Anda di halaman 1dari 16

1

STRATEGI PERANG GERILYA DI ERA MODERN YANG DIMILIKI TNI


SERTA PERKEMBANGAN GENERASI PERANG SAAT INI

Pendahuluan
Pasca Perang Dingin ancaman perang konvensional di mana dua kekuatan
militer yang relatif seimbang berperang secara terbuka, semakin berkurang. Salah
satu penyebabnya adalah para pembuat keputusan di negara-negara yang bertikai
akan berpikir berkali-kali sebelum memutuskan berperang secara konvensional.
Sehingga konflik antar negara semakin berkurang jumlahnya. Yang sekarang banyak
terjadi adalah perang antara negara dengan “non-state actors” atau sering
diistilahkan “teroris” atau “insurgence”. Yang terjadi adalah negara dengan militer
yang kuat yang menduduki satu wilayah harus menghadapi hantu perlawanan dari
bawah tanah yang melancarkan perang gerilya. Perang seperti ini jika dilakukan
dalam waktu yang cukup lama bisa mematahkan semangat penguasa pendudukan.
Sampai sekarang perang gerilya masih dilancarkan di Ukraina, Gaza (Palestina),
Suriah, Kurdistan Turki, dll. Perang gerilya justru sekarang adalah peperangan yang
banyak digunakan. Itu makanya pasukan khusus dengan perang non-konvensional
juga semakin dibutuhkan. 1 Oleh karena itu, harapannya strategi Perang Gerilya lebih
menekankan pada perang asimetris. Gerilyawan akan fokus pada peperangan
asimetris, yang berarti menggunakan taktik yang tidak konvensional untuk melawan
musuh yang lebih kuat. Ini bisa termasuk serangan terhadap infrastruktur,
pembunuhan, dan perang psikologis. Namun kenyataannya, d i era modern,
gerilyawan memiliki akses ke teknologi baru yang dapat membuat operasinya lebih
efektif. Misalnya, mereka dapat menggunakan drone untuk melakukan serangan,
komunikasi terenkripsi untuk mengoordinasikan aktivitas mereka, dan media sosial
untuk menyebarkan propaganda. Namun, teknologi yang sama juga dapat digunakan
oleh pemerintah khususnya TNI untuk melacak dan menargetkan gerilyawan.
Akibatnya, perang gerilya menjadi semakin sulit digunakan. Namun, ini masih
merupakan taktik yang sangat efektif, dan kemungkinan besar akan terus digunakan
di masa mendatang.
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan Strategi Perang Gerilya di
Era Modern yang dimiliki TNI , maka dapat penulis ambil identifikasi persoalan yaitu

1
https://id.quora.com/Apakah-perang-gerilya-masih-mungkin-dilakukan-di-era-modern-ini, Diakses :
15/07/2023.
2

: Pertama, mengapa Perang gerilya merupakan cara perang yang mengandung


kompleksitas rumit karena dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan,
sehingga semua unsur yang terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok
operasi ?; Kedua, bagaimana cara mengembangkan suatu keadaan atau kondisi
sehingga menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan kekuatan
dan kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas ?;
Ketiga, bagaimana perang Gerilya modern saat ini ? Karena Gerilya adalah salah
satu strategi perang perjuangan dalam rangka merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, perang ini termasuk perlawanan
perang yang dilakukan secara berpindah-pindah, sembunyi-sembunyi, penuh
sabotase, namun tetap fokus dan efektif ?; Keempat, mengapa Kepemimpinan
komandan lapangan menjadi salah satu Faktor Intern yang memengaruhi
Pelaksanaan Perang Gerilya, dan hal tersebut mencerminkan sikap Jenderal
Soedirman yang memutuskan meninggalkan Yogyakarta untuk bergerilya. Sementara
Perang gerilya saat ini bukanlah perang seperti yang dilakukan pada saat perang
melawan penjajah merebut kemerdekaan, perang gerilya saat ini harus beradaptasi
dengan kekuatan dan kemampuan modern yang dimiliki TNI serta perkembangan
generasi perang saat ini. Adaptasi perang gerilya tetap bertumpu pada taktik dasar
perang gerilya dengan merubah paradigma penggunaan senjata sederhana menjadi
senjata modern yang memiliki daya hancur masif, menggabungkan satuan tempur,
satuan bantuan tempur, satuan bantuan administrasi, satuan intelijen, satuan
komando kewilayahan, dan satuan khusus. Penggabungan satuan-satuan tersebut
dilengkapi senjata modern melalui strategi perang gerilya akan mampu menghadirkan
perlawanan sengit dengan memperlemah kekuatan lawan, menurunkan moril, dan
menghilangkan kehendak berperang musuh, guna menghadirkan kesempatan untuk
melaksanakan tindakan ofensif balas ?; Kelima, bagaimana Analisa Pasis tentang
Kodam sebagai Kompartemen strategis Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat
Semesta) dalam menerapkan konsep perang berlarut/Gerilya ?; Dari uraian
permasalahan tersebut diperoleh sebuah rumusan permasalahan yaitu
“Bagaimana Strategi Perang Gerilya di Era Modern yang dimiliki TNI serta
perkembangan Generasi Perang saat ini ?”
Pembahasan dalam tulisan ini memiliki arti penting sebagai bahan kajian dan
pencerahan bagi pembaca tentang strategi yang ditempuh TNI AD dalam rangka
menerapkan strategi Perang Berlarut/Gerilya. Metode yang penulis gunakan dalam
3

pembuatan esai ini bersifat deskriptif analisa dengan menggambarkan kondisi yang
ada didasarkan pada pendekatan studi kepustakaan. Adapun nilai guna yang dapat
diambil dari penulisan esai ini adalah dapat memberikan pengalaman pribadi dalam
melakukan analisa terhadap strategi Strategi Perang Gerilya di Era Modern yang
dimiliki TNI serta perkembangan Generasi Perang saat Ini. Maksud memberikan
gambaran kepada pembaca terkait data dan fakta, serta strategi/upaya Strategi
Perang Gerilya di era modern saat ini. Adapun tujuan penulisan esai ini untuk
memberikan masukan dan saran kepada pimpinan TNI AD dan pemerintah terkait
dengan upaya menghadapi Strategi Perang Gerilya. Ruang Lingkup pembahasan
penulisan esai ini disusun dengan tata urut: pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Pembahasan
Sebagai bagian dari TNI, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara di darat . Dalam rangka
mendukung tugas pokok tersebut salah satunya dilaksanakan melalui pelaksanaan
tugas TNI matra darat di bidang pertahanan, yaitu dengan melakukan operasi militer
untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). OMP pada dasarnya
dilakukan dengan mengerahkan segenap komponen pertahanan negara, dimana
kekuatan matra darat sebagai komponen utama. Dalam kerangka pertahanan militer,
TNI AD menyelenggarakan perencanaan strategis dan mengimplementasikannya dalam
bentuk gelar kekuatan. Dalam kaitan itu, kekuatan matra darat digelar secara kenyal
guna memenuhi tuntutan strategi pertahanan dan strategi militer, untuk kepentingan
penangkalan maupun penindakan yang dilakukan secara berdiri sendiri maupun terpadu
dengan matra lain. Penggelaran tersebut merupakan implementasi konsep pertahanan
militer berlapis yang mengedepankan upaya penangkalan terhadap ancaman yang
diikuti oleh penindakan apabila musuh militer memasuki wilayah NKRI. Selanjutnya
dikembangkan konsep perang berlarut dengan taktik gerilya apabila musuh berhasil
memasuki dan menguasai seluruh atau sebagian wilayah daratan NKRI. 2

2
Artikel saran dan tanggapan tentang Peran Zeni dalam Perang Gerilya di Era Modernisasi, Diakses
dari:https://www.academia.edu/39705868/PERAN_ZENI_DALAM_PERANG_GERILYA_DI_ERA_MODE
RN pada 15/07/2023.
4

Gerilya adalah prajurit rakyat. Meskipun perang gerilya tidak akan pernah
memenangkan peperangan, karena hanya dengan cara-cara yang offensif dengan
menggunakan pasukan reguler bahwa perang dapat dimenangkan. Oleh karena itu,
penyiapan tentara reguler dengan baik juga sangat diperlukan dalam membangun
kekuatan pertahanan, sehingga terjadi sinergi antar operasi yang dilaksanakan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, agar pelaksanaan operasi gerilya dapat dilaksanakan secara
tepat dan berhasil dengan baik, maka perlu disusun penyiapan strategi perang gerilya
yang komprehensif dan melibatkan seluruh komponen pertahanan negara pada tataran
strategis dan operasional termasuk dalam pelaksanaan latihan Bersama yang
melibatkan setiap komponen.

Mengapa Perang gerilya merupakan cara perang yang mengandung


kompleksitas rumit karena dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan,
sehingga semua unsur yang terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok
operasi ?
Berdasarkan data dan fakta terkait dengan Perang gerilya bahwa Perang
Asimetri yang dilakukan oleh Indonesia tidak saja dalam pengertian yang bersifat
defensif ketika menghadapi pihak yang lebih kuat, akan tetapi juga bersifat ofensif
ketika harus menghadapi pihak-pihak yang melakukan perlawanan di dalam wilayah
teritori Indonesia. Terdapat serangkaian peristiwa berdasarkan sejarah panjang
perjalanan bangsa Indonesia, ketika Negara harus menghadapi berbagai pihak yang
melakukan perlawanan terhadap pemerintahan yang sah dengan menggunakan taktik
perang Gerilya. Termasuk didalamnya adalah aksi-aksi pembunuhan yang dilakukan di
tanah Papua, oleh gerombolan kriminal bersenjata yang menamakan dirinya Organisasi
Papua Merdeka. 3
Melihat data dan fakta yang telah diuraikan di atas, harapan Indonesia untuk
perang gerilya adalah dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik mereka tanpa
harus melakukan perang konvensional melawan musuh yang lebih kuat. Perang gerilya
adalah metode peperangan yang mengandalkan kejutan, mobilitas, dan dukungan
penduduk setempat. Ini adalah cara yang sangat efektif untuk melawan musuh yang
lebih kuat, tetapi juga sangat sulit dipertahankan.
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan teori perang gerilya
didasarkan pada prinsip menggunakan taktik yang tidak konvensional untuk melawan
3
Arsil Tanjung, I Wayan Midhio, Kurniawan Firmuzi Syarifuddin, Jurnal tentang Kajian Literatur:
Penerapan Strategi Perang Semesta dalam Perang Asimetris yang dilakukan Oleh Indonesia, Jurnal
Strategi Perang Semesta | Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021.
5

musuh yang lebih kuat. Artinya gerilyawan sering menggunakan serangan tabrak lari,
penyergapan, dan sabotase untuk melemahkan lawan. Mereka juga mengandalkan
dukungan penduduk setempat untuk menyediakan intelijen, perbekalan, dan tempat
berlindung. Salah satu Teori perang gerilya yang paling terkenal adalah The Art of War
karya Sun Tzu. Sun Tzu berpendapat bahwa perang gerilya adalah cara yang sangat
efektif untuk melawan musuh yang lebih kuat. Dia mengatakan bahwa gerilyawan harus
menghindari pertempuran sengit dan sebaliknya fokus pada serangan tabrak lari. Dia
juga mengatakan bahwa gerilyawan harus menggunakan medan untuk keuntungan
mereka dan mereka harus dapat bergerak dengan cepat dan mudah.
Kendala/kelemahan, Perang gerilya adalah bentuk peperangan yang
kompleks dan sulit. Ini memiliki sejumlah kendala dan kelemahan, termasuk : 1)
Kurangnya sumber daya. Gerilyawan seringkali kekurangan sumber daya tentara
reguler. Ini dapat mencakup hal-hal seperti senjata, amunisi, makanan, dan persediaan
medis; 2) Sulit dipertahankan. Perang gerilya adalah bentuk peperangan yang sangat
sulit dipertahankan. Ini membutuhkan banyak tenaga dan sumber daya, dan akan
sangat sulit untuk menjaga momentum dari waktu ke waktu; 3) Ketergantungan pada
penduduk setempat. Gerilyawan bergantung pada dukungan penduduk setempat. Ini
berarti bahwa mereka membutuhkan orang-orang untuk memberi mereka makanan,
tempat tinggal, dan kecerdasan. Jika rakyat kehilangan dukungan terhadap
gerilyawan, gerakan itu bisa runtuh; 4) Kerentanan terhadap tindakan keras
pemerintah. Gerilyawan rentan terhadap tindakan keras pemerintah. Jika pemerintah
mampu mengidentifikasi dan menargetkan para gerilyawan, mereka bisa dikalahkan;
5) Sulit untuk mencapai tujuan politik. Perang gerilya bisa menjadi cara yang efektif
untuk melemahkan musuh, tetapi seringkali sulit untuk mencapai tujuan politik melalui
perang gerilya. Ini karena perang gerilya bisa sangat mengganggu dan merusak, dan
bisa mengasingkan orang-orang yang coba ditaklukkan oleh para gerilyawan.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala / kelemahan dalam
mengoptimalkan perang gerilya merupakan cara perang yang mengandung
kompleksitas rumit karena dilaksanakan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan,
sehingga semua unsur yang terlibat harus disiplin dalam mematuhi pokok-pokok
operasi : 1) Menggunakan teknologi. Gerilyawan semakin menggunakan teknologi
untuk keuntungan mereka. Ini termasuk hal-hal seperti drone, komunikasi terenkripsi,
dan media sosial. Teknologi dapat membantu gerilyawan berkomunikasi lebih efektif,
mengoordinasikan operasi mereka, dan mengumpulkan intelijen; 2) Membangun
6

dukungan dari penduduk setempat. Gerilya membutuhkan dukungan dari penduduk


lokal untuk menjadi sukses. Artinya, mereka harus memenangkan hati dan pikiran
rakyat. Mereka dapat melakukan ini dengan memberi mereka perlindungan dan dengan
membantu kebutuhan mereka; 3) Menyusun strategi politik yang jelas. Gerilyawan perlu
memiliki strategi politik yang jelas agar berhasil. Ini berarti bahwa mereka perlu
mengetahui apa yang mereka perjuangkan dan bagaimana mereka berencana untuk
mencapai tujuan mereka. Strategi politik yang jelas dapat membantu memotivasi
gerilyawan dan membuat mereka tetap fokus pada tujuan mereka. Ini hanyalah
beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala/kelemahan dalam
mengoptimalkan perang gerilya. Ini adalah bentuk peperangan yang kompleks dan sulit,
tetapi bisa menjadi cara yang efektif untuk mencapai tujuan politik.

Bagaimana cara mengembangkan suatu keadaan atau kondisi sehingga


menguntungkan pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan kekuatan dan
kemampuan dalam rangka melaksanakan tindakan operasi ofensif balas ?
Berdasarkan Data dan fakta, bahwa 1) Para gerilyawan harus memiliki
tujuan politik yang jelas. Ini akan memotivasi gerilyawan dan memberi mereka sesuatu
untuk diperjuangkan; 2) Para gerilyawan perlu memiliki pemahaman yang baik tentang
musuh. Mereka perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan musuh, serta rencananya; 3)
Para gerilyawan harus mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi. Situasi di
lapangan akan terus berubah, sehingga para gerilyawan harus dapat mengubah
taktiknya; 4) Para gerilyawan harus mampu mempertahankan dukungan penduduk
setempat. Ini penting agar gerilyawan berhasil; 5) Para gerilyawan harus bersabar.
Perang gerilya adalah perjuangan jangka panjang, dan mungkin butuh waktu bertahun-
tahun atau bahkan puluhan tahun untuk mencapai kemenangan.
Dalam rangka mengembangkan keadaan atau kondisi yang menguntungkan
pasukan gerilya dan memperoleh keunggulan kekuatan dan kemampuan untuk
melaksanakan tindakan operasi ofensif balas, maka harapannya bahwa strategi dan
taktik operasi gerilya dapat sangat bervariasi tergantung pada kondisi lokal, musuh yang
dihadapi, dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, penting bagi pasukan gerilya
untuk terus mengevaluasi situasi dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai
kebutuhan.
Referensi/teori yang digunakan berupa Konsep Teori Selektivitas, pasukan
gerilya harus hati-hati memilih target dan operasi mereka untuk memaksimalkan
7

dampaknya dan meminimalkan kerugian mereka sendiri; Teori Mobilitas, pasukan


gerilya harus sangat lincah dan mampu menyerang dengan cepat lalu menghilang. Ini
akan menyulitkan musuh untuk melacak dan mengalahkan mereka, Teori Kejutan,
pasukan gerilya harus menggunakan kejutan untuk keuntungan mereka. Mereka harus
menyerang kapan dan di mana musuh paling tidak menduganya.
Kendala/kelemahan, Ada beberapa kendala/kelemahan yang harus diatasi
oleh pasukan gerilya untuk mengembangkan situasi atau kondisi yang menguntungkan
mereka dan memberi mereka kekuatan dan kemampuan untuk melakukan operasi
serangan balas, antara lain : 1) Sulit untuk dipertahankan: Perang gerilya bisa sulit
untuk dipertahankan dari waktu ke waktu, karena memerlukan pasokan sumber daya
dan tenaga kerja yang konstan. Ini bisa menjadi tantangan, terutama di daerah di mana
penduduk setempat memusuhi atau acuh tak acuh terhadap gerilya; 2) Sulit untuk
dimenangkan: Perang gerilya seringkali sulit untuk dimenangkan, karena bisa menjadi
konflik yang panjang dan berlarut-larut. Hal ini dapat mengecilkan hati pasukan gerilya
dan pendukungnya, dan dapat mempersulit untuk mempertahankan moral dan motivasi.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dan
kelemahan bagaimana mengembangkan situasi atau kondisi sehingga menguntungkan
pasukan gerilya dan memperoleh kekuatan dan kemampuan yang unggul untuk
melakukan operasi serangan balasan antara lain : 1) Membangun dukungan rakyat,
Pasukan gerilya harus mendapat dukungan dari penduduk setempat agar berhasil.
Artinya, mereka harus memenangkan hati dan pikiran rakyat, dan mereka harus
menunjukkan bahwa mereka memperjuangkan kepentingannya; 2) Mengeksploitasi
kelemahan musuh: Pasukan gerilya harus hati-hati menganalisis kekuatan dan
kelemahan musuh, dan mereka harus memfokuskan serangan mereka pada
kelemahan musuh. Ini akan mempersulit musuh untuk mempertahankan diri, dan ini
akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih baik bagi pasukan gerilya; 3)
Menggunakan medan untuk keuntungan mereka: Pasukan gerilya harus menggunakan
medan untuk keuntungan mereka. Ini berarti mereka harus bertarung di area yang
mereka kenal medannya, dan mereka harus menghindari pertempuran di area di mana
musuh memiliki keuntungan; 4) Mengembangkan strategi yang jelas: Pasukan gerilya
harus memiliki strategi yang jelas agar berhasil. Strategi ini harus menguraikan tujuan
pasukan gerilya, dan harus mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu mereka ambil
untuk mencapai tujuan mereka.
8

Bagaimana perang Gerilya modern saat ini ? Karena Gerilya adalah salah
satu strategi perang perjuangan dalam rangka merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, perang ini termasuk
perlawanan perang yang dilakukan secara berpindah-pindah, sembunyi-
sembunyi, penuh sabotase, namun tetap fokus dan efektif ?
Data dan fakta, 1) Perang gerilya masih digunakan sampai sekarang dalam
sejumlah konflik di seluruh dunia. Beberapa contoh yang paling menonjol termasuk
konflik yang sedang berlangsung di Suriah, perang di Afghanistan, dan konflik di
Republik Demokratik Kongo; 2) Perang gerilya sering digunakan oleh kekuatan yang
lebih lemah melawan kekuatan yang lebih kuat. Ini karena perang gerilya bisa
menjadi cara yang efektif untuk melemahkan musuh yang lebih kuat dan meraih
kemenangan tanpa harus mengalahkan mereka dalam pertempuran tradisional; 3)
Perang gerilya sering ditandai dengan penggunaan kejutan dan mobilitas. Pasukan
gerilya sering menyerang kapan dan di mana musuh paling tidak menduganya, dan
mereka mampu bergerak cepat dan mudah melalui daerah konflik; 4) Perang gerilya
bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mencapai tujuan politik. Dengan
menyerang infrastruktur musuh dan mengganggu operasinya, pasukan gerilya dapat
memaksa musuh untuk membuat konsesi atau mundur dari konflik sama sekali.
Dari data/fakta di atas harapan perang gerilya modern saat ini menjadi tidak
pasti. Ada beberapa perang gerilya yang berhasil dalam beberapa tahun terakhir,
tetapi ada juga beberapa perang gerilya yang tidak berhasil. Terlalu dini untuk
mengatakan apakah perang gerilya akan menjadi strategi yang sukses di masa depan.
Referesi/Teori. Teori perang gerilya modern didasarkan pada prinsip-prinsip
peperangan yang tidak teratur. Peperangan tidak teratur adalah jenis peperangan di
mana kelompok kecil kombatan, seperti personel paramiliter, warga sipil bersenjata,
atau tidak teratur, menggunakan taktik militer termasuk penyergapan, sabotase,
penggerebekan, perang kecil-kecilan, taktik tabrak lari, dan mobilitas untuk berperang.
tentara reguler yang lebih besar. Taktik gerilya mengandalkan kemampuan penyerang
untuk menghindari pasukan konvensional yang lebih besar dengan bergerak cepat dan
mandiri melalui area konflik. Teori perang gerilya modern telah berkembang dari
waktu ke waktu untuk mencerminkan perubahan sifat peperangan. Di masa lalu,
perang gerilya sering dianggap sebagai upaya terakhir bagi pasukan yang lebih lemah
untuk berperang melawan musuh yang lebih kuat. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, perang gerilya telah menjadi strategi yang lebih umum dan efektif. Hal ini
9

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perkembangan teknologi baru,


meningkatnya kecanggihan taktik gerilya, dan sifat peperangan itu sendiri yang
berubah.
Kendala/kelemahan, beberapa kendala dan kelemahan yang mungkin dihadapi
pasukan gerilya : 1) Sulit untuk mengoordinasikan operasi. Pasukan gerilya sering
tersebar di wilayah yang luas, sehingga sulit untuk mengoordinasikan operasi mereka.
Ini bisa menjadi masalah, terutama ketika mereka perlu melancarkan serangan besar-
besaran atau untuk mempertahankan area tertentu; 2) Sulit menjaga kerahasiaan.
Pasukan gerilya seringkali harus beroperasi secara rahasia, untuk menghindari deteksi
musuh. Namun, ini bisa sulit, terutama di daerah di mana penduduk setempat
memusuhi atau acuh tak acuh terhadap gerakan gerilya; 3) Sulit mempertahankan
moral. Perang gerilya bisa menjadi perjuangan yang panjang dan sulit, dan sulit
mempertahankan moral di antara pasukan gerilya. Ini bisa menjadi masalah, terutama
ketika pasukan gerilya menderita kerugian besar atau ketika mereka tidak mencapai
tujuan mereka. Terlepas dari kendala dan kelemahan ini, pasukan gerilya bisa menjadi
kekuatan yang kuat, terutama ketika mendapat dukungan dari penduduk setempat.
Dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang, pasukan gerilya dapat mengatasi
kendala dan kelemahan tersebut dan mencapai keberhasilan.
Dalam konteks sejarah Indonesia, upaya perang gerilya merupakan strategi
kunci dalam perjuangan kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan Indonesia dipimpin oleh
Front Pembebasan Nasional, yang menggunakan taktik gerilya untuk melawan
pemerintah kolonial Belanda. Front Pembebaswan Nasional dapat mencapai
kesuksesan karena mendapat dukungan dari penduduk setempat dan karena dapat
menggunakan medan untuk keuntungannya. Saat ini perang gerilya masih digunakan di
Indonesia oleh sejumlah kelompok yang berbeda, termasuk Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) dan gerakan kemerdekaan Papua. Namun, keberhasilan kelompok-kelompok ini
terbatas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kekuatan pemerintah
Indonesia dan kurangnya dukungan internasional terhadap gerakan kemerdekaan.
Secara keseluruhan, perang gerilya merupakan bentuk peperangan yang
kompleks dan menantang, dan terdapat sejumlah kendala dan kelemahan yang harus
diatasi pasukan gerilya agar berhasil. Namun, dengan perencanaan dan pelaksanaan
yang matang, pasukan gerilya dapat mengatasi kendala dan kelemahan tersebut dan
meraih kesuksesan.
10

Mengapa Kepemimpinan komandan lapangan menjadi salah satu Faktor


Intern yang memengaruhi Pelaksanaan Perang Gerilya, dan hal tersebut
mencerminkan sikap Jenderal Soedirman yang memutuskan meninggalkan
Yogyakarta untuk bergerilya. Sementara Perang gerilya saat ini bukanlah perang
seperti yang dilakukan pada saat perang melawan penjajah merebut
kemerdekaan, perang gerilya saat ini harus beradaptasi dengan kekuatan dan
kemampuan modern yang dimiliki TNI serta perkembangan generasi perang saat
ini. Adaptasi perang gerilya tetap bertumpu pada taktik dasar perang gerilya
dengan merubah paradigma penggunaan senjata sederhana menjadi senjata
modern yang memiliki daya hancur masif, menggabungkan satuan tempur,
satuan bantuan tempur, satuan bantuan administrasi, satuan intelijen, satuan
komando kewilayahan, dan satuan khusus. Penggabungan satuan-satuan
tersebut dilengkapi senjata modern melalui strategi perang gerilya akan mampu
menghadirkan perlawanan sengit dengan memperlemah kekuatan lawan,
menurunkan moril, dan menghilangkan kehendak berperang musuh, guna
menghadirkan kesempatan untuk melaksanakan tindakan ofensif balas ?
Berdasarkan data dan fakta, berikut beberapa data dan fakta tentang
kepemimpinan komandan lapangan yang menjadi salah satu faktor internal yang
mempengaruhi pelaksanaan Perang Gerilya : 1) Keputusan Jenderal Soedirman
meninggalkan Yogyakarta untuk bergerilya: Jenderal Soedirman adalah Panglima
Angkatan Darat Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dia ahli strategi
militer yang brilian, dan dia tahu bahwa pasukan Indonesia bukanlah tandingan Belanda
dalam perang konvensional. Dia juga tahu bahwa rakyat Indonesia tidak akan
mendukung perang yang terjadi di tanah mereka. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk
mengadopsi strategi gerilya, yang memungkinkan pasukan Indonesia untuk berperang
dengan caranya sendiri dan menghindari konfrontasi langsung dengan Belanda; 2)
Peran komandan lapangan lainnya. Komandan lapangan lainnya seperti Kolonel Abdul
Haris Nasution dan Kolonel A.H. Nasution juga berperan penting dalam pelaksanaan
Perang Gerilya. Mereka bertanggung jawab untuk memimpin pasukan gerilya di
lapangan, dan mereka berperan penting dalam mengembangkan dan menerapkan
strategi gerilya; 3) Dukungan penduduk setempat. Dukungan penduduk setempat juga
penting untuk keberhasilan Perang Gerilya. Rakyat Indonesia menyediakan makanan,
tempat berlindung, dan intelijen bagi pasukan gerilya, dan mereka juga membantu
melakukan operasi sabotase melawan Belanda.
11

Perang gerilya saat ini harus menyesuaikan dengan kekuatan dan kemampuan
TNI modern serta perkembangan generasi perang saat ini. Artinya, pasukan gerilya
harus terlatih dan diperlengkapi dengan baik, serta harus mampu menggunakan senjata
dan teknologi modern. Pasukan gerilya juga harus mampu mengoordinasikan operasi
mereka secara efektif, dan mereka harus mampu mempertahankan dukungan
penduduk setempat.
Dari data dan fakta tersebut, harapan pimpinan komandan lapangan menjadi
salah satu faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan Perang Gerilya adalah
untuk meraih kemenangan melawan Belanda. Jenderal Soedirman mengetahui bahwa
pasukan Indonesia bukanlah tandingan Belanda dalam perang konvensional, maka ia
memutuskan untuk melakukan strategi gerilya. Ia berharap dengan taktik gerilya,
pasukan Indonesia mampu melemahkan Belanda dan akhirnya memaksa mundur.
Perang gerilya saat ini bukanlah perang seperti yang dilakukan pada masa
perang melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan. Namun, perang gerilya saat ini
harus menyesuaikan dengan kekuatan dan kemampuan TNI modern serta
perkembangan generasi perang saat ini. Adaptasi perang gerilya tetap berpijak pada
taktik dasar perang gerilya dengan mengubah paradigma penggunaan senjata
sederhana menjadi senjata modern yang mempunyai daya hancur yang masif,
menggabungkan satuan tempur, satuan penunjang tempur, satuan bantuan
administrasi, satuan intelijen, satuan komando daerah, dan unit khusus. Penggabungan
satuan-satuan yang dilengkapi persenjataan modern melalui strategi perang gerilya
akan mampu menghadirkan perlawanan sengit dengan melemahkan kekuatan lawan,
menurunkan moral, dan menghilangkan semangat juang musuh, guna menghadirkan
peluang untuk melakukan counter ofensif.
Teori yang digunakan dalam kepemimpinan komandan lapangan yang menjadi
salah satu faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan Perang Gerilya adalah teori
perang gerilya Maois. Teori ini dikembangkan oleh Mao Zedong, pemimpin Partai
Komunis Tiongkok, dan digunakan oleh Komunis Tiongkok untuk melawan pendudukan
Jepang selama Perang Dunia II. Teori perang gerilya Maois didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut : 1) Orang-orang adalah faktor terpenting dalam peperangan. Pasukan
gerilya harus mendapat dukungan rakyat agar berhasil; 2) Pasukan gerilya harus bisa
bergerak dengan cepat dan mudah. Mereka harus mampu menghindari kontak dengan
pasukan utama musuh dan menyerang titik terlemah mereka; 3) Pasukan gerilya harus
dapat menggunakan medan untuk keuntungan mereka. Mereka harus bisa
12

bersembunyi di pegunungan, hutan, dan daerah sulit dijangkau lainnya; 4) Pasukan


gerilya harus mampu melemahkan musuh dari waktu ke waktu. Mereka tidak boleh
mencoba mengalahkan musuh dalam satu pertempuran, melainkan mereka harus
perlahan-lahan menguras kekuatan dan keinginan musuh untuk bertarung. 4 Teori
perang gerilya Mao Zedong adalah strategi yang berhasil bagi Komunis Tiongkok, dan
telah digunakan oleh gerakan gerilya lainnya di seluruh dunia. Revolusi Nasional
Indonesia adalah salah satu contohnya. Jenderal Soedirman, Panglima Angkatan Darat
Indonesia, sangat percaya pada teori Mao Zedong tentang perang gerilya, dan dia
menggunakannya untuk melawan Belanda.
Beberapa kendala/kelemahan yang dapat mempengaruhi kepemimpinan
komandan lapangan dalam perang gerilya. Kendala/kelemahan ini meliputi : 1)
Kurangnya pengalaman. Banyak komandan lapangan tidak memiliki pengalaman dalam
perang gerilya. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk mengambil keputusan yang
tepat dalam situasi yang sulit, serta dapat membuat mereka sulit untuk menginspirasi
dan memotivasi pasukan mereka; 2) Kurangnya dukungan. Komandan lapangan sering
kali tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan dari pemerintah atau dari
masyarakat. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk menjalankan tugas mereka,
serta dapat membuat mereka sulit untuk mempertahankan kepercayaan pasukan
mereka; 3) Kurangnya sumber daya: Komandan lapangan sering kali tidak memiliki
sumber daya yang mereka butuhkan untuk menjalankan tugas mereka. Hal ini dapat
membuat mereka sulit untuk menyediakan makanan, air, dan senjata untuk pasukan
mereka, serta dapat membuat mereka sulit untuk berkomunikasi dengan pasukan lain.
Meskipun ada beberapa kendala/kelemahan yang dapat mempengaruhi
kepemimpinan komandan lapangan dalam perang gerilya, namun ada juga beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk mengatasi kendala/kelamahan tersebut meliputi : 1) Memberikan
pelatihan kepada komandan lapangan tentang perang gerilya; 2) Memberikan
dukungan kepada komandan lapangan dari pemerintah dan dari masyarakat; 3)
Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh komandan lapangan untuk
menjalankan tugas mereka. Dengan mengatasi kendala/kelemahan tersebut,
kepemimpinan komandan lapangan dapat menjadi salah satu faktor terpenting dalam
keberhasilan perang gerilya.

4
Mao Zedong (16 September 1946), Memusatkan Kekuatan Unggul Untuk Memusnahkan Musuh Satu
Demi Satu, Diakses dari :
https://www.marxists.org/indonesia/reference/mao/1946-Memusatkan.htm pada : 15/07/2023.
13

Kepemimpinan komandan lapangan dalam perang gerilya saat ini harus dapat
berpikir cepat dan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. Mereka
juga harus dapat menginspirasi dan memotivasi pasukan mereka, serta harus dapat
membangun dan mempertahankan kepercayaan. Selain itu, mereka juga harus dapat
beradaptasi dengan kekuatan dan kemampuan modern yang dimiliki TNI serta
perkembangan generasi perang saat ini.

Bagaimana Analisis Pasis tentang Kodam sebagai Kompartemen strategis


Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep
perang berlarut ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa Konsep perang berlarut merujuk pada
perang yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, di mana kedua belah pihak
terus-menerus berupaya untuk memenangkan pertempuran dan tidak terdapat
kepastian kapan pertempuran akan berakhir. Sebagai kompartemen strategis dalam
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Kodam memiliki peran penting
dalam menerapkan konsep perang berlarut. Dalam melaksanakan tugasnya, Kodam
dilengkapi dengan kekuatan pasukan dan peralatan yang cukup untuk menghadapi
ancaman yang ada, seperti misil balistik, serangan udara, serta ancaman dari kelompok
teroris dan separatisme. Selain itu, Kodam juga mampu melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan unsur-unsur TNI lainnya, seperti TNI Angkatan Laut dan TNI
Angkatan Udara, serta kepolisian, dalam upaya mempertahankan wilayah.
Dari data dan fakta tersebut, harapannya Kodam dapat terus meningkatkan
kemampuannya dalam menerapkan konsep perang berlarut dengan memperkuat
sistem pertahanan rakyat semesta. Dengan demikian, Kodam diharapkan dapat lebih
siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang mungkin terjadi
dalam pertempuran yang berlangsung dalam waktu yang lama. Selain itu, harapannya
juga adalah Kodam dapat membangun kerjasama yang lebih baik dengan instansi-
instansi lain yang terkait dengan pertahanan keamanan, sehingga tercipta sinergi dan
efektivitas dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Referensi/teori. dapat digunakan teori "Total Defense" atau "Pertahanan Total".
Teori ini menekankan bahwa pertahanan bukanlah tugas yang hanya dilakukan oleh
TNI saja, namun seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif dalam menjaga
keamanan dan pertahanan negara. Dalam konteks Kodam, hal ini berarti bahwa Kodam
tidak hanya bergantung pada kekuatan militernya saja, melainkan juga memanfaatkan
14

kekuatan-kekuatan lain dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, teori ini juga
menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dan masyarakat dalam menjalankan
tugas pertahanan dan keamanan.
Kendala dan Kelemahan. Beberapa kendala dan kelemahan yang dihadapi
oleh Kodam dalam menerapkan konsep perang berlarut, antara lain : 1) Keterbatasan
anggaran: Kodam seringkali mengalami keterbatasan anggaran dalam membeli
peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga Kodam tidak
selalu memiliki akses terhadap teknologi terbaru; 2) Keterbatasan sumber daya
manusia: Kodam mengalami kesulitan dalam merekrut personel yang berkualitas dan
memiliki kecakapan yang diperlukan, terutama dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi, serta bidang intelijen; 3) Keterbatasan infrastruktur: Kondisi infrastruktur di
wilayah yang menjadi tanggung jawab Kodam kadangkala masih kurang memadai,
seperti jalan, jembatan, dan sarana transportasi lainnya, sehingga mempersulit Kodam
dalam melaksanakan operasi militer.
Untuk mengatasi kendala dan kelemahan tersebut, Kodam dapat
melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1) Meningkatkan efisiensi anggaran dan
memprioritaskan pembelian peralatan yang paling penting dan relevan dengan tugas
Kodam; 2) Melakukan pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik melalui
pelatihan dan pendidikan, serta meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan fasilitas
yang memadai; 3) Memperbaiki infrastruktur wilayah, seperti jalan, jembatan, dan
sarana transportasi lainnya, sehingga Kodam dapat melaksanakan operasi militer
secara efektif.

Penutup
Dari uraian pembahasan tentang “Strategi Perang Gerilya di Era Modern
yang dimiliki TNI serta perkembangan Generasi Perang saat Ini” dapat diambil
kesimpulan, bahwa strategi perang gerilya di era modern yang dimiliki TNI harus
dapat beradaptasi dengan kekuatan dan kemampuan modern yang dimiliki TNI serta
perkembangan generasi perang saat ini. Adaptasi perang gerilya tetap bertumpu pada
taktik dasar perang gerilya dengan merubah paradigma penggunaan senjata
sederhana menjadi senjata modern yang memiliki daya hancur masif, menggabungkan
satuan tempur, satuan bantuan tempur, satuan bantuan administrasi, satuan
kecerdasan, satuan komando kewilayahan, dan satuan khusus. Penggabungan
satuan-satuan tersebut dilengkapi senjata modern melalui strategi perang gerilya akan
15

menghadirkan perlawanan keras dengan memperlemah kekuatan lawan, menurunkan


moril, dan menghilangkan kehendak perang musuh, guna menghadirkan kesempatan
untuk melaksanakan tindakan ofensif balas.
Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan efektivitas strategi perang
gerilya di era modern yang dimiliki TNI: 1) Meningkatkan pelatihan dan kemampuan
komandan lapangan dalam perang gerilya; 2) Memberikan dukungan kepada
komandan lapangan dari pemerintah dan dari masyarakat; 3) Menyediakan sumber
daya yang dibutuhkan oleh komandan lapangan untuk menjalankan tugas mereka; 4)
Mengembangkan teknologi dan persenjataan yang lebih canggih untuk mendukung
perang gerilya; 5) Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki
kepentingan yang sama dalam menghadapi ancaman perang gerilya.
Demikian esai tentang “Strategi Perang Gerilya di Era Modern yang dimiliki
TNI serta perkembangan Generasi Perang saat Ini” yang penulis buat, semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan bagi
pemerintah dan lembaga TNI AD khususnya.

Bandung, Juli 2023

Penulis,

Ir. Asrul
DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar BK. Perang Berlarut/Gerilya, Seskoad, Desember 2022.


2. https://en.wikipedia.org/wiki/Strategy_and_tactics_of_guerrilla_warfare
3. https://www.britannica.com/topic/guerrilla-warfare
4. S. Kalyanaraman, Journal of Conceptualisation of Guerrilla Warfare, Strategic Analysis:
A Monthly Journal of the IDSA, April-June 2003 (Vol. XXVII No. 2), Diakses dari :
https://ciaotest.cc.columbia.edu/olj/sa/sa_apr03/sa_apr03kas01.html pada 15/07/2023.
5. Mao Tse-tung on Guerrilla Warfare, DEPARTMENT OF THE NAVY Hadquarters United
States Marine Corps Washington, DC 20380-0001, 5 April 1989, Diakses dari :
https://www.marines.mil/Portals/1/Publications/FMFRP%2012-18%20%20Mao%20Tse-
tung%20on%20Guerrilla%20Warfare.pdf pada :15/07/2023.
6. Understanding Guerrilla Warfare AUTHOR Major Johnie Gombo, USMC CSC 1990
SUBJECT AREA Foreign Policy, Diakses dari :
https://www.globalsecurity.org/military/library/report/1990/GJ.htm pada : 15/072023.
7. https://nasional.okezone.com/read/2022/08/25/337/2654525/4-pejuang-indonesia-yang-
menggunakan-strategi-perang-gerilya-salah-satunya-bapak-tni, Diakses : 15/072023
8. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/26/080000069/perang-gerilya-taktik-
perang-melawan-penjajah?page=all, Diakses : 15/072023
9. https://id.quora.com/Apakah-perang-gerilya-masih-mungkin-dilakukan-di-era-modern-ini,
Diakses : 15/072023.
10. Juli Suspurwanto, Jurnal tentang Kepemimpinan Strategis Jenderal Sudirman dalam
Pengabdiannya sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Program Studi Strategi Perang
Semesta Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan, wanto6336@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai