Anda di halaman 1dari 25

MENCIPTAKAN PEMIMPIN

MASA DEPAN YANG


BERKARAKTER
Mutsyuhito Solin
Bahan Diskusi

 Bagaimana pendapat Anda bahwa pemimpin yang baik itu dilahirkan bukan diciptakan.
 Sementara Judul yang mau kita bahas adalah “Menciptakan Pemimpin”
Ternyata Pemimpin bisa diciptakan

Keith Davis merumuskan 4 sifat umum yang dapat mempengaruhikeberhasilan


kepemimpinan organisasi yaitu:

 Kecerdasan
 Kedewasaan dan keleluasaan hubungan sosial
 Motivasi diri dan dukungan berprestasi
 Sikap – sikap hubungan kemenusiaan .
Mengapa perlu pemimpin yang berkarakter

 Korn/Ferry International, suatu perusahaan pencari para eksekutif, mengadakan survei


mengenai apa yang diinginkan organisasi dari sang pemimpinnya.
 Para responden mengatakan bahwa mereka menginginkan orang yang beretika sekaligus
memiliki visi ke depan yang kuat. Dalam banyak organisasi, tindakan seorang pemimpin
menjadi teladan. Perilaku pemimpin bisa memenangkan kepercayaan, kesetiaan, dan
menjamin vitalitas perusahaan agar berjalan dengan baik.
 Salah satu cara untuk membangun kepercayaan adalah dengan menunjukkan karakter yang
baik -- terdiri dari keyakinan, nilai, kemampuan, dan sifat.
Tentang karakter

 Karakter terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang mengatakan karakter
seseorang terbentuk sedari kecil. Kita memang tidak mengetahui dengan pasti kapan
tepatnya karakter itu mulai berkembang.
 Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa karakter tidak dapat berubah dengan cepat. Dari
perilaku seseorang, kita bisa menebak karakternya. Seorang yang berkarakter kuat
menunjukkan aktivitas, energi, kemantapan tekad, disiplin, kemauan keras, dan
keberanian. Dia melihat apa yang ia inginkan lalu mengejarnya. Ia juga menarik orang
untuk mengikutinya.
 Di sisi lain, orang yang berkarakter lemah tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Ia tidak
tahu apa yang ia inginkan. Sifatnya tidak terkelola dengan baik, terombang-ambing dan
tidak konsisten. Akibatnya, tidak ada seorang pun yang bersedia mengikutinya,
Keyakinan, Nilai dan Sifat

 Keyakinan adalah sesuatu yang kita pegang teguh dan mengakar dalam diri kita. Bisa berupa
anggapan atau pendirian yang Anda anggap benar mengenai orang lain, konsep, atau hal-hal
lain. Bisa juga berupa keyakinan tentang kehidupan, kematian, agama, hal baik dan hal buruk,
dan sebagainya.
 Nilai adalah sikap mengenai harga diri orang lain, konsep, atau hal lainnya. Misalnya, Anda
menilai suatu mobil bagus, rumah yang nyaman, persahabatan erat, kenyamanan pribadi, atau
keluarga harmonis. Nilai bersifat penting karena memengaruhi perilaku seseorang dalam
menimbang seberapa pentingnya setiap pilihan. Anda mungkin menilai sahabat lebih berharga
daripada kepentingan Anda sendiri, sedangkan orang lain mungkin menilai yang sebaliknya.
 Sifat akan membedakan seseorang berdasarkan kualitas atau karakteristiknya, sedangkan
karakter adalah jumlah keseluruhan dari sifat-sifat ini. Kita akan memfokuskan diri hanya pada
beberapa sifat yang krusial untuk seorang pemimpin. Semakin banyak yang Anda miliki dari
daftar berikut, semakin besar kepercayaan pengikut Anda terhadap Anda.
Sifat-Sifat Seorang Pemimpin yang Baik

 Jujur. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integritas, dan keterbukaan dalam
setiap tindakannya.
 Kompeten. Tindakan seorang pemimpin haruslah berdasar pada penalaran dan prinsip moral,
bukannya menggunakan emosi kanak-kanak dalam mengambil suatu keputusan.
 Berpandangan ke depan dan menetapkan tujuan. Dalam menetapkan tujuan, seorang pemimpin
perlu menanamkan pemikiran bahwa tujuan itu adalah milik seluruh organisasi. Ia mengetahui apa
yang diinginkannya dan bagaimana cara untuk mendapatkannya. Biasanya ia menetapkan prioritas
berdasarkan nilai dasarnya.
 Memberi inspirasi. Dalam mengerjakan setiap tugas, seorang pemimpin harus menunjukkan rasa
percaya diri, ketahanan mental, fisik, dan spiritual. Dengan begitu, bawahan akan terdorong untuk
mencapai yang lebih baik lagi.Cerdas. Seorang pemimpin yang efektif harus memiliki kemauan
untuk terus membaca, belajar, dan mencari tugas-tugas yang menantang kemampuannya.
Lanjutan
 Berpikiran adil. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang pemimpin yang baik akan memperlakukan
semua orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai, minat, dan
keberadaan orang lain.
 Berpikiran luas. Pemimpin yang baik menyadari setiap perbedaan yang ada dalam ruang lingkup
kepemimpinannya dan mau menerima segala perbedaan itu.
 Berani. Seorang pemimpin yang baik selalu bertekun dalam usahanya mencapai tujuan, bukannya terus-terusan
berusaha mengatasi berbagai halangan yang memang sulit untuk diatasi. Biasanya, meskipun sedang berada di
bawah tekanan, ia tetap tenang dan menunjukkan rasa percaya diri.
 Tegas. Anda tidak dapat menjadi seorang pemimpin yang baik bila tidak tegas dalam mengambil keputusan tepat
di saat yang tepat.
 Imajinatif. Inovasi dan kreativitas diperlukan dalam suatu kepemimpinan. Seorang pemimpin haruslah membuat
perubahan tepat di saat yang tepat dalam pemikiran, rencana, dan metodenya.
 Selain itu, kreativitas sang pemimpin juga terlihat dengan memikirkan tujuan dan gagasan baru yang lebih baik,
dan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah
Pemimpin dan bukan pemimpin

„ Berdasarkan sifat-sifat tersebut dapat pemimpin dari bukan pemimpin.


„ Sifat menjadi kriteria dasar untuk memilih orang yang tepat, sementara menciptakan
pemimpin berarti dapat melatih orang yang tepat.
Atas dasar inilah beberapa organisasi mahasiswa selalu melakukan pelatihan
kepemimpinan terhadap orang yang sudah memiliki sifat-sifat pemimpin.
Kekuasaan dalam Kepemimpinan

Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap dan prilaku orang ke
arah yang diinginkan (Gary Yukl, 1996:183). Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan
bahwa sumber kekuasaan pemimpin dapat berasal dari:

 kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.


 Sifat dan sikapnya yang lebih unggul sehingga memiliki kewibawaan terhadap pengikutnya.
 Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
 Memiliki human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Teori Kekuasaan
Ada dua teori yang menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh di
pertahankan atau hilang dalam organisasi, yaitu:

 Social exchange Theory.


menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi proses
mempengaruhi yang timbal balik terjadi selama beberapa waktu antara
pemimpin dan pengikut.
 Strategic Contingencies Theory.
menjelaskan bahwa kekuasaan dari suatu sub unit organisasi tergantung
pada faktor keahlian dalam menguasai masalah penting, sentralisasi unit
kerja dalam arus kerja dan tingkat keahlian dari sub unit tersebut.
Diskusi : Ada beberapa cara untuk memperoleh kekuasaan.
Cara bagaimanakah menurut Anda yang pderlu kita
kembangkan?
Sumber – sumber kekuasaan yang
diperoleh/didapatkan oleh seorang pemimpin
1. Kepakaran (Expert Power)
 Orang-orang yang memiliki kemampuan menciptakan atau
kreatifitas serta memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi, mereka
dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga
dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara
baik.
 sumber kepakaran bisa dari bakat atau pendidikan tertentu

2. Paksaan (Forced Power)


 Melalui penunjukan ataupun kekuasaan seseorang artinya
seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain
yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.
3. Balasan (Reward Power)
 Menunjuk seseorang untuk menjadi pemimpin atas dasar kontribusi yang sudah
diberikan
4. Legitimasi (Legitimate Power)
 Melalui pemilihan orang banyak Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-
organisasi politik, serikat pekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya.
 Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu
yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.
5. Referensi (Refference Power)
 Melalui rekomendasi dari orang yang memiliki kewenangan dan kekuasaan yang lebih
tinggi
Unsur – unsur kepemimpinan
unsur penting kepemimpinan :
 Kepemimpinan melibatkan orang lain
 Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan
 Kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan
berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
tingkah laku pengikut /bawahan /orang lain
 Kepemimpinan adalah mengenai nilai  seberapa besar
kemampuan dari seorang pemimpin itu bisa
mempengaruhi /berpengaruh terhadap orang lain
(penggabungan dari ketiga hal sebelumnya)
Kepemimpinan Transformasional
 Terdapat dua bentuk kepemimpinan yang dibedakan:
1. Transaksional: kepemimpinan dengan orientasi tugas berdasarkan kewajiban dalam
kontrak, dan negosiasi
2. Transformasional: orientasi pada inspirasi dan visi, kerjasama dan partisipasi, tranformasi
perasaan, sikap dan kepercayaan pengikut dengan pemeliharaan hubungan, kesatuan nilai
dan tujuan serta pengembangan budaya institusional
Lanjutan …
 Karakteristik utama kepemimpinan transformasional:
- Pengaruh ideal
- Motivasi inspirasional
- Rangsangan Intelektual
- Pertimbangan individual -
Kepemimpinan Moral dan Kepemimpinan
terintegrasi
 Kepemimpinan Moral : menekankan bahwa tujuan utama kepemimpinan
pendidikan adalah untuk merubah lembaga pendidikan menjadi “komunitas
moral”. Ia membedakan antara:
 Gemeinschaft (komunitas) memiliki karakter yang cenderung berhubungan dekat,
memiliki tempat bersama, dan nilai yang sama.
 Gesellschaft (masyarakat) memiliki karakter yang luas, memiliki kebijakan, aturan
dan protokol, dan imbalan atas ketaatan dan kerjasama.
Kepemimpinan Terintegrasi
 Model kepemimpinan terpusat pada tindakan orientasi tugas, perhatian tim dan
individu
Terdapat identifikasi lima karakteristik kepemimpinan:
1. Memberi arahan: mencari jalan untuk maju, menemukan tujuan baru.
2. Menawarkan inspirasi: memberi ide dan mengemukakan pikiran yang
memotivasi orang lain.
3. Membangun tim: memberi dorongan untuk berusaha secara kolaboratif.
4. Menetapkan contoh: bukan apa yang dilakukan pemimpin yang mempengaruhi
yang lain, tetapi bagaimana mereka melakukanya.
5. Memperoleh dukungan: gelar dan jabatan tidak terlalu berpengaruh
dibandingakan dengan memperoleh kepercayaan dan perhatian dari pengikut.
Pemimpin Sejati ?

 Melihat dirinya sebagai “”’’’’Longlife


Learner dan bukan berambisi menjadi
Longlife Leader
’Longlife Learner ?
 Pemimpin yang suka berubah, suka belajar
 Pemimpin yang suka belajar, tidak anti perubahan, tetapi memprakarsai perubahan
 Menggagas visi, membuahi realitas masa kini, melahirkan realitas baru di masa
depan
 Siap membaca, mendengarkan, berpikir, berefleksi, bereksperimentasi, dan
bertindak
 Siap membengun kultur yang lebih manusiawi, otentik, dan berperadaban
 Siap mengatur strategi, memompakan motivasi juang, melayani “konstituen” yang
menyepakati dan menghormati “konstitusi” yang disepakati bersama
Pemimpin Masa Depan : berkuasa karena
pengetahuan

 Karena Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya untuk
mencapai suatu tujuan, maka untuk menjalankan kepemimpinannya yang bersangkutan harus menggunakan sejumlah
“pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya.
 Pengetahuan merupakan kombinasi dari pengalaman, informasi kontekstual, nilai dan wawasan para pakar yang
dijadikan acuan, sebagai kerangka untuk mengevaluasi dan menggambungkan informasi dan pengalaman baru.
 Menurut John Locke, kita memiliki kerangka ide dalam diri kita (gagasan pertama) yang kita gunakan untuk
mengevaluasi informasi dan pengalaman baru (gagasan kedua).
 Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan adalah informasi bagi seseorang sebagai landasan untuk melakukan suatu
tindakan dalam situasi perubahan, sehingga individu atau organisasi mampu bertindak dengan cara yang berbeda dan
lebih efektif.
 Melalui pengetahuan dan informasi, seseorang diharapkan menghasilkan tindakan yang tepat dan mengartikulasikan
tindakan yang paling mungkin. Yaitu dengan menseleksi dan menilai berbagai alternatif tindakan serta bagaimana
tindakan tersebut harus diimplementasikan agar sesuai dengan hasil atau kinerja yang diinginkan.
Dua jenis pengetahuan untuk pemimpin

 Pertama, pengetahuan eksplisit, yaitu pengetahuan yang dapat diartikulasikan ke dalam


bahasa formal, termasuk pernyataan gramatikal (kata dan angka), ekspresi matematika,
spesifikasi, manual, dan lain sebagainya. Pengetahuan eksplisit ini segera dapat ditularkan
terhadap orang lain, yaitu dengan mudah dapat diproses oleh komputer, dikirimkan secara
elektronik, atau disimpan dalam suatu database.
 Kedua, pengetahuan implisit, adalah pengetahuan pribadi yang telah tertanam dalam
pengalaman individu dan melibatkan faktor-faktor tak berwujud, seperti keyakinan pribadi,
perspektif, dan sistem nilai. Pengetahuan implisit sulit – namun bukan mustahil -
diartikulasikan kedalam bahasa formal, dikarenakan berisi wawasan subyektif, intuitif, dan
firasat. Sebelum pengetahuan implisit dapat dikomunikasikan, hal tersebut terlebih dahulu
harus diubah menjadi kata-kata, model, atau nomor yang dapat dimengerti.
Ada dua dimensi pengetahuan implisit

  Dimensi Teknik (prosedural) : yaitu suatu jenis keterampilan non-formal yang sering
diungkap dalam istilah know-how . Misalnya keterampilan seorang pengrajin atau juru masak
yang telah mengembangkan kekayaan keahlian dalam pengalamannya bertahun-tahun. Biasanya
pengrajin tersebut sering mengalami kesulitan mengartikulasikan prinsip-prinsip teknik atau
ilmunya tentang keindahan atau cita rasa dari hasil karyanya. Pengalaman yang diperolehnya
bersifat subjektif, pribadi, intuitif, firasat dan inspirasi yang berasal dari totalitas pengalaman dan
penghayatan setelah sekian lama bergumul dengan dimensi pengetahuan implisit ini.
  Dimensi kognitif : yaitu suatu keyakinan, persepsi, cita-cita, nilai, emosi dan model mental
yang telah begitu mendarah daging pada diri seseorang, yang seolah merupakan faktor
pemberian dan bawaan. Meskipun dimensi ini tidak mudah untuk diartikulasikan, namun secara
pelan-pelan dan diam-diam dimensi ini membentuk cara atau gaya seseorang dalam memandang
dunia di sekitarnya.
Kesimpulan

 Pada slide 7 dan 8 tadi disebutkan ciri atau sifat kempeimimpinan.


 Ternyata itu saja tidak cukup, oleh karena itu kepemimpinan itu harus didasarkan kepada
pengetahuan dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai