Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

Pendahuluan

Latar Belakang

Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting
untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima
informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi
akan dapat terganggu jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila
terjadi masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk
bagi organisasi tersebut.

Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar 1 orang, antar bagian dalam
organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di
dalam organisasi tersebut. Menurut Everett M. Rogers (dalam Suranto AW, 2005 : 15)
memberikan definisi bahwa : Komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat sesuatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah
perilakunya. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pimpinan untuk
menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, melainkan juga sebagai sarana
untuk menciptakan hubungan yang baik diantara pimpinan dengan pengawainya. Suatu
organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari
itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memiliki peranan
yang sangat penting dalam organisasi.

Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi porganisasi (perusahaan, kesatuan, jawatan
dan lain-lain) pemimpin harus selalu berkomunikasi dengan semua pihak, bai melalui hubungan
formal maupun informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimppin itu sebagian besar ditentukan
oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara horizontal
maupun secara vertikal, keatas dan kebawah

1
Rumusan Masalah

1. Apa hakikat pemimpin dan komunikasi?

2. Apa saja tipe dan persyaratan komunikasi?

3. Bagaimana tahap pengambilan keputusan yang benar?

4. Apa manfaat dalam keterampilan berdiskusi?

Tujuan Penulisan

 Mempelajari dan memahami cara komunikasi pemimpin yang tepat dalam organisasi

 Menambah wawasan tentang keterampilan berdiskusi dalam sebuah organisasi

Manfaat Penulisan

 Pembaca dapat menambah pemahaman tentang hakikat pemimpin dan komunikasi

 Mengetahui beberapa tipe dan persyaratan komunikasi

 Dapat memahami tahap pengambilan keputusan yang benar

 Mengetahui manfaat dalam keterampilan berdiskusi

2
BAB 2

Pembahasan

Pengertian Pimpinan

Dilihat dari sisi bahasa indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua dan
sebagainya. Sedangkan istilalh memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran
seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
(organisasi, 2013)

Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang yang sama
yaitu “pimpin”, dan berikut dikemukakan beberapa pengertian pemimpin :

 Pemimpin adalah seorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai


kemampuan memengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekeolmpok orang taanpa
menanyakan alasan-alasannya.

 Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu: karenanya seseorang dalam
peran formal belum tentu memiliki keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin,

 Pemimpin adalah seseorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan/kelebihan disuatu bidang sehinggadia mampu memengaruhi orang-orang lain
utnuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan.

 Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan/kekhususan dalam satu bidang, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain

3
untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu
beberapa tujuan (Kartini Kartono, 1994)

Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dan
dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, jika pemimpin dilhat dari sisi bahsa inggris
menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan
makna LEAD adalah :

 Loyality, seorang pemimpinn harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan
memeberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

 Educate, seorang pemimpin mampu mengedukasi rekan-rekannya dan mewarisikan tacit


knowledge pada rekan-rekannya

 Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada

 Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan


dalam aktivitasnya.

Beberapa pengertian pemimimpin menurut para ahli :

Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan
tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama,
Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam
kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana
kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok. Dan dalam kajian teori
kelompok 3 menyebutkan Schneider, Donaghy dan Newman memberikan penegasan sebagai
berikut:“pemimpin didefinisikan sebagai seseorang yang secara formal diberi status tertentu
melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan, revolusi atau cara-cara lain. Kepemimpinan
mengacu kepada perilaku yang ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang
membantu kelompok mencapai tujuannya.”

Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang


formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung
jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

4
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin
yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis
dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan. (Daswati, 2012)

Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinana yang dipaparkan dalam kajian teori kelompok 3 antara lain
sebagai eksekutif, penengah, penganjur, ahli dan sebagai pemimpin diskusi.

1. Pemimpin Eksekutif (executive leader)

Fungsinya adalah ”menerjemahkan” kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan. Dia memimpin


dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.

2. Pemimpin sebagai Penengah

pemimpin bertindak sebagai penengah, yang setiap keputusannya dilaksanakan dengan taat.

3. Pemimpin sebagai Penganjur

Penganjur adalah sejenis pemimnpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia
merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berkomunikasi.

4. Pemimpin sebagai Ahli

Lebih terpelajar dari pada orang-orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasar fakta, dan
hanya pada bidang dimana terdapat fakta.Bahwa fungsinya yang penting ialah memberi
penerangan kepada kelompoknya. Alasan utama bagi eksistensinya ialah, bahwa “ia tahu dan
orang lain tidak tahu” dan ia mempunyai wewenang.

5. Pemimpin Diskusi

Kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai


pemimpin diskusi.

5
Pengertian Komunikasi

Teori komunikasi adalah cabang psikologi yang membvahas komunikasi dalam segala
fasesnya, yaitu manusiawi, mekains, institusional atau kelembagaan. Disiplin ilmu psikologi,
neurologidan elektronika yang ada kaitannya, dimasukkan didalamnya, karena diterapkan dalam
komunikasi, banyak ditekankan masalah pengembangan model-model komunikasi manusiawi
dengan komunikasi lewat mesin-mesin.

Menurut Charles Colley komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya


hubungan antar manusia dan yang memperkembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama
dengan sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini mencakup
wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegrap, telepon,
dan apa saja yang merupakan penemuan mutakhir untuk menguasai ruang dan waktu

C.P. Chaplin dalam bukunya Kamus Lengkap Psikologi, 1975, 1989) mendefinisikan
komunikasi sebagai :

 Penyebaran ( transmisi, pengiriman, pengoperan, ) perubahan-perubahan energi dari satu


tempat ke tempat lain, seperti dalam transmisi syaraf.

 Proses transimis atau penerimaan tanda, sinyal atau pesan.

 Satu pesan atau sinyal

 Informasi yang diberikan oleh pasien kepada psikoterapis

Definisi Komunikasi lainnya ialah sebagai berikut :

Komunikasi ialah arus informasi dan emosi-emosi yang terdapat dalam masyarakat yang
berlangsung secara vertikal ( atas bawah, vice-versa ) maupun secara horisontal. Dapat berarti
pula perhubungan atau persambungan wahana/sarana-sarana

6
Teknik komunikasi ialah tata cara hubungan yang efisien baik melalui penggunaan alat-
alat komunikasi maupun tidak dengan semua unsur yang saling melibatkan diri dalam satu unit
sosial.

Manfaat komunikasi ( khususnya bagi satuan organisasi )

 Menghubungkan semua unsur yang melakukan interelasi pada semua lapisan, sehingga
menimbulkan rasa kesetiakawanan, dan loyalitas antar sesama

 Semua jajaran pimpinan dapat langsung mengetahui keadaan bidang-bidangnya yang


dibawahi, sehingga berlangsung pengendalian operasional yang efisien

 Meningkatkan rasa tanggung jawab semua anggota, dan melibatkan mereka pada
kepentingan organisasi. Kemudian muncullah rasa keterlibatan atau sense of envolvement
dan rasa ikut memiliki ( melu handarbeni), serta sense of belonging atau rasa “ menjadi
bagian” dari satu kelompok,

 Memunculkan saling pengertian dan saling menghargai tugas masing-masing, sehingga


menigkatkan rasa kesatuan dan pemantapan espirit de corps (semangat korps)

Arus komunikasi ialah penyaluran segenap informasi, emosi, dan keinginan yang menyangkut
semua unsur, tugas pekerjaan, dan relasi-relasi pribadi atau personal. Arus informasi ditujukan
oleh:

 Penyampaian berita atau pengetahuan mengenai komando, rencana, pelaksanaan, faktor-


faktor penunjuang dan penghambat tugas pekerjaan dan supervisi

 Mengantarkan informasi mengenai pendapat, perasaan atau emosi-emosi, kehendak,


hasrat dan aspirasi seluruh anggota, dari staf pimpinan kepada bawahan, vice-versa

Arus informasi dan emosi ini bisa berlangsung sebagai berikut :

 Vertikal

 Horisontal

 Kombinasi horisontal dan vertikal

7
 Kualitas arus dapat dibagi pula atas :

 Cepat atau lambat arusnya

 Lalma atau tidak lam berlangsungnyaarus komunikasi

 Kuat atau lemahnya arus komunikasi

 Kebijaksanaan Komunikasi ( diterapkan demi peningkatan arus komunikasi ) meliputi :

 Hierarki nilai dan pentingnya informasi

 Informasi parsial atau bagian demi bagian

 Informasi dengan penjelasan sampai sedetai-detailnya, atau informasi secara garis


besarnya saja

 Perlu diperhatikan alasan dan tujuan khusus dari komunikasi

 Jaringan-jarinagan informasi perlu ditegakkan, agar arus informasi tersalur sampai


kepada semua sasaran yang dituju

 Jalur supervisi dan kontrol yang melembaga.

 Pemanfaatan jalur-jalur tidak resmi

Tipe dan Persyaratan Komunikasi

Syarat-syarat komunikasi yang memungkinkan atau bersifat permisif, yaitu:

 Dalam suasana yang bebas, gembira, tanpa tekanan-tekanan tertentu, pemimpin


menerima individu lain tanpa prasangka dan dengan lapang dada.

 Pemimpin menghargai kelebihan orang lain dan memahami serta memaafkan kelemahan
masing-masing orang.

8
Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya. Syarat-syarat
komunikasi adalah sebagai berikut.

Adanya unsur-unsur kimunikasi seperti :

 Source (sumber) : Source adalah dasar dalam penyampaian pesan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber komunikasi adalah orang, lembaga, buku dan lain-
lain.

 Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang
sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi
seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya.

 Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan mempunyai
tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah sikap dan tingkah laku orang lain.

 Saluran (channel) : Saluran adalah komunikator yang digunakan dalam menyampaikan


pesan. Saluran komunkasi berupa saluran formal (resmi) dan saluran informal (tidak
resmi). Saluran formal adalah saluran yang mengikuti garis wewenang dari suatu
organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahannya, sedangkan saluran
informal adalah saluran yang berupa desas-desus, kabar burung dan kabar angin.

 Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu,
kelompok dan massa

 Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya
perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan atau tidak
sesuai dengan keinginan komunikator.

Dalam suasana yang bebas, gembira, tanpa tekanan-tekanan tertentu, pemimpin menerima
individu lain tanpa prasangka dan dengan lapang dada. Pemimpin menghargai kelebihan orang
lain dan memahami serta memaafkan kelemahan masing-masing orang. Ia bersedia mendengar
pendapat orang lain tanpa penilaian dan prasangka-prasangka tertentu dan mampu ikut
merasakan kehidupan orang lain.

9
Tipe Atau Bentuk Komunikasi

 Komunikasi satu arah Komunikasi (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex)
pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang
berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio

 Komunikasi dua arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan
penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media
yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.

 Komunikasi dari atas kebawah, komunikasi bawah yaitu suatu penyampaian informasi
baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak langsung, berupa perintah atau
penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya. Hal ini senada dengan apa yang
disampaikan Robbin yang menjelaskan sebagai berikut: Komunikasi yang berlangsung
dari tingkat tertentu dalam satu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah.

 Komunikasi ke atas yaitu suatu penyampaian informasi yang mengalir atau berasal dari
bawahan kepada pimpinan/atasan. Prinsip-prinsip komunikasi ke

 Komunikasi horizontal, Komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki


posisi sejajar /sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain
mengkoordinasikan tugas-tugas, saling membagi informasi untuk perencanaan aktivitas,
memecahkan masalah yang timbul diantara orang-orang yang berada pada tingkatan yang
sama, menyelesaikan konflik, menjamin pemahaman yang sama, dan menegmbangkan
sokongan interpersonal. Komunikasi horizontal sering diperlukan untuk menghemat
waktu dan memudahkan koordinasi.

 Komunikasi diagonal, Komunikasi antara dua tingkat organisasi yang berbeda.


Komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya yaitu:

10
A. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi
tradisional.

B. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu


menyelesaikan masalah dalam organisasi. Dan kelemahannya dapat mengganggu
komunikasi yang rutin yang sudah berjalan sebelumnya.

Tipe komunikasi menurut Leonard R. Sales dan George Strauss, dalam bukunya “Human
Behaviour in organization” mengemukakan beberapa tipe komunikasi sebagai berikut (Kartono,
1983) :

 Tipe Lingkaran setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang disamping kiri
dan kanannya. Dengan perkataan lain, disini tidak ada pemimpin.

 Tipe Rantai satu anggota hanya dapat berkomunikasi dengan satu anggota lain lalu
anggota lain tersebut dapat menyampaikan pesan tersebut pada anggota lainnya lagi
begitu seterusnya. Sebagai contoh, si A dapat berkomunikasi dengan B, B dengan C, C
dengan D, dan begitu seterusnya.

 Tipe Y tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti
pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan seseorang
disampingnya.

 Tipe Roda , ada seorang pemimpin yang menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan
dengan seluruh anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya dapat
berhubungan dengan pemimpinnya. Jadi, pemimpin sebagai komunikator dan anggota
kelompok sebagai komunikan yang dapat melakukan feedback pada pemimpinnya namun
tidak dapat berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya karena yang menjadi fokus
hanya pemimpin tersebut

 Tipe bintang jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel
sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melakukan timbal balik dengan semua
anggota kelompok yang lain. (Rahmanto, 2004)

11
Pengambilan Keputusan

Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka aktivitas
pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen, namun juga
merupakan usaha yang paling penting bagi pimpinan. Dalam pengambilan keputusan tersebut
tercakup kemahiran menyeleksi dan menentukan keputusan yang paling tepat dari sekian banyak
alternatif jawaban atau pemecahan masalah. Selanjutnya karena dibebani oleh tanggung jawab
etis, maka mrupakan tugas yang cukup berat untuk memastikan satu keputusan ditengah situasi
yang tidak menentu, yang belum dikenal sebelumnya, atau yang sering muncul dngan mendadak.

Stoner (dalam Hasan, 2004) mengartikan pengambilan keputusan sebagai proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara penyelesaian masalah. Selain itu, Siagian
(1998) mengartikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat. Proses tersebut dimaksud untuk menemukan dan menyelesaikan
masalah organisasi . pernyataan tersebut menegaskan bahwa pengambilan keputusan
memerlukan satu seri tindakan dan membutuhkan beberapa langkah pengambilan keputusan
harus tepat dan rasional. Karena itu, informasi yang lengkap, terpercaya dan actual, sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan

Setiap proses pengambilan keputusan merupakan suatu system tindakan, karena di


dalamnya terdapat beberapa komponen sebagai kerangka kerja. Menurut Atmosudirdjo (1970),
bahwa struktur dan sistem dari kerangka pengambilan keputusan bergantung pada:

 Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung jawab untuk mengambil
keputusan,

 Problem atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan,

 Situasi tempat si pengambil keputusan dan problem itu berada,

12
 Kondisi si pengambil keputusan, kekuatan dan kemampuannya untuk menghadapi
problem tersebut.

Dasar pengambilan keputusan bermacam-macam, bergantung pada permasalahannya. Suatu


keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dapat pula suatu keputusan diambil
berdasarkan rasio. Namun tidak mustahil, banyak keputusan dalam lingkungan organisasi publik
maupun pada organisasi bisnis, diambil berdasarkan wewenang yang dimiliki pengambilan
keputusan. Terry (1960) mengemukakan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Hanafi,
2007):

Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan memiliki subjektif. ‘inner
feeling’ yang bersifat subjektif ini mudah terkena pengaruh, pilih kasih, dan faktor kejiwaan
lainnya. Sifat subjektif dari keputusan yang berdasarkan intuitif memiliki kelebihan, yaitu: (1)
yang memutuskan hanya seorang, sehingga waktu yang digunakan relative lebih pendek, (2)
kalau pengambilan keputusan memiliki olah rasa yang cukup tinggi, maka keputusan banyak
yang tepat dan memberikan kepuasan pada umumnya, dan (3) lebih tepat untuk memutuskan
masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

Rasional

Pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional banyak berkaitan dengan


pertimbangan dari segi daya guna, sehingga keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis,
lebih transparan, dan konsisten untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas tertentu,
sehingga dapat mendekati kebenaran. Pengambilan keputusan yang berdasar rasional ini,
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

 Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.

 Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan sesuai dengan visi dan misi yang ingin
dicapai.

 Pengetahuan alternative: seluruh alternatif diketahui jenis dan konsekuensinya.

 Preferensi yang jelas: alternatif dapat diurutkan sesuai dengan criteria.

13
 Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas daya guna yang maksimal.

Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan itu didukung oleh
sejumlah fakta yang cukup memadai. Hanya saja istilah fakta itu sendiri berkaitan dengan istilah
data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan, data-data itu harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi, kemudian
informasi inilah yang dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup, memang
merupakan keputusan yang dapat dikatakan baik, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup, itu pun sering sulit diperoleh. Informasi yang terpercaya itu datanya lebih dahulu harus
diolah secara cermat. Pengolahan data secara cermat dilakukan melalui diagnosis,
pengelompokan, dan interpretasi. Untuk keperluan ini, dibutuhkan tenaga yang terampil yang
mampu mengolah data menjadi informasi yang baik, sehat dan solid.

Pengalaman

Suatu pengalaman dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan
yang akan diambil itu tidak salah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
sebagai pengetahuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Apalagi jika pemimpin yang akan
mengambil keputusan itu telah banyak memiliki pengalaman dalam penyelesaian masalah yang
timbul dalam organisasi yang dipimpinnya. Ia sudah dapat memilih alternatif yang terbaik dari
beberapa alternatif dalam penyelesaian masalah.

Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil berdasarkan wewenang atau ‘authority’ yang
dimiliki orang seorang pemimpin. Setiap orang yang menjadi pemimpin organisasi mempunyai
tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Keputusan yang berdasarkan wewenang mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.


Kelebihannya antara lain: bersifat rutinisme, sering keputusan yang diambil melampaui

14
permasalahan yang seharusnya diselesaikan, akibatnya dapat mengaburkan pokok masalah atau
memunculkan masalah baru.

Simon dalam bukunya Administrative bhaviour 1947, mengemukakan tiga proses dalam
pngambilan keputusan, yaitu:

 Intelegence activity, yaitu pross penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan yang
inteligent.

 Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman dan


menganalisis kemungkinan pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut, jadi ada
perencanaan pola kegiatan

 Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahan.

Teori yang dikemukakan oleh Stuart Chase dalam bukunya The Propers Study of Mankind
(1956) mengemukakan untuk sampai pada satu keputusan, manusia menggunakan enam cara,
yaitu:

 Memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

 Memohon restu dan petunjuk dari orang-orang bijaksana.

 Mendasarkan diri pada firasat dan intuisi sendiri.

 Menggunakan akal sehat atau common sense.

 Melandaskan diri pada daya pikir yang logis.

 Menggunakan cara-cara penyelesaian ilmiah.

Keterampilan Berdiskusi

15
Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan yang mutlak perlu
bagi setiap unsur pimpinan. Sebab, diskusi merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan
atasan, semua kolga, dan bawahan, untuk memecahkan permasalahan.

Manfaat diskusi ialah: Karena luasnya materi dan persoalan yang harus dihadapi, diskusi
dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan, perincian masalah, memperlebar sudut
pandang dan ruang lingkup permasalahn serta memperluas cakrawala kemungkinan-
kemungkinan pemecahan.

Ada pendekatan multidisipliner, multidimensional, berpikir secara kooperatif, dan


akumulasi dari ide-ide yang konstruktif, disertai kejernihan pengertian dan kejelasan yang lebih
gamblang. Melalui diskusi, orang dapat meningkatkan proses pengendapan permasalahan ada
proses internalisasi. Juga terdapat refleksi atau perenungan pemikiran kembali berdasarkan
wawasan baru segala sesuatu yang pernah didengar, dilihat, dan dipahami sebelumnya.

Pembentukan kepribadian menjadi lebih kaya dan lebih matang. Tujuan berdiskusi ialah:
Untuk memikirkan beberapa alternatif kemungkinan pemecahan yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan informasi dan data selengkap mungkin dan
memikirkan cara penyelesaian masalah seefisien mungkin. Sehubungan dengan semua itu,
pelaksanaan diskusi harus berlangsung dengan tertib, teratur, cermat, disertai kebersamaan dan
partisipasi berpikir, untuk memprjelas dan memecahkan masalah.

16
BAB 3

Penutup

Kesimpulan

Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator dalam organisasi, pemimpin harus selalu
berkomunikasi dengan semua pihak, melalui hubungan formal maupun informal. Karena
suksesnya pelaksanaan tugas dan wewenang kepemimpinan sebagian besar ditentukan oleh
keteerampilannya dalam menjalin komunikasi dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan
kegiatan organisasi. Manfaat komunikasi bagi kelompok atau organisasi antara lain :

 Menghubungkan semua unsur, sehingga terjadi kesetiakawanan dan keloyalitas antar


sesama

 Perilaku operasional yang efisien

 Pembangkitan rasa keterlibatan

 Pemanfaatan espirit de corps

 Berguna bagi peningkatan rasa tanggung jawab serta semangat bekerja/berjuang, demi
kemajuan organisasi

Saran

17
Sebagai manusia yang tidak sempurna kami pun memiliki kekurangan. Begitupun dalam
pembuatan makalah ini, masih sangat banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh
karenanya, dengan sadar kami sangat membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca agar apa
yang menjadi kekurangan dapat diperbaiki.

Daftar Pustaka

Daswati. (2012). implementasi peran kepemimmpinan dengan gaya kepemimpinan menuju


kesuksesan organisasi. kepemimpinan , 783.

Hanafi, M. (2007). Pengambilan keputusan strategik. Makassar: Badan Penerbit Universitas


Negeri Makassar.

Kartono, D. K. (1983). KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI. jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

organisasi, p. d. (2013). pro. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA, Mayor Jenderal TNI
Bachtiar, S.IP. Brigadir Jenderal Pol. Drs. Boy Rafli Amar. depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.

Rahmanto, A. F. (2004). PERANAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI.


komunikasi , 60-66.

18

Anda mungkin juga menyukai