Anda di halaman 1dari 18

Makalah Perang Dunia II di Eropa

Ghalih Purwo Pangestu

- Sebab terjadinya Perang Dunia II :

Perang Dunia II umumnya dipandang berakar dari dendam Jerman setelah Perang
Dunia I. Terutama setelah Kekaisaran Jerman di bawah pimpinan Kaiser Wilhelm II, dengan
sekutu-sekutunya, berhasil dikalahkan, oleh Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Pemenang
perang saat itu menyalahkan Jerman sepenuhnya sebagai penyebab perang dan menuntut
Jerman untuk mengganti semua kerugian serta kerusakan yang diakibatkannya; Jermanlah
yang saat itu dianggap secara efektif memulai perang dengan serangan ke Prancis melalui
Belgia. Prancis pun juga menuntut kompensasi atas kerusakan finansial yang ditimbulkan oleh
Jerman selama Perang Dunia Pertama, dan memastikan bahwa berbagai perjanjian damai,
khususnya Perjanjian Versailles akan memberlakukan penggantian biaya ganti rugi setelah
perang yang ketat dan penerapan segala macam pembatasan (terutama pembatasan militer)
pada Jerman setelah Perang Dunia I.

. Perancis dalam hal ini pun malah kian memperparah keadaan, dimana Prancis saat itu
menuntut banyak hal terhadap Jerman, seperti penuntutan ganti rugi, pembayaran ganti rugi
dengan menggunakan suplai batubara yang dimiliki oleh Jerman di Ruhr dikarenakan
hancurnya produksi batubara Perancis setelah perang usai, dan demiliterisasi (pensterilan suatu
wilayah dari unsur militer) wilayah Rhineland, hal-hal tersebut seperti yang sudah ditentukan
oleh Prancis, harus diutamakan pada Konferensi Perdamaian Paris pada tahun 1919 hingga
membentuk perjanjian Versailles menjadi sebuah "alat" untuk menghukum Jerman dengan
sangat keras.

Akan tetapi pada perkembangannya, Prancis mulai mendesak Jerman untuk segera
memenuhi permintaan Prancis akan suplai batubara yang dirasa Jerman "sangat tak masuk
akal" untuk dipenuhi, lalu Prancis juga menuntut Jerman untuk mendemiliterisasi wilayah
Rhineland dengan alasan agar Prancis mempunyai semacam daerah pembatas fisik antara
Prancis dengan Jerman. Hal itu ternyata ditengarai oleh ketakutan dari Prancis yang khawatir
dengan keamanannya sendiri pasca perang. bahkan Ginsberg, salah satu penulis sejarah Eropa,
berpendapat bahwa "Prancis pasca perang dunia I telah melemah dan, dalam kelemahan dan
ketakutannya akan Jerman yang dikhawatirkan akan bangkit kembali, berusaha untuk
sedemikian rupa dapat mengisolasi dan menghukum Jerman .... namun Balas dendam Prancis
tersebut sayangnya akan kembali menghantui Prancis dalam keberhasilan invasi dan
pendudukan Nazi terhadap Prancis dua puluh tahun kemudian."1 sementara itu Jumlah ganti
rugi serta tuntutan pembayaran ganti rugi dengan suplai batubara yang berlebihan, dan
demiliterisasi Rhineland tersebut dipandang oleh orang Jerman sebagai sebuah penghinaan dan
hal yang tidak masuk akal untuk direalisasikan.

Perjanjian tersebut sangat keras bagi Jerman, sampai-sampai Rakyat Jerman dibuat
susah olehnya dan bahkan sampai membenci negara-negara yang menerapkan hukuman dalam
perjanjian tersebut. Hukuman dalam perjanjian tersebut seperti misalnya Jerman wajib
mengganti rugi biaya kerusakan yang ditimbulkan saat perang sekitar 132 Milyar Mark
Jerman2, serta memisahkan jutaan etnis Jerman ke negara-negara tetangga (dikarenakan dalam
perjanjian tersebut, Jerman harus menyerahkan sebagian wilayahnya ke negara pemenang
perang serta yang terkena dampak langsung oleh perang). Dalam upaya untuk membayar biaya
ganti rugi perang ke Inggris dan Prancis, Republik Weimar mencetak triliunan mata uang Mark,
hingga menyebabkan hyperinflasi mata uang Jerman yang sangat tinggi.

Perjanjian tersebut seperti disinggung sebelumnya, yaitu menciptakan sentimen negatif


terhadap pemenang Perang Dunia I. Padahal Amerika Serikat sebenarnya telah berjanji kepada
rakyat Jerman bahwa 14 pasal yang dicetuskan oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, yaitu
Woodrow Wilson akan menjadi pedoman bagi perjanjian perdamaian; Namun, Amerika
Serikat hanya memainkan peran kecil dalam Perang Dunia I (dikarenakan politik isolasionis
Amerika saat itu yang ingin menjauhi masalah Eropa) dan Wilson tidak dapat meyakinkan
Sekutu untuk menyetujui dan bahkan mengadopsi sepenuhnya dari 14 pasal perdamaiannya.
adapun isi dari 14 pasal tersebut adalah sebagai berikut3 :

- Tidak ada lagi perjanjian rahasia.


- Navigasi bebas di semua lautan.
- Mengakhiri hambatan ekonomi antarnegara.
- Negara harus mengurangi jumlah senjata.
- Semua keputusan koloni tidak boleh memihak.

1
Roy H. Ginsberg, Demistifying the European Union : The Enduring Logic of Regional Integration (Plymouth :
Rowman & Littlefield Publishers, Inc. 2007) hlm 32.
2
http://www.learnsejarah.com/2017/07/perjanjian-versailles-sejarah-isi-dan.html, diakses pada 23 November
2017
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Empat_Belas_Pasal, diakses pada 23 November 2017

2
- Tentara Jerman harus meninggalkan Rusia. Rusia harus dibiarkan mengembangkan
politiknya sendiri.
- Belgia harus independen seperti sebelum terjadi perang.
- Perancis sepenuhnya dibebaskan dan diizinkan untuk memulihkan Alsace-Lorraine.
- Semua orang Italia diizinkan untuk tinggal di Italia.
- Penentuan nasib sendiri diberikan kepada semua orang yang tinggal di Austria-
Hungaria.
- Penentuan nasib sendiri dan jaminan kemerdekaan diberikan kepada Balkan.
- Orang-orang Turki harus dipimpin oleh pemeritahan Turki. orang non-Turki yang
berada di kekaisaran Turki harus mengatur diri mereka sendiri.
- Polandia harus memiliki akses ke laut dalam kemerdekaannya.
- Liga Bangsa-Bangsa harus dibentuk untuk menjamin kemerdekaan politik dan teritorial
semua negara

Sayangnya dalam hal ini, Perjanjian Versailles yang telah diterapkan oleh blok Entente
tersebut tidak cukup untuk menentramkan Jerman, atau bahkan untuk mencegahnya
membangun suatu kekuatan yang dominan di Eropa pasca perang. Rakyat Jerman sendiri
sebagian besar telah melihat kesepakatan atau perjanjian tersebut bersifat menghukum mereka
secara keras karena "tanggung jawab" yang harus mereka pikul daripada membuat kesepakatan
yang menjamin perdamaian jangka panjang. Pada titik ini mayoritas orang Jerman sangat
marah dengan orang Prancis dan menyalahkan lemahnya pemerintahan Republik Weimar
dalam menghadapi penghinaan Prancis tersebut. kuatnya kekesalan yang mendalam karena
merasa diperbudak serta dilucuti kekuatan militernya oleh negara-negara pemenang perang,
terutama Prancis, membuat orang-orang Jerman membenci Republik Weimar dan
mengidolakan siapa pun yang melawan penghinaan tersebut. Kebencian ini pun berkontribusi
pada ketidakstabilan politik yang memungkinkan Adolf Hitler dan Partai Sosialis Nasionalnya
(NAZI) untuk mengambil alih keadaan.

Keadaan Jerman mulai berbalik pada dasawarsa tahun 1920-an hingga 1930-an, terutama
setelah Jerman bergelut dengan hyperinflasi nya yang mana pada November 1923, satu Dollar
dapat ditukar untuk 4 Milliar Mark. Dalam masa-masa tersebut ada peristiwa yang sangat
krusial terhadap ekonomi Jerman, yaitu pendudukan Perancis terhadap wilayah di sekitar
sungai Ruhr pada Januari 1923. Dengan keadaan ekonomi yang kacau, Jerman lalai melakukan
pembayaran ganti rugi perang. Perdana menteri Prancis saat itu, Raymond Poncare,

3
memerintahkan pasukan Perancis memasuki Ruhr, yaitu salah satu pusat industri terpenting
Jerman.

Gustav Stresemann, yang menjadi kanselir pada Agustus 1923, dengan lihai menempatkan
Jerman di jalan pemulihan. Dia mengumumkan kesediaan Jerman untuk melakukan
pembayaran ganti rugi perang dan mengeluarkan mata uang baru. Untuk melindungi nilai mata
uangg baru itu, pemerintah tidak mencetak uang yang lain. Inflasi pun surut, dan kepercayaan
terhadap pemerintahan Jerman kembali pulih. Susunan yang baru mengenai ganti rugi perang
juga menyumbang bagi pemulihan ekonomi. Pada 1924, pihak Prancis menerima rencana
dawes4, yaitu rencana atau upaya blok Entente untuk merundingkan dan menagih utang
reparasi perang dari Jerman, yang bertujuan untuk mengurangi ganti rugi perang dan
mendasarkannya pada kemampuan ekonomi Jerman. Selama negosiasi itu, Perancis setuju
untuk menarik pasukannya dari Ruhr sehingga untuk sementara dapat meredam ketegangan di
Jerman.

Mulai dari 1924 hingga 1929 kondisi-kondisi ekonomi memmbaik. Para kapitalis asing,
khususnya Amerika tertarik dengan tingkat bunga yang tinggi dan upah buruh yang rendah.
Investasi mereka di bisnis Jerman merangsang ekonomi. Tampaklah bahwa Jerman telah
mencapai stabilitas politik serta ekonomi, walaupun hanya sebentar. Jerman hanya bisa
mencicipi kemajuan tersebut selama lima tahun lamanya, terutama setelah krisis Malaise pada
Oktober 1929 menghantam ekonomi Jerman yang sebenarnya rapuh.

Krisis tersebut menimbulkan huru-hara politik yang kembali mengemuka di Jerman,


setelah sebelumnya pihak Komunis menghadapi kegagalan dalam mendirikan sebuah negara
komunis di Jerman pada peristiwa protes partai komunis Jerman tahun 1919 yang bertujuan
untuk membuat sebuah Republik Soviet Bavaria. Dalam peristiwa tersebut, sebuah brigade
relawan yang terdiri dari bekas prajurit perang dunia I bernama Freikorps (dan juga nantinya
menjadi cikal bakal pasukan paramiliter Nazi, yaitu Sturmabteilung) berhasil memberangus
dan menghancurkan revolusi tersebut. Pasca kejadian tersebut, menimbulkan ketakutan di
kalangan rakyat yang mendalam akan bangkitnya kembali gerakan serupa yang mungkin saja
dapat menimbulkan instabilitas dalam negeri Jerman. Ketakutan tersebut pun akhirnya
dimanfaatkan oleh barisan sayap kanan (utamanya Nazi) untuk menggalang kekuatan serta
dukungan dari rakyat Jerman.

4
https://id.wikipedia.org/wiki/Rencana_Dawes, diakses pada 24 November 2017

4
Keadaan yang kurang lebih mirip dialami olehh Jerman tersebut, ternyata juga terjadi di
Italia. Meskipun italia merupakan pihak yang menang di dalam perang dunia I, negeri itu
menyerupai sebuah bangsa yang kalah. Kekurangan makanan, harga-harga yang melonjak,
pengangguran yang membludak, pemogokan yang keras dinilai menciptakan suatu iklim krisis.
Italia pada saat itu, seperti jerman, membutuhkan sebuah kepemimpinan yang efektif dan suatu
program pembaruan, tetapi percekcokan dalam partai liberal Italia yang saat itu tengah
menguasai negara, menyebabkan lumpuhnya roda pemerintahan di Italia. Disisi lain, rakyat
Italia juga khawatir akan adanya revolusi bergaya bolshevik yang akan menimpa Italia.
Seorang veteran perang dunia I dan juga mantan sosialis, Benito Mussolini, memanfaatkan
huru-hara di Italia pascaperang untuk merebut kendali atas negara melalui partai fasis yang
sudah ia bentuk sebelumnya pada tahun 1919. Hingga pada 1922, Mussolini berhasil
mendapatkan kepercayaan dari raja Italia saat itu, yaitu Victor Emmanuel III, dan akhirnya
menunjuk Mussolini ssebagai perdana menteri Italia. Segera setelah itu ia mulai membangun
sebuah sistem kediktatoran. Pada 1925-1926 dia menyingkirkan kaum nonfasis dari
kabinetnya, membubarkan partai oposisi, menghancurkan serikat buruh independen, menindas
koran oposisi, dan mengorganisir polisi rahasia untuk menangkapi para pemmbuat masalah.
Lalu untuk lebih meningkatkan citranya dalam opini publik katolik, Mussolini membuat
sebuah persetujuan bernama Persetujuan Lateral pada 1929 yang isinya mengakui
kemerdekaan kota Vatikan.

Lain halnya di Jerman, dalam memanfaatkan ketegangan yang terjadi di Jerman setelah
Perancis menduduki wilayah Ruhr, Partai Nazi atau Nationalsozialistische Deutsche
Arbeiterpartei mengambil kesempatan tersebut untuk menjatuhkan pemerintahan demokrasi
dan mengambil alih kekuasaan melalui cara pemberontakan. Adolf Hitler yang semakin
terdesak untuk memegang pucuk pimpinan partai sadar bahwa ia perlu mengambil tindakan
segera. Semasa itu partai Nazi, yang mempunyai 55.000 anggota, merupakan partai politik
yang terbesar di Jerman dan mempunyai sistem organisasi terbaik dibandingkan dengan partai-
partai lain. Akan tetapi pemberontakan tersebut pada prakteknya tidak berhasil
menumbmangkan pemerintahan dan bahkan terjadi penangkapan beberapa anggota partai
tersebut, diantaranya Hitler, dan selama sembilan bulan berikutnya ia di dalam penjara, ia telah
merancang sebuah buku yang berjudul Mein Kampf, berisi paham-pahamnya mengenai
penemuan suatu tatanan dunia baru yang didasarkan pada nasionalisme rasial. Dia percaya
bahwa Jerman yang dibangunkan kembali dapat disatukan kembali secara rasial (ras arya
utamanya). Dan disisi lain mengembangkan paham antisemitisme, yaitu menyalahkan kaum

5
Yahudi sebagai dalang dibalik krisis yang terjadi setelah perang dunia I, dan juga pada krisis
malaise pada 1929 yang tengah menimpa Jerman dan sering membawa malapetaka terhadap
rakyat Jerman.

Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923, dan bebas
pada Desember 1924, berhasil menggalang kekuatan kembali semenjak berhasil meyakinkan
massa dan mengumpulkannya sehingga memiliki kekuatan politik yang besar di Jerman.
Puncak kesuksesan propaganda Nazi Jerman adalah setelah kejadian pembakaran di gedung
parlemen Jerman, yaitu Reichstag oleh simpatisan komunis, hal ini menjadi bahan propaganda
bagi Jerman dalam melawan kaum komunis yang saat itu juga dituding sebagai penghancur
Jerman. Pasca kejadian tersebut, Adolf Hitler telah berhasil ditunjuk sebagai Kanselir yang
baru, menggantikan kanselir Jerman sebelumnya, yaitu Paul Von Hindenburg pada tahun 1933.
Ia lalu menerapkan paham-paham yang selama di penjara telah dibuatnya menjadi buku Mein
Kampf tersebut, yaitu menghapus demokrasi, menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis,
dan segera memulai kampanye persenjataan kembali. Hitler pun dengang tegas menolak
Perjanjian Versailles, serta mempercepat program persenjataan kembalinya dan
memperkenalkan wajib militer.

Selain itu Hitler dalam mengurus urusan luar negerinya, seperti yang telah diantisipasi
Hitler, Inggris dan Perancis mengalah ketika berhadapan dengan pelanggarannya kepada
perjanjian Versailles dan ancaman perang. Dihantui oleh ingatan perang dunia I, Inggris dan
Perancis berusaha sedapat mungkin menghindari malapetaka yang lain serta mendapat
dukungan opini publik. Karena Inggris percaya bahwa Jerman telah diperlakukan terlalu keras
oleh perjanjian Versailles dan mengetahui bahwa kekuatan militernya sendiri yang bermutu
rendah tidak siap untuk perang, mulai dari 1933 hingga 1938 Inggris setuju untuk memberikan
keringanan keringanan terhadap Hitler, termasuk membiarkan Jerman menduduki wilayah
Rhineland pada 1936, Austria pada Maret 1938, dan bahkan wilayah Sudetenland (yang
terdapat penduduk Jerman) di Cekoslovakia (pendudukan Sudetenland tersebut bahkan
direspons oleh Inggris, yaitu perdana menteri Neville Chamberlein serta Perdana Menteri
Perancis, Edouard Daladier, dengan meratifikasi perjanjian Munich, dan segera nantinya
memuluskan langkah Hitler untuk menguasai wilayah Cekoslovakia secara keseluruhan pada
Maret 1939). Meskipun Perancis mempunyai tentara yang terkuat di Eropa daratan, ia hanya
siap untuk pertempuran dengan posisi defensif. Perancis lalu membangun benteng Maginot
untuk melindungi perbatasannya dari serbuan Jerman, tetapi perancis kekurangan pasukan
penyerang untuk dapat menghukum jerman yang agresif, amerikat serikat juga masih sibuk

6
dengan masalah Depresi besar dan menjauhkan diri dari kesulitan di Eropa. Praktis, Perancis
pun mengalami kemunduran di bidang semangat dan menjadi penakut. Ia selalu berpaling ke
Inggris untuk meminta arahan.5

Amerika Serikat, setelah mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia,
mengesahkan Undang-Undang Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia
menginvasi Ethiopia, dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung
tindakan tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman
menganeksasi Austria. Hitler menolak Perjanjian Versailles dan Locarno dengan
meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat sedikit tanggapan dari
kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan
Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka
melawan Republik Spanyol yang didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk
menguji senjata dan metode peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada
awal 1939. Bulan Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan
kemudian, Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti
Italia pada tahun berikutnya.

- Dimulainya Perang Dunia II :

Akhirnya Perang Dunia kedua benar benar telah dimulai secara resmi setelah pada tanggal
1 September 1939, Jerman dan Slowakia—negara boneka jerman pada tahun 1939—
menyerang Polandia. Tanggal 3 September, Perancis dan Britania Raya, diikuti negara-negara
Persemakmuran, menyatakan perang terhadap Jerman, tetapi mereka waktu itu hanya mampu
memberi sedikit dukungan kepada Polandia dengan serangan kecil Perancis ke Saarland.
Britania dan Perancis juga mulai memblokir perairan Jerman pada tanggal 3 September untuk
melemahkan ekonomi dan upaya perang negara ini.6

Tanggal 17 September, setelah menandatangani gencatan senjata dengan Jepang, Soviet


juga menyerbu Polandia. Wilayah Polandia terbagi antara Jerman dan Uni Soviet, dengan
Lituania dan Slowakia mendapat bagian kecil. Polandia tidak menyerah; mereka mendirikan
pemerintahan dalam pengasingan Polandia dan Pasukan gerilya, dan terus berperang bersama
Sekutu di semua front di luar Polandia. Sekitar 100.000 personel militer Polandia diungsikan

5
Marvin Perry, Peradaban Barat : Dari Revolusi Perancis Hingga Zaman Global (Bantul: Kreasi Wacana, 2014)
hlm 319-400
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_II, diakses pada 24 November 2017

7
ke Rumania dan negara-negara Baltik; sebagian besar tentara tersebut kemudian berperang
melawan Jerman di teater perang yang lain. Pemecah kode Enigma Polandia juga diungsikan
ke Perancis

Setelah invasi Polandia dan perjanjian Jerman-Soviet atas Lituania, Uni Soviet memaksa
negara-negara Baltik mengizinkan mereka menempatkan tentara Soviet di negara mereka atas
alasan "bantuan bersama". Finlandia menolak permintaan wilayah yang diajukan oleh Soviet
dan diserang oleh Uni Soviet pada bulan November 1939. Konflik yang kemudian pecah
berakhir pada bulan Maret 1940 dengan konsesi (pemberian wilayah, terutama di daerah
Karelia) oleh Finlandia. Perancis dan Britania Raya, menyebut serangan Soviet ke Finlandia
sebagai alasan memasuki kancah perang di pihak Jerman, menanggapi invasi Soviet dengan
mendukung dikeluarkannya Uni Soviet dari Liga Bangsa-Bangsa.

Di Eropa Barat, tentara Britania dikerahkan ke benua ini, namun pada fase yang dijuluki
Perang Phoney oleh Britania dan "Sitzkrieg" (perang duduk) oleh Jerman tak satupun pihak
yang melancarkan operasi besar-besaran terhadap satu sama lain sampai April 1940. Uni Soviet
dan Jerman membuat pakta dagang pada bulan Februari 1940, yang berarti Soviet menerima
bantuan militer dan industri dengan imbalan menyediakan bahan mentah untuk Jerman agar
bisa mengakali pemblokiran oleh Sekutu. Pada bulan April 1940, Jerman menginvasi Denmark
dan Norwegia untuk mengamankan pengiriman bijih besi dari Swedia, yang hendak dihadang
oleh Sekutu. Denmark langsung menyerah, dan meski dibantu Sekutu, Norwegia berhasil
dikuasai dalam waktu dua bulan. Bulan Mei 1940, Britania menyerbu Islandia untuk mencegah
kemungkinan invasi Jerman ke pulau itu. Ketidakpuasan Britania atas kampanye Norwegia
mendorong penggantian Perdana Menteri Neville Chamberlain dengan Winston Churchill pada
tanggal 10 Mei 1940.

Jerman menyerbu Perancis, Belgia, Belanda, dan Luksemburg pada tanggal 10 Mei 1940.
Belanda dan Belgia kewalahan menghadapi taktik blitzkrieg dalam beberapa hari dan minggu.
Jalur Maginot yang dipertahankan Perancis dan pasukan Sekutu di Belgia diakali dengan
bergerak secara mengapit melintasi hutan lebat Ardennes, yang disalahartikan oleh perencana
perang Perancis sebagai penghalang alami bagi kendaraan lapis baja. Tentara Britania terpaksa
keluar dari Eropa melalui Dunkirk, meninggalkan semua peralatan beratnya pada awal Juni.
Tanggal 10 Juni, Italia menyerbu Perancis, menyatakan perang terhadap Perancis dan Britania
Raya; dua belas hari kemudian Perancis menyerah dan langsung dibelah menjadi zona
pendudukan Jerman dan Italia, dan sebuah negara sisa yang tak diduduki di bawah Rezim

8
Vichy. Pada tanggal 3 Juli, Britania menyerang armada Perancis di Aljazair untuk mencegah
perebutan oleh Jerman.

Bulan Juni, pada hari-hari terakhir Pertempuran Perancis, Uni Soviet memaksa aneksasi
Estonia, Latvia, dan Lituania, lalu menganeksasi wilayah Bessarabia yang dipertentangkan
Rumania. Sementara itu, kesesuaian politik dan kerja sama ekonomi Nazi-Soviet perlahan
buntu, dan kedua negara mulai bersiap untuk perang. Dengan Perancis dinetralkan, Jerman
memulai kampanye superioritas udara atas Britania (Pertempuran Britania) untuk
mempersiapkan sebuah invasi. Kampanye ini gagal, dan rencana invasi tersebut dibatalkan
pada bulan September. Menggunakan pelabuhan-pelabuhan Perancis yang baru dicaplok,
Angkatan Laut Jerman menikmati kesuksesan melawan Angkatan Laut Kerajaan dengan
memakai kapal-U untuk menyerang kapal-kapal Britania di Atlantik. Italia memulai operasinya
di Mediterania, memulai pengepungan Malta bulan Juni, menguasai Somaliland Britania bulan
Agustus, dan menerobos wilayah Mesir Britania bulan September 1940.

Blok Poros meluas bulan November 1940 ketika Hongaria, Slowakia, dan Rumania
bergabung dengan Pakta Tiga Pihak ini. Rumania akan memberi kontribusi besar terhadap
perang Poros melawan Uni Soviet, sebagian untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan
kepada Soviet, sebagian lagi demi memenuhi keinginan pemimpinnya, Ion Antonescu, untuk
melawan komunisme. Pada bulan Oktober 1940, Italia menyerbu Yunani, tetapi beberapa hari
kemudian digagalkan dan dipukul sampai Albania yang berakhir dengan kebuntuan. Bulan
Desember 1940, pasukan Persemakmuran Britania Raya memulai serangan balasan terhadap
pasukan Italia di Mesir dan Afrika Timur Italia. Pada awal 1941, dengan pasukan Italia dipukul
hingga Libya oleh Persemakmuran, Churchill memerintahkan pengerahan tentara dari Afrika
untuk membantu Yunani. Angkatan Laut Italia juga menderita kekalahan besar, dengan
Angkatan Laut Kerajaan membuat tiga kapal perang Italia tidak berfungsi melalui serangan
kapal induk di Taranto, dan menetralisasi beberapa kapal perang lain pada Pertempuran
Tanjung Matapan.

Jerman segera turun tangan untuk membantu Italia. Hitler mengirimkan pasukan Jerman
ke Libya pada bulan Februari, dan pada akhir Maret mereka melancarkan serangan terhadap
pasukan Persemakmuran yang semakin sedikit. Dalam kurun sebulan, pasukan
Persemakmuran dipukul mundur ke Mesir dengan pengecualian pelabuhan Tobruk yang
dikepung. Persemakmuran berupaya mengusir pasukan Poros pada bulan Mei dan lagi pada
bulan Juni, tetapi keduanya gagal. Pada awal April, setelah penandatanganan Pakta Tiga Pihak

9
oleh Bulgaria, Jerman turun tangan di Balkan dengan menyerbu Yunani dan Yugoslavia setelah
terjadi kudeta; di sini mereka membuat kemajuan besar, sehingga memaksa Sekutu pindah
setelah Jerman menguasai pulau Kreta, Yunani pada akhir Mei.

Sekutu sempat beberapa kali berhasil pada saat itu. Di Timur Tengah, pasukan
Persemakmuran pertama menggagalkan kudeta di Irak yang dibantu pesawat Jerman dari
pangkalan-pangkalan di Suriah Vichy, kemudian dengan bantuan Perancis Merdeka, menyerbu
Suriah dan Lebanon untuk mencegah peristiwa seperti itu lagi. Di Atlantik, Britania berhasil
menaikkan moral publik dengan menenggelamkan kapal perang Jerman Bismarck. Mungkin
yang terpenting adalah pada Pertempuran Britania, Angkatan Udara Kerajaan berhasil bertahan
dari serangan Luftwaffe dan kampanye pengeboman Jerman yang berakhir bulan Mei 1941.

Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman, bersama anggota Poros Eropa lainnya dan Finlandia,
menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa. Target utama serangan kejutan ini adalah
kawasan Baltik, Moskwa dan Ukraina dengan tujuan utama mengakhiri kampanye 1941 dekat
jalur Arkhangelsk-Astrakhan yang menghubungkan Laut Kaspia dan Laut Putih. Tujuan Hitler
adalah menghancurkan Uni Soviet sebagai sebuah kekuatan militer, menghapus komunisme,
menciptakan Lebensraum ("ruang hidup") dengan memiskinkan penduduk asli dan menjamin
akses ke sumber daya strategis yang diperlukan untuk mengalahkan musuh-musuh Jerman
yang tersisa.

Meski Angkatan Darat Merah mempersiapkan serangan balasan strategis sebelum perang,
Barbarossa memaksa komando tertinggi Soviet mengadopsi pertahanan strategis. Sepanjang
musim panas, Poros berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Soviet, mengakibatkan
kerugian besar dalam hal personel dan material. Pada pertengahan Agustus, Komando Tinggi
Angkatan Darat Jerman memutuskan menunda serangan oleh Army Group Centre yang kecil
dan mengalihkan Satuan Panzer ke-2 untuk membantu tentara yang maju melintasi Ukraina
tengah dan Leningrad. Serangan Kiev sukses besar dan berakhir dengan pengepungan dan
penghancuran empat unit pasukan Soviet, serta memungkinkan pergerakan lebih lanjut di
Krimea dan Ukraina Timur yang industrinya maju (Pertempuran Kharkov
Pertama).Sayangnya, pembagian kekuatan ini membuat momentum serangan ke Moscow
hilang, dan Sovyet memiliki waktu untuk memperkuat diri.

Pengalihan tiga per empat pasukan Poros dan sebagian besar angkatan udaranya dari
Perancis dan Mediterania tengah ke Front Timur membuat Britania mempertimbangkan
kembali strategi besarnya. Pada bulan Juli, Britania Raya dan Uni Soviet membentuk aliansi

10
militer melawan Jerman Britania dan Soviet menyerbu Iran untuk melindungi Koridor Persia
dan ladang minyak Iran. Bulan Agustus, Britania Raya dan Amerika Serikat bersama-sama
meresmikan Piagam Atlantik.

Pada bulan Oktober, ketika tujuan operasional Poros di Ukraina dan Baltik tercapai, dengan
pengepungan Leningrad dan Sevastopol yang masih berlanjut, sebuah serangan besar ke
Moskwa dilancarkan kembali. Setelah dua bulan bertempur sengit, pasukan Jerman hampir
mencapai pinggiran terluar Moskwa, tempat tentara-tentaranya yang lelah terpaksa menunda
serangan mereka. Pencaplokan teritorial besar dilakukan oleh pasukan Poros, tetapi kampanye
mereka gagal mencapai tujuan utamanya: dua kota utama masih dikuasai Soviet, kemampuan
memberontak Soviet gagal dipadamkan, dan Uni Soviet mempertahankan banyak sekali
potensi militernya. Fase blitzkrieg perang di Eropa telah berakhir. Pada awal Desember,
pasukan cadangan yang baru dimobilisasi memungkinkan Soviet menyamakan jumlah
tentaranya dengan Poros. Hal ini, bersama data intelijen yang menetapkan jumlah minimum
tentara Soviet di Timur yang cukup untuk mencegah serangan apapun oleh Angkatan Darat
Kwantung Jepang, memungkinkan Soviet memulai serangan balasan massal yang dimulai
tanggal 5 Desember di front sepanjang 1.000 kilometer (620 mi) dan mendesak tentara Jerman
mundur 100–250 kilometer (62–155 mi) ke barat.

Jepang pun disisi benua lainnya berencana merebut koloni-koloni Eropa di Asia dengan
cepat untuk menciptakan perimeter defensif besar yang membentang hingga Pasifik Tengah;
Jepang kemudian bebas mengeksploitasi sumber daya di Asia Tenggara sambil menyibukkan
Sekutu dengan melancarkan perang defensif. Untuk mencegah intervensi Amerika Serikat
sambil mengamankan perimeter, Jepang berencana menetralisasi Armada Pasifik Amerika
Serikat dari kancah perang. Pada tanggal 7 Desember (8 Desember di Asia) 1941, Jepang
menyerang aset-aset Britania dan Amerika Serikat dengan serangan di Asia Tenggara dan
Pasifik Tengah secara nyaris bersamaan. Peristiwa ini meliputi serangan ke armada Amerika
Serikat di Pearl Harbor, pendaratan di Thailand dan Malaya dan pertempuran Hong Kong.

Serangan-serangan ini mendorong Amerika Serikat, Britania Raya, Tiongkok, Australia,


dan beberapa negara lain secara resmi menyatakan perang terhadap Jepang, sementara Uni
Soviet, karena sedang terlibat dalam perang besar-besaran dengan blok Poros Eropa, memilih
untuk tetap netral dengan Jepang. Jerman dan negara-negara Poros menanggapi dengan
menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Pada bulan Januari, Empat Besar (Amerika
Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, Tiongkok) , dan 22 pemerintahan kecil atau terasingkan

11
mengeluarkan Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sehingga memperkuat Piagam
Atlantik, dan melakukan kewajiban untuk tidak menandatangani perjanjian damai terpisah
dengan negara-negara Poros. Sejak 1941, Stalin terus meminta Churchill, dan kemudian
Roosevelt, untuk membuka 'front kedua' di Perancis. Front Timur menjadi teater perang besar
di Eropa dan jumlah korban Soviet yang berjumlah jutaan menciutkan jumlah korban Sekutu
Barat yang hanya ratusan ribu orang; Churchill dan Roosevelt mengatakan mereka butuh lebih
banyak waktu untuk persiapan, sehingga memunculkan klaim bahwa mereka sengaja buntu
untuk menyelamatkan orang-orang Barat dengan mengorbankan orang-orang Soviet. Dari sini,
Jerman beserta sekutunya mulai berhenti menerapkan perang secara ofensif, dan memulai
perang secara defensif.

- Titik balik Perang Dunia II :

Titik balik yang menentukan dalam perang sudah terjadi semenjak pasukan Jerman gagal
menguasai daerah pinggiran Moscow pada Desember 1941, pasukan Jerman memperbaharui
serangan mereka pada musim semi dan musim panas tahun 1942. Tujuan Hitler adalah
Stalingrad, pusat industri besar yang berlokasi di sungai Volga, dan juga beberapa kota
penghasil minyak seperti Baku dan kota-kota lain di kaukasia. Pengendalian Stalingrad
khususnya akan memberi keuntungan strategis bagi Jerman atas transportasi kereta api yang
sangat vital. Pertempuran Stalingrad adalah perjuangan yang sangat dahsyat, di mana para
tentara dan orang sipil Soviet mempertahankan setiap gedung dan jalan di kota mereka. Sisa-
sisa tentara ke-enam Jerman akhirnya menyerah pada Februari 1943. Sekitar 260.000 serdadu
Jerman tewas dalam pertempuran Stalingrad, dan lainnya sebanyak 110.000 dijadikan tawanan.
Jerman lalu membalas kekalahannya di Stalingrad dengan melancarkan satu serangan lagi
tepatnya di kota Kursk pada bulan Juli 1943, pertempuran tersebut juga disebut sebagai
pertempuran tank terbesar dalam sejarah, namun pasukan Soviet berhasil menahan serangan
tersebut dan mengambil dominasi militer Jerman yang tidak akan mereka dapatkan kembali
hingga berakhirnya perang pada Mei 1945.

Hantaman yang kuat terhadap Jerman juga diberikan oleh Inggris. Pada bulan Mei 1942,
Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) melakukan pengeboman di kota Cologne di Jerman
dengan mengirim seribu pesawat pembom, dan untuk pertama kalinya dapat menembus
pertahanan udara Jerman serta mengagetkan Jerman. Selama tiga tahun ke depan, pasukan
udara Sekutu secara sistematis membom pabrik industri dan kota yang dinilai strategis di

12
seluruh wilayah Jerman, sehingga dapat mengurangi secara signifikan populasi penduduk
Jerman.7

Sementara itu perkembangan front di Afrika telah berbalik berpihak kepada sekutu. Pada
akhir 1942 dan awal 1943, pasukan Sekutu mencapai serangkaian kemenangan militer yang
signifikan di Afrika Utara. Setelah sebelumnya tentara ke-delapan Inggris, yang dipimpin oleh
Jendral Bernard L Montgomery, menghentikan laju Jerman untuk menguasai Mesir pada
pertempuran di El Alamein pada Oktober 1942. kemenangan di El Alamein disusul pula oleh
pelaksanaan operasi Torch yang dipimpin Amerika Serikat. Dalam operasi Torch tersebut,
gabungan kekuatan sekutu antara Inggris, pasukan pembebas Perancis yang dipimpin oleh
Charles de Gaulle, serta pasukan Amerika yang dipimpin oleh Jenderal Patton berhasil
menggagalkan resistensi atau perlawanan yang dilancarkan oleh pasukan Perancis Vichy di
Maroko dan Aljazair. Kegagalan angkatan bersenjata Prancis Vichy untuk mencegah
pendudukan Sekutu di Maroko dan Aljazair memicu pendudukan Jerman atas Perancis Vichy
pada tanggal 11 November 1942.

Setelah mengamankan Afrika Utara, sekutu, yang berusaha memegang kendali total atas
Mediterania lalu menarget Italia yang saat itu dijuluki oleh Churcill sebagai “bagian bawah
dari pertahanan Jerman yang lemah”8 dan dengan segera menyerbu Sisilia pada Juli 1943,
sebuah pulau milik Italia yang berada di wilayah Selatan, dan pada bulan September berhasil
mendarat serta dengan cepat menaklukkan pulau itu. Para pemimpin Fasis rekan Mussolini
berbalik melawannya, dan sang raja memecatnya sebagai perdana menteri. Pada September,
pemerintahan yang baru dibentuk dibawah pimpinan Pietro Badoglio segara menegosiasikan
penyerahan diri kepada sekutu, dan dalam bulan berikutnya, Italia menyatakan perang kepada
Jerman. Para gerilyawan Italia yang menentang rezim Mussolini, jumlahnya pun bertambah
dengan total sebanyak 300.000 gerilyawan. Gerilyawan tersebut juga mendukung sekutu dalam
memerangi pasukan Jerman dan bertekad untuk bertahan di Italia tengah dan Utara. Meskipun
begitu Pasukan Jerman lalu diperintahkan oleh Hitler untuk menduduki wilayah Italia utara
dan memaksanya untuk terus melawan, sementara itu nasib Mussolini, yang telah ditangkap
oleh penguasa militer Italia, berhasil diselamatkan oleh pasukan komando SS Jerman pada
bulan September dan segera setelah itu membentuk sebuah negara boneka bernama Republik

7
https://www.ushmm.org/wlc/en/article.php?ModuleId=10005137#, diakses pada 24 November 2017
8
http://www.telegraph.co.uk/culture/tvandradio/9598435/Why-Churchill-thought-attacking-Italy-could-win-
him-World-War-Two.html, diakses pada 24 November 2017

13
sosial Italia.9 Pasukan Jerman terus menguasai Italia utara sampai menyerah pada tanggal 2
Mei 1945.

Pada 6 Juni 1944 atau lebih tepatnya disebut sebagai Hari H (D-Day), sekutu berhasil
mendarat di pantai-pantai Normandia di Perancis Utara. Mereka berhasil menghimpun
kekuatan yang sangat besar untuk penyerbuan itu, yaitu sekitar dua juta orang dan 5000 kapal.
Keberhasilan hari H juga tergantung kepada pengamanan pantai dan berbaris memasuki
pedalaman, yang dilakukan sekutu meskipun mendapat perlawanan dari Jerman yang sangat
gigih di beberapa pantai. Operasi pada Hari H tersebut, atau yang lazim disebut Operasi
Overlord juga dilengkapi dengan invasi ke wilayah Perancis selatan pada tanggal 15 Agustus
1944 dengan kode nama Operation Dragoon. Pada akhir Juli, sekutu telah membangun
kekuatan mereka di Perancis hingga 1,5 juta pasukan. Pada pertengahan Agustus, kota Paris
bangkit melawan pasukan pendudukan Jerman dan segera setelah itu berhasil dibebaskan oleh
sekutu. Pada tahap mulai muncul optimisme bahwa perang di Eropa mungkin akan berakhir
secepatnya.10

Ketika musim dingin mulai mendekat, situasinya tampak tidak ada harapan bagi Jerman.
Kota Brussel dan Antwerp di Belgia jatuh ke tangan sekutu. Para pengebom dari sekutu
menyerang pabrik-pabrik Jerman dan mengebom massal kota-kota Jerman dalam serangan
teror yang menimbulkan korban jiwa yang mengerikan. Hitler yang putus asa melakukan
spekulasi terakhir. Pada pertengahan September 1944, dia melancarkan serangan untuk
memecah pasukan sekutu dan mendapat kembali pelabuhan Antwerp yang vital. Sekutu
dikejutkan dengan pertempuran di Bulge, tetapi pertahanan yang heroik oleh pasukan Amerika
di Bastogne membantu menghentikan serangan Jerman. Sementara sekutu mereka maju ke
Barat, Soviet terus mendesak di timur, maju ke negara-negara di Baltik, Polandia, Romania,
Hungaria, Bulgaria, Yugoslavia serta Cekoslovakia. Pada Februari 1945, mereka sudah berada
sekitar 1000 mil dari Berlin, ibukota Jerman.

- Akhir dari Perang Dunia II :

Pada April 1945, pasukan Inggris, Amerika, dan Soviet menerobos Jerman dari Timur dan
Barat. Dari bunkernya di bawah tanah di dekat gedung kanselir di Berlin, Hitler, yang lelah
secara fisik dan gusar secara emosional, sibuk dalam fantasi liar tentang kemenangan-

9
https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Sosial_Italia, diakses pada 24 November 2017
10
https://en.wikipedia.org/wiki/European_theatre_of_World_War_II#Allied_invasion_of_occupied_France,
diakses pada 24 November 2017.

14
kemenangan Jerman yang baru. Pada 30 April 1945, ketika tentara Soviet ada dalam jarak
beberapa blok saja, Sang Fuhrer bunuh diri. Pada 7 Mei 1945, Jerman yang patah semangat
dan hancur akhirnya menyerah tanpa syarat di kota Reims, lalu pada 9 Mei menyerah kepada
Soviet di kota Berlin.

Setelah perang usai, sekutu segera mengadakan beberapa perjanjian bagi negara yang
kalah, dalam hal ini Jerman, Italia, srta negara-negara yang bersekutu dengannya. Pertama-
tama dimulai dari Jerman, khusus dengan Jerman, sekutu mengadakan perjanjian bernama
persetujuan Postdam pada 1 Agustus 1945 dan dihadiri oleh pemimpin pemenang perang
seperti Uni Soviet yang diwakili oleh Sekretaris Jendral Joseph Stalin, Amerika Serikat oleh
Presiden Harry S Truman, serta Inggris oleh Perdana Menteri Clement Attle, persetujuan ini
mengatur hal-hal sebagai berikut11 :

a. Denazifikasi masyarakat Jerman untuk memberantas sisa-sisa pengaruh Nazi di


Jerman.
b. Demiliterisasi kekuatan Wehrmacht dan industri senjata Jerman; Namun, mengingat
dalam keadaan Perang Dingin nantinya pemerintah Jerman di kedua wilayah
pendudukan Jerman akan membentuk sendiri-sendiri pasukan pertahanan mereka.
Pasukan tersebut diantaranya Bundeswehr yang dibentuk di Jerman Barat serta pasukan
Rakyat Nasional di Jerman Timur.
c. Demokratisasi, termasuk pembentukan partai politik dan serikat buruh, kebebasan
berbicara, pers dan agama.
d. Desentralisasi mengakibatkan pembentukan sistem pemerintahan federalisme di
Jerman. Serta pembentukan pemerintah yang otonom di Barat (ditandai dengan
pembentukan Republik Federal Jerman) serta Timur (ditandai dengan pembentukan
Republik Demokratik Jerman).

Sementara itu, sekutu juga mengadakan sebuah perjanjian yang mengatur nasib dari salah
satu sekutu Jerman, yaitu Italia, bersama-sama dengan beberapa sekutu Jerman lainnya.
perjanjian tersebut dinamai Perjanjian Perdamaian Paris yang ditandatangani pada tanggal 10
Februari 1947. Kekuatan Sekutu yang menang pada masa perang (terutama Inggris, Uni Soviet,
Amerika Serikat, dan Prancis) menegosiasikan rincian perjanjian damai dengan Italia, serta
sekutu blok poros lainnya (seperti Romania, Hungaria, Bulgaria), dan Finlandia, setelah
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. Perjanjian tersebut memungkinkan Italia,

11
https://en.wikipedia.org/wiki/Potsdam_Agreement, diakses pada 24 November 2017

15
Rumania, Hungaria, Bulgaria, dan Finlandia untuk melanjutkan tanggung jawab mereka
sebagai negara berdaulat dalam urusan internasional dan memenuhi syarat untuk menerima
keanggotaan di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Penyelesaian yang diuraikan dalam perjanjian damai termasuk pembayaran reparasi


perang, komitmen terhadap hak minoritas dan penyesuaian teritorial termasuk akhir dari
kekuasaan Kolonial Italia di Afrika, Yunani, dan Albania, serta perubahan wilayah pada
perbatasan Yugoslavia-Italia, Hungaria-Cekoslowakia, Perbatasan Soviet-Rumania, Bulgaria-
Rumania, Hungaria-Rumania, Prancis-Italia dan Soviet-Finlandia. Untuk selebihnya,
perjanjian tersebut dirinci sebagai berikut :

a. Italia kehilangan wilayah jajahannya di Libya dan Afrika Timur. Yang terdiri dari
Ethiopia Italia, Eritrea Italia dan Somaliland Italia. Dalam perjanjian damai, Italia
mengakui kemerdekaan Albania. Italia juga kehilangan konsesinya di Tianjin, yang
diserahkan ke China. Kepulauan Dodecanese juga diserahkan kepada Yunani.
b. Italia harus menyerahkan semua pulau di Laut Adriatik dan sebagian besar Istria,
termasuk provinsi Fiume, Zara, dan sebagian besar Gorizia dan Pola ke Yugoslavia.
Sisa provinsi Pola, serta provinsi Trieste, menjadi sebuah wilayah yang berada di bawah
pengawasan langsung dewan keamanan PBB. Trieste secara resmi kembali ke Italia
yang ditentukan oleh Perjanjian Osimo pada tahun 1975.
c. wilayah Finlandia dikembalikan ke perbatasan pada 1 Januari 1941 (dengan demikian
mengkonfirmasikan kerugian teritorial yang diderita oleh Finlandia setelah Perang
Musim Dingin), kecuali bekas provinsi Petsamo, yang diserahkan ke Uni Soviet.
d. wilayah Hungaria dikembalikan ke perbatasannya sebelum tahun 1938. Ini berarti
memulihkan perbatasan selatan dengan Yugoslavia. Selanjutnya, tiga desa (yaitu
Horvátújfalu, Oroszvár dan Dunacsún) yang terletak di sebelah selatan Bratislava juga
berikan kepada Cekoslowakia.
e. wilayah Rumania dipulihkan kembali seperti pada perbatasan 1 Januari 1941, dengan
pengecualian perbatasan dengan Hongaria yang memberi wilayah Transylvania Utara
kembali ke Rumania. Perjanjian ini juga mengkonfirmasi pemberian wilayah
Bessarabia dan Bukovina ke Uni Soviet dan melalui Perjanjian Craiova, yang mengatur
pengembalian wilayah Dobruja Selatan ke Bulgaria.
f. wilayah Bulgaria dikembalikan kepada keadaan perbatasan pada 1 Januari 1941,
mengembalikan wilayah Vardar Makedonia ke Yugoslavia dan Makedonia Timur dan

16
Thrakia Barat ke Yunani, namun mempertahankan Dobruja Selatan berdasarkan
Traktat Craiova.

Terlepas dari beberapa perjanjian yang sudah disebutkan sebelumnya, perang dunia II
adalah perang yang paling menghancurkan dalam sejarah dunia. Perkiraan jumlah orang yang
tewas mencapai 50 juta, termasuk 20 juta orang Soviet, yang mengorbankan lebih banyak
daripada para peserta lain baik di bidang populasi maupun sumber-sumber daya material.
Perang menghasilkan migrasi orang yang sangat banyak dan tidak ada bandingnya dalam
sejarah Eropa modern. Uni soviet mencaplok negeri-negeri Baltik di Latvia, Lithuania, dan
Estonia, mendeportasi secara paksa banyak dari penghuni pribumi ke Soviet tengah. Bagian-
bagian besar Prusia Timur diambil alih oleh Polandia, dan Soviet mencaplok bagian timur laut.
Jutaan orang Jerman melarikan diri atau dipaksa keluar dari Prusia dan wilayah-wilayah
Cekoslowakia, Rumania, Hongaria, dan Yugoslavia.

Kerugian materil sangat mengejutkan di mana-mana kota-kota runtuh, jembatan-jembatan,


sistem transportasi kereta api, saluran air, dan pelabuhan hancur, lahan pertanian terbengkalai,
hewan ternak banyak yang terbunuh, tambang batu bara hancur. Orang-orang yang tuna wisma
serta kelaparan akibat dampak perang tersebut berkeliaran di jalan-jalan besar dan kecil. Eropa
menghadapi tugas pembangunan kembali yang sangat besar (terutama yang oleh Amerika
Serikat prakarsai, yaitu pemberian bantuan dibawah rencana Marshall, atau Marshall Plan,
yang memberikan kucuran dana bagi pemerintahan di bagian Barat Eropa yang terkena
langsung oleh dampak dari perang dunia II dan dengan cepat Eropa dapat pulih dari kehancuran
material ini dan dengan kecepatan pembangunan yang menakjubkan, yang di Jerman juga
dijuluki sebagai keajaiban ekonomi atau Wirtschaftwunder).

Buntut lain atau efek lain dari perang ini, juga merubah susunan tata kekuatan dunia
berubah. Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai dua negara terkuat di dunia.
Kekuasaan besar tradisional, seperti Inggris, Prancis, dan Jerman kini susut oleh dua negara
adikuasa ini. Amerika serikat mempunyai bom atom dan kekuatan industri yang sangat besar,
Uni Soviet mempunyai jumlah tentara terbesar di dunia dan sedang meluaskan pengaruhnya di
Eropa Timur. Karena lemahnya dan didudukinya Jerman, dorongan utama untuk kerjasama
antara Soviet dan Amerika segera menguap. Sementara perang dunia I memperhebat nafsu
nasionalis, maka setelah perang dunia II orang-orang Eropa Barat melangkah menuju
kerjasama dan kesatuan. Tahun-tahun Hitler telah meyakinkan banyak orang Eropa akan

17
bahaya yang melekat pada nasionalisme ekstrem, dan ketakutan terhadap Uni Soviet
mendorong mereka menuju kerjasama yang lebih besar.

Perang dunia II juuga mempercepat proses dekolonisasi di seluruh dunia. Negara-negara


Eropa sangat tidak dapat membenarkan penguasaan atas rakyat Afrika dan Asia setelah mereka
berjuang membebaskan negeri-negeri Eropa dari imperialisme Jerman. Mereka juga tidak
dapat meminta rakyatnya melakukan perang melawan negara kolonial mereka di Afrika dan
Asia yang sudah mendesak untuk mendapatkan kemerdekaannya dikarenakan mereka telah
kelelahan setelah menghadapi tahun-tahun melawan pemerintahan Hitler dan memusatkan
semua energi mereka pada rekonstruksi.pada tahun-tahun tepat sesudah perang, Inggris
menyerahkan kemerdekaan kepada India, disususul Perancis yang kehilangan Lebanon dan
Suriah, Belanda juga telah hengkang dari Indonesia.

Kesadaran Eropa yang sudah sangat rusak akibat perang dunia I, sekali lagi terluka dengan
cara yang memilukan. Teori rasial Nazi menunjukkan bahwa dalam suatu zaman ilmu yang
canggih, pikiran tidak meninggalkan kepercayaan irasional. Kekejaman Nazi memperagakan
bahwa orang akan mnyiksa dan membunuh dengan semangat religius dan acuh tak acuh seperti
mesin. Serangan gencar Nazi terhadap akal dan kebebasan menegaskan kerapuhan yang baru
dari peradaban Barat. Dalam faktanya demokrasi telah menang menghadapi totalitarianismme
dan teror Nazi. Diharapkan bahwa lembaga-lemmbaga dan nilai-nilai demokratis akan
menyebar ke seluruh penjuru dunia dan bahwa perserikatan bangsa-bangsa yang baru didirikan
akan mendorong perdamaian dunia.

18

Anda mungkin juga menyukai