1. Pendahuluan.
1
Werren Bennis & Burt Nanus, 2006. Leaders Strategi untuk Mengemban Tanggung Jawab. PT.Buana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia: Jakarta.
menyerah, teguh pendirian, mempunyai keberanian, membela kebenaran serta memiliki
moral dan perilaku yang mengandung suri tauladan bagi pengikutnya serta bangsa.
Nilai dirasakan dalam diri kita sebagai daya dorong atau prinsip-prinsip yang
menjadi pedoman hidup. Karena itu, nilai menduduki tempat penting dalam kehidupan
seseorang. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan dianut serta
dijadikan sebagai acuan dasar individu dan masyarakat dalam menentukan sesuatu yang
dipandang baik, benar, bernilai maupun berharga. Nilai merupakan bagian dari
kepribadian individu yang berpengaruh terhadap pemilihan cara maupun tujuan tindakan
dari beberapa alternatif serta mengarahkan kepada tingkah laku dalam kehidupan sehari
hari. Oleh karena itu, nilai dalam setiap individu dapat mewarnai kepribadian kelompok
atau kepribadian bangsa.2
Lickona (1991, pp. 81–82) memberikan suatu cara berpikir tentang karakter yang
tepat bagi pendidikan nilai yaitu karakter terdiri dari nilai operatif, nilai dalam tindakan. Kita
berproses dalam karakter kita, sering suatu nilai menjadi suatu kebaikan, suatu disposisi
batin yang dapat diandalkan untuk menanggapi situasi dengan cara yang menurut moral
itu baik. Karakter yang demikian memiliki tiga bagian yang saling berhubungan, yakni
pengetahuan moral (moral knowing), perasaan moral (moral feeling), dan perilaku moral
(moral action). Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, menginginkan hal
yang baik, dan melakukan hal yang baik. Untuk itu nilai-nilai yang baik perlu diinternalisasi
ke dalam diri peserta didik.3 Hal ini pun dapat diterapkan dalam proses kepemimpinan
dalam memilih suatu pemimpin yang tepat.
2. Pembahasan.
Adakah perbedaan utama antara kepemimpinan militer dan non militer? Karena
kepemimpinan merupakan fitrah dari kemanusiaan, maka tidak terdapat perbedaan yang
mendasar antara kepemimpinan militer dan non militer. Perbedaannya mungkin terletak
pada ciri, tujuan dan sasaran kepemimpinan. Hal ini dibahas dalam bagian kepemimpinan
militer Indonesia.
Kepribadian pemimpin merupakan faktor dalam motivasi menggerakkan pengikut
yang dipimpin. Pemimpin yang lebih matang (mature) kepribadiannya akan memiliki
motivasi dalam menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya (pengikut). Maka sekaligus
akan dapat mencegah dan mengatasi krisis kepercayaan dan konflik yang terjadi dalam
masyarakat demi suksesnya pembangunan nasional. Faktor lain yang turut
2
Sastrapratedja, S. J. M. (1993). Pendidikan nilai. In E. K. Kaswardi (Ed.), Pendidikan nilai memasuki tahun 2000.
Jakarta: PT. Grasindo.
3
Lickona, T. (1991). Educating for character: how our schools can teach respect and responsibility. New York, NY:
Bantam.
mempengaruhi kinerja pemimpin, disebabkan karena praktek budaya bangsa yang tidak
adaptif dengan perkembangan perubahan lingkungan. Selain itu masih rendahnya
komitmen masyarakat yang terlibat dalam pemerintahan.
4
Kepemimpinan TNI Nasional. 2013.
5
Syam Soemanagara. Kepemimpinan militer: Sejarah singkat, nilai, prinsip, dan ciri khusus. Manajerial. Vol. 2. No. 3.
Oktober 2003.
a. Seni. Unsur seni dalam kepemimpinan mengandung arti kecakapan,
kemahiran dan keterampilan mempraktekkan teori secara sistematis dan tepat,
yang berdasar atas pengalaman.
b. Ilmu. Unsur ilmu dalam kepemimpinan militer berdasarkan atas sejumlah
teori kemiliteran yang telah dipelajari dan dapat diajarkan. Secara ilmiah
kepemimpinan militer berdasarkan atas nilai, konsep, prinsip dan Teknik yang
bersifat universal dan merupakan doktrin kerja para penggunanya.
c. Mempengaruhi dan menuntun. Unsur mempengaruhi dan menuntun
dalam kajian kepemimpinan militer menandakan sebuah pandangan bahwa
manusia dewasa tidak dapat dididik, namun hanya dapat dipengaruhi. Untuk dapat
mempengaruhi dan menggerakkan manusia, maka diperlukan kelebihan atau
keunggulan dari seorang pemimpin.
d. Manusia. Unsur manusia memegang perang secara fundamental dalam
kepemimpinan militer. Prajurit militer/tantaralah yang akan menentukan tercapai
atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
e. Tujuan. Unsur tujuan dalam kepemimpinan militer merupakan seni dan
ilmu unyuk membawa dan mempengaruhi organisasi militer menuju pencapaian
sasaran kepentingan dengan baik.
6
https://formasibisnis.com/artikel/pengertian-kepemimpinan-atau-leadership-menurut-para-ahli, diakses pada
tanggal 3 Juli 2022. Pukul 11.15 WIB.
Adapun lebih lanjutnya, berikut 3 teori kepemimpinan menurut para ahli yang mesti
diketahui:
a. Teori Sifat. Teori sifat berdasar atas dasar pemikiran bahwa keberhasilan
pemimpin bergantung dengan sifatnya, ciri khas yang dimiliki, dan perangainya.
Maka untuk menjadi pemimpin yang sukses dibutuhkan kemampuan pribadi
seorang pemimpin. Kemampuan pribadi yang dimaksud tidak lain berupa kualitas
dengan berbagai sifar, ciri, dan perangainya.
b. Teori Perilaku. Teori perilaku berdasar atas kepemimpinan yang merupakan
perilaku individu saat menjalankan kegiatan mengarahkan atau membimbing
kelompok tertentu guna mencapai tujuan. Dalam hal ini seorang pemimpin memiliki
beberapa deskripsi perilaku. Mulai dari seorang pemimpin yang cenderung
mengutamakan bawahan, bersikap ramah, mendukung, membela, mau
mendengarkan, mau berkonsultasi, dan memikirkan kesejahteraan kelompoknya.
Namun, ada pula seorang pemimpin yang berorientasi pada bawahan atau
produksi. Pemimpin yang berorietasi pada bawahan ditandai dengan adanya
penekanan atas hubungan atasan dan bawahan, sementara pimpinan yang
berorientasi pada produksi cenderung ditandai dengan penekanan pada segi teknis
pekerjaan.
c. Teori Situasional. Menurut teori situasional, sukses tidaknya kepemimpinan
seorang pemimpin ditentukan oleh ciri kepemimpinannya itu sendiri. Misalnya
dengan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan situasi organisasional dan situasi
kepemimpinan yang dihadapi tentu dengan mempertimbangkan faktor ruang dan
waktu. Faktor-faktor situasional yang berpengaruh pada gaya kepemimpinan bisa
berupa adanya ancaman dari luar kelompok, tingkat stress, kompleksitas tugas,
norma yang dianut dalam kelompok, dan masih banyak lagi. 7
Itulah ketiga teori kepemimpinan menurut para ahli yang mesti diketahui.
Kepemimpinan memang tidak cukup hanya dilihat dari satu sudut pandang saja,
melainkan mencakup semua kegiatan mulai dari penyiapan secara berencana hingga
dapat melatih calon pimpinan yang baru untuk masa yang akan datang guda kaderisasi
yang lebih baik.
7
https://borobudurtraining.com/30-kumpulan-artikel/161-3-teori-kepemimpinan-menurut-para-ahli, diakses pada
tanggal 3 Juli 2022. Pukul 11.23 WIB.
kebangsaan dan kemerdekaan, telah terbukti merupakan energi dan semangat yang
dapat mengatasi rasa takut dan rasa cemas menghadapi hari depan, berjuang merebut
kemerdekaan dari penjajah. Apabila nilai-nilai kemanusiaan Angkatan 28 dan angkatan 45
dari persatuan menuju kemerdekaan maka nilai-nilai juang angkatan berikutnya adalah
menghubungkan antara kemerdekaan dengan pembangunan. Logikanya, energi dan
semangat yang dimiliki angkatan dewasa ini harus mampu mengisi kemerdekaan dengan
mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan dan merata bagi seluruh rakyat. Di era
kemerdekaan ini, khususnya di jaman reformasi, angkatan "pengisi kemerdekaan", para
pemimpinnya telah menetapkan visi yang harus diwujudkan yaitu mewujudkan
masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan
sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh
manusia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin secara konsisten dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (GBHN, 1999-2004). Di dalam mewujudkan visi nasional
seperti dikemukakan itu, para pemimpin Indonesia tetap harus berpegang pada
prinsipprinsip yang mengatur perilaku manusia dan hubungan antar manusia. Para
pemimpin Indonesia dewasa ini berhubungan dengan keadilan, kebaikan, efisien, dan
efektivitas. Mereka berhadapan dengan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia
Indonesia bukan sekedar aset, bukan hanya makhluk ekonomi, sosial, dan psikologi.
Manusia Indonesia adalah juga makhluk spritual, mereka menghendaki makna, perasaan
melakukan yang berarti. Harus ada tujuan yang berarti, yang mengangkat mereka,
memuliakan mereka, dan membawa mereka ke keberadaannya yang tinggi. Prinsip-
prinsip itu adalah hukum-hukum alam dan nilai-nilai sosial yang berlaku yang telah
menjadi ciri setiap masyarakat besar, setiap peradaban yang bertanggung jawab selama
berabad-abad. Prinsip-prinsip tersebut mengemuka dalam bentuk nilai-nilai, ide-ide, cita-
cita, norma-norma, dan ajaranajaran yang meninggikan, memuliakan, memenuhi,
memberdayakan, dan memberi inspirasi. Beberapa prinsip yang dapat dipedomani, antara
lain :
a. Manusia memiliki energi, akal budi, dan inisiatif yang lebih besar dari pada
yang diberikan atau yang diminta oleh pekerjaan mereka sekarang.
b. Manusia menggunakan kreativitas mereka untuk tujuan dan cita-citanya.
c. Manusia ingin menyumbang untuk tujuan yang berharga (suatu misi dan
usaha yang memberikan makna, memuliakan mereka, memberi inspirasi pada
mereka, memberdayakan mereka, serta mendorong mereka untuk menjadi lebih
baik).
Dalam mengimplementasikan kepemimpinan berprinsip seperti dikemukakan di
atas, beberapa paradigma yang tetap dapat dipilih, antara lain sebagai berikut:
a. Paradigma manajemen ilmiah : Bayarlah dengan baik.
b. Paradigma hubungan antar manusia : Perlakukan dengan baik.
c. Paradigma Sumber Daya Manusia: Manfaatkanlah saya.
d. Paradigma Kepemimpinan : Mari bicara tentang visi dan misi, peranan, dan
tujuan. Saya mau memberikan sumbangan yang berarti.
Kajian nilai juang dan kepemimpinan di alam terbuka, diharapkan akan
menumbuhkan kepemimpinan yang bernilai juang yang berdasarkan prinsip-prinsip
keadilan dan kebaikan, menggunakan bakat orang-orang secara lebih baik untuk
meningkatkan efisiensi, serta kepemimpinan yang membuat lompatan-lompatan besar
dalam efektivitas pribadi dan organisasi (institusinya). 8
3. Penutup.
Nilai-nilai kemanusiaan merupakan sumber yang dapat digunakan. Untuk menggali
nilai-nilai juang kepemimpinan. Nilai-nilai tersebut, merupakan energi dan semangat yang
sangat ampuh untuk mewujudkan visi dan misi bersama. Di dalam implementasinya,
energi dari nilai-nilai kejuangan tersebut, secara optimal diarahkan sesuai dengan
prinsipprinsip yang berlaku secara universal. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain :
a. Manusia memiliki energi, akal budi, dan inisiatif.
b. Manusia menggunakan kreativitas mereka untuk tujuan dan cita-cita.
c. Manusia ingin menyumbang untuk tujuan yang berharga.
Setiap masa, umat manusia mengalami tantangan, baik yang bersifat lokal,
nasional maupun yang bersifat global. Untuk itu, manusia dituntut agar mampu
mengidentifikasi nilai-nilai yang berubah dan kemudian mengembangkan kepemimpinan
yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi tersebut. Nilai-nilai kepemimpinan yang
diperlukan di era reformasi dan globalisasi dewasa ini, Indonesia memerlukan tipe
kepemimpinan yang selaras dengan lintas budaya serta berlandaskan prinsip-prinsip yang
memiliki kebenaran alamiah dan universal. Nilai-nilai kepemimpinan tersebut, antara lain
lebih demokratis, sesuai dengan hak-hak azasi manusia, menghormati hukum dan lebih
terdesentralisasi.
8
https://adoc.pub/nilai-nilai-kejuangan-dan-kepemimpinan-dalam-lintas-budaya.html. Diakses pada tanggal 3 Juli
2022. Pukul 11.50 WIB.