Topik
Studi Kasus Operasi Pertahanan Garis Perhubungan Laut Sendiri oleh Armada
Sekutu dalam Pertempuran Laut di Atlantik Utara Serta Manfaatnya Bagi TNI AL.
2.
Latar Belakang.
a.
Umum.
Armada Niaga merupakan urat nadi dari sekutu selama Perang Dunia II.
Tanpa Armada Niaga, sekutu tidak akan dapat mendukung kepentingannya selama
perang dunia II. Karena itu pertahanan terhadap Garis Perhubungan Laut sendiri
(PGPLS), bagi sekutu merupakan hal yang mutlak. Hal ini pernah dikemukakan
oleh Laksamana Nelson dari Inggris, bahwa perlindungan terhadap perniagaan
sebagai pengabdian paling penting yang armada Inggris dapat lakukan terhadap
negara.1
Jatuhnya Perancis dalam tahun 1940 sangat menguntungkan bagi armada UBoats Jerman. Pelabuhan Perancis di Brest, St. Nazaire dan Laorient dapat
digunakan oleh Jerman. Berkat adanya pangkalan di Perancis ini, maka U-Boats
Jerman tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk kembali dan berangkat dari
Jerman dalam melaksanakan misinya di Samudera Atlantik, dengan resiko yang
sangat besar ketika melalui selat sempit antara Denmark dan Norwegia. Dengan
keuntungan strategis dari Jerman tersebut, maka usaha dari Sekutu untuk
mempertahankan Garis Perhubungan Laut-nya dari serangan
armada U-Boats
2
Sekutu dalam waktu 1 bulan, akhirnya pada tanggal 24 Mei 1943 Jerman menarik
semua U-Boats- nya dari Atlantik Utara.3
b.Kronologis Kejadian.
1)
154 Sekutu juga diserang oleh pack U-Boats Jerman yang terdiri dari 18
kapal. Pada serangan tersebut sekutu kehilangan 14 buah kapal, sedangkan
Jerman hanya mengalami kerusakan pada 1 U-Boats. Walaupun pada saat
itu, armada sekutu dikawal 6 kapal yang sudah dilengkapi centimetric radar
dan HF/ DF, namun kurang terlatihnya Angkatan Laut Kanada dalam taktik
pertempuran dengan kapal selam membuat
menanggung kerugian.
3)
3 Karl Donitz, Memoirs: Ten Years and Twenty Days, London, 1959, p. 341.
3
4)
Pada bulan Februari dan awal Maret 1943, konvoi ON 166 kehilangan
dan HX 229 mendapat serangan secara hampir bersamaan oleh dua packs
U-Boats Jerman selama 3 malam berturut-turut. Walaupun dikawal oleh
kapal-kapal yang terlatih dan mempunyai sarana yang memadai, namun SC
122 kehilangan 9 buah kapal niaga, sedangkan HX 229 kehilangan 13 buah
kapal niaga. Payung udara yang intensif dari VLR air-craft serta perkuatan 3
kapal perang dari Iceland hanya mampu merusakkan 1 U-Boats namun
tidak mampu menghalau serangan.5
3.Analisa.
a.
sangat
Tujuan Operasi.
Melihat banyaknya korban kapal niaga Sekutu, fihak Sekutu mempersiapkan
1)
men-deploy terlebih dahulu unsur-unsur udara Sekutu yang terdiri dari LRaircraft dan VLR-aircraft di sepanjang route yang dipilih.
3)
dimiliki Sekutu yaitu Detph Charge dan Hedgehog yang didukung oleh
sarana deteksi Radar, Asdic serta HF/DF.
4)
dari fihak Sekutu yang berasal dari negara Amerika, Inggris dan kanada.
2)
Corvette.
b)
e.
c)
d)
Persiapan Operasi.
5
1)
tersebut
adalah
dengan
menambah
sumberdaya
guna
kurangnya
waktu
untuk
berlatih,
diharapkan
akan
segera
terselesaikan.
f. Pelaksanaan Operasi.
1)
Menjelang
menjadi beberapa packs dalam dua garis patroli yang terpisah. Lebih dari 50
unit U-Boats berada pada garis patroli di Barat Atlantik, sedangkan 15 UBoats lainnya di sebelah Timur Atlantik. Pada 28 April 1943, pack U-Boats di
Timur Atlantik berhasil menyergap konvoi ONS 5 sekutu yang dikawal oleh 9
kapal perang Inggris dan menenggelamkan 1 buah kapal walaupun dalam
kondisi cuaca yang buruk. Setelah peristiwa tersebut, ONS 5 diperkuat lagi
6 NARA, RG 218, Box 6, file 13W3 13 15 K, History of the Joint Chiefs of Staf, Chapter 4,
page 103-104.
6
pengawalannya oleh 5 destroyer yang dikirim dari pangkalan St. John.
Dengan kondisi yang dianggap tidak berimbang tersebut, pack U-Boats
mengurungkan niatnya untuk menyerang dan mundur pada 1 Mei 1943.
2)
Pada tanggal 4 Mei 1943 ONS 5 bertemu lagi dengan pack U-Boats
U-
Hal-hal Positif.
7
1)
Hal-hal Negatif.
1)
Keterlambatan
fihak
Sekutu
menyadari
kekeliruannya,
ketika
yang cukup untuk mengawal setiap konvoinya serta tidak melengkapi semua
8
armadanya
dengan
kelengkapan
standar
yang
diperlukan
dalam
Aspek Edukatif.
1)
koordinasi yang baik antar matra khususnya TNI AL dan TNI AU, agar peran
masing-masing matra dalam mendukung keberhasilan tugas dapat berjalan
secara sinergis.
2)
Aspek Instruktif.
1)
Perlunya suatu petunjuk operasi yang baku serta dapat diterima oleh
semua satuan dari semua matra untuk sinergitas suatu Operasi Laut
gabungan.
2)
spesifik lagi khususnya ESM dan IFF di seluruh KRI dan Pesud TNI AL agar
dapat mendeteksi dan identifikasi secara memadai pada saat Operasi Laut.
9
BIASA
c.
Aspek Inspiratif.
1)
Penutup.
a.
Kesimpulan.
Dalam pertempuran laut di Atlantik Utara, Sekutu berhasil mempertahankan
Saran.
Seiring dengan semakin pesatnya teknologi persenjataan yang dimiliki oleh
Alur Pikir.
(terlampir)
Jakarta, Juni 2009
Perwira Siswa
Eka Prabawa
Mayor Laut (P) NRP. 11373/P
BIASA
10