Influence,
Empowerment & Politics
Managing Change
Leadership And Organizational Behavior
Managing Change and Stress
01
Influence, Empowerment,
and Politics
Kreitner Organizational Behavior 10th Ed - Ch 15
Table of contents
01 02 03
Statement Hypothesis Objectives
You can describe the topic You can describe the topic You can describe the topic
of the section here of the section here of the section here
04 05 06
Methodology Analysis Conclusions
You can describe the topic You can describe the topic You can describe the topic
of the section here of the section here of the section here
Managing Employee
Apa yang membuat karyawan yang baik keluar? "Ketidakbahagiaan dengan manajemen" adalah
kategori jawaban nomor satu (35%), diikuti oleh "Terbatasnya kesempatan untuk maju" (33%) dan
"Kurangnya pengakuan" (13%)
Rational persuasion: Mencoba meyakinkan seseorang dengan alasan, logika, atau fakta.
Inspirational appeals: Mencoba membangun antusiasme dengan menarik emosi, cita-cita, atau
nilai-nilai orang lain.
Ingratiation: Membuat suasana hati seseorang menjadi baik sebelum mengajukan permintaan;
bersikap ramah, membantu, dan menggunakan pujian.
Nine Generic Influence Tactic
Personal appeals: Mengacu pada persahabatan dan kesetiaan saat mengajukan permintaan.
Exchange: Membuat janji yang tersurat atau tersirat dan bertukar bantuan.
Coalition tactics: Membuat orang lain mendukung upaya Anda untuk membujuk seseorang.
Legitimating tactics: Mendasarkan permintaan pada otoritas atau hak seseorang, aturan atau
kebijakan organisasi, atau dukungan tersurat maupun tersirat dari atasan.
Three Possible Influence Outcomes
1. Commitment: Sangat setuju dan akan menunjukkan inisiatif dan ketekunan saat
menyelesaikan tugas.
2. Compliance: Dengan berat hati mematuhi dan perlu didorong untuk memenuhi persyaratan
minimum.
3. Resistance: Mengatakan tidak, membuat alasan, mengulur-ulur waktu, atau mengajukan
argumen.
Practical Research Insights
1. Komitmen lebih mungkin terjadi jika orang mengandalkan konsultasi, persuasi rasional yang
kuat, dan himbauan yang inspiratif, serta tidak mengandalkan tekanan dan taktik koalisi.
2. Sebuah meta-analisis dari 69 penelitian menunjukkan bahwa ingratiation (membuat atasan
merasa nyaman) dapat sedikit meningkatkan hasil penilaian kinerja Anda dan membuat
atasan lebih menyukai Anda secara signifikan.
3. Komitmen lebih mungkin terjadi jika upaya mempengaruhi melibatkan sesuatu yang penting
dan menyenangkan serta didasarkan pada hubungan persahabatan.
4. Mahasiswa (55% perempuan) cenderung menganggap taktik pengaruh lunak atasan mereka
sebagai hal yang adil dan taktik pengaruh keras sebagai hal yang tidak adil.
5. Pengaruh interpersonal terikat oleh budaya.
Social
Power
Kemampuan untuk mengerahkan sumber
daya manusia, informasi, dan material
untuk menyelesaikan sesuatu.
Dimension of Power
2 Types of Power
Menurut sebuah penelitian, wanita membutuhkan lebih
Socialized
banyak kekuatan sosial daripada pria.
Personalized "Wanita yang kuat digambarkan lebih positif oleh
wanita daripada pria" dalam sebuah penelitian terhadap
140 mahasiswa wanita dan 125 mahasiswa pria di
Sydney, Australia.
French and Raven Five Bases of Power
Kekuatan Penghargaan (Reward Power): Memperoleh kepatuhan terhadap imbalan yang dijanjikan
atau yang sebenarnya.
Kekuatan Paksaan (Coercive Power): Memperoleh kepatuhan melalui ancaman atau hukuman yang
nyata.
Kekuasaan yang Sah (Legitimate Power): Memperoleh kepatuhan melalui otoritas formal.
Kekuasaan Pakar (Expert Power): Memperoleh kepatuhan melalui pengetahuan atau informasi
seseorang.
Kekuasaan Referensial (Referent Power): Memperoleh kepatuhan melalui karisma atau daya tarik
pribadi.
French and Raven Five Bases of Power
● Expert dan referent power memiliki dampak yang secara umum positif.
● Reward dan legitimate power yang sah memiliki dampak yang sedikit positif.
● Coercive power memiliki dampak yang sedikit negatif.
Using Power Responsibly and Ethically
● Para eksekutif yang menggunakan kekuasaan yang lebih bersifat sosial dan terbuka akan
mendapatkan komitmen organisasi yang lebih tinggi dari karyawannya.
● Kekuasaan yang bersifat penghargaan, paksaan, dan kekuasaan legitimate yang negatif
cenderung menghasilkan kepatuhan (dan terkadang, perlawanan).
● Kekuasaan legitimate yang positif, kekuasaan ahli, dan kekuasaan rujukan cenderung
menumbuhkan komitmen.
Empowerment
Berbagi kekuasaan yang berbeda-beda dengan karyawan di tingkat yang lebih rendah
untuk memanfaatkan potensi penuh mereka.
We say empowerment is
moving decision making down
to the lowest level where a
competent decision can be
made
Steve Kerr, General Electric and
Goldman Sachs
A Matter of Degree
Pertama, kekuasaan bukanlah situasi
zero-sum di mana keuntungan
seseorang adalah kerugian orang lain.
Pada gilirannya, perasaan positif ini diharapkan mengarah pada peningkatan inovasi dan kinerja.
A Note to Remember
Manajemen partisipatif tidak mungkin berhasil di semua situasi,
Masalah dengan partisipasi individu dalam hal ini adalah bahwa spesialis yang saling bergantung
umumnya tidak memiliki pemahaman yang luas tentang keseluruhan proses produksi.
Manajemen partisipatif juga cenderung tidak berhasil ketika karyawan tidak mempercayai
manajemen.
Delegation
● Delegasi adalah memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada karyawan tingkat
rendah. Ini membantu meringankan beban kerja manajer dan mengembangkan kemampuan
karyawan.
● Hambatan dalam delegasi:
1. Kesulitan melepaskan kendali atas tugas.
2. Kurangnya kepercayaan pada kemampuan karyawan.
3. Kekhawatiran akan kesalahan yang dilakukan karyawan.
4. Kurangnya waktu untuk melatih karyawan.
5. Kekhawatiran akan reputasi manajer terganggu jika terjadi kesalahan.
"Personal Initiative: The Other Side of
Delegation"
Piramida ini memvisualisasikan konsep
bahwa semakin tinggi tingkat inisiatif pribadi
seseorang dalam suatu organisasi, semakin
kecil kebutuhan untuk minta izin atau
bergantung pada orang lain sebelum
melakukan tindakan. Ini adalah bagian dari
teori manajemen organisasi yang
menekankan pentingnya pemberdayaan
karyawan dan pendekatan bottom-up dalam
pengambilan keputusan.
● Delegasi yang lebih besar terkait dengan karyawan yang kompeten, memiliki tujuan tugas
yang sama dengan manajer, hubungan positif yang berkelanjutan, dan dalam beberapa kasus
karyawan juga merupakan seorang supervisor. Faktor kunci dalam delegasi adalah
kepercayaan.
● Manajer cenderung mendelegasikan tugas penting kepada orang yang mereka percayai.
Kepercayaan membutuhkan waktu dan pengalaman positif untuk dibangun, namun dapat
hancur oleh tindakan yang salah. Untuk membangun kepercayaan, manajer dan karyawan
perlu melalui tiga langkah pemberdayaan: konsultasi, partisipasi, dan delegasi.
Model
pemberdayaan
karyawan
Randolph terdiri
dari tiga tahap
utama: berbagi
informasi,
menciptakan
otonomi melalui
struktur, dan
membiarkan tim
menjadi hierarki.
Organizational Politics
and Impression Management
● Organizational Politics adalah tentang bagaimana orang di tempat kerja berusaha
memengaruhi keputusan dan sumber daya. Ini melibatkan strategi dan taktik untuk
mendapatkan keuntungan. Studi politik organisasi membantu kita memahami bagaimana
kekuasaan dan politik memengaruhi cara kerja di suatu organisasi.
● Impression Management: Upaya individu untuk mengontrol persepsi orang lain terhadap diri
mereka dengan presentasi diri yang disengaja melalui perilaku atau komunikasi untuk
menciptakan kesan yang diinginkan. Digunakan untuk memperoleh kepercayaan atau
meningkatkan reputasi dalam situasi sosial atau profesional.
Tabel ini memberikan informasi tentang berbagai
strategi yang digunakan oleh manajer untuk
memengaruhi orang lain dan mencapai tujuan
mereka. Taktik-taktik ini diurutkan berdasarkan
seberapa sering digunakan oleh manajer, mulai
dari yang paling sering hingga yang paling jarang.
Memahami taktik-taktik ini penting untuk
memahami bagaimana hubungan kerja di dalam
organisasi berjalan.
Ada tiga tingkatan tindakan politik di
tempat kerja: individu, koalisi, dan
jaringan. Individu mengejar kepentingan
pribadi, koalisi adalah kelompok yang
bersatu untuk satu isu, dan jaringan
adalah asosiasi individu yang mencari
dukungan sosial. Koalisi fokus pada isu
tertentu sementara jaringan lebih
berorientasi pada orang. Jaringan
memiliki agenda yang lebih luas dan
jangka panjang.
Tindakan politik di organisasi bisa terjadi pada tiga tingkatan: individu, koalisi, dan jaringan.
1. Individu : Orang-orang mengejar kepentingan pribadi mereka sendiri.
Contoh: Seorang karyawan yang mencoba mempromosikan dirinya sendiri tanpa memikirkan
kepentingan tim.
2. Koalisi : Kelompok informal yang bekerja bersama untuk satu isu tertentu.
Contoh: Sekelompok karyawan yang bersatu untuk menuntut perubahan kebijakan perusahaan.
3. Jaringan : Asosiasi longgar individu yang mencari dukungan sosial untuk kepentingan umum.
Contoh: Sejumlah karyawan yang membentuk jaringan untuk saling membantu dalam
pengembangan karir mereka.
1. Naive (Naif) : Orang-orang naif menghindari politik karena menganggapnya tidak menyenangkan.
Mereka cenderung jujur dan percaya kebenaran akan menang tanpa harus terlibat dalam taktik
politik. Contohnya, seseorang yang selalu berkata jujur dan menghindari konflik di tempat kerja.
2. Sensible (Rasional) : Orang-orang rasional melihat politik sebagai sesuatu yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Mereka membangun hubungan dan menggunakan sistem untuk saling
memberikan dukungan. Contohnya, seseorang yang aktif berjejaring di tempat kerja untuk mencapai
kesuksesan bersama.
3. Sharks (Hiu) : Orang-orang dengan sikap "hiu" memanfaatkan politik untuk kepentingan pribadi.
Mereka cenderung manipulatif dan eksploitatif, menggunakan berbagai taktik untuk mencapai
tujuan mereka sendiri. Contohnya, seseorang yang menggunakan informasi palsu atau menipu
orang lain demi keuntungan pribadi di lingkungan kerja.
Impression Management
● Impression management adalah cara seseorang mengatur kesan tentang dirinya kepada orang lain.
Hal ini melibatkan pemantauan diri, teori atribusi, dan politik di tempat kerja. Orang yang pandai
beradaptasi dengan lingkungan cenderung lebih sering melakukan impression management. Dalam
politik organisasi, ada tiga tipe orang: yang tidak berpengalaman, yang rasional, dan yang agresif.
● Making a Good Impression adalah cara Anda membuat orang lain berpikir positif tentang Anda.
Misalnya, dengan berpakaian rapi, bersikap positif, dan berbicara dengan baik. Namun, terlalu
banyak manajemen kesan bisa membuat orang lain merasa Anda tidak tulus. Penting untuk
menemukan keseimbangan yang tepat agar orang lain menghargai Anda tanpa merasa Anda
berlebihan.
● Making a Poor Impression adalah dengan sengaja membuat kesan buruk di tempat kerja karena
alasan tertentu. Mereka menggunakan cara seperti menurunkan kinerja, tidak bekerja dengan baik,
menarik diri, menunjukkan sikap buruk, dan menceritakan keterbatasan mereka. Ada juga yang
pura-pura tidak bisa agar tidak diberi tugas yang tidak diinginkan. Manajer bisa mengatasi perilaku
ini dengan memberikan tugas yang menantang, otonomi, umpan balik, kepemimpinan yang baik,
tujuan yang jelas, dan lingkungan kerja yang tidak terlalu stres.
● Penelitian menunjukkan bahwa politik di tempat kerja dan cara seseorang memengaruhi pandangan
orang lain tentang mereka dapat memengaruhi hubungan dan kekuasaan di organisasi. Misalnya,
seseorang mungkin menggunakan politik organisasi dan manajemen kesan untuk mendapatkan
promosi atau pengakuan di tempat kerja.
● Studi lintas budaya menunjukkan bahwa orang Jepang Amerika cenderung merendahkan diri dalam
melaporkan kinerja mereka, yang dapat membuat mereka dianggap kurang kompeten oleh penilai
Eropa Amerika. Ini menunjukkan pentingnya manajemen kesan dalam konteks lintas budaya.
● Manajemen politik di tempat kerja tidak bisa dihilangkan. Orang yang terlalu politik atau tidak politik
juga bisa mengalami masalah. Sebaiknya, tingkat politik yang bijaksana dianggap sebagai alat
bertahan di organisasi kompleks. Nasihat terbaik adalah menjadi diri sendiri, seperti yang disarankan
oleh CEO Kraft, Irene Rosenfeld.
1. Pilih karyawan yang tidak
terlalu politik saat merekrut.
2. Bagikan informasi perusahaan
kepada semua karyawan.
3. Pastikan setiap karyawan
paham bisnis dan memiliki
tujuan terukur.
4. Ajarkan karyawan
non-keuangan memahami
laporan keuangan.
5. Tetapkan proses resolusi konflik
dan pengaduan formal.
6. Gunakan etika sebagai panduan
tindakan.
7. Akui dan beri penghargaan
kepada individu yang berhasil
tanpa politik.
Managing Change and Stress
02
Managing Change and Stress
Kreitner Organizational Behavior 10th Ed - Ch 18
Table of contents
1. Discuss the external and internal forces that create the need for organizational change.
2. Describe Lewin’s change model and the systems model of change.
3. Discuss Kotter’s eight steps for leading organizational change.
4. Define organization development (OD), and explain the OD process.
5. Explain the dynamic model of resistance to change.
6. Discuss the key recipient and change agent characteristics that cause resistance to change.
7. Identify alternative strategies for overcoming resistance to change.
8. Define the term stress, and describe the model of occupational stress.
9. Discuss the stress moderators of social support, hardiness, and Type A behavior.
10. Review the four key stress-reduction techniques and the components of a holistic approach
toward stress reduction.
Forces of Change
How do organizations know when they should
change? What cues should an organization look
for?
1. External Forces
a. Demographic Characteristics
b. Technological Advancements
c. Shareholder, Customer, and Market
Changes
d. Social and Political Pressures
e.
2. Internal Forces
a. Human Resource Problems/Prospects
b. Managerial Behavior/Decisions
Types of Change
Three types of change in organizations:
1. Adaptive Change
a. Lowest in complexity, cost, and uncertainty
b. Involves reimplementation of a change in the same organizational unit or imitation of a
similar change by a different unit
c. Not particularly threatening to employees as it is familiar
2. Innovative Change
a. Midway in complexity, cost, and uncertainty
b. An experiment or modification of a practice already used by other firms in the industry
c. Greater unfamiliarity and uncertainty can trigger fear of change
Types of Change
3. Radically Innovative Change
a. Highest in complexity, cost, and uncertainty
b. The most difficult type of change to implement
and tends to be most threatening to managerial
confidence and employee job security
c. Potentially realizes the greatest benefits for the
organization
d. Must be supported by a strong organizational
culture
1. Unfreezing
2. Changing
3. Refreezing
A Systems Model of Change
A systems model of change offers
managers a framework to use for
diagnosing what to change and for
determining how to evaluate the
success of a change effort. The four
main components of this model are:
1. inputs,
2. strategic plans,
3. target elements of change,
4. outputs.
A Systems Model of Change
Applying the Systems Model of Change
Terdapat dua cara dalam menerapkan
model sistem perubahan (systems model
of change):
Resistensi bisa bersifat halus seperti pengunduran diri pasif, atau lebih terang-terangan
seperti sabotase yang disengaja.
Resistensi terhadap perubahan sering dianggap sebagai hasil dari upaya pengaruh yang
gagal oleh agen perubahan. Namun, nyatanya resistensi bisa disebabkan oleh faktor lain.
Oleh karena itu, manajer perlu memahami penyebab resistensi agar dapat mengelola
perubahan secara efektif.
Penyebab Resistensi terhadap Perubahan
➢ Takut gagal
Hans Selye, yang dianggap sebagai bapak konsep modern tentang stres, memperkenalkan perbedaan antara stresor dan respons terhadap
stres. Selain itu, Selye menekankan bahwa baik peristiwa positif maupun negatif dapat memicu respons stres yang identik yang bisa
bermanfaat atau berbahaya. Dia merujuk pada stres yang positif atau menghasilkan hasil positif sebagai eustress. Menerima penghargaan
di depan kerumunan besar atau berhasil menyelesaikan tugas kerja yang sulit adalah contoh-contoh stresor yang menghasilkan eustress.
Dia juga mencatat bahwa:
- Stres bukan sekadar ketegangan saraf.
- Stres bisa memiliki konsekuensi positif.
- Stres bukanlah sesuatu yang harus dihindari.
- Kehilangan stres sepenuhnya adalah kematian.
Poin-poin ini membuat jelas bahwa stres tidak terhindarkan. Upaya harus diarahkan pada pengelolaan stres, bukan pada bagaimana
melarikan diri dari stres secara keseluruhan.
Lo. 8 dynamics of stress
A model of occupational stress
"A Model of Occupational Stress" adalah sebuah model
yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
stres di lingkungan kerja. Model ini mencoba untuk
menjelaskan bagaimana berbagai aspek dari lingkungan
kerja, tuntutan pekerjaan, dan karakteristik individu dapat
berkontribusi terhadap tingkat stres yang dialami oleh
setiap individu. Ini mencakup elemen-elemen seperti
stresor lingkungan, respons individu terhadap stres, dan
dampaknya pada kinerja dan kesejahteraan karyawan.
Pada figure 18-6 dijelaskan bagaimana model of
occupational stress ini bekerja. Model ini membantu
manajer untuk memahami dinamika stres di tempat kerja
dan merancang strategi untuk mengelolanya.
Lo. 9 moderator of occupational stress
Ada tiga komponen penting pada moderator of occupational stress yang dapat di pertimbangkan,
yaitu :
Thanks!
Do you have any questions?