Anda di halaman 1dari 18

KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN

1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara
komprehensif tentang bagaimana mengarahkan , mempengaruhi dan
mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah
yang direncanakan.
Beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli
Sbb:
1. Stephen P. Robbins  Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
2. Richard L. Daft  Kepemimpinan atau Leadership adalah
kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada
pencapaian tujuan.
3. Ricky W. Griffin  Kepemimpinan adalah Individu yang mampu
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan
kekerasan.
Tipe –Tipe Pemimpin
1. Pemimpin Kharismatik Pemimpin yang mempunyai kekuatan Energi, daya
tarik yang luar biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.
2. Tipe Paternalistis Pemimpin yang bersikap melindungi bawahan sebagai
seorang bapa atau seorang ibu yang penuh kasih sayang.
3. Tipe Militeristis  Pemimpin yang banyak menggunakan sistem perintah, sistem
komando dari atasan ke bawahan , sifatnya keras sangat otoriter, menghendaki
bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
4. Tipe Otokratis  Pemimpin yang berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan
yang mutlak harus di patuhi.
5. Tipe Laissez Faire  Pemimpin yang membiarkan bawahannya berbuat
semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan.
6. Tipe Populistis  Pemimpin yang mampu menjadi pemimpin rakyat, dia
berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
7. Tipe Administrative  Pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif.
8. Tipe Demokratis  Pemimpin berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan kepada pengikutnya.
Sebab-Sebab Munculnya Pemimpin
1. Teori Genetis
Menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakatnya sejak lahir dan tidak
dapat dibuat dan memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.
Teori ini menganut Deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan
sejak dulu.
2. Teori Sosial
Menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan, akan tetapi
seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik dan dibentuk agar dia menjadi
pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap Orang bisa menjadi
pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.
3. Teori Ekologis Dan Sintetis
Menyatakan bahwa seorang akan sukses menjadi pemimpin apabila
memiliki bakat pemimpin, kemudian dikembangkan melalui pendidikan,
dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi jadi pemimpin.
Ciri-Ciri Pemimpin
1. Energi  Mempunyai kekuatan mental dan Fisik.
2. Stabilitas Emosi  seorang pemimpin tidak boleh berprasangka buruk , tidak
cepat marah dan percaya diri.
3. Human Relationship  mempunyai pengetahuan tentang hubungan manusia.
4. Personal Motivation  Keinginan untuk menjadi pemimpin harus besar dan
dapat memotivasi diri sendiri.
5. Communication Skill  mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi.
6. Teaching Skill  mempunyai kecakapan untuk mengajarkan, menjelaskan dan
mengembangkan bawahannya.
7. Sosial Skill  Mempunyai Keahlian dibidang sosial supaya terjamin
kepercayaan dan kesetiaan bawahannya, harus ramah suka menolong, dan
luwes dalam pergaulan.
8. Technical Kompeten  Cakap menganalisis, merencanakan, mengorganisasi,
mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan dan mampu menyusun
konsep.
Intuitive Leader
 Intuitive Leader adalah pemimpin yang menggunakan intuisi dalam
memimpin dan menjalankan aktivitas bisnisnya. Lahir atas dasar
Bakat Alami (Natural Talent) yang dimiliki sejak bisnis masih
sederhana hingga menjadi besar.
 Masalahnya yang akan timbul dari seorang Intuitive Leader, bila bakat
yang dilmilikinya tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan
jaman, seperti perkembangan IT (Information Technology) yang
sangat pesat di era transformasi Digital.
 Di era digital pemimpin bisnis yang memanfaatkan IT menjadi motor
penggerak meraih keuntungan telah tampak.
 Dengan IT seorang miliyuner muda Dustin Makovitz dan Mark
Zuckerberg di usia 26 th dengan konsep chattingnya yaitu facebook.
Allen (dalam Irham Fahmi 2013) mendeskripsikan
tujuh sifat penyebab Pemimpin Intuitive Leader
mengalami kegagalan adalah Sbb:
1. Mengedepankan kepentingan sendiri
2. Membuat segala keputusan secara sendiri
3. Lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan atau solusi-
solusi teknis
4. Lebih suka memberi tahu dari pada mendengarkan
5. Menjalankan organisasi sesuai dengan selera
6. Memonopoli ganjaran
7. Mengontrol dengan cara melakukan inspeksi.
Usulan Allen agar pemimpin Intuisi melakukan
Transformasi menjadi pemimpin Manajemen
(Management Leadership) dengan tujuh karakteristik sbb:

1. Mengedepankan kepentingan kelompok.


2. Membuat keputusan dalam sebuah tim
3. Fokus kepada tugas manjerial (bukan teknikal)
4. Komunikatif
5. Menjalankan organisasi sesuai dengan kerja dan tujuan
yang ingin dicapai.
6. Setiap Prestasi diberi ganjaran.
7. Mengontrol dengan cara Eksepsi.
Nilai-Nilai Kepemimpinan
Guth dan Taguiri (dalam Salusu 2000) mengungkapkan tentang
nilai- nilai Kepemimpinan sbb:
a. Teoritik  yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha
mencari kebenaran dan pembenaran secara rasional.
b. Ekonomis  yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan
yang penuh keindahan .
c. Sosial  Menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati dan
tidak mementingkan diri sendiri.
d. Politis  Berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi
sebagai faktor yang sangat vital dalam kehidupannya.
e. Reigius  Selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan
kekuasaan sang pencipta.
Cara-cara Pemimpin mempengaruhi bawahan :
1. Coercive Power ( Kekuatan berdasarkan paksaan kepatuhan
dengan ancaman psikologis, emosional atau fisik)
2. Reward Power (Kekuatan Untuk memberi Penghargaan atau
menunda balas jasa seperti peningkatan gaji, bonus,
rekomendasi promosi,pujian, pengakuan, penempatan kerja
yang menarik dll.)
3. Legitimate Power ( Kekuatan yang sah melalui hierarki
organisasi, kekuatan yang sah yang diberikan kepada individu
untuk memegang jabatan tertentu.)
4. Expert Power (karena Keahlian yang dimiliki oleh individu)
5. Referent Power (kekuatan pada kharisma atau kekuatan
abstrak)
MEMBANGUN BUDAYA KEPEMIMPINAN
 Dalam Kontek Ilmu perilaku modern suatu organisasi harus mampu
membangun Leadership Culture Budaya Kepemimpinan).
 Suatu organisasi dianggap gagal apabila tidak adanya Leadership
Culture.
 Dengan Budaya Kepemimpinan akan terbangun kaderisasi organisasi
secara terencana, artinya pihak pemimpin di organisasi tersebut,
bersedia mempercayakan pada karyawannya untuk mengambil
keputusan tanpa harus menunggu atasan.
 Banyak perusahaan yang bangkrut karena karyawan di level Middle
tidak berani mengambil keputusan dan yang tumbuh adalah budaya
ragu-ragu walaupun sudah ada SOP.
 Membangun budaya kepemimpinan merupakan kebutuhan agar
perusahaan bisa maju dan berkembang.
Pengaruh Pemimpin Terhadap kualitas Kinerja
 Fungsi dan Peran Pemimpin dalam suatu Organisasi sangat dominan
dalam mendorong dan memajukan suatu organisasi.
 Di era globalisasi pemimpin wajib memiliki kompetensi yang tinggi
yang dapat diperoleh dari pengalaman atau ilmu pengetahuan.
 Karyawan merupakan Asset yang sangat berharga bagi perusahaan,
Oki seorang Pemimpin harus memahami karakteristik karyawan.
 Pemimpin harus bisa mengarahkan bawahannya untuk memiliki
kompetensi dalam bekerja.
 Semboyan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani.
 Berdasarkan terebut diatas maka seoang pemimpin memiliki
pengaruh yang kuat untuk peningkatan kualias Kinerja.
Hubungan Pemimpin dan Karyawan.
 Kontek hubungan Pemimpin dan Karyawan menurut berbagai
literatur ada dua gaya kepemimpinan yaitu ; 1) Pemimpin dengan
gaya orientasi Tugas (Task Oriented), 2) Pemimpin dengan gaya
orientasi pegawai (employeed-oriented).
 Pemimpin yang Task Oriented  Cenderung mengejar target
penjualan atau pengerjaan proyek dengan hasil maksimal dan
menempatkan karyawan serta seluruh sumber daya yang dimiliki
demi tercapainya target.
 Pemimpin Employee Oriented  memiliki pandangan dan konsep
kaderisasi, berusaha untuk membesarkan karyawan yang memiliki
potensi untuk di didik dan pelatihan kepemimpinan. Konsep ini di
anggap lebih demikratis.
Solusi Penyelesaian Masalah di Bidang Kepemimpinan
1. Pemimpin harus Membangun semangat dan menghilangkan
kemalasan
2. Pemimpin harus melakukan Up Grade keilmuan yang
dimilikinya menyesesuaikan dengan perkembangan jaman.
3. Bijaksana, pemimpin dalam memimpin tidak
temperamental, tetapi dilakukan dengan tenang dan sabar.
4. Bagi Pemimpin yang dipilih jauh dari KKN dengan harapan
clean Organization dapat tercapai.
5. Pemimpin yang dipilih harus memiliki semangat dan mental
yang kuat untuk membangun organisasi dan tidak mabuk
dan cinta akan kekuasaan.
PENGAWASAN
Definisi Pengawasan
Pengawasan adalah suatu cara organisasi mewujudkan kinerja yang efektif serta
lebih jauh mendukung terwujudnya Visi dan Misi Organisasi.
Beberapa pendapat para ahli tentang definisi Pengawasan sbb :
1. Fremont E. Dan James E. Rosenzweig  Pengawasan adalah tahap Proses
manajerial mengenai pemeliharaan kegiatan organisasi da lam batas yang di
ijinkan yang diukur dari harapan-harapan.
2. G. R. Terry Pengawasan adalah proses penentuan apa yang harus dicapai
yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan bila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga
pelaksanaan sesuai rencana.
3. T. Hani Handoko  Pengawasan adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan
organisasi dan manajemen tercapai.
4. Brantas  Pengawasan adalah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan
rencana atas pencapaian tujuan yang ditetapkan untuk tindakan korektif guna
penyempurnaan lebih lanjut.
Tipe -Tipe Pengawasan
Menurut T. Hani Handoko ada tiga tipe Pengawasan Sbb :
1. Pengawasan Pendahuluan ( Steering Controls)  dirancang
untuk untuk mengatasi masalah atau penyimpangan dari
standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi di buat
sebelum tahapan kegiatan tertentu selesai.
2. Pengawasan Concurrent Merupakan proses dimana aspek
tertentu dari prosedur harus disetujui dulu atau syarat
tertentu harus dipenuhi sebelum kegiatan bisa dilanjutkan.
3. Pengawasan Umpan Balik  dikenal sebagai Past -- Action –
Controls Mengukur hasil- hasil dari kegiatan yang sudah
selesai.
Tipe- Tipe Pengawasan

Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Belum Sedang Telah
dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan

FeedForward Concurrent Feedback


Control Control Control
Pemimpin Dan Pengawasan Di Organisasi
Dalam Proses pelaksanaan kebijakan pengawasan sering terjadi
penolakan, hal tersebut merupakan hambatan. Oki pemimpin
harus mencari sebab2 terjadi penolakan tsb.
Contoh kemungkinan terjadinya penolakan terhadap sistem
pengawasan adalah sbb :
1. Sistem pengawasan mengukur prestasi di daerah baru.
2. Standar –standar yang ditetapkan tanpa partisipasi.
3. Hasil Pengawasan tidak di umpan balik
4. Hasil pengawasan di sampaikan pada level yang lebih tinggi
dan dipakai dengan sistem imbal (Reward System).
5. Orang yang terkena sistem berkaitan dengan harga diri.
Solusi hambatan di bidang Pengawasan

1. Menciptakan hubungan antara tingkat atas


dan bawah agar terbentuk kontrol yang
maksimal.
2. Memahami Konsep Efektivitas dari segi waktu
atau target
3. Perusahaan mengembangkan standar acuan
kerja yang representatif dan Modern.
4. Menerapkan konsep The Right Man And The
Right Place

Anda mungkin juga menyukai