Anda di halaman 1dari 7

Sistem kepemimpinan yang ideal dalam proses perkembangan dan pertumbuhan pendidikan

berkarakter (caracter building). adalah dengan memperkaya dimensi moralitas dan norma
pada aktivitas serta implikasi dari penerapan moralitas dan norma, sehingga memberikan
landasan yang ideal, kokoh dan dinamis dalam menghadapi perubahan
social.”Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari padabergantung
pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuanuntuk melegitimasi
kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakanketakutan, terutama dalam merubah
sistem yang tidak efektif.

Peningkatan diri dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap sangatdibutuhkan untuk


menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karenaseorang pemimpin seharusnya tidak
hanya cerdas secara intelektual,tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ). Di tengah rupa-rupa
perubahanyang terus terjadi saat ini dengan segala dampak yang
ditimbulkannya,menghadirkan pendidikan yang berkarakter adalah pilihan mutlak.

Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,kini semakin disadari,


sukses suatu bangsa amat ditentukan olehpembentukan karakter bangsa itu. Oleh karena itu,
keberadaanpendidikan yang utuh yang mampu melahirkan manusia-manusia berkarakteryang
siap menjadi Generasi penerus bangsa dan tujuan pendidikannasional tertuang dalam
Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuanuntuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yangdemokratis serta bertanggung jawab”.Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan
bahwa pendidikan kita
harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikantidak semata
berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secaraterpadu menyangkut tiga dimensi
taksonomi pendidikan, yakni: kognitif(aspek intelektual : pengetahuan, pengertian,
keterampilan berfikir),afektif (aspek perasaan dan emosi: minat, sikap, apresiasi, cara
penyesuaian diri), dan psikomotor (aspek keterampilan motorik), sertaberbasis pada karakter
positif dengan berbagai indikator.Seorang pemimpin sejati adalah pribadi yang berkarakter.
Agarterbentuk pribadi yang berkarakter, maka sejak dini anak mesti dilatih\untuk hidup
tertib, menghargai hak orang lain, sabar, disiplin diri,
kejujuran, tanggung jawab, peduli, setia pada komitmen, dan menentukan prioritas hidup.
Untuk menjadi manusia yang berkarakter, mengutip Ratna Megawangi, ada tiga unsur
mutlak yang mesti ada dalam pendidikankarakter.
 knowing the good, maksudnya anak tidak hanya tahu tentang hal-hal
yang baik, tapi mereka harus paham mengapa melakukan hal itu.
 feeling the good, maksudnya membangkitkan rasa cinta anak untuk
melakukan hal yang baik. Anak dilatih untuk merasakan efek dari
perbuatan baik yang dilakukan.
 acting the good, maksudnya, anak dilatih untuk berbuat mulia,
berbuat sesuatu yang baik itu harus dilatih.

Ketiga hal itu harus dilatihkan secara terus-menerus dan berkelanjutan hingga menjadi
kebiasaan. Setelah menjadi kebiasaan, harapannya akan menjadi karakter, yang akan
menentukan nasib (hidup) anak kelak.Pendidikan yang berkarakter (dan bermutu) akan
membawa bangsa iniberisi insan-insan (manusia) yang berkarakter (dan bermutu) pula.Itulah
sebabnya, mengedepankan pendidikan berkarakter menjadi urgen. Fungsi pendidikan sebagai
seleksi kepemimpinan yang berkarakter ini
merupakan peradaban yang sudah lama berjalan.
Seperti dalam negaraidealnya Plato (Henry J.Schamndt:2002) seorang pemimpin harus
menempuhberbagai jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan persiapan pada usia18 tahun
dan dilanjutkan dua tahun untuk pendidikan militer bagimereka yang mempunyai
kepemimpinan fisik. Bagi mereka yang mempunyai tingkat intelektual yang mumpuni dan
lolos dalam ujian kualifikasi tertentu dalam dua tingkat pertama akan diterima sebagai calon
pegawai. Selama sepuluh tahun ke depan, kelompok ini menjalani pendidikan yang lebih
keras dan lebih berat tentang matematika. Memang harus kita sadari bersama bahwa, sampai
di usia 66 tahun ini, sebagai bangsa kita masih belum berhasil melakukan pembangunan\
karakter (caracter building). Pada hal pembangunan karakter (caracter building) sebenarnya
unsur terpenting dan fundamental dalam pembangunan bangsa, terutama dalam hal
kepemimpinan. Karut marutnya pembangunan bangsa sekarang ini salah satu penyebabnya
yang paling fundamental adalah karena kepemimpinan nasional banyak dikendalikan oleh
orang –orang yang gagal membangun karakter.

ADVERTISEMENTApa Itu Jiwa Kepemimpinan?


Jiwa kepemimpinan adalah sifat manusia yang memengaruhi dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai tujuan bersama. Sifat ini dimiliki oleh para pemimpin yang mendorong
pengikutnya untuk bekerja dengan semangat dan percaya diri. Dalam artikel berjudul
“Understanding Leadership Concepts in the Workplace” yang dipublikasikan di Indeed
(2021), jiwa kepemimpinan mempunyai beberapa konsep, antara lain,

I1. ntegritas dan kejujuran

Seseorang yang jujur dan dapat diandalkan sangat efektif menjadi pemimpin. Kedua sifat ini
sering kali berhubungan dengan kepentingan utama yang dimiliki rekan, tim, dan
keseluruhan organisasi.

2. Kemampuan beradaptasi

Seorang yang bisa mengembangkan kemampuan beradaptasi—yang berguna untuk


berinteraksi dengan orang lain di berbagai situasi—adalah pemimpin yang cakap. Ditambah
lagi, pemimpin yang unggul dalam menerapkan konsep ini cenderung sukses dalam
networking dan membangun tim yang berisi orang-orang bermotivasi tinggi.

3. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik

Walau tidak selalu terjadi, akan tiba saatnya situasi yang menantang muncul dalam
pengalaman karier seseorang. Keahlian yang kuat dalam menyelesaikan konflik sangat
diperlukan agar pemimpin dapat berperan secara efektif. Konsep ini pada dasarnya bersifat
situasional, membutuhkan keterlibatan pemimpin secara langsung dalam masalah, menuntut
kerja sama tim untuk mencari solusi, serta memerlukan evaluasi terhadap dampak dari
penyelesaian konflik.

4. Empati

Rasa iba, pengertian akan perasaan orang lain, dan mendengarkan sudut pandang pihak lain
merupakan konsep dari jiwa kepemimpinan. Ketika seseorang membangun relasi dengan
rekan kerja, tim, atau orang lain di tempat kerja, diperlukan adanya pengertian, pengetahuan
tentang kepentingan bersama, dan usaha untuk mempelajari masing-masing individu secara
aktif. Konsep ini menciptakan kepercayaan sehingga membuat seseorang memperoleh
kepuasan kerja.

5. Diplomasi
Berbicara dengan tegas, berinteraksi dengan bijak, serta menggunakan strategi komunikasi
yang merefleksikan sikap profesional dan etis merupakan atribut dari seorang pemimpin
yang berkualitas.

6. Visi

Seseorang dengan visi mencerminkan karakter pemimpin yang menyimpan kreativitas,


inovasi, serta kemampuan untuk menginisiasi dan memengaruhi perubahan. Pemimpin yang
mengaplikasikan konsep visi cenderung sukses di lingkungan kerja.

7. Kesadaran diri

Self-awareness atau kesadaran diri ialah konsep yang perlu dimiliki oleh setiap peran
profesional, termasuk posisi pemimpin. Seseorang yang memahami batasan, tahu waktu
untuk mencari dukungan, serta berpengalaman dalam mengatur emosi dan reaksi akan sangat
cocok menjadi pemimpin.

8. Komunikasi dua arah

Butuh pengarahan dan delegasi untuk bisa mengelola tim secara efektif. Maka dari itu,
seseorang berjiwa kepemimpinan mampu menyempatkan waktu untuk mendengar masukan
dan sudut pandang terkait pekerjaan dari anggota tim. Komunikasi dua arah inilah yang
memberikan wawasan bermanfaat bagi pemimpin.

Manfaat Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Sudah memahami definisi jiwa kepemimpinan, tetapi belum tahu manfaat apa yang diperoleh
jika mempunyai karakteristik tersebut? Yuk, cari tahu manfaatnya dalam uraian berikut!

1. Memperoleh peluang

Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan cenderung lebih banyak mendapat kesempatan
emas. Kesempatan inilah yang dapat digunakan untuk membuktikan diri dan membuat
perjalanan kariermu semakin maju.

2. Menjadikanmu serba bisa

Jika memiliki jiwa kepemimpinan, kamu bisa menjadi pribadi yang dapat diandalkan di
situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Itu karena pemimpin serbabisa akan selalu
beradaptasi dan memahami setiap dinamika individu maupun kelompok.

3. Mendorong efisiensi

Melatih jiwa kepemimpinan akan mendorongmu mencapai segala sesuatu dengan


memanfaatkan waktu dan usaha seefisien mungkin. Namun, manfaat ini tidak akan kamu
peroleh apabila hanya berlatih secara “suka-suka”.

Cara Melatih Jiwa Kepemimpinan


Jiwa kepemimpinan bukanlah ciri kepribadian yang hanya dimiliki orang-orang berbakat—
atau kemampuan yang dibawa sejak lahir. Setiap orang bisa melatih jiwa kepemimpinan,
asalkan mengikuti langkah-langkah yang tepat seperti berikut:

1. Kenali gaya kepemimpinanmu

Gaya kepemimpinan ialah caramu dalam memberikan pengarahan, memotivasi tim, dan
mengimplementasikan rencana. Setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda.
Sebagian cenderung tegas dan sebagian lainnya akan mendengarkan orang lain sebelum
membuat keputusan. Pahami gaya kepemimpinanmu dengan melakukan refleksi diri dan
mencari masukan dari pihak eksternal. Tanyakan hal-hal seperti

Seberapa sering kamu memberikan pujian ketimbang kritik?

Bagaimana orang lain menilai sikapmu?

Apakah tindakanmu berbanding lurus dengan kata-katamu?

Bagaimana kehadiranmu memengaruhi moral orang lain?

Apakah kamu bersikap transparan kepada rekan kerja?

2. Atasi kelemahanmu

Salah satu cara terbaik untuk melatih jiwa kepemimpinan adalah dengan mengenali
kelemahan dan bidang-bidang yang belum kamu kuasai. Bisa jadi, kamu sudah memiliki
banyak karakteristik unggul sebagai pemimpin, tetapi masih kurang cekatan dalam
mengelola konflik. Bisa jadi pula, kamu adalah komunikator tertulis yang andal, tetapi
kesulitan saat menjadi pembicara publik. Mengatasi kelemahan dengan banyak-banyak
berlatih akan menumbuhkan kepercayaan diri.

3. Carilah dan berikan masukan membangun secara aktif

Masukan yang membangun sangat krusial untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan. Cara
ini akan meningkatkan kesadaran diri serta memberikan arahan dan dorongan. Jika ingin
menjadi seseorang berjiwa kepemimpinan, kamu tidak boleh hanya mampu memberikan
masukan membangun, melainkan harus bisa menerimanya pula. Berikut elemen-elemen yang
harus dimiliki kritik membangun:

Kolaboratif — Masukan konstruktif haruslah berupa percakapan, bukan monolog.

Tertuju ke permasalahan, bukan individu — Jangan menyerang pribadi. Titik Beratkan pada
aspek-aspek masalah yang kamu ketahui, bukan individu.

Deskriptif dan spesifik — Masukan yang disampaikan secara samar-samar tidaklah berguna.
Usahakan untuk membahas persoalan inti, lalu bicara dengan tegas dan gunakan bahasa blak-
blakan untuk menghindari kesalahpahaman.

4. Asah keahlian membuat keputusan

Pemimpin akan terus dihadapkan dengan keputusan rumit. Baik dalam pekerjaan sehari-hari
maupun pengaplikasian strategi, keahlian pembuatan keputusan sangatlah esensial dan
membutuhkan gabungan dari analisis, intuisi, serta logika. Untuk bisa mengasah kemampuan
ini, kamu bisa mengikuti ragam kursus bisnis & manajemen yang bisa membantumu
mengambil keputusan dengan lebih strategis.

10 Cara menumbuhkan jiwa kepemimpinan


1. Miliki motivasi untuk berkembang

Jika kamu ingin mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri, pertama-tama kamu perlu
memiliki motivasi dan dorongan untuk berkembang. Yakinkan diri kamu bahwa kamu siap
untuk bekerja keras mengembangkan kompetensi-kompetensi kepemimpinan dan menerima
kritik sebagai sesuatu yang membangun dan bersedia mengubah strategi jika dirasa kurang
efektif.

2. Percaya diri

Percaya diri membuat kita berani melakukan apapun di sekitar kita. Percaya diri menjadi
semangat bagi kita untuk tampil dengan baik. Sehingga ini menimbulkan sikap optimis bagi
diri kita untuk lebih maju. Untuk mempunyai jiwa kepemimpinan, yang paling dasar harus
kita miliki adalah percaya diri. Jika tidak memiliki percaya diri, bagaimana bisa
menunjukkan yang terbaik. Walaupun orang tidak percaya pada kemampuan kita, tetapi kita
harus percaya dan tunjukkan kemampuan kita.

3. Ketahuilah kekuatan dan kebutuhan dalam diri saat ini

Mulailah melihat ke dalam diri, aspek manakah yang perlu ditingkatkan dan kemampuan apa
yang telah kamu miliki saat ini. Hal ini dapat diperoleh dengan bertanya kepada teman atau
orang-orang terdekat.

4. Kembangkan kemampuan kognitif dan sosial

Pemimpin yang efektif haruslah pintar. Maksudnya kamu bukan harus memiliki skor IQ
yang sangat tinggi, melainkan kamu perlu mengetahui apa yang sedang kamu lakukan dan
bagaimana untuk membuat keputusan dengan tepat. Belajarlah untuk mengumpulkan dan
menganalisis data sebelum membuat keputusan. Kamu juga perlu cerdas secara sosial yaitu
dengan bijaksana dalam perkataan dan mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain.

5. Kembangkan kemampuan emosional

Pintar saja tidak cukup. Jika kamu ingin menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri,
diperlukan juga kecerdasan secara emosional, yaitu kemampuan untuk mengetahui emosi
orang lain dan belajar untuk mengontrol pengekspresian emosi diri sendiri.

6. Kembangkan karakter

Karakter yang diperlukan seorang pemimpin yaitu: keadilan dalam memperlakukan orang
lain, dapat meregulasi emosi dan tujuan, berhati-hati dan bijaksana dalam melihat dari sudut
pandang orang lain, serta memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu yang benar atau
mengambil resiko.

7. Bersikap tegas
Sikap tegas sangat penting dalam melakukan berbagai hal. Kita tidak boleh ragu-ragu
ataupun takut dalam melakukan sesuatu. Jika yakin kita harus lakukan segera, jika tidak
yakin jangan dilakukan. Sikap tegas ini akan membuat kita lebih mudah dalam bertindak.
Yang paling penting adalah kita harus bersikap tegas dulu sama diri sendiri, setelah itu baru
sama orang lain. Jangan sampai kita bersikap tegas sama orang lain, tetapi dengan diri
sendiri tidak tegas.

8. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab berarti kita mau menerima segala risiko yang kita lakukan. Sikap
tanggung jawab identik dengan berani, karena orang beranilah yang mau bertanggung jawab.
Dengan memiliki sikap tanggung jawab, membuat kita tahu apa yang kita lakukan itu benar
atau salah. Jika itu salah, sikap tanggung jawab akan mendorong kita untuk lebih baik. Jika
kita tidak tanggung jawab berarti kita tidak mau menerima kesalahan yang kita buat.
Akibatnya pun kita tidak akan pernah maju.

9. Menghargai pendapat orang lain

Sikap saling menghargai sangat penting dimiliki dalam berinteraksi dengan orang lain. Kita
tidak boleh menganggap diri kita yang paling hebat ataupun paling tinggi. Tetapi, kita harus
menganggap diri kita itu sama dengan orang lain. Walaupun pendapat kita berbeda, kita
harus mengutamakan persatuan dalam perbedaan. Saling menghargai membuat kita
dihormati orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika kita tidak menghargai orang lain, maka
orang lain akan menganggap kita orang yang egois.

10. Minta feedback

Setelah menjalankan 9 tips diatas, hal terakhir yang bisa kamu lakukan adalah menerima
feedback. Bentuk feedback ini dapat kamu peroleh dari mentor, pelatih, maupun teman
sebaya. Feedback mungkin terlihat tidak penting, namun kamu dapat mengetahui bagaimana
penilaian orang lain terhadap perkembangan jiwa kepemimpinan yang kamu miliki. Gunakan
kesalahan sebagai alat untuk mempelajari dan mengembangkan jiwa kepemimpinan kamu!
Menumbuhkan jiwa kepemimpinan memang bukanlah sesuatu yang ‘sekali jadi’.
Kompetensi ini merupakan sesuatu yang berkelanjutan. Yuk, jangan menyerah dan terus
berlatih menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri!

Sikap Pemimpin Untuk Kemajuan Organisasi


Sebuah sikap bijak pemimpin yang mampu menggerakan kemajuan organisasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan bantuan manusia lain.
Bantuan dari manusia lain adalah sesuatu yang fundamental dan esensial dalam proses
pencapaian sebuah tujuan individu maupun kelompok. Seiring berkembangnya zaman,
proses pencapaian tujuan itu semakin disempurnakan dengan sistem dan struktur yang teratur
sehingga terciptalah sebuah organisasi.

Dalam buku Komitmen Organisasi karya Yusuf dan Syarif (2018), Organisasi merupakan
kelompok orang yang bekerja sama dan saling bergantung ke arah suatu tujuan. Kerja sama
yang dilakukan tentunya tidak akan bisa tanpa ada seseorang yang memimpin organisasi
tersebut. Orang yang memimpin sebuah organisasi ialah orang terpilih atas dasar
kesepakatan atau aturan tersendiri dalam sebuah organisasi. Pemimpin organisasi tentu
bukan sembarang orang dan harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni agar tujuan
organisasi bisa dicapai dengan mudah. Namun, bagaimana sikap seorang pemimpin yang
baik itu?

Seorang pemimpin dituntut untuk bisa menggerakkan anggota dalam organisasinya secara
terstruktur dan terprosedur. Hal mendasar agar seorang pemimpin bisa menggerakkan
anggotanya adalah hubungan baik antar anggota dengan pemimpin. Sikap saling mengerti
dan peduli sesama adalah langkah awal untuk menjalin hubungan yang baik dalam sebuah
organisasi. Seorang pemimpin juga harus mampu merangkul setiap anggotanya agar bisa
diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Hal penting lainnya selain hubungan yang baik dengan anggota organisasi adalah
musyawarah. Musyawarah merupakan jalan lurus untuk mengetahui dan mengungkapkan
pendapat-pendapat dengan tujuan mencapai kebenaran yang sesungguhnya serta kejelasan
dalam setiap permasalahan (Hanafi, 2013). Setiap pendapat anggota harus didengar oleh
pemimpin dan dipertimbangkan dengan matang agar menghasilkan keputusan yang baik.
Untuk itu, seorang pemimpin harus bisa mengendalikan setiap perkara dengan bijak agar
tujuan dari organisasi bisa terwujud.

Beralih dari Musyawarah, karakter positif seorang pemimpin juga sangat diperlukan untuk
memajukan sebuah organisasi. Karakter seorang pemimpin tentu akan mempengaruhi
anggotanya. Pemimpin yang baik mestinya memberi sikap yang baik dan bisa menjadi
contoh bagi setiap anggota dalam sebuah organisasi. Pemimpin adalah bahan perhatian setiap
anggota dan seorang pemimpin harus mampu membangkitkan karakter positif dan
menginspirasi anggotanya.

Oleh karena itu, menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah dan sederhana.
Namun, bukan berarti setiap orang tidak mampu menjadi pemimpin. Mulailah dari hal yang
kecil, yaitu mampu mengendalikan diri dan merancang masa depan kita yang baik. Menjalin
hubungan yang baik dengan anggota, bermusyawarah untuk setiap permasalahan dan
pengambilan keputusan, serta memiliki karakter dan mampu menginspirasi adalah hal-hal
wajib yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang baik itu tidak pernah
menjadikan anggotanya sebagai bawahan, tetapi ia memperlakukan anggotanya layaknya
sebuah keluarga

Anda mungkin juga menyukai