PENDAHULUAN
1
2. Apakah fungsi kepemimpinan dalam organisasi?
3. Apa sajakah teori-teori kepemimpinan?
4. Apa sajakah gaya-gaya kepemimpinan?
5. Bagaimana studi kasus tentang kepemimpinan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kekuasaannya untuk mencapai tujuan sistem sosial dan tujuan pribadi masing-
masing.
Menurut Northouse, P.G. (2003:3) kepemimpinan adalah suatu proses
dimana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.
Dubrin, A.J. (2001:3) bahwa kepemimpinan itu adalah kemampuan
untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
George R. Terry, merumuskan kepemimpinan itu adalah kegiatan
mempengaruhi orang untuk bekerja lebih sukarela, guna mencapai tujuan
bersama. (leadership is the activity of influencing people to strive willingly
for mutual objectives).
Dr. Sarwono Prawiroharjo, merumuskan kepemimpinan adalah
tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan kerja
sama dalam mencapai suatu tujuan yang menurut pertimbangan mereka
adalah perlu dan bermanfaat.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan menggerakkan
orang-orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan kepercayaan,
respek, dan kerja sama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field
manual (22-100).
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi atau
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhiuntuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan atau memimpin adalah usaha untuk menggerakkan orang lain
ataupun bawahan yang dipimpin, supaya mereka dapat bekerja sama menuju
tujuan yang diinginkan bersama dan yang dianggap penting bagi mereka.
Jadi, Kepemimpinan itu dapat timbul kapan saja dan di mana saja
apabila ada unsur–unsur sebagai berikut :
Ada orang yang dipengaruhi atau anggota, bawahan, pengikut, kelompok
orang yang mau diperintah dan dikomandokan.
4
Ada orang yang mempengaruhi atau memimpin, pemberi komando, dan
pembimbing.
Ada pengarahan kepada suatu tujuan oleh orang yang mempengaruhi
atau memimpin.
5
1. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek,
pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
2. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan
-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan
menentukan prosedur-prosedur yang diperlukan.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan
6
maka hambatan-hambatan dapat segera ditemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah
ditetapkan dalam rencana.
7
1. Inteligensia
Seorang pemimpin memiliki kecerdesan diatas para bawahannya.
Pemimpin dengan kecerdasannya itulah dapat mengatasi masalah yang
timbul dalam organisasi, dengan cepat mengetahui permasalahan apa
yang timbul dalam organisasi, menganalisis setiap permasalahan, dan
dapat memberikan solusi yang efektif, serta dapat diterima semua
pihak.
2. Kepribadian
Seorang pemimpin memiliki kepribadian yang menonjol yang
dapat dilihat dan dirasakan bawahannya, seperti:
a. Memiliki sifat percaya diri, dan rasa ingin tau yang besar.
b. Memiliki daya ingat yang kuat.
c. Sederhana, dan dapat berkomunikasi dengan baik kepada semua
pihak.
d. Mau mendengarkan masukan (ide), dan kritikan dari bawahan.
e. Peka terhadap perubahan globalisasi, baik itu perubahan
lingkungan, teknologi, dan prosedur kerja.
f. Mampu beradaptasi dengan perubahanperubahan yang timbul.
g. Berani dan tegas dalam melaksankan tugas pokoknya, dan dalam
mengambil sikap, serta mengambil keputusan bagi kepentingan
organisasi dan pegawainya.
h. Mampu menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada dalam
organisasi.
3. Karakteristik fisik
Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi pemimpin dengan
melihat karakteristik fisiknya, yaitu: usia, tinggi badan, berat badan dan
penampilan.
b. Teori perilaku
Dalam teori ini perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang bisa di
pelajari. Jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat
akan meraih keefektifan dalam memimpin. Teori ini memusatkan
8
perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu: fungsi
kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan.
Terdapat dua fungsi kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi yang berorientasi tugas
b. Fungsi yang berorientasi orang atau pemeliharaan kelompok (sosial).
c. Teori situasional
Merupakan suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang
menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan
tertentu. Pendekatan ataupun teori ini mensyaratkan pemimpin untuk
memiliki keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia.
9
sebaik-baiknya dilakukan dengan jalan mensupport (membantu) usaha-
usaha para pengikutnya. dalam hal ini pemimpin di tuntut untuk
menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu merangsang
keinginan setiap pengikutnya untuk melaksanakan usaha sebaik-baiknya
menurut kapasitas masing-masing, bekerja sama dengan pihak lain serta
mengembangkan keterampilan dan kemampuan sendiri.
4. Teori sosiologis
Pada teori ini, kepemimpinan di anggap terdiri dari usaha-usaha
kerja yang,
membantu aktivitas-aktivitas para pengkutnya dan
berusaha untuk menyelesaikan tujuan-tujuan dimana para pengikut
turut berpartisipasi dalam bidang pembuatan arah yang seringkali
diperlukan oleh para pengikut
Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dimana para pengikut turut
berpartisipasi dalam bidang pembuatan keputusan akhir. Identifikasi
tujuan memberikan arah yang sering kali diperlukan oleh para pengikut.
5. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi pokok seorang pemimpin
adalah mengembangkan system motivasi yang terbaik. Pemimpin
menstimulir bawahannya untuk membantu pencapaian sasaran-sasaran
organisator maupun untuk memuaskan tujuan-tujuan pribadi mereka
sendiri. Kepemimpinan yang memotivasi sangat memperhatikan sifat-
sifat bawahanya seperti misalnya: pengakua, kepastian emosional dan
kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan keinginan-keinginan dan
kebutuhan-kebutuhan orang.
6. Teori Otokratis
Kepemimpinan berdasarkan teori ini menekankan perintah-
perintah, paksaan-paksaan dan tindakan-tindakan yang agak arbiter pada
hubungan kepemimpinan yang bersangkutan dengan pihak bawahan.
Pemimpin disini cenderung memusatkan perhatiannya terhadap
pekerjaan. Ia mengadakan superpvisi ketat agar pekerjaan dilaksanakan
sesuai dengan tencana-rencana yang telah di buat.
10
2.4 Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan antara pemimpin satu dengan yang lain terdapat
beberapa perbedaaan, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry membagi
gaya-gaya kepemimpinan menjadi enam yaitu :
a. Gaya Kepemimpinan Pribadi (Personal Leadership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu
dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan
secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang
bersangkutan.
b. Gaya Kepemimpinan Non Pribadi (Non Personal Leadership)
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-
bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga
pengawasan.
c. Gaya Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leadership)
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti
dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan- peraturan yang berlaku secara
ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
d. Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratis Leadership)
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian
dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha
bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap
anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam
segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan
penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam
usahan pencapaian tujuan.
e. Gaya Kepemimpinan Fathernalistis (Fathernalistis Leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat
kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah
untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang
bapak kepada anaknya.
11
f. Gaya Kepemimpinan Menurut Bakat (Indogenious Leadership)
Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana
mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa
menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya
akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada
dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikut
berkecimpung.
12
5. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian
orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
6. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa
kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas
jika tidak ada pengawasan langsung.
7. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.
13
4. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
14
- Penentuan visi, misi, dan strategi organisasi dilakukan bersama
pemimpin dan para pengikutnya dipimpin oleh pemimpin.
- Dalam mengambil keputusan maka pengumpulan informasi
mengumpulkan alternatif, dan memilih untuk melaksanakan
pekerjaan bersama-sama dengan pengikutnya.
- Pemimpin dan pengikut secara bersama-sama membuat rencana
kegiatan dan dilaksanakan oleh pengikut di bawah supervisi
pemimpin.
- Komunikasi berlangsung secara formal dan informal secara tiga
arah, ke bawah, atas, dan menyamping.
15
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya.
Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua
sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya
diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa
menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi
pengikutpengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
3) Gaya Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan otokratik
dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya
dalam menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga
kesan yang dimunculkan dalam karakter gaya kepemimpinan ini selalu
menonjolkan “keakuannya”.
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian
prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah
pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati,
tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh
perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan
kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga
tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip
hidupnya
4) Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya
Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati
yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah
16
hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang
yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata
orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
17
c. Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari
tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan menginginkan
keamanan/ jaminan hidup di atas segalanya.
Anggapan-anggapan teori Y
18
BAB III
STUDI KASUS
3.2 Prestasi
Dibawah kepemimpinan ibu Tripita Olina, pendapatan daerah Kota
Pariaman dari tahun 2014 sampai 2019, telah mencapai target yang
diinginkan. Bahkan mulai tahun 2015 target tersebut telah terlampaui dan
beliau juga mendapat reward khusus dari Kepala Daerah.
19
3.3 Gaya Kepemimpinan
Beliau dalam menjalankan tugas memiliki sikap tegas, keras,
perpedoman teguh kepada aturan tanpa pandang bulu, langsung terjun ke
lapangan door to door bersama staf. Dalam urusan pekerjaan, dengan
bawahan memang keras namun ketika masuk kepada ranah hubungan pribadi
di luar jam kantor, beliau sangat dekat dan berbaur sekali dengan bawahan
sehingga bawahan merasa terlindungi dan diperhatikan oleh beliau.
Jika melihat dari cara gaya beliau memimpin adalah kharismatik dan
task oriented namun kadang juga employee oriented.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari ulasan tersebut di atas adalah :
a. Pemimpin adalah seorang yang memiliki sinergi dalam hal memimpin. Ia
mampu mempengaruhi pengaturan segala hal untuk mencapai tujuan. Ia
harus mengetahui berbagai informasi untuk memutuskan arah keputusan
sebagai pertimbangan.
b. Banyak karakteristik yang harus dipenuhi untuk menjadi pemimpin. Yaitu
realistis, banyak akal, dapat mengambil inisiatif, emosional stabil,
merupakan seorang komunikator yang terampil, percaya pada diri sendiri,
partisifatif dalam bidang sosial.
c. Banyak teori yang dapat di gunakan seorang pemimpin dalam memimpin
yaitu: teori keadaan, teori kelakuan pribadi, teori supportif, teori
sosiologis, teori psikologis dan teori otokratis.
d. Manajer dalam memimpin untuk mengambil keputusan dapat
menggunakan ide-ide atau gagasan para anggota untuk menyelesaikan
problema yang ada.
d.1 Saran
Dengan telah diulasnya tema kepemimpinan sebagaimana tersebut,
harapan penulis untuk ke depannya :
a. Setiap orang harus mempelajari keterampilan memimpin sehingga dapat
memiliki daya saing di era tantangan yang semakin kompleks.
b. Kepemimpinan dapat dipelajari sehingga tidak perlu berkecil hati karena
hanya perlu diasah terus menerus.
21
DAFTAR PUSTAKA
22