Anda di halaman 1dari 16

2

1. Judul.

Studi Kasus Operasi Pertempuran Laut Solomon Antara Angkatan Laut Jepang
Dengan Sekutu Pada Tahun 1942 Ditinjau Dari Aspek Penghancuran Kekuatan Armada
Lawan Serta Manfaat Yang Bisa Diambil Bagi Tni Angkatan Laut

2. Latar Belakang.

a. Umum
1) Kepulauan Solomon terletak di Samudera Pasifik. Salah satu pulau
dari Kepulauan Solomon adalah Pulau Guadalcanal, pulau ini menjadi pulau yang
sangat diperebutkan oleh Amerika dan Jepang saat itu karena posisinya yang
strategis di Samudera Pasifik yang dapat digunakan sebagai pangkalan terdepan
dalam melaksanakan proyeksi kekuatan laut dan udara serta sebagai Sea Line of
Communication (SLoC) bagi kedua negara tersebut.
2) Pulau Guadalcanal di Kepulauan Solomon, tidak kurang dari enam
pertempuran laut antara Amerika dengan Jepang meletus di sekitar pulau itu.
Entah berapa banyak kapal perang Amerika tenggelam di pulau tersebut sebab
kerugian perkapalan Amerika tidak sedikit. Akan tetapi akhirnya setelah bertempur
selama enam bulan, akhirnya Jepang meninggalkan Guadalcanal, di mana ribuan
serdadu mati karena sakit malaria dan yang tidak mati menjadi lemas, pucat dan
tak bersemangat.
3) Pertempuran Laut Solomon adalah pertempuran laut dari tanggal 24
– 25 Agustus 1942 antara Angkatan Laut Jepang dan Armada Angkatan Laut
Sekutu. Pertempuran ini merupakan pertempuran laut terbesar kedua antara
Jepang dan Amerika Serikat sepanjang Guadalcanal Campaign, sekaligus
merupakan pertempuran antar kapal induk ketiga dalam sejarah Perang Pasifik di
era Perang Dunia II.1 Pertempuran Solomon terjadi di Tulagi, dikarenakan di
Kepulauan Solomon inilah untuk pertama kali dalam Perang Pasifik, sekutu
bertemu dengan sebuah garnisun Jepang yang bertempur sampai titik darah
penghabisan.2

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Kepulauan_Solomon_Timur
2
P.K Ojong (2008), Perang Pasifik. Jakarta: Kompas. Hal. 68
3

b. Kronologis Kejadian

1) Pra Kejadian
a) Pada tanggal 2 Juli 1942, setelah memutuskan untuk mengabil
Langkah-langkah positif untuk mengamankan jalur komunikasi antara
Amerika dan Australia, Kepala Staf Gabungan AS mengeluarkan
arahan kepada para komandan di Pasifik untuk memulai operasi
ofensif di Pasifik barat daya. 3 Kampanye itu akan berlangsung dalam
dua tahap : pertama, perebutan Tulagi di Kepulauan Solomon dan
Kepulauan Santa Cruz ( sekitar 450 kilometer di sebelah timur
Kepulauan Solomon). kedua, pendudukan Kepulauan Solomon
bagian tengah dan utara serta pesisir timur laut Papua Nugini sampai
ke daerah lain di Kepulauan Bismarck.
b) Pada tanggal 7 Agustus 1942, Divisi Mairinir AS yang pertama
melakukan pendaratan amfibi melawan oposisi yang tidak berarti,
memulai Pertempuran Guadalcanal yang berlangsung selama enam
bulan. Menjelang malam hari berikutnya, mereka telah menguasai
lapangan terbang Jepang di Lunga Point di Gudalcanal dan
Pelabuhan Tulagi. Operasi ini merupakan ofensif besar pertama
Sekutu dalam Perang Pasifik.
c) Pada malam tanggal 8 – 9 Agustus 1942, kapal penjelajah dan
kapal perusak Jepang melakukan serangan mendadak terhadap
Angkatan laut Sekutu yang melindungi daerah pendaratan dan
menenggelamkan empat kapal penjelajah dan satu kapal perusak
( dua kapal penjelajah Jepang rusak, salah satunya ditenggelamkan
pada 10 Agustus 1942 oleh kapal selam AS). 4

2) Kejadian
Pertempuran Solomon merupakan gabungan dari serangkaian
pertempuran antara Jepang dengan pihak sekutu (Amerika Serikat dan
Australia) antara tahun 1942, diantara adalah :

a) Pertempuran Laut Savo 15.


Pertempuran savo disebut juga dengan Pertempuran Savo
pertama yang terjadi pada tanggal 8-9 Agustus 1942 di sekitar pulau

3
Pacific War, https;//www.britannica.com/topic/Pacific-War/Guadalcanal-and-Papua,
4
Pacific War, https;//www.britannica.com/topic/Pacific-War/Guadalcanal-and-Papua
5
P.K Ojong (2008), Perang Pasifik. Jakarta: Kompas. Hal. 64
4

Savo, Kepulauan Solomon. Pertempuran Savo melibatkan kekuatan


antar pihak Jepang yang dipimpin Laksamana Madya Gunichi Mikawa
dan Sekutu yang dipimpin Laksamana Muda Victor Cructchley.
Pertempuran ini melibatkan kekuatan laut Sekutu kurang lebih 6 kapal
penjelajah berat, 2 kapal penjelajah ringan dan 15 kapal perusak.
Sedangkan kekuatan laut Jepang terdiri dari 5 kapal penjelajah berat,
2 kapal penjelajah ringan dan 1 kapal perusak. Pada pertempuran
Laut Savo 1, Jepang melakukan serangan mendadak yang dilakukan
pada malam hari kepada pihak sekutu yang menyebabkan
pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang bagi pihak
Jepang.

b) Pertempuran Laut Savo 2 6.


Pertempuran Laut Savo Kedua atau sering disebut dengan
Pertempuran Tanjung Esperance berlangsung pada tanggal 11 – 12
Oktober 1942 di dekat Tanjung Esperance dan Pulau Savo,
Guadalcanal. Pertempuran ini melibatkan pihak Sekutu yang dipimpin
Laksamana Muda Norman Scott dan Jepang yang dipimpin
Laksamana Madya Gunchi Mikawa, dengan kekuatan laut masing-
masing yaitu 4 kapal penjelajah dan 5 kapal perusak di pihak Sekutu,
serta 3 kapal penjelajah, 6 kapal perusak dan 2 kapal induk pesawat
terbang laut di pihak Jepang. Pertempuran ini pada akhirnya
dimenangkan oleh Amerika, meskipun dimenangkan oleh Amerika,
pertempuran ini hanya sedikit memiliki nilai strategi secara langsung.

c) Pertempuran Laut Savo 37


Pertempuran laut yang terjadi 12-15 November 1942 adalah
pertempuran menentukan dalam serangkaian pertempuran laut antara
Sekutu dan Kekaisaran Jepang dalam kampanye militer Guadalcanal
yang berlangsung berbulan bulan di Kepulauan Solomon.
Pertempuran laut ini melibatkan kapal-kapal dan pesawat tempur
selama lebih dari empat hari yang terjadi di dekat Guadalcanal. Pada
awal November 1942 Jepang mengirimkan 7.000 prajurit infanteri dan
peralatannya ke Guadalcanal melalui konvoi kapal angkut. Beberapa
kapal perang Jepang ditugaskan untuk membombardemen Lapangan

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Tanjung_Esperance
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Laut_Guadalkanal
5

Udara Henderson yang bertujuan untuk menghacurkan pesawat


tempur sekutu yang mengancam konvoi kapal Jepang. Meskipun
pihak sekutu mengalami banyak kerugian akibat permborbardemen
itu, pada akhirnya sekutu lah yang memenangkan pertempuran ini.
Hal ini disebabkan karena pada mulanya Jepang terlalu menganggap
remeh kekuatan Amerika dan terlambat untuk mengirim lebih banyak
bantuan.

d) Pertempuran Laut Savo 4


Pertempuran laut ini adalah pertempuran yang berlangsung
pada malam hari tanggal 30 November 1942 antara Angkatan Laut
Amerika Serikat dibawah pimpinan Laksamana Muda Carleton H.
Wright dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang dipimpin
Laksamana Muda Raizo Tanaka di Ironbottom Sound dekat Kawasan
Tanjung Tassafaronga di Guadalkanal. Dalam pertempuran ini,
armada kapal perang Amerika yang berkekuatan lima kapal
penjelajah dan empat kapal perusak mencoba melakukan serangan
dadakan dengan tujuan menghancurkan armada kapal perang
Jepang yang berkekuatan delapan kapal perusak. Jepang mundur
setelah satu kapal perusak tenggelam dan satu lagi rusak parah. 8

3) Pasca Kejadian
Berbagai pertempuran yang telah terjadi di Kepulauan Solomon
memberikan dampak yang besar bagi kedua belah pihak, baik pihak sekutu
maupun pihak Jepang. Keduannya banyak mengalami kerugian material dan
personel, baik tenggelamnya kapal ataupun korban prajuritnya. Kerugian di
kedua belah pihak hampir sama, yaitu Kapal Jepang 134.839 ton dan Kapal
Amerika dengan sekutunya 126.240 ton. Dari 60.000 tentara dan marinir
Amerika yang pernah bertempur di Guadalcanal, hampir 1600 orang tewas.
Dari pihak armadanya kira-kira 2.000 jiwa. Akan tetapi kerugian Jepang
hampir mencapai 24.000 orang dan 1.000 orang serdadu Jepang menjadi
tawanan oleh Amerika.

8
Pacific War, https;//www.britannica.com/topic/Pacific-War/Guadalcanal-and-Papua,
6

3. Analisis

a. Landasan Pemikiran

1) Prinsip Operasi Laut.


Dilihat dari kejadian Operasi laut yang terjadi di kepulauan Solomon
antara Sekutu / Amerika dengan Jepang adalah sebuah Operasi
Penghancuran Kekuatan Armada Lawan yang prinsipnya antara lain :
(a) Fokus Pada Tujuan. Pelaksanaan Operasi dengan satu tujuan
harus siap dengan dinamika yang ada dan harus konsisten dengan
tujuan yang suda di rencanakan dari awal.
(b) Ofensif. Aksi Ofensif sangat diperlukan untuk mencapai
sasaran, inisiatif menentukan mandala perang, mencari kelemahan
lawan serta menfaatkan setiap kejadian perkembangan.
(c) Kekenyalan. Pelaksanan Operasi militer di perlukan
Kekenyalan / Fleksibilitas karena data intelijen berpengaruh dengan
cara bertindak yang mengharuskan selalu cepat menyesuaikan
dinamika situasi dan kondisi.
(d) Manuver. Kecepatan dan ketepatan menuver terhadap situasi
kondisi yang dinamis di perlukan untuk mendpatkan keunggulan
ruang waktu relatif terhadap kelemahan lawan.
(e) Pendadakan. Salah satu Faktor yang mendukung keberhasilan
Operasi militer karena adanya Pendadakan. Hal itu menyebabkan
reaksi lawan tidak efektif dan relatif mudah untuk di kalahkan. Aksi ini
meliputi kombinasi ketepatan, perlindungan, penyesatan dan aplikasi
taktik strategi yg tak terduga.
(f) Mobilitas. Penerapan Mobilitas untuk mendukung asas asas
Ofensif, Pemusatan, Pendadakan dan Keamanan secara efektif. Aksi
Mobilitas dapat memelihara kebebasan bertindak, mencegah
keklahan, serta dapat memanfaatkan hasil yang di capai dalam
rangka menciptakan kekuatan yang lebih menguntungkan pihak
sendiri.
(g) Kerahasiaan. Faktor kerahasiaan sangat penting dalam
Operasi Tempur karena pihak sendiri akan mendapatkan keunggulan
dalam bertindak9
9
Mabes TNI Ops La Gab (Jakarta, 2020)
7

(h) Kesatuan Komando. Kesatuan Komando mutlak ada dalam


pelaksanaan Operasi Tempur agar semua unsur unsur yang ada di
bawahnya mempunyai sasaran yang sama untuk mencapai tujuan
bersama.
(i) Ketahanan / Daya Tahan. Mencakup teknis dukungan
pertempuran, untuk mewujudkan Rencana Operasi, pengaturan ini
termasuk Logistik dan Personel yang di butuhkan dalam rangka
efisiensi kekuatan yang terlibat dalam Operasi Tempur dengan
memperhatikan dinamika kondisi penugasan.

2) Teori A.T. Mahan. Dalam bukunya “The Influence Of Sea Power Upon
History” Bila suatu negara bisa menguasai lautan maka negara tersebut bisa
mengendalikan, memanfaatkan, menggunakan laut dengan bebas begitupun
negara sahabatnya, namun sebaliknya negara musuh / lawan sama sekali
tidak bisa memanfaatkan laut yang sama10

3) Penghancuran Kekuatan Armada Lawan (PKAL)


Operasi Penghancuran Kekuatan Armada Lawan (PKAL) di
laksanakan saat terjadi indikasi adanya ancaman dari Armada musuh baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga harus
mempertimbangkan kekuatan sendiri untuk tujuan Operasi selanjutnya.
Adapun langkah langkahnya antara lain :

(a) Proses Pengambilan keputusan saat merencanakan Operasi.


(1) Pelaksanaan sebelum lawan melancarkan serangan.
(2) Daerah pertempuran di luar jarak aksi kesatuan
kesatuan.
(3) Prioritas penghancuran Armada Lawan.
(4) Kerja samadan kordinasi yg melekat dengan unsur
udara saat pelaksanaan Operasi.

(b) Pelaksanaan Operasi PKAL


(1) Pengintaian dan Pengamatan secara Update kegiatan
dan pergerakan lawan
(2) Pengembangan kekuatan satuan sendiri secara cepat

10
A.T. Mahan “The Influence Of Sea Power Upon History”
8

dan rahasia sesuai rencana Operasi dan hasil pengamatan dan


pengintaian
(3) Pelaksanaan serangan secara serentak dan mendadak
sesuai rencana Operasi untuk mencapai tujuan.
(4) Melancarkan serangan lanjutan dengan kekuatan penuh
terhadap sisa sisa kekuatan lawan.
(5) Tindakan bantuan dan pengamanan.

b) Pembahasan

1) Analisisa operasi laut Penghancuran Kekuatan Armada Laut Lawan


(PKAL).

(a) Pada rangakaian Pertempuran Laut Solomon antara kekuatan


Armada Jepang melawan kekuatan Armada Sekutu / Amerika,
merupakan pertempuran dimana Armada Jepang mempunyai tujuan
menghancurkan kekuatan Armada Sekutu / Amerika dan pangkalan
Udara Henderson di Guadalcanal, sementara itu kekuatan Armada
Sekutu / Amerika bertujuan untuk menghadang kekuatan Armada
Jepang.
(b) Diwaktu yang sama, dengan Pangkalan Udara Henderson
Jepang di bawah kendali Sekutu / Amerika, Jepang berusaha untuk
merebut kembali Guadalcanal, terutama Pangkalan Udara
Henderson, dengan mengerahkan pasukan pengangkut darat dan
mengerahkan armada angkatan laut yang besar untuk memperkuat
pasukan darat. Karena ancaman terus-menerus dari Jepang, Sekutu /
Amerika tidak dapat mengirimkan pasokan ke pasukan di
Guadalcanal, yang sering diserang oleh Armada Jepang dari.
Beberapa upaya pihak Jepang untuk merebut kembali Lapangan
Henderson tidak berhasil, meskipun lebih banyak pasukan
proyeksikan ke Guadalcanal.

2) Dalam rangkaian Pertempuran Laut Solomon antara Armada Jepang


dan Armada Sekutu / Amerika ditinjau sisi Operasi PKAL dapat dianalisa
sebagai berikut:

a) Situasi atau keadaan yang dihadapi:


9

(1) Armada Jepang adalah ancaman langsung ke


Guadalcanal. Dalam hal ini, Amerika Serikat mengerahkan
kekuatan angkatan laut untuk mencegah Angkatan Laut
Jepang mencapai Guadalkanal. Ini dilakukan untuk
mencegah Jepang merebut kembali Pangkalan Henderson.
(2) Di pihak Jepang, mereka mendapat ancaman langsung
dari Sekutu / Amerika yang sudah bersiaga atas
kehancuran armada Jepang. Gugus tugas bantuan dan satuan
tugas pengeboman tidak menyadari hal ini. Hal ini mendorong
Jepang untuk melancarkan serangan pada malam hari untuk
menghindari serangan udara.

b) Tujuan operasi:
(1) Angkatan Laut Amerika Serikat:
(a) Melindungi kapal-kapal Amerika Serikat yang
menyangkut pasukan resimen angkatan darat
Ammerika Serikat guna memperkkuat keberadaan
pasukan di Guadalkanal dari serangan armada laut
Jepang.
(b) Untuk menghadang dan menggagalkan usaha
armada laut Jepang yang akan merebut kembali
pangkalan udara Henderson serta menguasai
Guadalkanal.

(2) Angkatan Laut Jepang:


(a) Menghancurkan atau melaksanakan
bombardemen terhadap lapangan terbang sekutu
(Lapangan Udara Henderson) di Guadalkanal untuk
menghancurkan pesawat-pesawat dan fasilitas lapangan
terbang sekutu. Misi pemboman ini untuk merebut
Pangkalan terdepan dalam melaksanakan proyeksi
kekuatan laut dan udara serta sebagai Sea Line of
Communication (SLoC).
(b) Mengirimkan konvoi pengangkut bala bantuan
dan perbekalan untuk pasukan Jepang di Guadalcanal.
Hal ini dilakukan sebagai upaya menyerang dan
10

melumpuhkan jalur logistik antara Amerika Srikat dan


Sekutunya.

c) Sasaran pokok operasi:


(1) Angkatan Laut Amerika Serikat:
(a) Menghancurkan satuan atau gugus tempur laut
Jepang dan rencana pengeboman ke Guadalcanal oleh
Jepang dapat digagalkan.
(b) Memulihkan situasi jalur komunikasi dan
transportasi antara AS dan Australia dari ancaman-
ancaman serangan Jepang.

(2) Angkatan Laut Jepang:


(a) Merebut kembali Kepulauan Solomon dari
penguasaan Amerika.
(b) Menjadikan Pulau Guandalcanal sebagai
pangkalan aju.

d) Data-data informasi intelijen:

(1) Angkatan Laut Amerika Serikat. Dari hasil penguraian


dan penyadapan pesan rahasia Jepang, Sekutu mendapat
informasi yang sangat baik, sehingga selalu mendapat
informasi tentang rencana pergerakan pasukan dan operasi
Jepang. Selain itu, informasi taktis tentang disposisi pasukan
lawan juga diperoleh melalui pengintaian oleh penerbangan
dan satuan tugas angkatan laut berkecepatan tinggi yang
ditempatkan di sepanjang rute strategis.

(2) Angkatan Laut Jepang. Informasi tentang situasi


taktis dari pihak Jepang tidak akurat. Pasukan Jepang hanya
mengandalkan pengintaian dari pesawat dan kapal selam
untuk menentukan disposisi dan pergerakan pasukan musuh.

e) Kesatuan/kekuatan yang digunakan dalam operasi:

(1) Angkatan Laut Amerika Serikat.


11

Dibawah kepemimpinan Robert Ghormley dan Frank


Jack Fletcher, diperkuat dengan 2 kapal induk, 1 kapal tempur,
4 kapal penjelajah, 11 kapal perusak dan 176 pesawat terbang.

(2) Angkatan Laut Jepang:


Dibawah kepemimpinan Isoroku Yamamoto dan Chuichi
Nagumo, diperkuat dengan 2 kapal induk besar, 1 kapal induk
ringan, 2 kapal tempur, 16 kapal penjelajah, 25 kapal perusak,
4 kapal patroli, 3 kapal angkut dan 177 pesawat terbang. 11

f) Persiapan operasi:

(1) Angkatan Laut Amerika Serikat:


(a) Amerika Serikat berhasil melaksanakan intersep
komunikasi armada Jepang, sehingga Sekutu dapat
mengetahui rencana Jepang dan hal ini memberikan
kesempatan kepada Sekutu untuk bersiap menghadapi
kedatangan Armada Jepang.
(b) Sekutu melaksanakan pengintaian udara dan
penempatan kapal-kapal cepat sebagai piket di daerah
selat sempit.

(2) Angkatan Laut Jepang:

(a) Jepang mengirimkan serangan pesawat udara


yang berpangkalan di Rabaul dengan dengan sasaran
lapangan udara Henderson. Serangan tersebut tidak
secara signifikan menghancurkan kekuatan udara
Amerika Serikat namun cukup efektif mencegah
kekuatan udara Amreika Serikat melaksanakan
pengintaian Armada Jepang.
(b) Menyiapkan kekuatan dengan fungsi sebagai
kapal pemukul kapal permukaan dan kekuatan untuk
bombardemen den diberangkatkan tidak bersamaan.

g) Pelaksanaan operasi:

(1) Angkatan Laut Amerika Serikat:


11
Frank, Guadalcanal, 166–174 (171 pesawat terbang) dan Lundstrom, Guadalcanal Campaign, 106
12

(a) Berdasarkan data awal sebagai data intelijen


hasil intersep komunikasi rahasia Jepang dan dari
pengintaian pesawat, Amerika Serikat dapat
memperkirakan dengan baik terhadap rencana serangan
serangan dan gerakan lawan, sehingga Amerika Serikat
dapat menyusun rencana taktis untuk menyergap dan
menghadapi armada laut Jepang.
(b) Dalam penghancuran Armada Laut Jepang,
Pesawat bomber dari kapal induk memiliki peran yang
besar, meskipun Kapal perang juga digunakan untuk
menghancurkan Armada Laut Jepang.

(2) Angkatan Laut Jepang:

(a) Jepang berhasil memanfaatkan gelapnya malam


untuk mendekati posisi Sekutu dan melancarkan taktik
serangan cepat jarak dekat menggunakan topedo dan
duel meriam secara frontal.
(b) Dalam peperangan dengan Armada Laut
Amerika, pesawat bomber berperan aktif dalam
penghancuran Armada Laut Amerika.

h) Penyelesaian operasi:

(1) Angkatan Laut Amerika Serikat:


(a) Lokasi kapal yang sulit ditemukan Jepang juga
memberikan keuntungan tersendiri, karena pesawat
pengebom Jepang harus kembali ke kapal induk karena
sulitnya menemukan lokasi armada Angkatan Laut AS.
(b) Cuaca yang tidak menguntungkan pada akhirnya
menguntungkan orang Amerika. Harus kembali ke
pangkalan awal karena dukungan udara Jepang tidak
datang.
(c) Kerugian dalam pertempuran ini sangat kecil
dibandingkan Jepang, antara lain satu kapal induk yang
rusak parah, 25 pesawat hancur, dan 90 tentara tewas.

(2) Angkatan Laut Jepang:


13

(a) Sebuah pesawat di Henderson Airfield


menyerang konvoi Tanaka, menyebabkan kerusakan
besar pada kapal induk Jintsuu, menewaskan 24 awak
dan membuat Tanaka tidak sadarkan diri.
(b) Jepang menderita kerugian lebih banyak kapal,
pesawat terbang berikut para penerbangnya, dan
pengiriman pasukan bala bantuan Jepang untuk
Guadalkanal tertunda. Tercatat 1 kapal induk ringan, 1
kapal perusak, 1 kapal angkut tenggelam, 1 kapal
penjelajah ringan, 1 kapal induk pesawat terbang laut
rusak berat, 75 pesawat hancur, dan 290 prajurit
Jepang tewas.

4. Hal-hal Positif dan Negatif

a. Hal-hal Positif
1) Pihak Amerika
Kekuatan armada laut Amerika dilengkapi persenjataan yang lebih
canggih dan strategi yang tepat dan fleksibel yang menyesuaikan dengan
setiap perkembangan keadaan dan setiap perubahan yang terjadi di medan
perang membuat Amerika lebih diuntungkan dan dapat menguasai
Kepulauan Solomon pada saat itu.

2) Pihak Jepang
Rasa Nasionalisme semangat tempur yang tinggi dan patuh kepada
pimpinan tertinggi sehingga rela berkorban nyawa demi mempertahankan
kemenangan dalam pertempuran. Taktik pendadakan pada serangan yang
dilakukan malam hari mampu membuat Amerika kalah pada perang laut
Savo 1.

b. Hal-hal Negatif
1) Pihak Amerika
Tidak adanya semangat bertempur (lack of battlemindedness) di
pihak Amerika, dan keputusan terburu-buru untuk menarik kembali armada
kapal induk Amerika dari medan perang pertempuran. 12
2) Pihak Jepang

12
P.K Ojong (2008), Perang Pasifik. Jakarta: Kompas. Hal. 72
14

Strategi Jepang yang tidak fleksibel dan kaku membuat kekalahan


Jepang terhadap sekutu, tidak adanya unsur variasi pada setiap penyerangan
dan hanya mengandalkan serangan “surprise” ini pada akhirnya hanya
melemahkan dirinya sendiri.

5. Manfaat yang dapat diambil bagi TNI AL. Beberapa hal yang dapat diambil
manfaatnya bagi TNI AL dari pertempuran di Kepulauan Solomon adalah :

a. Aspek Edukatif
1) Kejelian Amerika dalam dalam membaca taktik lawan dan penguasaan
informasi intelejen pertempuran laut yang akurat dapat membantu pimpinan
dalam mengambil keputusan yang tepat dalam bertindak untuk mencegah
ancaman yang akan dating. Dengan demikian hal tersebut dapat dijadikan
sebagai pelajaran TNI AL dalam melaksanakan misi operasi.
2) Pentingnya pemusatan kekuatan yang menentukan keberhasilan suatu
serangan dengan menempatkan kapal-kapal perang yang sesuai dengan
kemampuannya sehingga diperoleh kekuatan tugas laut yang kuat serta melatih
kemampuan prajurit sesuai jabatan yang diemban.

b. Aspek Inspiratif
1) Amerika Serikat mampu bangkit setelah kekalahan mutlak pada
pertempuran pertama di Kepulauan Solomon, sehingga berhasil memperoleh
kemenangan pada pertempuran selanjutnya. Hal ini dapat memberikan inspiratif
kepada TNI AL agar mempunyai sikap pantang menyerah dan mau maju serta
mempunyai nilai juang untuk memperoleh kemenangan.
2) Penggunaan kekuatan yang kompleks, penguasaan ilmu serta seni
berperang dan kemampuan intuisi menilai potensi strategi sangat berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan yang akurat yang didukung dengan
kemampuan prajurit dalam mengawaki alutsista diharapkan mampu
mensukseskan upaya penyelesaian perang.

c. Aspek Instruktif
1) Peningkatan moril serta profesionalisme prajurit baik di satuan tingkat atas
maupun satuan tingkat bawah serta menumbuhkan nasionalisme prajurit untuk
negara diharapkan mampu mensukseskan upaya penyelesaian Operasi Tempur.
15

2) Peningkatan kemampuan alutsista menjadi modern dan inovatif harus


dilakukan agar siap dan mampu melaksanakan Operasi Tempur modern dengan
maksimal sehingga tujuan memenangkan pertempuran semakin mudah dicapai.

6. Penutup

a. Kesimpulan.
Pertempuran laut yang terjadi di Kepulauan Solomon antara pihak Amerika
dengan Jepang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Keberhasilan Amerika yang mampu menghadirkan perimbangan


kekuatan terhadap Armada Jepang yang dikirim tiap-tiap masa pertempuran
menyebabkan kemenangan yang diraih Amerika karena keunggulan
strategis dan taktis. Pertempuran Solomon memberikan gambaran akan
penting nya perencanaan, pengembangan taktik, moril prajurit serta
kemampuan intelijen yang baik guna memenagkan pertempuran.

2) Jarak antara pangkalan armada Jepang yang jauh dengan medan


pertempuran menyebabkan distribusi logistic Jepang terbatas oleh waktu,
yang bahkan menyebabkan pesawat tempur tidak dapat melanjutkan
operasi.

b. Saran.
Berdasarkan kronologis terjadinya Pertempuran Kepulauan Solomon pada
tahun 1942, ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi
kemajuan TNI AL, yaitu sebagai berikut :

1) Perlu adanya modernisasi alutsista dan pembangunan kekuatan


militer TNI AL yang besar, inovatif dan canggih.
2) Perlunya peningkatan intensitas Operasi latihan tempur laut dan
pengembangan taktik serta strategi guna meningkatkan kemampuan tempur
TNI AL sebagai alat pertahanan negara di laut.
16

Anda mungkin juga menyukai