Anda di halaman 1dari 7

NAMA : WAHYU PRASETYANINGSIH

NIM : 1811016095

KELAS : AJ- BERAU

MATA KULIAH : ORGANISASI DAN MANAJEMEN

DOSEN : CATUR,SE,MM

Φ Bagaimana sebaiknya proses mempengaruhi orang lain dalam organisasi publik dan
organisasi privat?

Tabel Perbandingan Organisasi Publik Dan Privat Secara Umum, yaitu:

No Organisasi Publik Organisasi Privat


1. Tujuan Non laba laba
2. Produk yang dihasilkan Publics goods Privat goods
3. Cara pengambilan demokratis Strategis bisnis
keputusan
4. Ukuran kinerja Social welfare efisiensi
5. Misi organisasi “melakukan kebaikan” “untung rugi”

Pengaruh adalah esensi dari kepemimpinan. Pengaruh diperlukan untuk menjual


gagasan-gagasan untuk mendapatkan penerimaan dari kebijakan-kebijakan atau rencana-
rencana, dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan keputusan. Para
pemimpin mempunyai kekuasaan, tetapi para bawahan mempunyai counterpower (kekuasaan
balik). Keterampilan dan pengetahuan seorang manajer merupakan sumber personal power
(kekuasaan pribadi), namun personal power juga tergantung pada kebutuhan-kebituhan dan
persepsi-persepsi orang lain yang ingin dipengaruhi oleh pemimpin tersebut. Kekuasaan adalah
kapasitas untuk menjalankan pengaruh, namun cara kekuasaan itu dilaksanakan menyangkut
perilaku mempengaruhi.
Proses mempengaruhi orang lain baik dalam organisasi publik maupun organisasi
privat tidak terlepas dari faktor kekuasaan. Kekuasaan tidak terlepas dari dari apa yang disebut
pemimpin dan kepemimpinan. Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain, adalah dua hal
yang sangat penting untuk diketahui oleh pemimpin yang ingin berhasil, karena disadari atau
tidak disadari olehnya, ia selalu berhubungan dengan berbagai kekuasaan serta kekuatan yang
ada di dalam organisasinya, yang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam memimpin
organisasi tersebut mencapai tujuan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Selain menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang
yang berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain. Taktik-taktik mempengaruhi
(Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk
mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya.
Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang
lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kepemimpinan (leadership) merupakan proses dalam mempengaruhi, memotivasi, dan
membuat orang lain untuk berkontribusi terhadap kesuksesan dan efektivitas suatu organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuannya.. Kepemimpinan dalam kaitannya dengan tipe – tipe
pemimpin ada beberapa yaitu :
1. Tipe Kepemimpinan Otokratis.
2. Tipe Kepemimpinan Paternalistik.
3. Tipe Kepemimpinan Demokratis.
4. Tipe Kepemimpinan Laizzes Faire.
5. Tipe Kepemimpinan Kharismatik.
Sementara itu sebagai dasar menjawab soal diatas perlu kiranya dijelaskan fungsi
kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan ada beberapa yaitu : 1. Fungsi Instruktif adalah fungsi
kepemimpinan yang bersifat komunikasi satu arah, kepemimpinan yang efektif memerlukan
kemampuan menggerakkan dan memotivasi orang lain agar tergantung pada pemimpin. 2.
Fungsi Konsultatif yakni fungsi ini berlangsung dan bersifat dua arah meskipun pelaksanaan
sangat tergantung pada pemimpin. 3. Fungsi Partisipatif yakni fungsi ini tidak sekedar
berlangsung atau bersifat dua arah, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia
efektif, antara pemimpin dengan orang yang sesama dipimpin. 4. Fungsi Pengendalian yaitu
fungsi yang cenderung komunikasi satu arah meskipun komunikasi tidak dilakukan dengan
dengan dua arah.
Kepemimpinan yang baik dapat diterapkan melalui kombinasi 2 (dua) gaya
kepemimpinan yaitu gaya Demokratis untuk menjalankan fungsi Konsultasi, Partisipasi dan
Delegasi, serta gaya Otoriter untuk menjalankan fungsi Instruksi dan Pengendalian.Dapat juga
menerapkan beberapa kombinasi gaya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasidan
disesuaiakan dengan tujuan,waktu,budaya serta faktor internal dan eksternal lainnya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. Berbagai alat ukur telah dibuat untuk
meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk,
yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil
penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam
organisasi (Hughes et all, 2009), yaitu:
1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan
antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang
menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu
rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap
bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas
kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain
untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
Proses mempengaruhi orang lain yang sebaiknya dilakukan dalam organisasi publik
dan organisasi privat dalam beberapa hal hampir sama, perbedaan mendasar, karena terdapat
perbedaan misi organisasi dimana sektor privat lebih mengedepankan profit oriented.
Kenyataan menunjukkan bahwa Rational Persuasion, Inspirational Appeals, Consultation
cenderung merupakan taktik yang dianggap paling efektif. Sebaliknya Pressure cenderung
merupakan taktik yang dianggap paling tidak efektif dan dapat menimbulkan ketidaksukaan
pada diri orang yang akan dipengaruhi (Robbins dan Judge, 2007). Kemungkinan untuk
berhasil dengan menggunakan lebih dari satu jenis taktik pada saat yang bersamaan atau secara
berurutan, sejauh pilihan taktik tersebut adalah seimbang adalah hal yang lazim diterapkan.
Misalnya, menggunakan ingratiation dan legitimacy untuk mengurangi reaksi negatif yang
mungkin timbul dari anggapan bahwa seseorang telah dipaksa oleh atasannya. Sejumlah faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan taktik yang digunakan yaitu: Arah dari pengaruh,
Urutan taktik, Keahlian seseorang dalam menggunakan taktik, Kekuasaan relatif seseorang,
Jenis permintaannya, Persepsi terhadap permintaan, Budaya organisasi tersebut, Budaya
khusus suatu negara (Robbins dan Judge, 2007).
Penggunaan taktik-taktik yang efektif untuk diterapkan dalam mempengaruhi
orang lain baik untuk organisasi publik maupun organisasi privat sebaiknya mulai
dengan taktik-taktik yang lebih lembut/halus (softer tactics), yang mendasarkan diri
pada personal power, seperti personal appeals,inspirational appeals, rational persuasion
dan consultation. Jika gagal, maka anda dapat beralih pada taktik-taktik yang lebih
keras (harder tactics), yang menekankan kekuasaan formal dan melibatkan biaya dan
risiko yang lebih besar . Serta jangan lupa penggunaan taktik-taktik tersebut harus
disesuaikan dengan ,Arah dari pengaruh, Urutan taktik, Keahlian seseorang dalam
menggunakan taktik, Kekuasaan relatif seseorang, Jenis permintaannya, Persepsi
terhadap permintaan, Budaya organisasi tersebut, Budaya khusus suatu Combining hard
and soft power into an effective strategy is smart power”.
Melihat banyaknya hal yang positif yang dapat ditimbulkan oleh soft power, maka para
pemimpin yang bijaksana sebaiknya lebih banyak menggunakannya, dibandingkan hard
power.

Φ Konsep pengambilan keputusan bagaimana yang harus dilakukan ?

Pengambilan keputusan jika dalam organisasi privat mengutamakan keuntungan atau


profit oriented, dan jika dalam organisasi publik pertimbangannya lebih banyak, baik itu
masalah regulasi pemerintah yang ada,sosial dan budaya masyarakat,efek terhadap dunia usaha
sektor privat dan sebagainya. Tidak mungkin sebuah pengambilan keputusan organisasi publik
sangat mengntungkan masyarakat umum namun mematikan dunia usaha. Dapat dipastikan
bahwa keputusan yang diambil pasti win-win solution yaitu misalnya masyarakat dapat
terpenuhi dan terlayani dengan baik,namun dunia usaha juga dapat tumbuh dengan baik
sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi nasional akan tumbuh dengan wajar. Jika sektor privat
atau masyarakat akan dirugikan maka akan muncul yang namanya subsidi sebagai unsur
penyeimbang supaya organisasi publik tetap dapat laba dan sektor privat juga masih bisa
tumbuh.
Keputusan lahir dari suatu proses, dimana didalamnya terjadi diskusi yang intensif,
saling tukar pikiran dan brainstorming yang mendalam dengan analisis yang tajam. Oleh sebab
itu pengambilan keputusan sangat penting dalm pengelolaan organisasi dan merupakan tugas
utama dari seorang pemimpin. Adapun hasil dari pengambilan keputusan adalah aturan – aturan
yang akan dijadikan pegangan untuk mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Fokus
pengambilan keputusan adalah pada kemampuan untuk menganalisis situasi dengan
memperoleh informasi seakurat mungkin sehingga permasalahan dapat dituntaskan. Pengambil
keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode
pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada
intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan
keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat
modern, seperti komputer dan perhitungan statistik. Dasar pengambilan keputusan menurut
G.R. Terry adalah sebagai berikut:
Pertama intuisi. Suatu proses bawah sadar / tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat
pengalaman terseleksi. Pengambilan Keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan
memiliki sifat subyektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
Kedua pengalaman. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu,
dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasulkan,
karena pengalaman seseorang yang menduga – duga masalahnya walaupun hanya dengan
melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menyelesaikannya.
Ketiga fakta. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid dan baik. Dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan
dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan – keputusan yang dengan rela
dan lapang dada.
Keempat wewenang.Pengambilan Keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang lain yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang
lebih rendah kedudukannya.
Kelima rasional. Pengambilan Keputusan berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan
bersifat obyektif, lebih transparan,konsisten, untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan : kejelasan masalah, Orientasi tujuan,
Pengetahuan alternative,Preferensi yang jelas, Hasil maksimal.
Proses pengambilan keputusan harus melalui tahapan – tahapan tertentu dengan tertib.
Seperti yang dikemukankan oleh Charles Hoffer , yaitu: Distinguished the phases initition and
legitimation ( artinya bahwa untuk mengenali tahapan – tahapan dalam membuat suatu
keputusan yaitu tahan Permulaan ( initition ) dan tahap pengesahan (legitimation). Setelah
mengetahui tahap –tahap pengambilan keputusan, kemudian untuk mendapatkan keputusan
pasti melalui beberapa proses, Menurut Herbert A. Simon mengemukakan tiga proses dalam
pengambilan keputusan yaitu: (1) Inteligence Activity, yaitu : proses pemilihan situasi dan
kondisi dengan wawasan yang inteligen; (2) Design Activity, yaitu proses menemukan
masalah, mengembangkan pemahaman dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah
serta tindakan lebih lanjut, ada perencanaan pola kegiatan; (3) Choise Activity, yaitu memilih
salah satu tindakan dari sekian banyak alternative atau kemungkinan pemecahan, dan diambil
keputusan.
Pengambilan keputusan adalah merupakan bagian aktivitas penting dalam proses
kepernimpinan dalam organisasi. Proses pengambilan keputusan mencakup, mengenali
masalah, menganilisis masalah, mengembangkan alternatif, memutuskan solusi terbaik
dan melaksanakan keputusan kedalam tindakan efektif' . Pimpinan setiap organisasi
harus mempermudah proses pengambilan keputusan dan komunikasi keputusan
terhadap semua anggota organisasi untuk mendapat dukungan pelaksanaan keputusan.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai situasi, dengan
memilih alternatis terbaik diantara sejumlah alternative keputusan yang dihadapinya.
Alternatif harus dipilih yang resiko negative nya paling kecil agar tidak merugikan
organisasi. Pemimpin harus mampu menjelaskan alasan – alasan me ilih salah satu
alternative keputusan dengan cara yang paling mudah dipahami agar mendapat
dukungan dalam pelaksanaannya. Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah
merupakan tahap – tahap yang harus digunakan untuk membuat keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi juga merupakan
kunci kepemimpinan atau inti dari kepemimpinan.
Daftar Pustaka

Kartini Kartono, 2000, Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta


Miftah Thoha, 2000 Kepemimpinan dalam Manajemen, CV. Rajawali, Jakarta
Sondang P. Siagian, 1987 Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta
Timpe, A. Dale, 2002, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia: Kepemimpinan , PT.
Gramedia,Jakarta
Dhino –ambargo, blogspot.com. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan, 26 November
2019.

Anda mungkin juga menyukai