : umpan balik pada internal sistem berupa kritik
dari masyarakat, pikiran pembaca yang dimuat dalam surat kabar, demonstrasi
oleh masyarakat, diskusi-diskusi dalam rapat dinas dlsb;
h) Umpan ke depan (Feedforward) berupa : umpan kedepan berupa masukan dari
pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi kepada pemerintah pusat berjenjang ke
atas mengenai pelaksanaan kebijakan publik yang dibuat oleh masing-masing
tingkatan pemerintahan. 
i) Lingkungan (Environment) berupa : lingkungan internal dan lingkungan eksternal
dari sebuah sistem pemerintahan pada masing-masing tingkatan.

1. Monarki (Monarchy)
Monarki adalah pemerintahan yang dipimpin oleh seseorang yang telah diwariskan
secara turun temurun. Monarki, berasal dari bahasa Yunani yaitu monos yang berarti
satu, dan archein yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di
mana raja menjadi kepala negara. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah
sistem tertua di dunia. Pada awal kurun abad ke-19, terdapat lebih 900 buah tahta
kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 buah dalam abad ke-20. Sedangkan pada
dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 tahta saja yang masih ada.

2. Kesatuan 
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu sentralisasi dan
desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat
peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
i. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
ii. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
iii. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

i. Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat


kelancaran jalannya pemerintahan;
ii. Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;
iii. Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari
rakyat;
iv. Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan
bertanggung jawab tentang daerahnya;
v. Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk


mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi
rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap
memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

i. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
sendiri;
ii. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah
itu sendiri;
iii. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat
berjalan lancar;
iv. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
v. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan


kebijakan serta kemajuan pembangunan.
3. Negara federal
Negara Federal ditandai oleh adanya pemisahan kekuasan negara antara pemerintahan
nasional dengan unsur-unsur kesatuannya (negara bagian, provinsi, kawasan atau
wilayah). Pembagian kekuasaan seperti ini tercantum dalam konstitusi. Meskipun
konstitusi tersebut bisa  dirubah namun prosedur pengubahan tersebut selalu lebih sukar
dari pada penyusunan undangundang biasa. Dalam hampir semua sistem federal,
pengubahan konstitusi haruslah merupakan tindakan yang menguntungkan pemerintah
federal atau pemerintah nasional dan sebagian besar pemerintah negara-negara bagian
atau pemerintah provinsi. Sistem pemerintahan federal terutama sekali cocok bagi
negara-negara yang memiliki kawasan geografis yang luas dan bagi negara-negara yang
mempunyai keanekaragaman daerah sebagai akibat ketimpangan kondisi sosial-ekonomi
dan perbedaan kebudayaan.

Berikut ini beberapa sistem pemerintahan negara federal diantaranya seperti :


a. Sistem pemerintahan presidential
Secara pilihan sistem pemerintahan yang dianut, negara federal dan negara
kesatuan dapat menerapkan sistem manapun yang sekirannya cocok dengan
karakteristik negara masing masing. Sistem pemerintahan negara federal yang
pertama dan paling banyak digunakan adalah presidential. Sistem pemerintahan
ini dipimpin oleh presiden sebagai kekuasaan eksekutif yang dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilu. Presiden dalam sistem pemerintahan ini memiliki
peran sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh negara
dengan karakteristik negara federal yang menganut sistem pemerintahan ini
adalah Amerika Serikat.

b. Sistem pemerintahan parlementer


Sistem pemerintahan parlementer pada negara federasi dapat dicontohkan dari
negara federasi jerman yang terdiri atas 13 negara bagian dan 3 kota setingkat
negara bagian. Dalam sistem pemerintahan parlementer, parlemen memegang
peran yang sangat vital salah satunya memilih dan menggangkat maupun
menurunkan perdana menteri. 
Sistem pemerintahan parlementer dapat memiliki presiden dan perdana menteri
secara langsung dengan tugas dan wewenang yang berbeda. Presiden bertindak
sebagai kepala negara saja sedangkan perdana menteri merupakan kepala
pemerintahan. 

c. Sistem pemerintahan komunis


Sistem pemerintahan lain yang pernah di jalankan sebagai landasan kinerja
pemerintah negara federal adalah komunis. Sistem pemerintahan komunis selalu
menimbulkan banyak kontroversi bahkan pada jaman perjuangan ada larangan
terhadap sistem pemerintahan yang lahir dari kaum komunis tersebut. Negara
komunis anti kapitasi tidak akan mengakui kekayaan individu melainkan
semuanya harus rata.Contoh negara federal yang pernah menggunakan sistem
pemerintahan tersebut adalah Republik Federal Sosialis Yugoslavia yang sudah
lama tidak lagi ada karena negara di dalamnya telah merdeka satu sama lain.
Negara yang dulunya masuk dalam federal tersebut seperti Slovenia, Kroasia,
Makedonia, Bosnia- Herzegovia. Pemerintahan komunis tentu berbeda dengan
sistem pemerintahan presidensial.

d. Sistem pemerintahan liberal


Sistem pemerinatahan terakhir yang pernah dianut oleh negara federal adalah
sistem pemerintahan liberal. Sistem tersebut menjadikan negara bebas dalam
segala hal termasuk persamaan hak dan politik. Sistem pemerintahan liberal tidak
mengenal adanya batasan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun agama
sekalipun. Contoh negara federal yang pernah menerapkan sistem pemerintah
liberal tersebut adalah Kanada sebagai salah satu contoh negara negara yang
menganut ideologi liberalisme.
DAFTAR PUSTAKA

Azzamit, insan.2016.Analisis Kepemimpinan Pemerintahan (Studi Kepemimpinan Triyono


Budi Sasongko Sebagai Bupati
Purbalingga Periode 2000-2010).Skripsi. Universitas Diponegoro:Semarang
Fitria, Anisa. 2016.. Modul Perkuliahan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Mercubuana
Hidayati, Helma. 2022. Bentuk Negara Federal. Makalah
Jayadi."Diskursus Kepemimpinan Pemerintahan Kontemporer" Jurnal Ilmu Pemerintah 8, no
1(2015).
Sarah."Pemerintah Sebagai Subjek Hukum Perdata Dalam Kontrak Pengadaan Barang Atau
Jasa." Jurnal Sasi 17, no 3(2011).

Anda mungkin juga menyukai