Pendahuluan
Tugas pokok TNI berdasarkan Undang-Undang RI No 34 Tahun 2004 adalah
menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.
Dalam pelaksanaan tugasnya, setiap satuan di dalam tubuh TNI AD sangat ditentukan
oleh sejauh mana efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pembinaan satuan di jajarannya.
Namun pada kenyataannya sejalan dengan perkembangan teknologi yang demikian
cepat, maka teknologi kedirgantaraan juga mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perkembangan alutsista udara saat ini dapat berupa pesawat dan helikopter yang diawaki
dan dilengkapi dengan senjata rudal jarak pendek, menengah dan jarak jauh yang mudah
dioperasionalkan, memiliki daya hancur besar, tingkat akurasi tinggi dan tidak mudah
dideteksi oleh radar karena memiliki bidang tangkapan radar (Radar Cross Section) yang
sangat kecil. Perkembangan pesawat tempur juga diikuti dengan kemampuannya yang
semakin meningkat, tidak hanya memiliki kemampuan menembakkan/meluncurkan
senjatanya baik secara mendatar maupun menukik. Beberapa teknik dan taktik serangan
udara yang dilakukan saat ini menunjukkan kemampuan dari pesawat yang digunakan.
Modernisasi alutsista Arhanud dilakukan untuk memenuhi tuntutan membangun TNI yang
profesional sehingga menjadi kekuatan nasional yang mampu mengemban fungsinya di
era globalisasi dengan hakikat ancaman yang semakin kompleks. Usaha pertahanan
untuk menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI serta menjamin
keselamatan bangsa dari setiap ancaman akan terasa sangat berat dilakukan tanpa
dukungkan alutsista yang modern. Maka dari itu perlu adanya suatu strategi dalam militer
untuk mewadahi suatu situasi dan kondisi masa yang akan datang.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut, Strategi menurut ilmu militer adalah
penggunaan pelibatan untuk mencapai objek perang, karena itu harus melihat tujuan
untuk aksi militer secara keseluruhan, dengan demikian tujuannya harus sesuai dengan
objek perang. Dengan kata lain, strategi memetakan rencana perang, dan dengan hal
diatas bertujuan untuk menambahkan serangkaian tindakan untuk memastikan hal
tersebut, yaitu membuat rencana untuk kampanye terpisah dan mengatur keterlibatan
untuk diperjuangkan dimasing-masing darinya. Jelasnya strategi yang harus mengambil
peranan dengan tentara untuk mengatur bagian-bagian dari tempatnya, dan untuk
membuat modifikasi dalam rencana umum yang terus-menerus menjadi keharusan,
kemampuan strategi, karena itu strategi memiliki keharusan dalam implementasi perang.
Strategi perang diperlukan untuk mencapai tujuan militer negara dalam peperangan.
Strategi sangat diperlukan oleh suatu negara untuk memenangkan pertempuran dengan
negara lainnya. Pada dasarnya seperti yang dikatakan oleh Lykke bahwa suatu strategi
perang merupakan gabungan dari, atau sama dengan,tujuan perang itu sendiri (ends),
ditambah konsep cara bertindak suatu perang (ways),dan ditambah dengan instrumen
untuk mencapai tujuan (means). Strategi perang juga bukan suatu hal yang langsung ada
begitu saja. Strategi perang merupakan pengaplikasian dari level strategi diatasnya yang
telah ditentukan oleh negara. Disamping itu, penetapan strategi perang suatu negara juga
tidak terlepas dari doktrin militer negara tersebut. Dari uraian diatas dapat diambil
beberapa persoalan yang harus dipecahkan, antara lain; pertama. Dalam penerapan
taktik Arhanud, pada tahapan operasi serangan meliputi penerapan taktik Arhanud dalam
GMUK, pengintaian paksa, penerobosan, dan eksploitasi; kedua. Dalam komposisi dan
kekuatan Batalyon Arhanud, penerapan taktik Arhanud dalam memberikan perlindungan
udara sesuai dengan prioritas dalam setiap tahapan operasi serangan. Dari
permasalahan tersebut dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan yaitu upaya
meningkatkan strategi militer perang Arhanud di masa yang akan datang dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI AD. Untuk menjawab hal tersebut maka penulis mencoba
untuk menganalisa permasalahan tersebut dari beberapa sudut pandang yang ada.
Dari penjelasan tersebut diatas, maka pentingnya penulisan essai ini adalah
menjelaskan mengenai Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya untuk
melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai. Ilmu dan seni memimpin bala
tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dan mengarahkan kepada suatu kondisi
yang menguntungkan. Sebagai Komandan/Perwira harus menguasai medan perang
seperti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus atau
tempat yang menguntungkan menurut siasat perang. Adapun metode yang digunakan
dalam penulisan essai ini adalah menggunakan metode deskriptif analis yang
berdasarkan pengamatan di lapangan dan pendekatan secara empiris serta studi
kepustakaan.
Adapun nilai guna yang dapat diambil adalah agar pembaca dapat mengetahui
langkah-langkah yang harus diambil dalam menyusun strategi militer perang. Pendekatan
secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, sedangkan maksud dan tujuannya
adalah menjelaskan dan memberikan gambaran tentang strategi yang harus diambil
ataupun diterapkan. Ruang lingkup penulisan essai ini meliputi pendahuluan,
pembahasan dan penutup.
Pembahasan
Dalam sejarahnya istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos atau
Strategeus. Dalam perkembangannya, istilah strategi juga dikenal berasal dari kata
“Strategia” yang memiliki arti “ahli militer”. Sedangkan Strategos dalam bahasa Yunani
diartikan sebagai Jenderal. Demikian pada zaman Yunani kuno sering juga diartikan
sebagai perwira negara. Pemahaman lainnya dalam artian yang lebih sempit, strategi
diartikan sebagai seni dari seorang Jenderal (the art of general). Arti ini kemungkinan
besar diadopsi karena pada zaman Yunani kuno seorang Jenderal dianggap orang yang
bertanggung jawab dalam peperangan baik kemenangan maupun kekalahan. Konsep
lainnya tentang strategi, dikemukakan oleh Carl Von Clausewitz dalam bukunya, On War
(1976, rev.1984), mengatakan bahwa, "Strategi dan keahlian adalah aturan terbaik,
dengan teori dapat melakukannya dengan lebih baik serta menunjukkan bagaimana dan
mengapa hal ini bisa terjadi”. Strategi menurut ilmu militer adalah penggunaan pelibatan
untuk mencapai objek perang, karena itu harus melihat tujuan untuk aksi militer secara
keseluruhan, dengan demikian tujuannya harus sesuai dengan objek perang. Dengan
kata lain, strategi memetakan rencana perang, dan dengan hal diatas bertujuan untuk
menambahkan serangkaian tindakan untuk memastikan hal tersebut, yaitu membuat
rencana untuk kampanye terpisah dan mengatur keterlibatan untuk diperjuangkan
dimasing-masing darinya. Jelasnya strategi yang harus mengambil peranan dengan
tentara untuk mengatur bagian-bagian dari tempatnya, dan untuk membuat modifikasi
dalam rencana umum yang terus-menerus menjadi keharusan, kemampuan strategi,
karena itu strategi memiliki keharusan dalam implementasi perang. Dalam hal ini yang
nantinya akan berkaitan dengan penerapan taktik Arhanud pada tahapan operasi
serangan, disamping itu juga selaras dengan komposisi dan kekuatan satuan yang akan
dikerahkan.
KAWAL DEPAN
INDUK PASUKAN
KAWAL BELAKANG
Penutup
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pertahanan negara bertujuan
untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah RI, dan keselamatan
bangsa dari segala ancaman dan gangguan yang baik yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sasaran strategis
yang saling terkait. Adapun cara mencapai sasaran strategis pertahanan Negara yang
dirumuskan ke dalam substansi dasar strategi secara proporsional dalam rangka
mewujudkan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara yang efektif, dan berdaya
tangkal tinggi dilakukan melalui tujuh cara bertindak strategis yang dipilih, yaitu
menyiapkan pertahanan yang bersifat semesta, mempersiapkan pertahanan defensif aktif,
menyusun pertahanan berlapis, meningkatkan keamanan wilayah Maritim, Daratan, dan
Dirgantara, serta meningkatkan kerjasama Internasional, dan yang tidak kalah pentingnya
dengan memantapkan kesadaran dan kemempuan bela Negara untuk setiap warga
negaranya.
Tentunya dengan upaya-upaya yang dibahas di atas tidak dapat dilaksanakan
secara optimal, oleh karenanya penulis menyarankan yang paling dasar dan diharuskan
yaitu melaksanakan pelatihan kuasi-militer, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan mengurangi pengaruh radikalisasi dan ektrimisme dikalangan warga,
dengan menyebarkan nilai-nilai pertahanan negara di lingkungan pendidikan, tempat kerja
dan lingkungan sosial.