M.M. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemimpin, berasal dari bhs Inggris yaitu “leader”.
Kepemimpinan dari “leadership”.
Pendapat para ahli ttg Pemimpin : Fairchild (1960) menyatakan, pemimpin dlm pengertian luas adalah seorang yg memimpin dgn jalan memprakarsai tingkah laku sosial dgn mengatur, mengarahkan, mengorganisasi, dan mengontrol usaha/upaya orang lain melalui prestise, kekuasaan atau posisi, sedangkan pemimpin dlm pengertian terbatas adalah orang yg membimbing, memimpin dgn bantuan berbagai kualitas persuasifnya, dan akseptansi/penerimaan scr sukarela oleh para pengikutnya. Fiedler (1967) menyatakan, pemimpin merupakan seseorang yg berada dlm kelompok sbg pemberi tugas atau pengarah dan mengorganisasikan kegiatan kelompok yg relevan, serta merupakan penanggung jawab utama. Fiedler memisahkan orang lain dlm kelompok, di mana ada orang yg memberi tugas (pemimpin) dan orang lain yg diberi tugas (pegawai). Orang yg dipisahkan dari kelompoknya utk dijadikan pemimpin adalah seorang yg memiliki atribut, seperti kewibawaan, kekuasaan, kewenangan, ketrampilan khusus, status, dsb.
Timple (2002) menyatakan, pemimpin adalah orang yg
menerapkan prinsip dan tekhnik yg memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jg bekerja sama dgn orang lain, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran organisasi. Kartono (2013) menyatakan, pemimpin adalah seorang pribadi yg memiliki superioritas tertentu sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan utk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu.
Dari bbrp pengertian tsb dapat disimpulkan, bahwa
pemimpin adalah individu yg memiliki kemampuan serta memanfaatkan kemampuan tsb melalui sikap dan perilaku yg mengarahkan dan memotivasi individu ataupun kelompok utk mencapai tujuan organisasi melalui kesatuan pemahaman dan kerja sama. Pendapat ahli ttg Kepemimpinan
Davis (1985) menyatakan, kepemimpinan adalah kemampuan
utk mempengaruhi orang lain utk mencapai tujuan dgn antusias. C. Turney (1992) menyatakan, kepemimpinan merupakan suatu kumpulan proses yg dilakukan oleh seseorang dlm mengelola dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan utk mencapai tujuan organisasi melalui aplilasi teknik-teknik manajemen. Timple (2003) menyatakan, kepemimpinan merupakan proses pengaruh sosial di mana pemimpin mencari keikutsertaan sukarela dari pegawai dlm usaha mencapai tujuan organisasi. Dgn kepemimpinan yg dilakuakan, seorang pemimpin jg menggambarkan arah dan tujuan yg akan dicapai dari sebuah organisasi sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh thdp nama besar organisasi. Tsu dan Cleary (2002) menyatakan, kepemimpinan adalah sebuah persoalan kecerdasan, kelayakan utk dipercaya, kelembutan, keberanian, dan ketegasan. Dubrin (2005) menyatakan, kepemimpinan merupakan upaya utk mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi utk mencapai tujuan dgn cara mempengaruhi orang dgn petunjuk atau perintah, atau Tindakan yg menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis yg penting utk memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dlm rangka mencapai tujuan, kemampuan utk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan di antara pekerja agar tujuan organisasi dapat tercapai. Boone dan Kurtz (2006) menyatakan, kepemimpinan adalah tindakan memotivasi orang lain atau menyebabkan orang lain melakukan tugas tertentu dgn tujuan utk mencapai tujuan spesifik. Robbins (2006) menyatakan, kepemimpinan adalah merupakan kemampuan utk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Rivai dan Mulyadi (2009) menyatakan, kepemimpinan adalah peranan dan suatu proses utk mempengaruhi orang lain. Kartono (2013) menyatakan, kepemimpinan adalah kemampuan utk memberikan pengaruh yg konstruktif kpd orang lain utk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yg sudah direncanakan. Dari bbrp pendapat para ahli tsb dapat diambil kesimpulan sbb : 1. Kepemimpinan meliputi penggunaan pengaruh, bahwa semua hubungan dapat melibatkan pemimpin. 2. Kepemimpinan mencakup pentingnya proses komunikasi. Kejelasan dan keakuratan dari komunikasi mempengaruhi perilaku dan kinerja pengikutnya. 3. Kepemimpinan memfokuskan pada tujuan yg dicapai. Pemimpin yg efektif harus berhubungan dgn berbagai tujuan individu, kelompok, dan organisasi. Teori Pemimpin dan Kepemimpinan Teori pemimpin dan kepemimpinan merupakan penggeneralisasian perilaku pemimpin serta konsep kepemimpinan melalui latar belakang historis, sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat utama kepemimpinan, tugas pokok dan fungsinya, serta berbagai aspek lainnya terkait dgn pemimpin dan kepemimpinan. Ada bbrp teori pemimpin dan kepemimpinan antara lain: 1. Teori Genetik, teori ini memahami bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk. Bahwa seseorang menjadi pemimpin diakibatkan oleh dirinya merupakan keturunan pemimpin terdahulu atau ia telah dilahirkan dgn membawa bakat sbg pemimpin. 2. Teori Sosial, teori ini memahami bahwa seseorang yg menjadi pemimpin disebabkan oleh adanya proses pembentukan sbg pemimpin. Teori ini bertolak belakang dgn teori genetik. Penganut teori ini berkeyakinan, bahwa setiap individu memiliki potensi utk menjadi seorang pemimpin, sehingga faktor situasi, kondisi, serta lingkungan yg ada di sekelilingnya merupakan faktor pendukung utk mengoptimalkan potensi individu utk menjadi seorang pemimpin. Setiap individu dapat diberikan Pendidikan, pembelajaran, dan pengalaman utk menjadi seorang pemimpin. 3. Teori Ekologi, teori ini memahami bahwa seseorang akan menjadi pemimpin yg baik jika ia dilahirkan sbg pemimpin dan memperoleh pendidikan, pembelajaran, dan pengalaman utk menjadi seorang pemimpin. Jadi bakat yg telah dimilikinya scr alamiah akan berkembang seiring dgn proses yg dialaminya dlm Pendidikan, pembelajaran, dan pengalaman yg ia peroleh. 4. Teori Kelompok, teori ini memahami kepemimpinan memiliki dasar perkembangan yg berakar pd psikologi sosial. Teori ini beranggapan, bahwa agar kelompok mampu mencapai tujuannya maka perlu adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan anggotanya. Ketika anggota tdk mampu melaksanakan pekerjaan scr baik maka pemimpin cendrung menekankan pd struktur pengambil inisiatif (perilaku tugas). Akan tetapi, Ketika anggota mampu melaksanakan pekerjaan scr baik maka pemimpin menaikan penekanannya pd pemberian perhatian (perilaku tata hubungan). Sehingga dpt disimpulkan, bahwa anggota dpt mempengaruhi pimpinannya seperti pimpinan dapat mempengaruhi anggotanya. 5. Teori Model Kontingensi Teori kontingensi merupakan pendekatan kepemimpinan yg mendorong pemimpin memahami perilakunya sendiri. Teori ini menyatakan, bahwa keefektifan sebuah kepemimpinan adalah fungsi dari berbagai asfek situasi kepemimpinan. Ada 5 (lima) teori yg termasuk ke dlm teori kontingensi, yaitu : a. Teori Kontingensi Fiedler; tokoh yg popular dlm teori ini adalah Fiedler (1967), beliau memandang bahwa orgs akan efektif bergantung pd kecocokan antara gaya pemimpin yg berinteraksi dgn subordinatnya (anggota) sehingga situasi menjadi pengendali dan berpengaruh thdp pemimpin. Krn situasi selalu berubah, maka tdk ada satu pun pendekatan atau gaya kepemimpinan yg terbaik sehingga kepemimpinan yg diterapkan hrs disesuaikan dgn kondisi yg terjadi. b. Teori Situasional Hersey dan Blanchad Teori Situasional Hersey dan Blanchad merupakan suatu teori kemungkinan yg memusatkan perhatian pd para pengikut. Kepemimpinan yg berhasil dicapai dgn memilih gaya kepemimpinan yg tepat, yg menurut argument Hersey dan Branchad bersifat bergantung pd tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Tekanan pd pengikut dlm keefektifan kepemimpinan mencerminkan kenyataan, bahwa para pengikutlah yg menerima baik atau menolak pemimpin. Istilah kesiapan yg dimaksud Hersey dan Blanchad, merujuk ke sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan kesiapan utk menyelesaikan suatu tugas tertentu. c. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota Bbrp ahli membedakan antara pemimpin dan manajer, diantaranya Zaleznik (1984) dan Schneider (1987). Schneider berpendapat, bahwa manajer bertanggung jawab utk memastikan bahwa operasi sehari-hari berjalan dgn lancar, sementara pimpinan bertanggung jawab utk memastikan, bahwa organisasi ini menuju ke arah yg benar. Zaleznik menyatakan, bahwa manajer disisi lain biasanya terlibat dlm hari-hari kegiatan koordinasi yg memungkinkan organisasi utk beroperasi sbgmn mestinya, sedangkan pimpinan adalah hubungan antara pimpinan dan anggota yg terlibat dlm proses2 perundingan bersama dan ahirnya mereka telah menentukan peran yg hrs diisi oleh masing2 pihak serta trs berhubungan antara satu dgn yg lainnya. Pertukaran pimpinan dan anggota yg berkualitas tinggi merupakan perwujudan dari kepercayaan, rasa hormat, kesetiaan, dan dukungan. d. Teori Jalur-Tujuan Robert House Teori ini disebut jg dgn istilah teori “path goal”. Tokoh yg terkenal dari teori ini adalah House(1971). Teori ini memandang, bahwa tugas pemimpin adalah membantu pengikutnya utk mencapai tujuan dan memberikan pengarahan, dukungan, ataupun motivasi yg perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dgn sasaran keseluruhan dari kelompok atau organisasi. Teori ini menekankan pd berbagai cara pemimpin dlm memfasilitasi kinerja anggota dgn menunjukan pd anggota bgmn ia bekerja serta memperoleh rewards. House mengindentifikasikan empat macam perilaku kepemimpinan, yaitu : 1. Pemimpin Direktif, yaitu pemimpin yg membiarkan pengikutnya tahu apa yg diharapkan dari mereka, menjadwalkan pekerjaan utk dilakukan, dan memberi pedoman spesifik, seperti bgmn menyelesaikan tugas. 2. Pemimpin Suportif, adalah pemimpin yg ramah dan menunjukan perhatian akan kebutuhan para pengikutnya. 3. Pemimpin Partisipatif, adalah pemimpin yg berkonsultasi dgn anggotanya dan menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan. 4. Pemimpin Berorientasi Prestasi, adalah pemimpin yg menetapkan tujuan menantang dan mengharapkan anggotanya utk berprestasi pd tingkat tertinggi mereka. e. Teori Model Partisipasi-Pemimpin Vroom dan Yetton
Teori model partisipasi-pemimpin Vroom dan Yetton
merupakan teori kepemimpinan yg memberikan seperangkat aturan utk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dlm situasi-situasi yg berlainan. 6. Teori Neo-Karismatik
Teori Neo-Karismatik merupakan teori kepemimpinan yg
menekankan pd simbolisme, daya Tarik emosional, dan komitmen anggota organisasi sebagai pengikut pemimpin. Teori yg termasuk dlm teori ini adalah sbb : 1) Teori Kepemimpinan Karismatik, teori ini berasumsi bahwa pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yg heroik atau luar biasa bila mereka mengamati berbagai perilaku yg ditampilkan oleh pemimpin. Kepemimpinan karismatik tdk selalu diperlukan utk mencapai tingkat kinerja pegawai yg tinggi. 2). Teori Kepemimpinan Transformasional, teori ini menyatakan bahwa pemimpin memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yg diindividualkan dan yg memiliki kharisma tertentu. 3). Teori Kepemimpinan Transaksional, teori ini menyatakan bahwa pemimpin memandu atau memotivasi anggota organisasi mereka dlm arah tujuan yg ditegakkan dgn memperjelas peran dan tuntutan tugas tertentu. 4). Teori Kepemimpinan Visioner, teori dimana pemimpin memiliki kemampuan utk menciptakan dan mengkomunikasikan visi yg ralistis, dapat dipercaya, dan menarik mengenai masa depan organisasi yg tumbuh dan berkembang di masa yg akan datang. PENDEKATAN PEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN
Setiap organisasi tentu harus memiliki rencana
stratejik yg di dalamnya memuat visi dan misi dlm rangka mencapai tujuan organisasi tsb. Utk itu rencana stratejik tsb perlu disinergikan dgn pendekatan pemimpin dan kepemimpinan. Yukl (2010) telah mengklasifikasikan pendekatan pemimpin dan kepemimpinan berdasarkan pendekatan sbb: 1. Pendekatan berdasarkan ciri Pendekatan ini menekankan pd atribut2 pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi, bahwa bbrp orang merupakan pemimpin dg bbrp ciri yg tdk dimiliki oleh orang lain. Teori2 kepemimpinan ini pd tahap awal (1930 – 1940) gagal menemukan garansi mengenai ciri2 kepemimpinan yg berhasil krn hanya mengacu pd unsur2 yg alamiah. Teori2 selanjutnya menekankan pd upaya utk mencari korelasi yg signifikan ttg atribut pemimpin dan kriteria keberhasilan seorang pemimpin. Dalam kelompok ini terdapat teori kepemimpinan kharismatik dan tranformasional. 2. Pendekatan berdasarkan perilaku
Pendekatan ini merupakan kritisi thdp generasi
pendekatan berdasarkan ciri. Sbgmn Namanya, pendekatan ini sangat diwarnai oleh psikologi dgn fokus menemukan dan mengklasifikasikan berbagai perilaku yg membantu pengertian ttg kepemimpinan. Di dlm pendekatan ini terdapat teori2 ttg kepemimpinan kelompok. Pendekatan ini mencoba memperoleh pengertian ttg kepemimpinan dgn mempelajari proses memengaruhi antara para pemimpin dan para pengikutnya. 3. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini menekankan pd pentingnya
faktor2 kontekstual, seperti sifat pekerjaan yg dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut. Teori-teori dlm kelompok ini sering diindentifikasi ke dlm teori kontingensi (kontijensi) yg dapat dikontraskan dgn teori universal ttg kualitas umum kepemimpinan yg efektif. 4. Pendekatan Krisis Seorang pemimpin dlm masa krisis hrs melakukan konsentrasi utk mengkonsolidasikan seluruh sumber dayanya agar tdk tercerai berai. Ini menjadi pelajaran yg baik krn tdk jarang terjadi, bahwa pd saat mengalami krisis, terdapat pemimpin yg justru berlarian ke sana ke mari dan tdk fokus pd konsolidasi sumber daya organisasi. Pada dasarnya, pendekatan ini bersifat saling melengkapi satu dgn yg lainnya. Bahwa, seorang pemimpin hrs mepunyai kualitas kepemimpinan yg berbasiskan ciri universal seorang pemimpin mempunyai perilaku pemimpin tatkala berada dlm kelompok kerja, menggunakan format kekuasaan pengaruh dlm melaksanakan tugas kepemimpinannya. Fungsi Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan terkait dgn
sejumlah fungsi. Fungsi tsb menurut Adair (2008) berkenaan dgn perencanaan, pemrakarsaan, pengendalian, pendukung, penginformasi, dan pengevaluasi. Masing-masing fungsi tsb dijelaskan sbb : 1. Perencanaan
Perencanaan berkenaan dgn aspek2 sbb :
a. Mencari semua informasi yg tersedia; b. Mendefinisikan tugas; c. Maksud atau tujuan kelompok; dan d. Membuat rencana yg dapat terlaksana (dlm kerangka membuat keputusan yg tepat). 2. Pemrakarsaan
Pemrakarsaan berkenaan dgn aspek2 sbb:
a. Memberikan pengarahan kpd kelompok mengenai sasaran dan rencana; b. Menjelaskan mengapa menetapkan sasaran atau rencana merupakan hal yg penting; c. Membagi tugas kpd anggota kelompok; dan d. Menetapkan standar kelompok. 3. Pengendalian
Pengendalian berkenaan dgn aspek2 sbb:
a. Memelihara antara kelompok; b. Memengaruhi tempo; c. Memastikan semua tindakan diambil dlm upaya meraih tujuan; d. Menjaga relevansi diskusi; dan e. Mendorong kelompok mengambil tindakan/keputusan. 4. Pendukung
Pendukung berkenaan dgn aspek2 sbb:
a. Mengungkapkan pengakuan thdp orang dan kontribusi mereka; b. Memberi semangat kpd kelompok/individu; c. Menciptakan tim kerja yg solid; d. Meredakan ketegangan dgn humor; dan e. Merukunkan perselisihan atau meminta orang lain menyelidikinya. 5. Penginformasian Penginformasian berkenaan dgn aspek2 sbb: a. Memperjelas tugas dan rencana; b. Memberi informasi baru bagi kelompok; c. Menerima informasi dari kelompok; serta d. Membuat ringkasan atas usul dan gagasan yg masuk akal. 6. Pengevaluasian
Pengevaluasian berkenaan dgn aspek2 sbb:
a. Mengevaluasi kelayakan gagasan; b. Menguji konsekuensi solusi yg diusulkan; c. Mengevaluasi prestasi kelompok; dan d. Membantu kelompok utk mengevaluasi prestasinya sendiri berdasarkan standar yg ada. Stoner (2006) menyatakan, bahwa agar kelompok mampu beroperasi scr efektif, maka seorang pemimpin mempunyai 2 (dua) fungsi pokok, yaitu:
I. Fungsi berorientasi tugas atau penyelesaian masalah
(task related/problem solving function). Fungsi ini berkenaan dgn fungsi pemimpin dlm memberikan saran thdp penyelesaian masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat. Fungsi ini jg berhubungan dgn sesuatu yg harus dilaksanakan utk memilih dan mencapai tujuan2 scr rasional terkait dgn fungsi dalam: 1) Menciptakan kegiatan, tugas pemimpin adalah menetapkan deskripsi pekerjaan scr jelas bagi pegawai. 2) Mencari informasi, tugas pemimpin adalah mencari informasi scr cepat, tepat, dan akurat. 3) Memberi informasi, kemudian mendistribusikan informasi kpd pegawai sehingga seluruh pegawai memperoleh informasi yg dibutuhkannya. 4) Memberi pendapat, tugas pemimpin adalah memberikan pendapat serta nasehat kpd pegawai, baik diminta maupun tdk diminta jika memang dirasa perlu. 5) Menjelaskan, yaitu menjelaskan apa saja yg dirasa belum jelas oleh pegawai, misalnya ttg tugas, kewajiban, dan hak2 pegawai. 6) Mengkoordinasikan, tugas ini penting krn tanpa koordinasi yg baik yg dilakukan pemimpin, maka organisasi tdk dapat berjalan scr efisien dan efektif dlm mencapai berbagai tujuan. 7) Meringkaskan, pemimpin bertugas utk meringkaskan atau menyimpulkan seluruh hal yg telah disepakati sehingga pegawai mampu mencapai pemahaman yg sama ttg sesuatu hal, misalnya berbagai kebijakan yg diambil dan berlaku dlm organisasi. 8) Menguji kelayakan, jika organisasi berencana utk melaksanakan berbagai program, terlebih dahulu pemimpin hrs menguji layak/tidaknya program tsb. 9) Mengevaluasi, adalah mengevaluasi atau mengendalikan orang atau kegiatan dgn harapan semua kegiatan/orang dlm organisasi bergerak ke tujuan yg telah ditetapkan. 10) Mendiagnosis, sebelum persoalan muncul pemimpin hrs mampu mendiagnosis gejalanya sehingga tindakan preventif bisa cepat dilakukan. II. Fungsi pemeliharaan group atau Fungsi sosial (Group maintenance function/Sosial Function). beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yg lain, misalnya menjembatani kelompok yg sedang berselisih pendapat, dan memperhatikan diskusi2 kelompok. Fungsi ini jg berhubungan dgn kepuasan emosi yg diperlukan utk mengembangkan dan memelihara kelompok, masyarakat atau utk keberadaan organisasi. Adapun fungsi ini berkenaan dgn fungsi pemimpin utk membantu kelompok, fungsi pemeliharaan seorang pemimpin adalah berkenaan dengan: 1) Mendorong semangat, memotivasi pegawai agar selalu bergairah dan bersemangat dlm bekerja. 2) Menetapkan standar, standar kinerja hrs ditetapkan dari awal dan hal ini merupakan tugas pemimpin. 3) Megikuti, pemimpin tdk boleh lepas tangan begitu saja, setelah tugas didistribusikan dia tetap harus memantau anak buahnya. 4) Mengekspresikan perasaan, perasaan senang atau tdk senang dgn apa yg dilakukan anggota perlu diekspresikan si pemimpin dgn baik sehingga anggota mampu menangkap maksud dan keinginan pemimpinnya dgn baik. 5) Mengambil konsensus, tugas pemimpin adalah menetapkan konsensus walaupun prosesnya melibatkan banyak orang. 6) Menciptakan keharmonisan, pemimpin harus mampu menciptakan keharmonisan yg akan mendukung iklim organisasi yg positif/kondusif. 7) Mengurangi ketegangan, ketegangan yg berlebihan akan berdampak negatif terhadap kinerja, baik kinerja individu, kelompok, maupun organisasi. B. SUMBER KEPEMIMPINAN
Terdapat sejumlah sumber terkait dgn kepemimpinan,
menurut French dan Raven (1959) berasal dari : 1. Kekuatan berdasarkan Paksaan (Coersive Power), adalah Pemimpin memerintah orang2 yg dipimpinnya didasarkan pd kekuatan dan selalu menggunakan ancaman hukuman jika mereka tdk mengikuti perintah. 2. Kekuatan Penghargaan (Reward Power), adalah kekuatan seorang Pemimpin dlm memberikan penghargaan kpd orang2 yg dipimpinnya yg memiliki prestasi dlm menjalankan tugas pekerjaannya. Lanjutan…
3. Kekuatan Keahlian (Expert Power), adalah Pemimpin
dgn pola pengaruh semacam ini biasanya dapat ditemukan dlm organisasi yg menekankan pd profesionalisme. 4. Kekuatan Resmi (Legitimate Power), adalah kekuasaan atas wewenang berkenaan dgn posisi pemimpin dlm organisasi yg dipimpinnya. 5. Kekuatan Referensi (Reference Power), adalah pola pengaruh yg merupakan akumulasi dari bbrp pengaruh yg mungkin dimiliki oleh seseorang pemimpin. Sebab konsep kewibawaan hanya dpt dipahami dlm kontek timbal balik antara pemimpin dan yg dipimpin. GAYA KEPEMIMPINAN Gaya kepemimpinan merupakan perwujudan dari tingkah laku pemimpin menyangkut kompetensi dan kemampuannya dlm memimpin. Perwujudan tsb biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu yg disebut dgn gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan berhubungan dgn filsafat, ketrampilan, dan sikap pemimpin dlm melaksanakan tugas kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yg dirancang utk mengintegrasikan berbagai tujuan organisasi dgn tujuan individu utk mencapai tujuan tertentu. 1. Kepemimpinan Personal Gaya kepemimpinan ini dilakukan oleh pemimpin dgn mengadakan hubungan langsung dgn pegawainya sehingga timbul hubungan pribadi yg erat dan harmonis.
2. Kepemimpinan Non Personal
Gaya kepemimpinan ini tdk mengadakan hubungan langsung dgn pegawai sehingga antara pemimpin dan pegawai tdk timbul kontak pribadi yg erat. Hubungan antara pemimpin dgn pegawai dilakukan melalui instruksi2 tertulis dan pemberian perintah scr langsung. 3. Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memperlakukan pegawai
dgn sewenang-wenang karena menganggap dirinya sbg orang yg paling berkuasa dlm organisasi. Pegawai digerakkan dgn jalan paksa sehingga pegawai dlm melakukan pekerjaannya bukan karena kesadaran utk melakukan pekerjaan, melainkan karena takut. Gaya kepemimpinan otoriter ini memiliki ciri-ciri sbb: 1. Beban kerja organisasi pd umumnya ditanggung penuh oleh pemimpin; 2. Pegawai hanya dianggap sbg pelaksana dan mereka tdk memperoleh kesempatan utk memberikan berbagai ide. 3. Pegawai bekerja dgn disiplin tinggi, belajar keras, dan tdk kenal lelah; 4. Pemimpin menentukan kebijakan scr sendiri, jika pemimpin meminta pegawai terlibat hanya terbatas utk memberikan masukan; 5. Memiliki kepercayaan yg rendah thdp pegawai sehingga sering membangun asumsi dan persepsi yg subjektif; 6. Komunikasi dilakukan scr tertutup dan satu arah; dan 7. Korektif dan minta penyelesaian tugas pd waktu sekarang. 4. Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan ini tampak dari cara pemimpin utk selalu mengadakan musyawarah dgn pegawainya dlm menyelesaikan berbagai pekerjaan yg ada, sehingga pegawai merasa dihargai, dan mempunyai pengalaman yg baik dlm menghadapi berbagai persoalan rumit yg dihadapi organisasi. Pegawai mampu bekerja dgn baik bukan karena paksaan, melainkan karena kesadaran dan tanggung jawab. Ciri-ciri kepemimpinan demokratis adalah sbb: 1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab Bersama SDM yg ada di dlm organisasi tsb. 2. Pegawai dianggap sbg komponen utama dlm pelaksanaan pekerjaan, sehingga peran pegawai yg strategis tsb perlu disesuaikan dgn tugas dan tg. jawab yg diembannya. 3. Pemimpin masih memainkan peranan yg dominan, namun tdk kaku dlm menyelesaikan masalah scr bersama. 4. Kepercayaan tinggi thdp pegawai dgn tdk melepaskan tanggung jawab pengawasan. 5. Komunikasi dgn pegawai bersifat terbuka dan komunikatif. 5. Kepemimpinan Permisif
Pemimpin permisif adalah pemimpin yg tdk
mempunyai pendirian yg kuat dan tdk konsisten. Sikapnya cendrung sering berubah dan cendrung terlalu sering melakukan pembiaran. Pemimpin seperti ini cendrung tdk mampu memberikan arahan yg baik sehingga pegawai tdk memiliki pijakan yg kuat. Ciri-ciri pemimpin yg permisif al:
1. Tdk memiliki kepercayaan diri yg tinggi;
2. Cendrung mengalah kpd pegawai; 3. Mengiyakan semua saran yg berasal dari pegawai; 4. Lambat dlm membuat keputusan penting bagi organisasi; 5. Cendrung hanya mengandalkan kepopuleran dlm bekerja dgn pegawai; serta 6. Ramah dan sering bersikap baik hati dan tdk enakan kpd pegawai. 6. Kepemimpinan Kebapakan
Cara kepemimpinan ini tampak dari sikap dan
perilaku pemimpin yg memperlakukan pegawai seperti anaknya sendiri sehingga pegawai tdk berani mengambil keputusan scr mandiri, sgl sesuatu yg pelik diserahkan kpd pemimpin selaku bapak utk menyelesaikannya. Dgn demikian, pekerjaan pemimpin sbg bapak akan sangat banyak serta memiliki tanggung jawab yg jauh lebih besar. 7. Kepemimpinan Bakat
Gaya kepemimpinan bakat biasanya muncul dari
kelompok informal yg didapat dari pelatihan meskipun tdk langsung. Adanya sistem persaingan dpt menimbulkan perbedaan pendapat yg seru dari kelompok ybs. Biasanya akan muncul pemimpin yg memiliki kelemahan di antara mereka yg ada dlm kelompok tsb menurut keahliannya di mana ia terlibat di dlmnya. Pada situasi ini, peran bakat sangat menonjol sbg dampak pembawaan lahir, boleh jadi disebabkan adanya factor keturunan. 8. Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan ini berfokus pd transaksi antar pribadi, antara manajemen dan pegawai. Dua karakteristik yg melandasi kepemimpinan transaksional, yaitu: 1. Pemimpin menggunakan penghargaan kontingensi utk memotivasi para pegawai. 2. Pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika anggota tdk mampu mencapai tujuan kinerja sebagaimana mestinya. 9. Kepemimpinan Kharismatik Cara kepemimpinan ini menekankan pd perilaku pemimpin yg simbolis, pesan2 mengenai visi memberikan inspirasi, komunikasi non verbal, daya tarik thdp nilai2 ideologis, stimulasi intelektual thdp para pengikut oleh pemimpin, penampilan kepercayaan diri sendiri, dan utk kinerja yg melampaui panggilan tugas.
10. Kepemimpinan Tim
Gaya kepemimpinan ini berorientasi pd pengembangan tim yg kuat dan solid dlm mengemban berbagai tugas yg ada di dlm organisasi. 11. Kepemimpinan Visioner Gaya kepemimpinan visioner merupakan gaya kepemimpinan yg mampu utk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yg realistis, dapat dipercaya, atraktif dgn masa depan organisasi yg terus tumbuh dan meningkat.
12. Kepemimpinan Delegatif
Perilaku pemimpin dicirikan dgn rendahnya dukungan dan pengarahan oleh pemimpin. Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dgn pegawai yg ada, kemudian mengambil keputusan yg dibuat, dan mendelegasikan seluruhnya kpd pegawainya. 13. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi Gaya kepemimpinan ini menetapkan berbagai tujuan yg menantang bagi pegawai dan berharap pegawai mampu utk bekerja dgn baik, serta mampu utk bekerja dgn penuh prestasi dlm mengemban berbagai tugas yg diemban oleh organisasi.
14. Kepemimpinan yang Mendukung
Gaya kepemimpinan melibatkan pemberian dukungan dan motivasi yg penuh bagi pegawai utk bekerja dgn optimal. Pemimpin dgn gaya yg mendukung akan memberikan solusi dan kemudahan jika pegawai menghadapi berbagai persoalan yg sulit ketika mengemban pekerjaan. 15. Kepemimpinan Direktif Gaya kepemimpinan ini menekankan pd pegawai agar tahu apa yg diharapkan pemimpin dari mereka, menjadwalkan kerja utk dilakukan, dan memberi bimbingan khusus mengenai bagaimana menyelesaikan tugas dengan baik. Ciri-ciri pemimpin yg direktif antara lain: 1. Penyelesaian mslh dan pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab penuh pemimpin. 2. Pemimpin menentukan semua standar bgmn pegawai bekerja sesuai dgn tugas yg telah diberikan kepadanya. 3. Pemimpin melakukan supervisi kpd pegawai dgn ketat. 4. Pemimpin akan memberikan reward dan funishman. 5. Pemimpin memiliki kepercayaan yg rendah thdp pegawai. 6. Pemimpin kurang mampu memotivasi dgn optimal kinerja pegawai. 16. Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini mirip dgn gaya
kepemimpinan demokratis, dimana pemimpin melibatkan partisipasi dari seluruh pegawai utk terlibat. Perbedaannya, kepemimpinan demokratis lebih mengedepankan pikiran dan masukan dari pegawai, sedangkan kepemimpinan partisipatif lebih memberdayakan pegawai utk terlibat langsung dlm pekerjaan yg ada. Ciri-ciri kepemimpinan partisipatif adalah sbb: 1. Pemimpin dan yg dipimpin sama2 terlibat dlm pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah, atau dgn kata lain apabila pemimpin akan mengambil keputusan, dilakukan setelah adanya saran dan pendapat dari pegawai. 2. Pemimpin memberikan keleluasaan kpd bawahan utk melaksanakan pekerjaan. 3. Hubungan antara pemimpin dan pegawainya terjalin dgn baik dan dlm suasana yg penuh persahabatan dan saling mempercayai. 4. Motivasi yg diberikan kpd yg dipimpin tdk hanya didasarkan atas berbagai pertimbangan ekonomis, tetapi jg didasarkan pd pentingnya peranan yg dipimpin dlm melaksanakan berbagai tugas. KOMPETENSI PEMIMPIN
A. Definisi Kompetensi Pemimpin
• Boyatzis (2009) menyatakan, bahwa kompetensi adalah kapasitas yg dimiliki oleh individu yg mengarah pd prilaku yg sesuai dgn tuntutan pekerjaan, serta sesuai dgn ketetapan organisasi yg pd gilirannya akan membawa hasil spti yg diinginkan. • Martin (2006) menyatakan, bahwa kompetensi biasannya mengacu pd fungsi atau kegiatan yg dilakukan oleh manajer, spti pengembangan pegawai, dimana kompetensi merupakan kualitas individu yg dibawa pegawai ke dlm pekerjaan, spti kreativitas dan ketrampilan menghasilkan jaringan. • Tyson (2006) menyatakan, bahwa kompetensi telah digunakan utk memggambarkan atribut yg deperlukan dlm menghasilkan kinerja yg efektif. Kompetensi berkaitan dgn peran yg diemban, atau campuran dari atribut pribadi dan pekerjaan. • Elliot dan Dweck (2005) mengutif pendapat dari kamus Webster dan Kamus Bhs. Inggris Oxford menyatakan, bahwa kompetensi merupakan kondisi atau kualitas dari kemampuan, kecukupan, kesuksesan, dan efektivitas yg dimiliki oleh individu. Banyak lagi tentunya pendapat para sarjana tentang Kompetensi itu, namun dari bbrp pengertian yg disebutkan tadi dpt disimpulkan, bahwa yg dimaksud dgn Kompetensi Pemimpin adalah peta kapasitas pemimpin atas atribut pekerjaan yg diembannya, yg merupakan kumpulan dari kemampuan, ketrampilan, kematangan, pengalaman, keefektifan,keefesienan, dan kesuksesan dlm mengemban tanggung jawab pekerjaannya sbg seorang pemimpin. KARAKTERISTIK KOMPETENSI
Kompetensi terbentuk dari 5 (lima) karakteristik, yaitu :
1. Motif, marupakan gambaran diri seseorang ttg sesuatu yg dipikirkan atau yg diinginkan dan merupakan dorongan utk melakkukan tindakan guna memenuhi keinginan. 2. Watak, merupakan karakteristik mental seseorang dan konsistensi respons thdp rangsangan, tekanan, situasi, dan informasi. Watak ini menetukan tingkat emosi seseorang dlm merespons rangsangan dan informasi. 3. Konsep Diri, merupakan gambaran seseorang ttg sikap, nilai2, dan bayangan diri thdp pekerjaan, tugas, atau jabatan yg dihadapinya utk dpt diwujudkannya melalui kerja dan usahanya. 4. Pengetahuan, merupakan kemampuan seseorang yg terbentuk dari informasi yg diterimanya. Pengetahuan yg dimiliki oleh seseorang memprediksi apa yg dapat dia lakukan, bukan apa yg akan dia lakukan. 5. Keterampilan, merupakan kemampuan seseorang utk melakukan tugas fisik atau mental Kompetensi keterampilan dan pengetahuan cenderung dpt dilihat krn berada di permukaan dan relatif mudah utk dikembangkan. Kompetensi motif, watak, dan konsep diri mempengaruhi tindakan perilaku keterampilan yg pd gilirannya akan mempengaruhi outcome kinerja, krn itu dlm kompetensi selalu ada niat, yaitu kekuatan motif dan watak yg menyebabkan terjadi Tindakan yg menghasilkan outcome. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN Pemimpin yg efektif lahir krn memiliki karakteristik yg menjadi ciri khasnya (Covey, 1997), yaitu sbb: 1. Terus Belajar, memegang prinsip terus belajar utk mengembangkan pengetahuannya. 2. Berorientasi pd Pelayanan, ukuran keberhasilannya adalah bgmn dia dpt menolong dan melayani orang lain dgn baik. 3. Memancarkan energi positif, yaitu senantiasa memancarkan energi positif yg akan mempengaruhi orang sekitarnya. 4. Mempercayai orang lain, yaitu prinsip mempercayai orang lain, ia yakin orang lain mempunyai kelebihan, krn itu dia tdk merasa hebat sendiri saat menemukan kelemahan orang lain. 5. Hidup seimbang, yaitu penuh pertimbangan dlm tindakannya, hal ini membuat dirinya seimbang, tdk berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Dgn demikian ia senantiasa jujur pd diri sendiri, mau menngakui kesalahan dan melihat keberhasilan sbg hal yg sejalan dgn kegagalan. 6. Hidup merupakan petualangan, pemimpin yg berprinsif menikmati hidup, akan senantiasa melihat hidup ini sbg sesuatu yg baru dan siap menhadapinya. Ia menjadi penuh inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdas. Karena berpegang pd prinsif ia tdk mudah dipengaruhi, tetapi fleksibel dlm menghadapi semua hal. 7. Sinergistik, pemimpin yg mampu scr cepat bersinergi dgn lingkungannya, dmn setiap situasi yg dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik, krn itu ia selalu produktif dlm berbagai cara baru dan kreatif. Dlm bekerja ia menawarkan penyelesaian sinergistik, penyelesaian yg memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi di mana masing2 pihak hanya memberi dan menerima sedikit. 8. Berlatih memperbaharui diri, pemimpin yg berprinsip scr teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia, yaitu fisik, mental, emosi, dan spiritual. Ia senantiasa memperbaharui diri scr bertahap, hal ini membuat diri dan karakternya kuat dan sehat dgn keinginan utk melayani yg sangat kuat. KEPEMIMPINAN VISIONER
Pemimpin yg berhasil di Abad XXI adalah pemimpin yg
mempunyai visi, keberanian, serta kerendahan hati utk terus menerus belajar dan mengasah kecakapan dan emosinya (Covey, 1977). Visi adalah masa depan yg realistis, menggambarkan masa dpn yg ideal, dapat dipercaya, dan menarik bagi organisasi. Visi merupakan pernyataan tujuan organisasi; sebuah masa depan organisasi yg lebih baik, dan lebih berhasil. Visi harus memiliki gambaran yg jelas, menawarkan suatu cara yg inovatif utk memperbaiki dan mendorong adanya berbagai Tindakan yg mungkin dilaukan utk mewujudkan perubahan yg lebih baik dan merupakan panduan yg mengarah pd kemampuan dan kepastian. Oleh karena itu visi merupakan kunci sumber energi sumber daya manusia, kunci atribut pemimpin, serta pembuat kebijakan. Pemimpin visioner berperan dlm mencipta, memelihara, mengembangkan, mengkomunikasikan, dan menyegarkan visi organisasi agar tetap memiliki kemampuan utk memberikan respons yg tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yg dihadapi organisasi. Pengertian Pemimpin Visioner Bezol, Mayer, dan Dighe (1997) menyatakan bahwa, pemimpin visioner merupakan pribadi2 yg memiliki visi menarik, serta mampu mendorong stakeholders organisasi, serta pegawai utk mewujudkan pencapaian visi dgn baik. Mereka menginspirasi orang, merevitalisasi organisasi, serta memobilisasi sumber daya yg dibutuhkan utk mengubah visi menjadi kenyataan. Marshall dan Sashkin (1986) adalah seorang ahli dlm Visionary Leadership Theory menyatakan, bahwa pemimpin visioner mampu mengembangkan visi jangka Panjang organisasi. Ia memahami betul apa yg dibutuhkan organisasi dan harus menjadi apa organisasi di masa yad. Daniel Golem (2002) menyatakan, kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yg berusaha utk menggerakan orang2 ke arah impian Bersama dgn dampak iklim emosi paling positif dan paling tepat digunakan saat perubahan membutuhkan visi baru atau Ketika dibutuhkan arah yg jelas. Jadi pemimpin masa depan adalah pemimpin yg memiliki visi yg kuat. Pemimpin tsb sering disebut dgn pemimpin visioner yg menerapkan kepemimpinan visioner. Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin utk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yg realistik, dapat dipercaya, atraktif ttg masa depan bagi suatu organisasi yg terus bertumbuh dan meningkat. Ciri-Ciri Pemimpin Visioner 1. Komitmen thdp nilai spiritual, pemimpin visioner mewujudkan integritas pribadi, memancarkan energi, vitalitas, dan kehendak yg kuat utk bertindak. 2. Visi yg inspiratif, memiliki visi yg mampu memberikan inspirasi dlm bentuk kemampuan mewujudkan visi yg telah ditetapkan, didukung oleh inspirasi positif dan masa depan, serta arah yg jelas ttg bgmn mencapai visi tsb. 3. Hubungan baik, menghormati hubungan baik dgn siapapun, mengedepankan pendekatan kemitraan, dan sllu menunjukan rasa hormat yg lebih besar bagi orang lain. 4. Inovatif, berani mengambil Langkah inovatif, mampu mengubah paradigma lama yg sdh tdk sesuai dgn perkembangan zaman, kemudian menciptakan strategi yg inovatif dgn pemikiran konseptual, sistemik, strategik, dan aplikatif. Peran Pemimpin Visioner
1. Penentu Arah (direction senter), sbg penentu arah
pemimpin menyampaikan visi, memgkomunikasikannya, memotivasi pegawai, serta meyakinkan pegawai bahwa apa yg dilakukannya merupakan hal yg benar. 2. Agen Perubahan (agent of change), scr konstan menyesuaikan thdp perubahan dan berpikir ke depan ttg perubahan potensial dan yg dpt diubah. 3. Juru Bicara (spokes person), harus mampu mengkomunikasikan suatu pesan yg mengikat semua pegawai agar melibatkan diri dan menyentuh visi, baik scr internal maupun eksternal. 4. Pelatih (coach), pemimpin sbg pelatih menjaga pegawai utk memusatkan pd realisasi visi dgn pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pegawai utk mewujudkan visinya. Kompetensi Pemimpin Visioner
1. Menjelaskan, pemimpin visioner perlu menjelaskan visi
dilihat dari segi tindakan2 yg dituntut dan sasaran2 melalui komunikasi lisan dan tertulis yg jelas. 2. Mengungkapkan, pemimpin visioner scr berkesinambungan mendorong pencapaian visi, dan bahkan akan terjun langsung menangani pekerjaan apabila ada pegawai yg berhalangan utk mengemban tugasnya. 3. Memperluas visi, mampu memperluas visi thdp konteks kepemimpinan yg lebih luas, yaitu kemampuan utk mengurutkan aktivitas2 yg dilaksanakan sehingga visi dpt diterapkan pd berbagai situasi pekerjaan yg ada. KEPEMIMPINAN INDONESIA KEPEMIMPINAN PANCASILA Kepemimpinan di Indonesia harus mencakup nilai2 dalam Pancasila sbg falsafah bgs. Indonesia yg sekaligus merupakan sistem nilai yg harus dihayati dan diamalkan oleh setiap warga negara, khususnya para pemimpin. Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk kepemimpinan yg selalu menggambarkan nilai2 dan norma2 Pancasila dlm bertindak. Sumber2 kepemimpinan Pancasila : a. nilai2 positif dan modernisasi; b. refleksi hakekat hidup dan tujuan hidup bgs era pembangunan dan zaman modern; c. intisari warisan pusaka berupa nilai2 dan norma2 kepemimpian yg ditulis para nenek moyang, pujangga, dan raja. Asas kepemimpinan Pancasila 1. Taqwa kpd Tuhan YME; 2. Ing ngarsa sung tulada (didepan memberi tauladan); 3. Ing madya mangun karsa (ditengah memberi semangat); 4. Tut wuri handayani (dibelakang memberi dorongan); 5. Waspada purba wisesa (waspada mengawasi dan memebri koreksi); 6. Ambeg parama arta( mendahulukan yg hrs didahulukan); 7. Prasaja (sederhana dan tdk berlebihan); 8. Satya (sikap loyal yg timbal balik); 9. Gemi nastiti (membatasi penggunaan kpd yg benar2 diperlukan; 10. Blaka (keberanian utk mempertanggungjawabkan perbuatannya); 11. Legawa (kerelaan utk pd saatnya menyerahkan kedudukan dan tanggung jawab kpd generasi berikutnya. KEPEMIMPINAN DI MASA OTONOMI DAERAH
Pasal 18 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945: “NKRI atas
daerah2 provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yg tiap2 provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yg diatur dgn uu”. Ayat (4): “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing2 sbg kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih scr demokratis”. Ayat (5): “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yg oleh uu ditentukan sbg urusan Pemerintah Pusat”. Pasal 59 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan “Setiap Daerah dipimpin oleh Kepala Pemerintahan Daerah yg disebut Kepala Daerah”. Pasal 59 ayat (2): “Kepala Derah sbgmn dimaksud pd ayat (1) utk Daerah provinsi disebut Gubernur, utk Daerah Kabupaten disebut Bupati, dan utk Daerah Kota disebut Walikota”. Pasal 62: “Ketentuan mengenai pemilihan kepala daerah diatur dgn uu”. Pasal 63 aayat (1): “Kepala daerah sbgmn dimaksud dlm Pasal 59 ayat (1) dapat dibantu oleh Wakil Kepala Daerah”. Pasal 1 angka 1 UU No.1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi UU menyebutkan: “Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota yg selanjutnya disebut Pemilihan adalah pelaksanaan Kedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kota utk memilih Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung dan demokratis”. Pemilihan sbgmn tsb diatas dilaksanakan berpasangan dgn wakilnya yg dicalokan melalui Partai politik atau jalur independent. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sbg unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yg memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yg menjadi kewenangan daerah otonom. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dgn prinsip otonomi seluas-luasnya dlm sistem dan prinsip NKRI sbgmn dimakud dlm UUD NRI Tahun 1945. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom utk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempt dlm sIstem NKRI. Penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota terdiri atas Kepala Daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah. Anggota DPRD adalah pejabat daerah yg mempunyai fungsi: a. pembentukan Perda; b. anggaran; c. pengawasan. TUJUAN PEMBERIAN OTONOMI DAERAH
1. Utk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat di daerah; 2. Utk meningkatkan pelayanan publik, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat di daerah; dan 3. Utk meningkatkan daya saing daerah dgn memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dlm sistem NKRI. THE END THANK’S YOU
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita