Anda di halaman 1dari 15

KEPEMIMPINAN DEMOKRASI

DI MASA PANDEMI COVID 19

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Kepemimpinan Pemerintahan

Oleh :
DIAN ARDIANSYAH
NIM. 3506160271

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GALUH
2020
BAB I

PENDAHULUAN

Pemimpin pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan

untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan

kekuasaan dan juga mempengaruhi sesamanya untuk bekerjasama dalam

mencapai tujuan. Dan pemimpin yang demokratis merupakan pemimpin yang

mempunyai gaya kepemimpinan yang di mana pemimpin suatu organisasi

maupun kelompok menerima pendapat atau saran dari setiap anggotanya untuk

menentukan suatu keputusan bersama dalam organisasi demi mencapai suatu

tujuan.

Biasanya pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai pengontrol,

pengawas, dan pengatur dari sebuah organisasi dan memberi kebebasan bagi

orang lain untuk mengemukakan pendapat. Selain itu, peran seorang pemimpin

adalah untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil bersama telah

dilakukan/dijalankan oleh bawahannya.

Kepemimpinan yang demokratis pada umumnya mengedepankan rakyat,

sesuai dengan slogan “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”, di mana setiap

tujuan dan keputusan yang diambil adalah untuk kepentingan rakyat. Seperti yang

diterapkan oleh Indonesia.

Ciri-ciri kepemimpinan yang demokratis :

1. Wewenang pimpinan tidak mutlak (Dalam mengambil keputusan, dapat

dipengaruhi oleh bawahan dalam bentuk masukan pada saat musyawarah).


2. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan (Dalam membuat dan

mengambil keputusan, dilakukan terlebih dahulu musyawarah antara atasan

dan bawahan hingga mencapai kesepakatan).

3. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berjalan dengan baik (Dalam

melakukan komunikasi tidak terhalang rasa takut, malu, dsb yang disebabkan

oleh jabatan).

4. Adanya kebebasan mengemukakan pendapat (Bawahan mempunyai hak untuk

mengemukakan pendapat mereka secara bebas sesuai dengan asas demokrasi).

5. Pimpinan membagi wewenang kepada bawahannya (Tidak semua tugas dan

tanggungjawab harus diemban oleh pemimpin seorang, melainkan boleh

dibagikan kepada bawahan selama masih dalam batas wajar).

Dari pengertian dan ciri-ciri kepemimpinan yang demokratis di atas, maka

kita juga dapat mengimplementasikan dengan bertindak secara adil dan benar saat

mengambil keputusan bersama, tidak mengambil keputusan sendiri, memberikan

kesempatan untuk berpendapat dan menerima apapun pendapat orang tersebut,

menjunjung kesetaraan, berkomunikasi baik dengan orang lain juga berhubungan

dengan memberikan kesempatan untuk berpendapat.

Hal-hal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita,

sebagai seorang pemimpin atau hanyalah sebagian dari masyarakat Indonesia.

Seperti contohnya, ketika kita terlibat dalam sebuah organisasi, kita mempunyai

hak untuk mengemukakan pendapat kita sesuai dengan asas demokrasi dan kita

juga berkewajiban untuk menghargai pendapat yang dikemukakan oleh orang lain.

Selain dalam hal berpendapat, kita juga harus bisa berkomunikasi dengan baik
terhadap atasan atau bawahan kita dalam sebuah organisasi dengan kata-kata yang

tepat sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain dan membuat orang lain

mudah memahami maksud yang kita sampaikan.

Terkait dengan penanganan pandemi COVID -19, Presiden sebagai

pimpinan negara demokrasi, telah menyatakan bahwa akan memberikan upaya

terbaik dan paling maksimal dalam menangani virus corona atau Covid-19.

Pemerintah secara nyata hadir untuk melindungi warganya sekuat tenaga dan

menjamin keselamatan setiap warga negara. Upaya pemerintah tersebut, patut

mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Karena dengan

bersatu, bekerjasama dan bersinergi, Indonesia yakin bisa mengatasi masalah

penyebaran COVID -19.

Pemerintah Daerah diminta mengikuti arahan dari Pemerintah Pusat

melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam menangani

masalah virus corona. Arahan ini berkaitan kebijakan yang tepat untuk

penanganan masalah yang ada. Penanganan masalah virus corona mesti

terintegrasi secara nasional. Karena itu, Pemda diminta intens melakukan

koordinasi maupun konsultasi sebelum mengambil kebijakan yang diperlukan

dalam pencegahan virus corona di daerah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin

Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti

bimbing atau tuntun, dengan begitu didalamnya terdapat dua pihak yaitu yang

dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan

“pe”menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain

melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak

sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah seorang yang

mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk

dapat bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemimpin adalah

seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan

dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang

lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian

satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah seorang yang memiliki satu

atau beberapa kelebihan sebagai bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan

kebutuhan dari satu situasi zaman, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan

kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing bawahan.

Kartini Kartono (2010:38-39) mengemukakan bahwa pemimpin dalam

pengertianyang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan

memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir

atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau
posisi. Sedangkan dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang

membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan

akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

Seorang pemimpin (leader) dalam penerapannya mengandung konsekuensi

terhadap dirinya, antara lain; harus berani mengambil keputusan sendiri secara

tegas dan tepat (decision making), harus berani menerima resiko sendiri,dan harus

berani menerima tanggung jawab sendiri (the principle of absoluteness of

responsibility).

B. Pengertian Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya

sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok

untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa

orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam

bentuk apa kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri

karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu.

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks

dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan

mencapaivisi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa

organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan

proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu

kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran

yang dimilikinya.
Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar

dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak

pimpinan itu. Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan

mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota

kelompok.

Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi

berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan

terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi

kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya

organisasi.

C. Kepemimpinan Demokrasi (Demokratis)

Dalam gaya ini pemimpin sering mengadakan konsultasi dengan

mengikuti bawahannya dan aktif dalam menentukan rencana kerja yang

berhubungan dengan kelompok. Disini pemimpin seperti moderator atau

koordinator dan tidak memegang peranan seperti pada kepemimpinan otoriter.

Partisipan digunakan dan kondisi yang tepat, akan menjadikan hal yang efektif.

Maksudnya supaya dapat memberikan kesempatan pada bawahannya untuk

mengisi atau memperoleh kebutuhan egoistisnya dan memotivasi bawahan dalam

menyelesaikan tugasnya untuk meningkatkan produktivitasnya pada pemimpin

demokratis, sering mendorong bawahan untuk ikut ambil bagian dalam hal tujuan-

tujuan dan metode-metode serta menyokong ide-ide dan saran-saran. Disini


pemimpin mencoba mengutamakan "human relation" (hubungan antar manusia)

yang baik dan mengerjakan secara lancar.

Kebaikan dari gaya kepemimpinan ini adalah :

a. Memberikan kebebasan lebih besar kepada kelompok untuk mengadakan

kontrol terhadap supervisor.

b. Merasa lebih bertanggungjawab dalam menjalankan pekerjaan.

c. Produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan

bila situasi memungkinkan.

d. Ada kesempatan untuk mengisi kebutuhan egoistisnya.

e. Lebih matang dan bertanggungjawab terhadap status dan pangkat yang lebih

tinggi.

Kelemahannya adalah :

a. Harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi.

b. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan.

c. Memberikan persyaratan tingkat "skilled" (kepandaian) yang relative tinggi

bagi pimpinan.

d. Diperlukan adanya toleransi yang besar pada kedua belah pihak karena jika

tidak dapat menimbulkan perselisihpahaman.

D. Pandemi Virus Corona (Virus Covid 19)

Sebelum resmi disebut Covid-19, para ilmuwan menyebut virus corona

terbaru ini sebagai coronavirus 2019-nCoV yang mengacu pada novel

coronavirus. Virus corona jenis baru yang disebut SARS-CoV-2, yang

sebelumnya disebut 2019-nCoV adalah virus jenis baru yang belum diidentifikasi
pada manusia sebelumnya. Penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 inilah

pada akhirnya disebut Covid-19. Jadi, virus jenis baru ini akhirnya lebih dikenal

sebagai corona Covid-19. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang bisa

menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan paling

parah, seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom

Pernapasan Akut Parah (SARS).

Sejak pertama kali virus ini terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember

2019, wabah ini telah berkembang sangat cepat. WHO lalu melabeli wabah virus

corona Covid-19 ini sebagai pandemi global. Gejala khas corona Covid-19 sendiri

termasuk demam, batuk, kesulitan bernapas, nyeri otot hingga kelelahan. Pada

kasus yang lebih parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia berat, sindrom

gangguan pernapasan akut, sepsis dan syok septik.

Pada Bulan Maret 2020 awal, Indonesia memulai perperangan untuk

menghadapi pandemi Virus Corona (Virus Covid 19) yang mulai masuk di

Indonesia. Tentunya dengan masuknya pertama kali Virus Corona (Virus Covid

19) di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak langsung untuk negara

Indonesia yang paling terasa adalah dampak dari Perekonomian dari negera

Indonesia.

Sebagai informasi, Virus Corona (Virus Covid 19) adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan

penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada

bulan Desember 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan pada bulan

maret WHO mengumumankan bahwa Virus Corona (Virus Covid 19) ini
merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah

meluas disetiap negara.

E. Kepemimpinan Demokrasi di Masa Pandemi Covid 19

Untuk menghindari serta mencegah penyebaran wabah Virus

Corona/Covid-19  yang sedang dihadapi pemerintahan Indonesia ini, diperlukan

adanya komunikasi  krisis yang dilakukan oleh pemerintah  Indonesia dengan

masyarakatnya. Komunikasi krisis adalah proses dialog antara pemerintah dengan

publik yang dilakukan dengan tujuan untuk menangani krisis yang sedang

melanda negara. 

Oleh karena itu dengan melakukan komunikasi krisis antara pemerintah

dan masyarakat diharapkan masyarakat dapat mengetahui kemana mereka harus

berhubungan segera jika wabah Virus Corona/Covid-19 ini mulai meluas dan

bagaimana cara agar mengurangi resiko terjangkit oleh wabah Virus

Corona/Covid-19. Oleh sebab itu pemerintah sudah berupaya untuk menyampai

informasi mengenai penanggulangan penyebaran virus corona/covid-19 kepada

masyarkat melalui media sosial atau melalui media massa. Namun di dalam

menerima sebuah informasi masyarakat harus lebih teliti dan memilah informasi

agar tidak termakan oleh berita hoax yang sedang beredar dan diharapkan

mengambil informasi dari sumber terpercaya.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menetapkan Indonesia dalam

status bencana nasional nonalam Covid-19 yang meningkat tajam dalam beberapa

hari terakhir.  Maka dari itu untuk menanggulangi  hal ini pemerintah melakukan

berbagai upaya untuk menekan penyebaran Virus Corona/Covid-19 mulai dari


menyediakan rumah sakit rujukan untuk pasien corona, meluncurkan situs resmi

mengenai informasi Virus Corona/Covid-19, masyarakat dihimbau untuk

menghindari kerumunan orang-orang banyak, mengurangi jumlah aktivitas di luar

rumah serta membuat proses belajar menjadi didalam rumah (daring atau online)

dan meningkatkan pelayanan pengetesan infeksi Covid-19 dan pengobatan secara

maksimal. Dalam menghadapi hal ini diharapkan seluruh masyarakat mampu

mantaati anjuran-anjuran yang telah di informasikan pemerintah kepada

masyarakat.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, memuji aksi tanggap Corona di Indonesia.

Selain penanganan Virus Corona sudah optimal, strategi Indonesia untuk

menanggulangi wabah penyakit tersebut telah sesuai standar internasional.

Salah satu instruksi yang diberikan Presiden Joko Widodo adalah

Pemerintah harus menunjukan bahwa Pemerintah serius, Pemerintah siap dan

Pemerintah mampu untuk menangani outbreak ini. Persepsi tentang kesiapan dan

keseriusan Pemerintah perlu disampaikan kepada publik melalui penjelasan yang

komprehensif dan berkala, dengan menjelaskan apa yang sudah dan akan

dilakukan oleh Pemerintah.

Tujuan komunikasi krisis antara pemerintah dan masyarakat adalah:

1. Menciptakan masyarakat yang tenang, dan paham apa yang mereka harus

lakukan bagi lingkungan terdekatnya;

2. Membangun persepsi masyarakat bahwa Negara hadir dan tanggap dalam

mengendalikan situasi krisis yang terjadi

Empat Pilar Komunikasi Publik Terkait Covid-19


1. Himbauan masyarakat tetap tenang dan waspada

2. Koordinasi dengan instansi terkait.

3. Pemberian akses informasi ke media

4. Pengarusutamaan gerakan “cuci tangan dengan sabun

Narasi utama dalam penyampaian komunikasi oleh Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah kepada masyarakat yaitu: “Pemerintah Serius, Siap dan

Mampu Menangani COVID-19” “Masyarakat Tetap Tenang dan Waspada”

“COVID-19 Bisa Sembuh”

Kegiatan Komunikasi Pemerintah Pusat, meliputi:

1. Membentuk Tim Komunikasi.

2. Menunjuk Juru Bicara dari Kementerian Kesehatan yang memiliki artikulasi

dan kemampuan dalam menghadapi media.

3. Membuat media center.

4. Membuat website sebagai rujukan informasi utama.

5. Menyampaikan data harian nasional secara berkala melalui konferensi pers

(yang dilakukan HANYA oleh Juru Bicara COVID-19), rilis dan update di

website:

a. Jumlah dan sebaran, Orang dalam Risiko (ODR).

b. Jumlah dan sebaran, Orang dalam Pemantauan (ODP).

c. Jumlah dan sebaran, Pasien dalam Pengawasan (PDP).

d. Jumlah dan sebaran, pasien yangsudah dinyatakan sehat.

e. Jumlah dan sebaran, spesimen yang diambil.

f. Jumlah dan sebaran, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen.


6. Membuat produk komunikasi dan menyebarkan Informasi lain tentang:

a. Penjelasan dasar mengenai apa COVID-19

b. Penjelasan Pencegahan wabah COVID-19.

c. Protokol penanganan dari Orang dalam Pengawasan sampai dinyatakan

sehat.

d. Kriteria Pasien dalam Pengawasan.

e. Tindakan terhadap Pasien dalam Pengawasan.

f. Penjelasan tentang karantina dan karantina yang dapat dilakukan di rumah.

g. Kriteria Orang dalam Pemantauan.

h. Protokol penanganan orang masuk dari negara berisiko dan pengawasan di

perbatasan.

i. Protokol WHO tentang penggunaan masker dan alat pelindung diri yang

digunakan

j. Protokol komunikasi sekolah.k.Kesiapan logistik dan pangan.

k. 132 rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.

l. Penjelasan tentang pemeriksaan kesehatan beserta biaya yang dibebankan.

m. Penjelasan virus mati dalam 5-15 menit.

n. Penjelasan detail tentang fasilitas HOTLINE Pemerintah Pusat: 119.

o. Penjelasan mengenai hoax dan disinformasi yang terjadi

Pihak-Pihak Yang Terlibat :

Berikut merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi

penanganan COVID-19:
1. Instalasi Kesehatan Tingkat Pertama

2. Rumah Sakit Rujukan.

3. Dinas KesehatanProvinsi danKota/Kabupaten.

4. Dinas Kominfo Provinsi dan Kota/Kabupaten

5. Kementerian Kesehatan RI.

6. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

7. Kantor Staf Presiden RI

Satu lagi Protokol Komunikasi yang menjadi panduan bagi seluruh elemen

pemerintah dalam memberi informasi seputar Covid-19 kepada publik. Protokol

ini juga mengatur alur komunikasi pusat dan daerah. Diharapkan melalui protokol

ini akan terjuwud komunikasi pemerintah yang baik sehingga tidak menimbulkan

kepanikan di masyarakat.

Informasi terkait virus corona dilakukan satu pintu melalui pusat informasi

virus corona pada Kemenkes RI. Presiden Jokowi juga telah menunjuk Sekretaris

Ditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto sebagai juru bicara khusus untuk

berbicara soal COVID-19 Corona. Masyarakat Indonesia diharapkan agar tetap

tenang dan tidak memberikan reaksi berlebihan serta menggalakkan hidup bersih

dan sehat untuk mencegah penularan COVID-19. Publik juga dihimbau agar

membatasi publikasi yang tidak perlu dan tidak menyebarkan informasi yang

simpang siur, bohong atau hoax terkait virus Corona yang dapat menimbulkan

kepanikan masyarakat.
BAB III

PENUTUP

Dalam menghindari serta mencegah penyebaran wabah Virus

Corona/Covid-19  yang sedang dihadapi pemerintahan Indonesia ini, sebagai

negara yang menganut sistem demokrasi tentutnya diperlukan adanya komunikasi

krisis yang dilakukan oleh pemerintah  Indonesia dengan masyarakatnya.

Pemerintah menunjukan bahwa Pemerintah serius, Pemerintah siap dan

Pemerintah mampu untuk menangani outbreak ini. Persepsi tentang kesiapan dan

keseriusan Pemerintah perlu disampaikan kepada publik melalui penjelasan yang

komprehensif dan berkala, dengan menjelaskan apa yang sudah dan akan

dilakukan oleh Pemerintah.

Protokol Komunikasi yang menjadi panduan bagi seluruh elemen

pemerintah dalam memberi informasi seputar Covid-19 kepada publik. Protokol

ini juga mengatur alur komunikasi pusat dan daerah. Diharapkan melalui protokol

ini akan terjuwud komunikasi pemerintah yang baik sehingga tidak menimbulkan

kepanikan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai