Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung
pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan
ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik
maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan
di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Menurut Wahjosumidjo (2015:17) kepemimpinan di terjemahkan kedalam istilah
sifat- sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola- pola, interaksi,
hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan
persuasif, dan persepsi dari lain- lain tentang legitimasi pengaruh.
Miftah Thoha (2010:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi
perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan
maupun kelompok.
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi
ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
Menurut C. Turney (1992) dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010:74)
mandefinisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan oleh
seseorang dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknik- teknik manajemen.
George R. Terry (Miftah Thoha, 2010:5) mengartikan bahwa Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

6
Dale Timple (2010:58) mengartikan Kepemimpinan adalah proses pengaruh
sosial di dalam mana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam
usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan kepemimpinan yang dilakukan seorang
pemimpin juga menggambarkan arah dan tujuan yang akan dicapai dari sebuah
organisasi. Sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh bagi nama
besar organisasi.
Menurut Sudarwan Danim (2004:56) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang
dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Martinis Yamin dan Maisah (2010:74) kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota
kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan bentuk
strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita
sebut sebagai pemimpin.
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaanya dalam mencapai tujuan.
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung
jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan. Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Secara sederhana
pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain,
sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Kartini Kartono (2003:48) mengemukakan kepemimpinan sebagai
berikut, Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi situasi khusus.
Sebab dalam satu kelompok yang melakukan aktivitas- aktivitas tertentu, dan punya
tujuan serta peralatan khusus, pemimpin kelompok dengan ciri- ciri karakteristiknya
itu merupakan fungsi dari situasi khusus tadi. Jelasnya sifat-sifat utama dari

7
pemimpin dan kepemimpinannya harus sesuai dan bisa diterima oleh kelompoknya,
juga bersangkutan, serta cocok-pas dengan situasi dan zamannya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kepemimpinan merupakan cara seorang
pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tententu sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah
satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan
situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk
melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang
pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan
menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi
tersebut.

2.2 Tipe Kepemimpinan


Para ahli filsafat dan ahli teori sosial telah berusaha untuk menyimpulkan
pandangannya dengan mengajukan bermacam-macam tipologi kepemimpinan.
Didalam In The Republic, Plato mengajukan tiga tipe kepemimpinan :
1. Ahli filsafat, negarawan ya ng memerintah republik dengan penalaran dan
keadilan.
2. Militer, untuk mempertahankan negara dan pelaksana kebijaksanaan.
3. Pedagang, menyediakan kebutuhan material penduduk.
Sedangkan Conway, membagi tiga tipe kepemimpinan masyarakat sebagai berikut :
1. Crowd-compller, membakar semangat para pengikut dengan pandangan-
pandangannya.
2. Crowd-exponent,merasakan dan mengekspresikan apa yang menjadi
keinginan masyarakat.
3. Crowd-representative,hanya dengan bermodalkan suaranya saja ia
membentuk pendapat dari rakyatnya.
Pembagian dari Conway tersebut di atas dipengaruhi oleh Le Bon (1897) yang
menggambarkan pemimpin masyarakat sebagai manusia pelaksa (man of action)
yang sangat meyakinkan, yang memiliki keyakinan sangat kuat dan secara sungguh-

8
sungguh menolak semua penalaran dari luar diri dan memaksa massa untuk
mengikutinya.
Actuanting adalah menggerakan untuk bekerja. Actuanting ini dapat berupa
kepemimpinan (leadership), perintah, intruksi, komunikasi, nasihat (counseling)
perundingan-perundingan, pengawasan, mengetahui dan memenuhi keinginan-
keinginan dari pada pekerja perorangan, mengusahakan adanya serta
mempertahankan hubungan-hubungan antara anggota kelompok serta menjalankan
manajemen partisipatif. Kepemimpinan menunjukan proses kegiatan seseoreng
dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan
atau tingkah laku orang lain.
Dalam pengertian umum, kepemimpinan menunjukan proses kegiatan seseorang
dalam memimpin, membimbing, mempengaruh atau mengontrol pikiran, perasaan
atau tingkah laku orang lain. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui suatu karya,
seperti buku, lukisan dan sebagainya, atau melalui kontrak pribadi antara seseorang
dengan orang lain secara tatap muka (face to face).
Kepemimpinan melalui karangan atau ciptaan yang dituangkan dalam bentuk
buku atau lukisan dapat dikatakan kepemimpinan yang tidak langsung, karena sang
pemimpin dalam usaha mempengaruhinya tidak seketika pada saat ia melakukan
kegiatan. Pemimpin-pemimpin jenis ini adalah para ilmuan, seniman atau satrawan
yang hasil karyanya atau ide idenya dapat mempengaruhi orang lain.
Kepemimpinan yang bersifat tatp-muka berlangsung melalui kata-kata secara
lisan. Kepemimpinan jenis ini bersifat langsung, karena sang pemimpin dalam
usahanya mempengaruhi orang lain, bergiat langsung kepada sasarannya. Oleh
karena bertatap muka, ia mengetahui seketika hasil kegiatannya itu. Berkenaan
dengan berkembangnya teknologi seperti radio dan televisi, kegiatan kepemimpinan
melalui kata-kata lisan ini dapat lebih efektif dengan memperoleh sasaran yang
jumlahnya jauh lebih banyak dari pada kalau berhadapan muka.
Keberhasilan seorang pemimpin banyak bergantung dari keberhasilan dalam
kegiatan komunikasi. Seseorang tak mungkin menjadi pemimpin tanpa punya
pengikut. Lebih tinggi kedudukannya sebagai pemimpin, akan lebih banyak

9
pengikutnya. Akan tetapi tak mungkinlah ia dapat menaiki anak tangga
kepemimpinannya tanpa kemampuannya tanpa kemampuan membina hubungan
komunikatif dengan pengikut-pengikutnya dan bakal pengikut-pengikutnya.
Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan nempak dalam suatu
pola yang menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara
seseorang yang memimpin dengan seseorang yang dipimpin juga akan nampak
dalam pribadi seorang pemimpin. Berdasarkan teori aliran Behaviorisme, titik
perhatian kepemimpinan adalah pada kegiatan kelompok, interaksi dan kepuasan
anggota. Teori ini sebenarnya mengarah pada bentuk organisasi yang formal, atas
dasar inilah maka timbul beberapa tipe kepemimpinan, sebagai berikut :
1. Otoriter (Dominator)
2. Persuatif (Crowd Crouser)
3. Demokratis (Group Developer)
4. Intelektual (Eminent Man)
5. Eksekutif (Administrator)
6. Representatif (Spokesman)

Tipe kepemimpinan otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan


tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan
dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada
bawahannya ini akan diproyeksikan tersebut dapat tercapai dengan baik. Disini
bawahannya hanyalah suatu mesin yang dapat digerakan sesuai dengan kehendaknya
sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan. Jika
seorang guru di kelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini maka jelas muridnya akan
menjadi pasif dan mati inisiatifnya, dan gurulah yang selalu paling benar.
Kepemimpinan secara otoriter artinya pemimpin menganggap organisasi sebagai
milik sendiri. Ia bertindak sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan
menganggap mereka itu sebagai bawahan dan merupakan sebagai alat. `Cara
menggerakan para anggota organisasi dengan unsur-unsur paksaan dan ancaman
pidana. Bawahan adanya hanya menurut dan menjalankan perintah atasan serta tidak

10
boleh membantah, karena pimpinan secara ini tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat
Rapat-rapat atau musyawarah tidak dikehendaki. Berkumpul hanya untuk
menyampaikan instruksi-intruksi atau perintah. Pemimpin semacam ini hanya
menggantungkan kekuasaannya atas pengangkatan formalnya dan semua tindakannya
tidak boleh diganggu gugat dan kekuasaan yang kuat ini mudah menimbulkan sikap
menyerah tanpa syarat. Dalam hal ini para anggota kelompok cenderung untuk
mengabaikan perintah atau tugas.
Tipe kepemimpinan yang demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang
mengacu pada hubungan. Disini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan
dengan yang dipimpinnya. Segala kebijakasaan pemimpin akan merupakan hasil
musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering
turun ke bawah guna menggunakan informasi yang juga akan berguna untuk
membuat kebijaksanaan- kebijaksanaan selanjutnya. Tipe kepemimpinan yang
demokratis ini meskipun memiliki kesamaan akan tetapi harus dibedakan dengan tipe
kepemimpinan yang laissez faire. Di dalam tipe kepemimpinan yang laissez faire,
terdapat keterbatasan yang tak ada batasnya sedangkan pada tipe kepemimpinan yang
demokrastis itu tetap terdapat keterikatan antara yang dipimpin dengan pemimpin
guna mencapai tujuan organisasi.
Dewasa ini yang populer tedapat teori yang membagi tipe kepemimpinan
berdasarkan demokratif dan otokratik. Sebenarnya otokratik disebut juga orientasi
tugas atau struktur, sedangkan demokratik disebut juga orientasi manusia.
Berdasarkan pembagian dari tipe kepemimpinan ini sebenarnya mempersoalkan
cara-cara dan gaya kepemimpinan karena sebenarnya tiap pemimpin dalam mencapai
tujuannya memiliki kekhasan sendiri, apakah ia akan lebih memperhatikan
kepentingan pengikutnya pemanfaatan interaksi, kegunaan dari pada instrumen, atau
karisma atau kewibawaan.
Dalam hal ini dengan sendirinya akan kembali terhadap pandangan hidup cara
penyelesaian masalah sebagai variabel lain perlu diperhatikan siapa dan apa yang
harus dipimpin, misalnya kelompok kecil perusahaan, militer dan sebagainya.

11
Pimpinan birokrasi akan lebih loyalitas kedudukan dan berdasarkan alasan rasional,
sedangkan pimpinan yang memiliki kharisma akan lebih menggunakan pengikut yang
setia dan sering mempergunakan pengawal-pengawal yang mempercayainya.
Pemimpin dapat diklasifikasikan berdasrkan beberapa prinsip. Sebagi kriteria
dalam prinsip ini menggunakan hubungan atau komunikasi dengan bawahannya,
dapat dikategorikan berdasarkan tipe kepemimpinan sebagai berikut :
1. Pemimpin yang persuatif, dimana pemimpin mengadakan hubungan yang
erat dengan bawahannya.
2. Pemimpin yang dominan, dimana hubungan terbatas jika ada problema-
problema.
3. Pemimpin institusional, atau disebut juga heads, dimana kepemimpinannya
banyak didelegasikan pada para eksekutif
4. Pemimpin cerdik pandai, dimana pengaruhnya dirasakan besar sekali dan
dapat mempengaruhi rakyat sekalipun ia sudah meninggal.
Berdasarkan perkembangkan, pemimpin diklasifikasi menjadi :
1. Pemimpin yang berdasarkan kemampuan sendiri, dimana ia memperoleh
kedudukannya berdasarkan prestasi dan penonjolan dirinya.
2. Pemimpin yang lahir dari kelompok dan dipilih oleh kelompok sendiri.
3. Pemimpin karena jabatan atau kepala, dimana ia memiliki suatu posisi dalam
peranan yang cukup besar untuk menggunakan wewenangnya.
Floyed D. Ruch, mengemukakan tiga pembagian besar mengenai tugas dan fungsi
seorang pemimpin dalam kelompok, yaitu :
1. Menentukan struktur dari suatu situasi tertentu (structuring the situation),
yaitu :
a. Menjelaskan hal-hal yang sulit kepada para anggota.
b. membedakan hal-hal atas dasar urutan kepentingannya (order of Priority)
c. Memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai.
d. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam
rangka kerja kelompok.
e. Membantu para anggota untuk mencapai kebutuhan masing-masing dalam

12
rangka kerja kelompok.
f. Menyelesaikan konflik antar anggota atas dasr kerangka pemikiran
tertentu (frame of reference).
g. Mengusahakan agar para anggota memiliki kerangka pemikiran tertentu.
h. Mengatasi perasaan tak aman dan ragu-ragu yang ada di antara anggota
dengan jalan menunjukan perspektif waktu.
2. Mengadakan pengawasan atas perilaku para anggota dalam kelompok, yang
dilakukan dengan cara :
a. Mengatasi penyimpangan atau penyelewengan para anggota.
b. Memberikan hadiah atau hukuman bilamana dipandang perlu.
c. Menjaga penyalahgunaan kepentingan kelompok oleh individu-individu
tertentu dan juga sebaliknya.
3. Menjadi juru bicara kelompok ke pihak luar, seperti dengan jalan :
a. Menyatakan dan menerangkan kebutuhan kelompok kepada dunia luar,
antara lain mengenai sikap, pengharapan dan kehawatiran dari
kelompoknya.
b. Pendek kata, berbicara keluar untuk kpentingkan dari atas nama
kelompoknya.
David krech dan R. Cruchfield, mengemukan fungsi yang mungkin dipegang oleh
seorang pemimpin kelompok, yaitu sebagai :
1. Pelaksanaan, artinya melaksanakan apa yang diputuskan atau dimintakan oleh
kelompok Perencana, maksudnya hanya membuat rencana saja, yang
pelaksaannya diserahkan kepada para anggota.
2. Pembuat kebijakan, yaitu hanya membuat kebijakan (policy) tertentu saja
yang digariskan untuk diikuti kelompok
3. Sebagai ahli, yaitu dia sendiri atau bertindak sebagai aeorang yang
mempunyai keahlian dalam menggarap sesuatu dalam kelompok.
4. Wakil kelompok ke luar, maksudnya hanya mewakili kelompok saja untuk
hal-hal yang perlu diselesaikan dengan pihak luar.
5. Pengawas hubungan dalam kelompok, yaitu mengawasi atau mengamati

13
jalannya interaksi antar anggota kalau-kalau ada masalah.
6. Pemberi hadiah atau hukuman, artinya hanya bertindak memberikan hadiah
atau pujian bagi seseorang anggota yang dianggap baik, atau hukuman seperti
teguran kalau ada anggota tidak baik/melakukan kesalahan
7. Wasit dan perantara, artinya hanya bertindak mendamaikan jika ada
perselisihan antar anggota, atau hanya perantara penyampaian sesuatu jika ada
hal yang sulit disampaikan lansung oleh anggota.
8. Sebagai contoh atau teladan, maksudnya hanya memberikan contoh
bagaimana cara mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu kepada anggota.
9. Lambang kelompok, artinya sebagai simbol atau lambang saja dan tidak
punya arti lain yang lebih dari itu.
10. Wakil penaggung-jawab, artinya hanya menanggung-jawab sesuatu pekerjaan
yang sebetulnya harus menjadi tanggung-jawab para anggota kelompok.
11. Pemuka ideologi, artinya dialah yang mengemukan atau mengajukan gagasan,
sedangkan pelaksanaan selanjutnya dari gagasan.
12. Sebagai tokoh Bapak, maksudnya diperlakukan sebagai seorang Bapak dari
sebuah kelompok.
13. Sebagai kambing hitam (scape goat), yaitu hanya menjadi kambing hitam atau
tumpunan arus jika terjadi sesuatu hal yang tidak baik.

2.3 Tujuan Kepemimpinan


Kepemimpinan mempunyai penekanan yang sama yaitu arah dan tujuan bagi
organisasi. Kepemimpinan lebih banyak berfokus menciptakan visi ke depan bagi
organisasi dan mengembangkan strategi jauh ke depan tentang perubahan-perubahan
yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi tersebut bagi organisasi. Kepemimpinan
lebih banyak memandang pada horizon yang luas (keeping eye on the horizon) dan
menekankan hasil-hasil jangka panjang (long term result) Kotter,1996.
Visi merupakan sebuah gambaran dari ambisi, bentuk impian yang diinginkan
bagi organisasi. Sebagai contoh Motorola mempunyai visi sederhana “untuk menjadi
perusahaan utama di dunia”. Menurut majalah Fortune ciri-ciri yang muncul dari

14
“100 perusahaan terkemuka di Amerika” adalah mempunyai seorang pemimpin yang
tangguh, visioner dan memiliki tujuan yang jelas dalam meningkatkan nilai
shareholder. Di medtronic pemimpin perusahaan menekankan visi pada
“mengembalikan pasien pada kehidupan yang menyeluruh”.

Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok, tujuan


pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin.
1. Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang
bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional
organisasi yang ada.
2. Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada
masing- masing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
3. Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran,
pelatihan, penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga
anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.
4. Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada
pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi
nasehat, dan sebagainya.

2.4 Fungsi Kepemimpinan


Jika kita mengetahui riwayat hidup seseorang, pada umumnya kita dapat
menduga dengan ketepatan yang tinggi bagaimana seseorang itu akan bertindak dan
berlaku pada situasi tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa manusia tidak berubah.
Yang pasti ialah bahwa perubahan yang terjadi dalam diri seseorang terjadi secara
gradual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang berpendapat
demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang berpendirian tetap lebih mudah
“diramalkan” tindak-tanduknya dibandingkan dengan seseorang yang tidak
berpendirian kuat.
Salah satu cara untuk dapat meramalkan sikap dan tindak-tanduk orang lain
dalam keadaan tertentu ialah dengan mengetahui bagaimana pandangan orang itu

15
terhadap dirinya sendiri. Pandangan seseorang terhadap diri sendiri biasanya
merupakan suatu sinthese dari pada aspirasi pendidikan, pengalaman dan penilaian
orang-orang sekelilingnya kepadanya. Seseorang mengambil keputusan selaku
individu untuk melindungi atau memperbesar pandangan terhadap dirinya sendiri.
Fungsi kepemimpinan yaitu membantu kelompok:
1. Menentukan kegunaan dan tujuan
2. Memfokuskan diri pada proses kerja secara bersama
3. Lebih waspada/memperhatikan akan sumber-sumber yang dimiliki, dan cara
yang terbaik untuk memanfaatkannya.
4. Mengevaluasi kemajuan dan perkembangan.
5. Menjadi terbuka untuk ide baru dan ide yang berbeda, tanpa menjadi berhenti
karena konflik.
6. Belajar baik dari kegagalan dan frustasi, maupun dari keberhasilan

2.5 Pengertian
Gaya Kepemimpinan
Menurut Thoha (2013:49) bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
Sedangkan Rivai (2014:42) menyatakan Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan yang menunjukkan, secara langsung maupun tidak langsung,
tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya.
Artinya gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi
dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
ketika ia mencoba memengaruhi kinerja bawahannya.

16
Selanjutnya menurut Stonner (1996:165) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang lain untuk
mencapai suatu tujuan.

2.6 Macam-Macam Gaya Kepemimpinan


Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan banyak
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Beberapa ahli mengemukakan pendapat
tentang macam-macam gaya kepemimpinan, adalah sebagai berikut :
1. Gaya kepemimpinan menurut Thoha (2013:49) mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan terbagi menjadi dua kategori gaya yang ekstrem yaitu :
a. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang di
dasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.
b. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan
personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.
2. Gaya kepemimpinan menurut pendapat Hasibuan (2007:170) gaya
kepemimpinan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu
menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Orientasi kepemimpinannya difokuskan
hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang
memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan.

17
b. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi,
menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin
memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Bawahan
harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akan
mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan
demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerima
tanggung jawab yang lebih besar.
c. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan
wewenangnya kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas
atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli
cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya,
sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Pada prinsipnya pemimpin
bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah pekerjaan
yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara
bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan
dengan baik. Dalam hal ini bawahan dituntut memiliki kematangan dalam
pekerjan (kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).
Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan
psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan
sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan
3. Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014:35) mengatakan gaya
kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut Tipe
Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui
keberadaanya adalah sebagai berikut :

18
a. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan
orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang
pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karateristik
yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang
pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin
otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolakan keakuannya, dan
selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya.
b. Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan
otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya
menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari
tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung
memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut
temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas
dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan
maka semua usahanya akan cepat berhasil.
c. Tipe Paternalistik Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang
peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh
harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar
pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan
layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh
petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan
bawahannya. Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar legitimasi
kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang
dominan dalam kehidupan organisasi.
d. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu

19
daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh
pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu dikagumi. Hingga
sekarang, para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seorang pemimpinmemiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa
pemimpin yang demikian mempunyai daya penarik yang amat besar.
e. Tipe Militeristik
Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam
menggerakan bawahannya lebih sering mempergunakan sistem perintah,
senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, dan senang kepada
formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Tipe Pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik.
Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang pemimpin
yang berusaha mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu
membuat sebuah panitia, dengan berpura-pura untuk berunding tetapi
yang sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan saran-sarannya. Pemimpin
seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh
kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya
tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap
otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah
kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-
samar.
g. Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan
kerena dipilihnya sipemipin secara demokratis. Tipe kepemimpinan
dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran,
pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah

20
untuk mencapai kata sepakat.Kepemimpinan demokratik adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan
pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.
Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang
jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif.

21

Anda mungkin juga menyukai