I.
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I.2
Tujuan
1.
2.
3.
II.
BUDAYA
Menilai orang lain dan mencari alasan untuk tidak memberdayakan mereka
adalah hal yang mudah. Kenali keahlian dan kualifikasi mereka. Tinjau kembali
CV dan cari tahu kelebihan dan kemampuan mereka. Ini akan membentu anda
memaksimalkan potensi.
Daripada bicara, dengarkan mereka lebih sering. Sadari latar belakang
emosional yang mereka lalui dan situasi sulit yang mungkin menyebabkan
untuk mencoba hal yang mereka belum pernah coba dan menerima hasil yang
tidak pasti. Pegawai yang takut mencoba hal baru karena takut akan dampak
buruk atau kritikan tidak akan bisa berkembang dari peran yang saat itu mereka
pegang dan itu akan membuat mereka merasa tidak diberdayakan. Dengan
membuat batasan yang masuk akal, misalnya diskriminasi atau tindakan yang
tidak terpuji usahakan untuk menumbuhkan lingkungan yang mau mengambil
resiko yang sehat. Ketika pegawai anda melakukan kesalahan semangati mereka
untuk belajar dari kesalahan tersebut dan terus maju.
II.2 Budaya Kekuasaan
II.2.1 Kekuasaan dalam Organisasi ada Beberapa Pendekatan:
Orang - orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi seperti
manajer, direktur, kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan (power) dalam
konteks mempengaruhi perilaku orang - orang yang secara struktural organisator
berada di bawahnya. Sebagian pimpinan menggunakan kekuasaan dengan efektif,
sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk bekerja dan
melaksanakan tugas dengan lebih baik. Namun, sebagian pimpinan lainnya tidak
mampu
memakai
kekuasaan
dengan
efektif,
sehingga
aktivitas
untuk
melaksanakan pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik. Oleh
karena itu, sebaiknya kita bahas secara terperinci tentang jenis - jenis kekuasaan
yang sering digunakan dalam suatu organisasi.
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu
interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction
between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi
untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi
tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu :
1.
Reward power
Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi
ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain.
Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang
memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit
adalah jika anda dapat menjamin atau memberi kepastian gaji atau jabatan
saya meningkat, anda dapat menggunkan reward power anda kepada saya.
3.
tanggung jawabnya.
Referent power
Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan kesukaan atau liking,
dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai
kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang
lebih konkrit, seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para
bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab
4.
5.
mengizinkan
orang
tersebut
melaksanakan
kekuasaan
yang
sudah
dilegitimasi tersebut.
Dari lima tipe kekuasaan di atas mana yang terbaik? Scott dan Mitchell
menawarkan satu jawaban. Harus dingat bahwa kekuasaan hampir selalu
berkaitan dengan praktik - praktik seperti penggunaan rangsangan (insentif) atau
paksaan (coercion) guna mengamankan tindakan menuju tujuan yang telah
ditetapkan. Seharusnya orang - orang yang berada di pucuk pimpinan,
mengupayakan untuk sedikit menggunakan insentif dan koersif. Sebab secara
alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela
dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi
mereka. Cara - cara koersif dan insentif ini selalu lebih mahal, dibanding jika
karyawan secara spontas termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang
mereka pahami berasal dari kewenangan yang sah (legitimate authority).
II.2.2 Memperbaiki Kemampuan Berkomunikasi dalam Organisasi
Salah satu karakteristik antar manusia (human comunication) menegaskan,
bahwa tindak komunikasi akan mempunyai efek yang dikehendaki (intentional
effect) dan efek yang tidak dikehendaki (unintentional effect). Pernyataan tersebut
bermakna, bahwa apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan pada orang lain
tidak selalu diinterpretasi dan sama seperti yang kita kehendaki. Kenyataan ini
dapat terjadi pada setiap konteks komunikasi, baik konteks komunikasi antar
pribadi, kelompok, massa, ataupun komunikasi organisasi.
Prinsip - prinsip umum untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi
dalam organisasi, yaitu :
a. Prinsip yang pertama adalah bagaimana mendefinisikan tujuan kita
berkomunikasi. Orang berkounikasi untuk memperoleh hasil yang
diharapkan, namun mereka tidak selalu tahu dengan tepat hasil - hasil apa
yang mereka cari. Untuk inilah, memberi batasan terhadap tujuan kita
berkomunikasi merupakan faktor yang menentukan keberhasilan kita
berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mendefinisikan tujuan
berkomunikasi, yaitu:
Apa yang kita inginkan untuk terjadi. Artinya pastikan bahwa tujuan kita
berkomunikasi sudah specifik, karena kalau tujuan kita tidak jelas, maka kita
tidak akan selalu siap untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Memastikan apa tujuan kita realistis, dalam arti apakah tujuan yang kita
harapkan memiliki peluang untuk berhasil atau tidak. Misalnya, apakah
atasan kita akan mempromosikan jabatan kita atau menaikkan gaji kita, kalau
penampilan dan prestasi kerja kita masih di bawah ukuran normal? Kalau itu
b.
c.
aturan-aturan
yang
memungkinkan
secara jelas.
Inti dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hirarki).
Pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka.
Birokraasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan sumbersumber yang ada dalam lingkup pengaruhnya.
Birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yang rapi.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan fungsi
organisasi adalah teori sistem. Menurut Chester Barnard, organisasi hanya dapat
berlangsung melalui kerjasama antarmanusia, dan bahwa kerjasama adalah sarana
di mana kemampuan individu dipadukan guna ,mencapai tujuan bersama atau
tujuan yang lebih tinggi.
Sementara menurut Daniel Katzdan Robert Kahn, sebagai suatu sistem
sosial organisasi memiliki keunikan di dalam kebutuhannya guna memelihara
berbagai masukan untuk menjaga agar berbagai perilaku manusia di dalam
organisasi tersebut tetap terkendali. Itu artinya, sistem memiliki tujuan - tujuan
bersama yang mengharuskan menomor duakan kebutuhan individu - individu.
1) Pendekatan Hubungan Manusiawi (Human Relation).
10
11
12
a.
system.
b. Teori Integratif
Teori yang dikemukakan oleh Richard Farace, Peter Monge, dan Hamish
Russel ini menunjukkan suatu pandangan umum yang sangat menarik
mengenai konsep-konsep sistem dari organisasi. Karya mereka merupakan
integrasi dari berbagai gagasan terbaik ke dalam suatu bentuk yang secara
internal telah memberikan suatu sintetis mengenai pandangan sistem.
Sebagai tambahan, karya mereka juga menyatukan sejumlah besar
pemikiran yang didasarkan atas penelitian, yang terakhir mereka
menempatkan komunikasi sebagai pusat dari struktur organisasai.
Mereka mendefinisikan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang
setidaknya terdiri dari dua orang (atau lebih), ada saling ketergantungan, input,
proses dan output. Kelompok ini berkomunikasi dan bekerja sama untuk
menghasilkan suatu hasil akhir dengan menggunakan energi, informasi, dan bahan
- bahan lain dari lingkungan.
Salah satu sumber daya penting dalam organisasi adalah informasi.
Dengan menggunakan teori informasi sebagai dasar, Farace dan rekannya
mendefinisikan informasi dalam pengertian untuk mengurangi ketidakpastian.
Ketika orang mampu untuk memperkirakan pola-pola yang akan terjadi dalam
aliran tugas dan hubungan-hubungannya, maka ketidakpastian dapat dikurangi
dan informasi berhasil diperoleh. Komunikasi sendiri sebagian merupakan
pengurai ketidakpastian melalui informasi, karena komunikasi mencakup
13
Individu
yaitu:
Produksi yang mengacu pada pengarahan, koordinasi kontrol terhadap
b.
aktivitas organisasi.
Inovasi yang membangkitkan atau mendorong perubahan dan gagasan baru
c.
dalam sistem.
Pemeliharaan diartikan untuk melindungi nilai-nilai individual dan
hubungan antarpribadi yang dibutuhkan untuk mempertahankan sistem.
14
3) Dimensi struktur. Jika fungsi berkaitan dengan isi pesan, maka struktur
berkaitan
dengan
tumbuhnya
pola-pola
atau
aturan-aturan
dalam
penyampaian pesan.
Pada setiap level organisasi (individual, dyadic, kelompok dan
organisasional) kita dapat meneliti cara-cara bagaimana komunikasi dapat
berfungsi dan distrukturkan. Selanjutnya, Ferace mengemukakan secara
terperinci masing-masing dari keempat level pengorganisasian. Tetapi, pada
bagian berikut ini kita hanya akan membahas level, individu, dyadic, dan
kelompok secara ringkas, sekedar untuk memperoleh gambaran umum sebagai
latar belakang. Oleh karena fokus perhatian Ferace lebih kepada jaringan kerja
makro, sebagai kontribusi terpenting teori ini, maka kita akanlebih banyak
memusatkan perhatian pada masalah tersebut.
Konsep kunci yang berhubungan dengan komunikasi individu dalam
organisasi adalah beban (load). Beban/muatan komunikasi adalah tingkatan dan
kompleksitas dari masukan informasi terhadap seseorang.
Tingkatan adalah kuantitas dari masukan seperti pesan-pesan atau
pemintaan-permintaan.
Kompleksitas adalah jumlah faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam
memproses informasi.
Ada dua lingkup persoalan berkaitan dengan muatan tersebut, yaitu:
1. Underload, yaitu yang terjadi ketika aliran pesan kepada seseorang berada di
bawah kapasitas orang tersebut untuk memprosesnya.
2. Overload, yaitu terjadi ketika muatan melampaui kapasitas.
Sementara pengertian mengenai load, underload,
dan
overload
15
16
kelompok-kelompok orang).
II.3.2 Teori Manajer dalam Manajemen
Ada 3 teori dasar dalam manajemen, pertama adalah model tradisonal,
kedua adalah human relations, dan ketiga adalah human resources (Milles).
1. Model Tradisional
Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola motivasi tradisional.
Manajer berasumsi bahwa pekerjaan itu tidak menyenangkan bagi manusia,
upah lebih penting dari kerja itu sendiri, dan hanya sedikit sekali orang yang
memiliki pengendalian dan pengarahan diri. Oleh karena itu, maka jalan
keluar yang dilakukan manajer adalah melakukan supervise yang ketat
merumuskan berbagai cara dan prosedur kerja sesederhana mungkin, dan
memaksa apa yang diinstruksikan kepada bawahan. Dengan demikian
diharapkan bawahan akan patuh dan menghasilkan apa yang telah
ditetapkan.
2. Model Human Relations
Dalam pendekatan ini manajer menggunakan pola human relations, manajer
berasumsi bahwa bawahannya ingin merasa berguna dan penting, ingin
dikenal sebagai seorang individu yang berarti dan keinginan tersebut
mungkin lebih peting daripada uang. Oleh karena itu, maka tindakan yang
dilakukan para manajer dalam melakukan tugasnya adalah memuji individu
dan bawahannya agar mereka merasa penting/ berguna, selalu mendengar
keluhan dan saran bawahannya, melakukan pengendalian dan pengarahan
diri dalam hal-hal rutin. Dengan demikian diharapkan agar bawahan
menjadi lebih dimanusiakan (dihargai dan senang) dan termotivasi serta
bersedia bekerjasama atas dasar kesadaran diri (secara sukarela). (Keban)
17
18
menangkap hakikat budaya organisasi. Setiap dimensi tersebut dari rendah sampai
19
tinggi, yang semata-mata disebut bukan sebagai tipe budaya (rendah) atau tipe
budaya (tinggi). Menilai organisasi dari ketujuh dimensi itu akan memberikan
gambaran mengenai unsur-unsur pembentuk budaya organisasi tersebut. Dalam
banyak organisasi, salah sati dimensi budaya itu kadang muncul di atas yang lain
dan biasanya membentuk kepribadian organisasi dan cara kerja kerja anggota
organisasi. Sebagai contoh, Sony Corporation yang berfokus pada inovasi produk.
Perusahaan hidup dan bernafas dalam pengembangan produk baru (orientasi
hasil), dan keputusan kerja, sikap, dan tindakan-tindakan karyawan yang
mendukung sasaran. Sebaliknya, Soutwest Airlines membuat para karyawannya
sebagai bagian pusat budaya (orientasi orang).
Dimensi-dimensi budaya organisasi tersebut yaitu :
1. Inovasi dan Pengambilan Resiko
Kadar seberapa karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil risiko.
2. Perhatian Pada Detail
Kadar sebarapa karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan,
analisis, dan perhatian pada detail.
3. Orientasi Hasil
Kadar seberapa manajer berfokus pada hasil atau keluaran bukannya pada
cara mencapai hasil itu.
4. Orientasi Orang
Kadar seberapa keputusan manajemen turut mempengaruhi orang-orang yang
ada dalam organisasi.
5. Orientasi Tim
Kadar seberapa pekerjaan disusun berdasar tim bukannya perorangan.
6. Keagresifan
Kadar seberapa keryawan agresif dan bersaing daripada bekerjasama.
7. Stabilitas
Kadar seberapa keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untuk
mempertahankan status.
Sumber Budaya
Adat istiadat,tradisi,dan cara umum melakukan segala sesuatu di organisasi
tertentu saat ini pada umumnya di timbulkan oleh apa yang telah dilakukan
sebelumnya dan tingkat keberhasilan usaha itu . Sumber asli budaya organisasi
lazimnya mencerminkan visi atau misi para pendiri organisasi tersebut. Para
pendiri menetapkan budaya awal dengan membayangkan citra seperti apa yang
akan menempel pada perusahaan tersebut.
20
21
sebagainya? Perasaan yang Anda peroleh itu menunjukkan kekuatan simbolsimbol materi dalam menciptakan kepribadian organisasi.
Tata letak fasilitas organisasi, cara karyawan berpakaian, jenis mobil yang
disediakan bagi eksekutif puncak, dan ketersediaan pesawat milik perusahaan
merupakan contoh simbol-simbol materi. Simbol-simbol materi itu mengatakan
kepada para karyawan siapa yang penting, tingkat kesamaan yang dikehendaki
oleh pucuk pimpinan, dan berbagai jenis perilaku (misalnya menanggung risiko,
bersikap konservatif, otoriter, partisipatif, individualistis, dan sebagainya) yang
diharapkan dan layak.
4. Bahasa
Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi menggunakan bahasa
sebagai cara untuk mengidentifikasi para anggota sebuah budaya. Dengan
mempelajari bahasa itu, para anggota menyatakan penerimaan mereka
terhadap budaya dan kesediaan mereka untuk membantu melestarikannya.
Dari waktu ke waktu,organisasi sering mengembangkan istilah-istilah unik
untuk menggambarkan peralatan, orang-orang penting, para pemasok,
pelanggan, proses, atau produk-produk yang berkaitan denga bisnis mereka.
Karyawan-karyawan baru sering merasa kewalahan dengan berbagai
akronim dan istilah khusus yang, dalam waktu singkat, menjadi bagian
wajar bahasa mereka. Setelah terasimilasi, bahasa itu berfungsi sebagai
budaya organisasi terutama releva bagi para manajer. Kendala-kendala itu jarang
yang bersifat eksplisit (terungkap). Kendala-kendala itu tidak tertulis. Kecil
kemungkinan bahwa kendala-kendala itu bahkan akan diucapkan. Tetapi kendala
itu memang ada, dan semua manajer dengan cepat mengetahuiapa yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam organisasi mereka. Budaya suatu
organisasi, terutama budaya yang kuat, membatasi pilihan-pilihan pengambilan
keputusan oleh seorang manajer dalam segala fungsi manajemen. Wilayahwilayah penting tugas seorang manajer dipengaruhi oleh budaya tempat dia
beroperasi.
Masalah Budaya Organisasi Terkini yang Dihadapi oleh Manajer terdapat
empat masalah budaya yang harus diperhatikan oleh manajer, yaitu:
a) Menciptakan etika budaya
22
budayanya
menjadi
lebih
tanggap
terhadap
konsumen,
dengan
pekerjaan
yang
dilakukan
didalam
komunitas.
23
a. Konsumen
Seperti yang telah dikatakan berkali-kali, organisasi ada untuk memenuhi
kebutuhan konsumen. Adalah konsumen atau klien yang menyerap hasil
dari organisasi. Ini benar bahkan untuk organisasi pemerintahan dan nirbala.
Selera para konsumen dapat berubah atau mereka dapat menjadi tidak puas
dengan jasa atau produk organisasi itu. Tentu saja, beberapa organisasi
mengahadapi ketidakpastian yang jauh lebih besar yang dakibatkan oleh
konsumen mereka dibandng organisasi lain.
b. Pemasok
Ketika Anda berpikir bahwa pemasok bagi organisasi tertentu, biasanya
anda membayangkan perusahaan yang menyediakan bahan baku dan
perlatan. Tetapi, istilah pemasok juga mencakup penyedia input keuangan
dan tenaga kerja. Para manajer berusaha menjamin keberlangsungan aliran
input yang diperlukan dengan harga serendah mungkin. Karena input
tersebut
menunjukan
ketidakpastian
artinya,
ketidaktersediaan
atau
mebayar
mahal.
Pesaing
dalam
bentuk
penetapan
harga,
atas
penanganannya
pada
hewan
sewaktu
proses
24
bidang-bidang
itu
ketika
mereka
merencanakan,
25
ubah ditempat mereka bekerja. Karena nilai, kebiasaan, dan selera berubah,
para manajer harus pula berubah. Jika organisasi melakukan bisnis dinegara
lain, manajer perlu mengenal nilai dan budaya Negara tersebut dan
mengelola organisasi dengan cara mengakui dan menerapkan aspek social
budaya tertentu itu.
d. Kondisi Demografi
Kondisi demografi meliputi kecendrungan karakteristik fisik populasi,
seperti jenis kelamin umur, tingkat pendidikan, lokasi geografis,
pendapatan, komposisi keluarga, dan sebagainya. Perubahan karakteristik
ini memungkinkan bagaimana para manajer merencanakan, mengelola,
memimpin, dan mengendalikan.
e. Teknologi
Dalam kaitannya dengan lingkungan umum, perubahan yang paling pesat
selama seperempat abad terakhir terjadi pada bidang teknologi. Kita hidup
ketika teknologi terus-menerus berubah. Contohnya seperti Prime Trucking
Inc, dan Amazon.com, menggunakan informasi sebagai keunggulan
berasaing dan telah menganut sistem e-bisnis yang berteknologi maju untuk
tetap berada didepan pesaingnya. Keseluruhan bidang teknologi secara
radikal mengubah cara mendasar penyusunan organisasi dan cara manajer
meneglola.
f. Global
Pada akhir dekade ini Nigeria akan mempunyai populasi yang lebih besar
dari Rusia. Ethiopia akan memiliki banyak penduduk daripada Jerman dan
Maroko akan lebih padat daripada Kanada. Globalisasi merupakan salah
satu faktor penting yang memengaruhi para manajer dan organisasi. Para
26
pertama dari dimensi itu adalah derajat perubahan, jika komponen dalam
lingkungan organisasi sering berubah kita menyebutnya lingkungan yang dinamis,
jika prubahan minimum kita meneybutnya lingkungan yang stabil. Lingkungan
yang stabil mungkin adalah lingkungan yang tidak memiliki pesaing baru.
Kebanyakan industri sekarang ini menghadapi perubahan yang lebih dinamis,
sehingga membuat lingkungan mereka makin tidak pasti.
2. Mengelola Hubungan Stakeholder
Sifat dasar hubungan stakeholder hubungan eksternal merupakan cara lain
lingkungan memengaruhi manajer, semakin jelas dan aman hubungan itu semakin
besar pengaruh manajer terhadap hasil organisasinya. Siapakah stakeholder itu?
Pemercaya adalah semua pihak dalam lingkungan eksternal organisasi yang
terpengaruh oleh keputusan dan tindakan organisasi. Mengapa pengelolaan
dengan stakeholder itu penting? Mengapa para manajer harus peduli terhadap
pengelolaan hubungan dengan stakeholder? Salah satu alasanna adalah
pengelolaan tersebut dapat berakibat pada hasil organisasi lainnya seperti
membaiknya prediksi terhadap perubahan lingkungan , inovasi yang lebih sukses
dan lain-lain. Makin menentukan stakeholder itu dan makin tidak pasti
lingkungannya, makin perlu para manajer membangun kemitraan yang eksplisit
dengan stakeholder itu daripada hanya mengetahui keberadaannya.
II.4 Budaya Tugas
II.4.1 Tugas Pokok Kepemimpinan
Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi - fungsi
manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari:
merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakkan,
dan
mengawasi.
Terlaksananya tugas - tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan
seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang - orang yang dipimpinnya. Agar
orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di
samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan
hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas - tugas seorang pemimpin
meliputi:
pengambilan
keputusan
menetapkan
sasaran
dan
menyusun
27
secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain :
1. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi
pelaksanaan :
Penyusunan Rencana
Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
Pelaporan
2. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
3. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing
secara baik
4. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
5. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
6. Menyusun fungsi manajemen secara baik
7. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
8. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
II.4.2 Fungsi Kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi
dan menyediakan fasilitasnya.
2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, dsb.
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan
yang
efektif,
maka
28
organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusankeputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi,
secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
a. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu
memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
b. Fungsi konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua
arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan
keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan
orang - orang yang dipimpinnya.
c. Fungsi Partisipasi
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun
dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan
yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang
dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
d. Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi
sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi
kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara
bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena
kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh
seorang pemimpin seorang diri.
e. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus
mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi
yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan.
29
30
Tugas
pokok
kepemimpinan
yang
berupa
mengantarkan,
kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan
a.
b.
c.
2.
mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke
arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami
hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil
maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk
para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
31
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang
sebaik - baiknya dari :
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara
rasional sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan
metode metode sebagai berikut :
1) Keputusan keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara
sendirian.
2) Keputusan keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus
menerus dapat diserahkan kepada orang orang yang terlatih khusus untuk
itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
3) Keputusan keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi
tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
Keputusan keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya
menyangkut perhitungan perhitungan secara teknis juga diambil dengan bantuan
seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
32
33
baik
bagi
pemeliharaan
dan
waktu
yang
dibatasi,
sehingga
anggota
kelompok
lain
struktur
untuk
pencapaian
tujuan,
mempertahankan
dan
34
35
penyampaian
dan
pemahaman
suatu
arti.
Selengkapnya
36
career success. Komunikasi yang baik juga memberi dampak yang baik bagi
individu, kelompok, dan organisasi, dan itulah harapannya.
II.5.4 Arah Komunikasi (Direction of Communication)
Arah komunikasi dapat secara vertikal maupun lateral (horisontal).
Pertama kita bahas mengenai komunikasi dengan arah vertikal yang dibagi
menjadi downward communication dan upward communication.
Downward communication
Yang dimaksud adalah komunikasi dari level manajemen puncak ke
tingkatan bawah manajemen, seperti seorang manajer yang melakukan
komunikasi manajerial ke bawahannya.
Tujuan komunikasi ini adalah menyampaikan tujuan strategis (strategic
goals), membagi instruksi kerja, menjelaskan prosedur dan kebijakan kerja, serta
memberi umpan balik (feedback).
Kewajiban seorang manajer dalam komunikasi ini yakni manajer harus
mampu menjelaskan mengapa suatu kebijakan dibuat dan harus dilaksanakan, apa
saja tujuan jangka panjang/jangka pendeknya. Hal ini memberikan suatu
transparansi yang jelas kepada karyawan pelaksana. Bila perlu, penyampaian serta
pengontrolan dilakukan dalam selang waktu dengan berbagai media berbeda. Jika
hal ini tidak dilakukan dengan baik, maka komunikasi menjadi tidak efektif bagi
organisasi dan itulah masalahnya.
Masalah lainnya yang mungkin timbul dari komunikasi ini bahwa dalam
penyampaian rencana serta tujuan strategis, manajer juga perlu untuk mendengar
apa tanggapan karyawan pelaksana, apa yang menjadi keluhan mereka, dan
bagaimana mereka merespon. Hal ini pun perlu dilakukan level manajemen
puncak.
Kesimpulannya, komunikasi downward akan menjadi efektif apabila
manajer menjelaskan alasan suatu kebijakan dibuat dan sekaligus terbuka terhadap
suara para karyawan pelaksana.
Upward communication
Komunikasi ini kontras dengan downward communication, yaitu
komunikasi dari level bawah manajemen ke level manajemen puncak.
Berdasarkan penjelasan downward communication diatas, kita melihat bahwa ada
interaksi antara manajer dan bawahan. Selain manajer menyampaikan rencana dan
tujuan strategis, karyawan diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan
37
38
kelebihan yakni tahan lama, maksudnya adalah apa yang ditulis/tertulis dapat
disimpan dan sewaktu-waktu menjadi acuan dalam suatu perilaku, serta juga
berfungsi sebagai pengingat.
Namun, bentuk komunikasi ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan
waktu yang relatif lama. Berbicara 15 menit mungkin secara tertulis bisa menjadi
lebih dari 15 menit. Dalam konteks organisasi, komunikasi tertulis berupa
pengajuan proposal mungkin akan membutuhkan waktu yang lama apalagi lintas
hirarki organisasi yang memerlukan persetujuan.
Komunikasi nonverbal
Jenis komunikasi ini lebih berfokus pada bahasa tubuh atau gerakangerakan tubuh yang memberikan arti-arti tertentu. Komunikasi ini ditandai dengan
ekspresi wajah senyum, cemberut, gaya jalan seseorang, dan gerak tubuh lainnya.
Mengangkat alis sebelah dapat saja memberi arti keragu-raguan terhadap sesuatu
tindakan, peristiwa, perilaku, atau respon. Itulah contoh komunikasi nonverbal.
Hal penting yang mesti diketahui dalam jenis komunikasi ini ialah apakah
sebagaian besar orang memahami arti dari sebuah gerakan tubuh. Akan menjadi
masalah apabila masing-masing receiver mendapat arti berbeda dari sebuah gerak
tubuh yang sama yang diberikan oleh sender.
II.5.6 Organizational Communication
Jika pada subbab sebelumnya kita membahas arti penting dan makna
komunikasi secara umum, pada bagian ini kita masuk pada pembahasan
komunikasi organisasi.
Formal Small-Group Networks
Ada banyak jaringan komunikasi yang lebih kompleks dan memiliki level
hirarki yang lebih tinggi. Pembahasan di topik ini akan menguraikan tiga tipe
jaringan komunikasi, yaitu:
1. Chain, komunikasi pada tiga level organisasi. Misal: komunikasi antara
direktur utama, direktur pemasaran, dan karyawan bagian pemasaran.
2. Wheel, penekanan pada seseorang yang menjadi pemimpin dalam
komunikasi. Pemimpin tersebut menjadi satu-satunya yang memberi
informasi kepada seluruh anggotanya dan sekaligus menjadi satusatunya yang menerima informasi dari anggotanya. Contoh: kepala
departemen penjualan memberi target penjualan kepada anggota
departemennya, hasil perolehan penjualan kembali dilaporkan kepada
kepala departemen penjualan.
39
sebuah
organisasi.
Namun,
penting
untuk
mengetahui
sumber
40
dari satu sumber, melainkan dari banyak sumber. Akurasi dan tingkat kepercayaan
dari sebuah informasi dapat tergantung dari sumber diperolehnya informasi
tersebut, kemudian diolah dengan logika/analisis. Informasi tersebut selanjutnya
dapat digunakan manajemen untuk pengambilan keputusan.
Mengelola informasi yang berlebihan/terlalu banyak
Seorang manajer atau orang yang berperan mengambil keputusan
seringkali mengalami kebingungan dalam melakukan tugasnya. Ini merupakan
kondisi dimana informasi diperoleh dari sangat banyak sumber. Bayangkan saja
apabila informasi yang diperoleh dari banyak sumber menunut dirinya untuk
mengelola informasi tersebut yang paling baik, mana yang terbaik, apa resiko dan
dampaknya, bagaimana mengimplementasikannya, dll.
Peran teknologi informasi tidak kalah pentingnya dalam hal ini. PT. Bank
Mandiri mengelola informasi tentang nasabah yang mengaktifkan produk mobile
banking secara komputerisasi. Data nasabah akan di-update setiap kelipatan dua
jam. Hal ini menunjukan perusahaan melakukan pengelolaan informasi dengan
mengelompokkan update data nasabah setiap dua jam agar tidak banyak informasi
yang di-update sekaligus.
Ancaman terhadap keamanan data
Setiap individu bahkan organisasi sekalipun tentu memiliki hal-hal tertentu
yang merupakan data dan informasi hanya untuk diketahui oleh pihak internal
saja. Informasi ini kemudian yang disebut privasi bagi individu atau organisasi
tersebut.
Banyaknya privasi atau rahasia perusahaan yang diketahui oleh pihak luar
organisasi akan menjadi ancaman bagi kelangsungan bisnis organisasi tersebut.
Untuk itu, semua aliran data dan informasi yang diperoleh organisasi melalui
komunikasi perlu dijaga kerahasiaannya agar tidak menjadi ancaman bagi internal
organisasi.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjaga keamanan data yaitu
melalui implementasi yang efektif dari budaya organisasi. Hal inilah
yang
41
terkendali) adalah salah satu cara yang dilakukan dalam mempromosi suatu
42
barang yang membuat kita tertarik terhadap suatu barang karena iklan nya yang
menarik atau kemasannya menarik bagi kita bukan karena manfaat atau vitamin
yang dimiliki suatu produk. Karena pengetahuan kita yang dangkal dan lebih
mudah untuk mengikuti promosi atau iklan yang lebih menarik perhatian kita.
Lebih mudah terpengaruh dengan iklan iklan yang menyita perhatian kita. Seperti
jingle lagu yang lucu, promosi hot deal, packaging.
Pengolahan audiens terhadap pesan persuasive :
1. Interest Level (tingkat ketertarikan)
Proses bagaiaman seseorang bisa menerima pesan persuasive adalah
bagaimana sesuai dengan ketertarikan orang itu sendiri. Contoh ketertarikan
kepada hasil keputusan yang akan diambil, sehingga kebanyakan orang mencari
informasi sebanyak banyak untuk mengambil sebuah keputusan yang penting
secara hati hati.
2. Prior Knowledge (Pengetahuan sebelumnya)
Seseorang biasanya sudah memiliki pemikiran sendiri dari berbagai
argumen dalam melakukan suatu aksi/tindakan tertentu. Tidak akan gampang
mengubah/mempengaruhi pemikiran orang lain kecuali ada alasan yang bijaksana
yang bisa diterima dan dianggap masuk akal. Disisi lain orang yang kurang
informasi tentang topic gampang dengan mudah berubah pikiran. Bahkan didalam
argument yang kurang akurat sekalipun.
3. Personality (kepribadian)
Ada 2 jenis kepribadian orang yaitu Kebutuhan lebih akan kognisi dan
rendahnya kebutuhan akan kognisi. Tinggi kebutuhan akan kognisi hanya
membutuh kan bukti dan fakta-fakta, sedangkan yang kurang kebutuhannya akan
kognisi lebih cenderung menggunakan proses otomatis (gampang terpengaruh),
mengandalkan intuisi dan memadu evaluasi mereka dengan maksud pesan
persuasive
4. Message Characteristic (Kareakteristik pesan)
Kebanyakan pesan yang dibuat relative ramping sehingga penyampaian isi
pesan kurang dapat dipahami. Sehingga kebanyakan orang gampang terpengaruh
dengan iklan-iklan yang menjanjikan memberi manfaat bagi mereka.
II.5.9 Hambatan Komunikasi yang Efektif
Sejumlah hambatan dapat menghambat atau mengganggu komunikasi
yang efektif. Pada bagian ini, ada beberapa hal yang penting:
Filtering/penyaringan
Penyaringan mengacu pada informasi sengaja memanipulasi pengirim
sehingga penerima akan melihat lebih menguntungkan. Beberapa penyaringan
43
akan terjadi di mana pun ada perbedaan status. Faktor-faktor seperti takut
menyampaikan berita buruk dan keinginan untuk menyenangkan pimpinan sering
menyebabkan karyawan untuk memberitahu atasan mereka apa yang mereka pikir
mereka ingin dengar, sehingga mendistorsi komunikasi ke atas.
44
menganggap kata-kata dan istilah yang mereka gunakan berarti sama ke penerima
untuk mereka.
Silence/diam
Sangat mudah untuk mengabaikan dengan diam atau mengurangi
komunikasi, justru karena itu didefinisikan oleh tidak adanya informasi. Namun,
penelitian menunjukkan keheningan dan pengurangan komunikasi keduanya
umum dan bermasalah. Satu survei menemukan bahwa lebih dari 85 persen dari
manajer melaporkan berdiam diri tentang setidaknya satu masalah yang menjadi
perhatian yang signifikan. Keheningan karyawan berarti manajer tidak memiliki
informasi tentang masalah operasional yang berkelanjutan. Dan keheningan
tentang diskriminasi, pelecehan, korupsi, dan kesalahan berarti manajemen
puncak tidak dapat mengambil tindakan untuk menghilangkan perilaku ini.
Akhirnya, karyawan yang diam tentang isu-isu penting juga bisa mengalami stres
psikologis.
Diam adalah tidak seperti di mana pendapat minoritas diperlakukan dengan
hormat, identifikasi workgroup tinggi, dan keadilan prosedural berlaku/bernilai
tinggi.
Communication Apprehension/ketakutan untuk berkomunikasi
Diperkirakan 5 sampai 20 persen dari populasi takut untuk komunikasi,
atau kecemasan sosial. Orang-orang ini mengalami ketegangan yang tidak
semestinya dan kecemasan dalam komunikasi lisan, komunikasi tertulis, atau
keduanya. Mereka mungkin merasa sangat sulit untuk berbicara dengan orang lain
secara tatap muka atau mungkin menjadi sangat cemas ketika mereka harus
menggunakan telepon, bergantung pada memo atau email jika ada panggilan
telepon, akan terasa lebih cepat dan lebih tepat. Studi menunjukkan apprehensives
oral-communication
menghindari
situasi,
seperti
mengajar,
yang
mana
45
apa yang disebut dengan kebohongan. Bukti menunjukkan bahwa orang lebih
nyaman berbohong melalui telepon daripada tatap muka dan lebih nyaman
berbohong di e-mail daripada ketika mereka harus menulis dengan pena dan
kertas. Dapatkah Anda mendeteksi pembohong? Masalahnya adalah , tidak ada
isyarat nonverbal atau lisan unik untuk berbohong, menghindari tatapan Anda,
berhenti berbicara, dan pergeseran postur tubuh Anda juga bisa merupakan efek
dari kegelisahan, rasa malu, atau keraguan. Selain itu, kebanyakan orang yang
berbohong mengambil sejumlah langkah untuk berjaga-jaga, sehingga mereka
mungkin sengaja melihat seseorang di mata ketika berbaring karena mereka tahu
bahwa kontak mata langsung adalah mungkin diasumsikan menjadi tanda
kebenaran. Kesimpulannya, frekuensi kebohongan dan sulitnya dalam mendeteksi
pembohong membuat hambatan yang sangat kuat untuk mencapai komunikasi
yang efektif dalam organisasi.
II.5.10 Implikasi Global
Hambatan budaya
Pertama adalah hambatan yang disebabkan oleh semantik, yang kedua
disebabkan oleh konotasi kata, yang ketiga disebabkan oleh perbedaan nada, dan
yang keempat oleh perbedaan toleransi konflik dan metode untuk menyelesaikan
konflik.
Konteks Budaya
Budaya cenderung berbeda dalam sejauh mana konteks mempengaruhi
makna individu mengambil dari cara berkomunikasi. Contoh: dalam budaya
konteks tinggi seperti Cina, Korea, Jepang, dan Vietnam, orang sangat bergantung
pada isyarat nonverbal situasional dan halus dalam berkomunikasi dengan orang
lain, Status dan reputasi menjadi sangat penting di kalangan masyarakat. Apa
yang tidak dikatakan mungkin lebih penting daripada apa yang dikatakan.
Sebaliknya, orang-orang dari Eropa dan Amerika Utara mencerminkan budaya
rendah konteks mereka.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk kembali untuk menilai konteks
budaya? Aturan berikut dapat membantu:
46
Sebagian besar dari kita menganggap orang lain lebih mirip dengan kita
daripada mereka sebenarnya. Anda cenderung untuk berbuat salah jika Anda
menganggap mereka berbeda dari Anda sampai terbukti sebaliknya.
2. Tekankan deskripsi bukan interpretasi atau evaluasi.
Menafsirkan atau mengevaluasi apa yang seseorang telah dikatakan atau
dilakukan lebih menarik pada budaya dan latar belakang Anda sendiri dari
pada situasi yang diamati. Jadi menunda penilaian sampai Anda punya
waktu yang cukup untuk mengamati dan menafsirkan in situ-asi dari
perspektif yang berbeda dari semua pihak.
3. Praktek empati.
Sebelum mengirim pesan, menempatkan diri pada posisi penerima. Apa nya
nilai-nilai, pengalaman, dan kerangka acuan? Apa yang Anda ketahui
tentang pendidikan nya, pengasuhan, dan latar belakang yang dapat
memberikan wawasan menambahkan? Cobalah untuk melihat orang lain
karena ia benar-benar.
4. Perlakukan interpretasi Anda sebagai hipotesis kerja.
Setelah Anda mendapat penjelasan untuk situasi baru atau berpikir Anda
berempati dengan beberapa-satu dari budaya asing, memperlakukan
penafsiran anda sebagai hipotesis yang perlu pengujian lebih lanjut dan
bukan sebagai suatu kepastian. Hati-hati menilai penerima umpan balik
memberikan Anda, untuk melihat apakah itu menegaskan hipotesis Anda.
Untuk keputusan atau komunike penting, periksa dengan rekan-rekan asing
dan rumah-negara lain untuk memastikan interpretasi Anda pada target.
II.6 Budaya Motivasi
Motivasi adalah satu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan
ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan. Intensitas adalah
seberapa kerasnya seseorang berusaha, namun intensitas yang tinggi saja tidak
akan membawa ke hasil yang diinginkan kecuali disertai dengan upaya/arah.
Sedangkan
ketekunan
adalah
ukuran
seberapa
lama
seseorang
dapat
mempertahankan usahanya.
Sejumlah teori-teori awal mengenai motivasi telah muncul sejak 1950-an.
Ada tiga teori spesifik pada masa itu yang, meskipun sekarang dipertanyakan
kevaliditasnya, agaknya masih penjelasan yang dikenal paling baik untuk motivasi
karyawan. Meskipun banyak teori baru yang lebih sahih, namun tiga teori lama ini
akan dibahas karena mereka mewakili suatu pondasi darimana teori kontemporer
47
48
c.
beberapa metode seperti kuisioner, tes proyektif dengan gambar dapat efektif.
Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan untuk berprestasi tinggi tidak selalu berarti
dapat menjadi manager yang baik, terutama dalam organisasi-organisasi besar.
Sementara kebutuhan akan afiliasi erat dikaitkan dengan sukses manajerial.
Manager terbaik tinggi dalam kenutuhan kekuasaan dan rendah dalam kebutuhan
afiliasinya.
tingkat
motivasi
secara
keseluruhan
dikemukakan
bahwa
49
yang
mengembangkan
teori
efektivitas
diri,
Albert
Bandura
Teori penguatan
Teori dimana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensikonsekuensinya. Teori ini mengabaikan keadaan internal dari individu dan
memusatkan semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang bila ia
mengambil suatu tindakan. Karena teori ini tidak memperdulikan apa yang
mengawali perilaku, teori ini bukanlah teori motivasi. Tetapi ia memberikan
analisis yang ampuh terhadap apa yang mengendalikan perilaku. Kita tidak dapat
mengabaikan fakta bahwa penguatan memiliki pengikut yang luas sebagai piranti
motivasional.
Bagaimanapun,
dalam
bentuknya
yang
murni,
teori
ini
Teori keadilan
Teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil
pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan
kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan. Untuk itu, ada empat
pembandingan acuan yang dapat digunakan karyawan/individu tersebut :
1.
Didalam diri sendiri : pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang
berbeda didalam organisasinya dewasa ini.
2.
Diluar diri sendiri : pengalaman seorang karyawan dalam posisi/situasi
3.
50
4.
Diluar diri orang lain : individu atau kelompok individu diluar organisasi
karyawan itu.
Acuan mana yang dipilih seorang karyawan akan dipengaruhi oleh
informasi yang dipegang karyawan itu mengenai acuan-acuan maupun oleh daya
tarik acuan itu, sehingga ada pemusatan pada empat variable pelunak : jenis
kelamin,
masa
kerja,
level
dalam
organisasi,
dan
tingkat
pendidikan/profesionalisme.
Berdasarkan teori ini, bila karyawan mepersepsikan suatu ketidakadilan mereka
dapat meramalkan untuk mengambil salah satu dari enam pilihan berikut :
a. Mengubah masukan-masukan mereka
b. Mengubah hasil-hasil mereka
c. Mengubah persepsi-persepsi diri
d. Mengubah persepsi-persepsi individu lain
e. Memilih rujukan yang berbeda
f. Meninggalkan bidang tersebut
Secara khusus, teori keadilan menegakkan empat dalil yang berkaitan
dengan upah yang tidak adil :
a. Pembayaran menurut waktu, karyawan yang diganjjar terlalu tinggi
b.
c.
d.
kesimpulan,
teori
keadilan
memperlihatkan
bahwa,
untuk
bergantung pada kekuatan dari suatau harapan bahwa tindakan tersebut akan
dikikuti dengan hasil yang ada dan pada daya terik dari hasil itu terhadap individu
tersebut. Dikembangkan oleh Victor Vroom, yang meskipun banyak dikritik,
banyak bukti riset yang mendukungnya. Teori ini berargumen bahwa seorang
karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia
meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik; penilaian
51
3.
diinginkan.
Hubungan penghargaa tujuan-tujuan pribadi. Tingkat samapai mana
penghargaan-penghargaan organisasional memuaskn tujuan-tujuan pribadi
atau kebutuhan-kebutuhan seoran individu dan daya tarik dari penghargaanpenghargaan potensial bagi individu tersebut.
Teori harapan ini sangat membantu menjelaskan mengapa banyak sekali
52
untuk
bekerja
sama
dengan
pimpinan.
Terjadi
saling
ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau
menyelesaikan sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya
melebihi jika dikerjakan secara perorangan.
Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang
usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah
masukan individual. Teamwork menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh
sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun
suatu perusahaan.
II.7.1 Jenis Teamwork
Dalam teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:
1) Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian
dari struktur organisasi formal.
2) Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3) Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan
dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang
berbeda.
4) Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi
formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas
khusus.
5) Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya
diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6) Tim Pemecahan Masalah
53
54
spesialis
tugas dan
sosioemosional.
Orang orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu
dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan
perilaku perilaku berikut :
Memprakarsai ide
Memberikan opini
Mencari informasi
Meringkas
Memberi semangat
Orang orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung
kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan
social. Mereka memperlihatkan perilaku perilaku berikut :
a) Mendorong
b) Berpadu
c) Mengurangi Ketegangan
d) Mengikuti
e) Berkompromi
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri ciri,
yaitu :
1) Terdiri dari 2 orang atau lebih
2) Adanya interaksi yang terus menerus
3) Adanya pengembangan identitas kelompok
4) Adanya norma norma kelompok
5) Adanya diferensiasi peran
6) Peran yang saling tergantung
7) Produktivitas bertambah atau meningkat
II.7.3 Manfaat Dan Fungsi Teamwork
Manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
1. Manfaat tim bagi individu
Pekerjaan lebih bervariasi
Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan
yang benar
Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru
2. Manfaat tim bagi organisasi
Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
Meningkatkan produktivitas tim kerja
55
56
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan
ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan
terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang
berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting
untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1) Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam
divisi dan kepentingan.
2) Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3) Filosofi teamwork: saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda
mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
4) Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen
harus disingkirkan.
5) Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan
individual.
6) Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun
bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
7) Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan
menjadi modal sukses bersama.
8) Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi
pasti akan segera terealisasi.
9) Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat
keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar
target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10) Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork
yang akan mempercepat proses pencapaian target.
11) Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung
pada pemboikotan kerjasama.
12) Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team,
realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
13) Ingatlah selalu bahwa: teamwork makes the dream work.
II.7.6 Ciri-Ciri Teamwork yang Efektif
Ciri-ciri teamwork yang efektif, diantaranya:
a. Tujuan yang sama
57
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang
didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada
anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun
tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim
Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin
ke arah mana harus mendayung.
b. Antusiasme yang tinggi
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme
yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka
juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi
diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
c. Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi
kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu
dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan
tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka
tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya
tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
d. Komunikasi yang efektif
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota
tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua
anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan,
jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi
yang mereka perlukan.
e. Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi
konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik
ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk
melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa
diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang
diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan.
f. Shared power
58
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan
sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan
membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan kekuasaannya di
bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing.
Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
tercapainya tujuan bersama.
g. Keahlian
Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling
menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan
menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.
h. Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari
tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan
evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian
tujuan
masih
berlangsung
bisa
membantu
mendeteksi
lebih
dini
59
untuk
menyampaikan
pendapat
dalam
rapat
atau
60
Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila
mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang
mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha tidak mengecewakan
Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak
selalu melihat kesalahan orang lain saja.
10. Have Fun
Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi
yang tinggi dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan
ciptakan suasana yang sesantai mungkin.
11. Delegasi
Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan),
lalu biarkan. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada
dan seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu, biarkan tim Anda
mengembangkan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut
sesuai waktu yang telah ditetapkan.
12. Berikan Penghargaan
Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada
anggota tim tapi tidak secara individual. Hindari semua tindakan yang bisa
menimbulkan kecemburuan di antara anggota.
Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada
semua anggota tim. Bila berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan
tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata 'saya'.
II.7.8 Bekerja Sama Dalam Teamwork
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi
yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut
bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi
yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Menjalani suatu track kehidupan
pekerjaan, tak
kan
mudah
kita
bisa berpaling dari suasana yang menuntut keharusan bekerja sama, atau bisa
dikata, lebih dari sekedar bekerja bersama-sama atau bahkan dikatakan bersamasama bekerja dengan teman kerja (team work).
61
Ada saat kita berposisi sebagai staf, namun lambat atau cepat, bisa juga
beralih posisi sebagai manajer. Berikut adalah tips bekerja sama dalam team work
sehingga mungkin bisa sedikit membantu agar tercapai harmoni dan soliditas
antar sesama anggota tim.
1. Mengenal setiap personil tim.
2. Temukan kesamaan untuk memperlancar komunikasi carilah kesamaan antara
Anda dan rekan sekerja.
3. Hargai kesempatan orang lain bicara.
4. Bersikap ramah.
5. Tuliskan dan dokumentasikan.
6. Terbuka dan jujur.
7. Kendalikan emosi.
8. Selalu tawarkan solusi.
II.7.9 Implikasi Pada Manajerial
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata
Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang
dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat
pada pembentukan team work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat
mengefektifkan
dan mengefisiensikan
proses
melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam
mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai
dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun secara
khusus melalui anggota-anggotanya.
Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial, seorang pemimpin
harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi sebuah permasalahan
yang harus diberikan jalan keluar. Ketrampilan seorang pemimpin dalam hal ini
harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul akan semakin kompleks
dan
semakin
membutuhkan
pertimbangan
yang
matang.
Dibutuhkan
62
aspek yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil untuk kebaikan
dan keadilan semuanya.
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang
membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu concern for people dan
concern for production. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima
gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu:
a. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk
menyelesaikan
tugas
tertentu
dan
hal
ini
dianggap
cukup
untuk
mempertahankan organisasi.
b. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal
antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan
persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang
nyaman dan ramah.
c. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu
organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh
dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada
kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari
kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
d. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama
keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam
organisasi.
e. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat
keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain
kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan
kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat
yang memuaskan.
63
kewenangan sedikit.
Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak.
Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah
kewenangan banyak.
Rentang kendali sempit.
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan sampai
terlalu jauh.
Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada
tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah
organisasi formal maupun informal yang sempurna.
1. Organisasi formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,
yang
menerangkan
hubungan
hubungan
otoritasnya,
kekuasaan,
64
dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan
mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal dalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
2. Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara
sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar
anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan
malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi
formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur
dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi
primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara
lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan
ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan
dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluargakeluarga tertentu.
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena
dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada
anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara
majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai
seberapa besar pembayaran gajinya.
3.2.2 Bentuk-bentuk organisasi
Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk tipe
organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
1. Organisasi Lini (Line Organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk
organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan
dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatanjabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-
65
66
karena
mendapat
persaingan
tidak
sehat,
karena
masing-masing
67
68
69
70
71
3.
4.
5. Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang
terendah disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips.
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik,
kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat
disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah
kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan setengah
lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan
setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip. Dalam bagan
lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang
lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah
jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith
Davis
sebagai
berikut
72
Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan
Elemen struktur organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, antara lain:
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi
ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan
secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk,
geografi, dan pelanggan.
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang
manajer secara efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana
tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam
organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di
dalam
organisasi
tercermin
dalam
kecepatan,
kefleksibelan,
ketidakmahalan
dalam
IV.
73
IV.1 Kepercayaan
Kepercayaan adalah komponen yang kritis bagi project manager dalam
memimpin dan berkomunikasi dengan stakeholder. Tanpa ini, mustahil project
manager dapat memimpin proyek dengan sukses karena ketidakpercayaan anggota
tim dan ketiadaan hubungan yang positif dengan stakeholder. Sehingga
kepercayaan harus dibangun dan dipupuk sejak tim proyek terbentuk.
Bagaimana Melakukan TRUST BUILDING?
Diambil dari beberapa referensi, berikut ini adalah metode dalam membangun
kepercayaan secara umum, yaitu:
1. Being Reliable, yaitu dapat dipercaya / dapat diandalkan. Ini dapat
dilakukan dengan beberapa hal yaitu melakukan apa yang dikatakan,
merealisasikan janji, dan jangan meremehkan janji.
2. Being Honest, yaitu bersikap jujur. Beberapa tindakannya adalah
mengatakan yang sebenarnya, bicara dari hati, dan sampaikan perasaan
yang sedang dirasakan.
3. Being Open or Transparent, yaitu bersikap terbuka. Ini dapat dilakukan
dilakukan terkait ini adalah, menjaga rahasia yang disampaikan oleh orang
lain, mengakui kebohongan,
5. Showing Integrity, yaitu tunjukkan sikap integritas yang harus dimiliki.
74
masalah.
Secara langsung dan eksplisit menyampaikan apa yang diperlukan dan
75
Mau menerima inovasi dan menunjukkan isu dan concern dengan cara
yang jujur.
Merealisasikan janji dan komitmen yang pernah disampaikan.
Menunjukkan keteladanan dan melakukan apa yang telah dijanjikan untuk
dilaksanakan.
Mengakui kesalahan secara jujur karena menunjukkan sisi manusiawi.
B. Stakeholder Lain
Menggunakan komunikasi langsung dan terbuka untuk menyelesaikan
masalah
Mengusahakan semua stakeholder untuk mendapatkan informasi terkait
yang diperlukan.
Mau menerima inovasi dan menunjukkan isu dan concern dengan cara
yang jujur.
Menyampaikan janji yang realistis kepada semua stakeholder dan berusaha
semaksimal mungkin dalam merealisasikannya. Jika ada hambatan, harus
terus dikomunikasikan. Hal yang terpenting adalah menunjukkan usaha
IV.2 Keterbukaan
76
V.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Entries.
2010.
Kekuasaan
dalam
Organisasi.
https://ucakgratis.wordpress.com/2010/01/05/kekuasaan-dalamorganisasi/. 29 September 2015.
imeldaa.
2012.
Tugas
2
teori
organisasi
http://imeldarickyayudibyanto.blogspot.co.id/2012/11/tugas-2-teoriorganisasi-1.html. 29 September 2015.
1.
77
Kepemimpinan.
Arsa
.
2012.
Makalah
Keterbukaan.
http://isenggitu.blogspot.co.id/2012/11/makalah-keterbukaan.html.
02
Oktober 2015.