Anda di halaman 1dari 11

0

STRATEGI NEGARA TUNISIA MENGHADAPI RESESI EKONOMI GLOBAL DAN


PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK BAGI INDONESIA DARI NEGARA TUNISIA

Pendahuluan.
Bank Dunia dalam laporannya yang berjudul “Is a Global Recession Imminent?”
memprediksi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang.
Prediksi tersebut, terasa semakin nyata dengan beberapa indikasi yang sudah mulai
terjadi, seperti kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral
berbagai negara dalam upaya meredam laju inflasi. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa
ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk
Indonesia. Akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara,
inflasi menjadi melonjak. Beliau menyebut sudah terdapat 5 negara dengan lonjakan
inflasi hingga di atas 80%. Sementara inflasi Indonesia per November 2022 mencapai
5,42% dan diprediksi tembus 6 persen di akhir tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati juga menyampaikan bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global
pada tahun 2023 bukanlah tantangan yang mudah, terutama akibat ketegangan geopolitik
yang berimbas pada disrupsi rantai pasok global berpotensi berimbas pada perekonomian
domestik. Disamping tantangan geopolitik dan resesi ekonomi tersebut, beliau
mengatakan dunia juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang akan sangat
1
mempengaruhi keuangan negara, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat.
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi adanya permasalahan yang dapat
dijadikan rumusan permasalahan yaitu : “Bagaimana Strategi Negara Tunisia menghadapi
Resesi Ekonomi Global dan Pelajaran yang dapat dipetik bagi Indonesia dari Negara
Tunisia ? Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu diketengahkan pertanyaan-
pertanyaan berikut : 1) Bagaimana kondisi ekonomi di negara Tunisia saat ini ?; 2)
Mengapa negara Tunisia terdampak Resesi Ekonomi Global?; 3) Bagaimana strategi
negara Tunisia dalam menghadapi Resesi Ekonomi Global ?; 4) Mengapa strategi
tersebut digunakan dan bagaimana efektifitas dari strategi tersebut dalam mengatasi
dampak resesi ekonomi global ?; 5) Apa Leasson Learned dari strategi negara Tunisia
dalam menghadapi Resesi Ekonomi Global terhadap Negara Indonesia?
Adapun nilai guna yang diharapkan dapat dipetik dari penulisan essai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap teori dan Isu

1
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1173-1508/umum/kajian-opini-publik/perekonomian-dunia-diprediksi-
akan-dihantam-resesi-tahun-2023-bagaimana-dengan-pembangunan-infrastruktur
1

Global serta pelajaran yang bisa dipetik dari Negara Tunisia dalam menghadapi resesi
ekonomi Global. Selain itu, penulis juga bermaksud memberikan gambaran terkait kondisi
data dan fakta dan strategi yang dapat dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Adapun tujuan penulisan essai ini adalah dapat dijadikan salah satu referensi bagi pihak-
pihak terkait, dengan ruang lingkup Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.

Pembahasan.
Ekonomi Tunisia didukung oleh sektor pertanian, perkebunan, pariwisata dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi Tunisia sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan ekspor kurma,
buah zaitun dan minyak zaitun. Tunisia juga memiliki pemandangan alam yang indah
sehingga mampu mengembangkan ekonomi tiap tahunnya melalui kunjungan wisatawan
mancanegara maupun domestik. Wisatawan mancanegara umumnya berasal dari
Prancis, Inggris, Jerman, Libya dan Aljazair. Ekonomi Tunisia mengalami penurunan sejak
tahun 2011 akibat Revolusi Tunisia. Selain itu, kebijakan pemerintah Tunisia di bidang
pendidikan dan lapangan kerja juga memunculkan masalah ekonomi berupa
pengangguran. Ekonomi Tunisia mulai stabil setelah diadakan pengembangan pada
sektor energi terbarukan dan sektor industri kreatif. 2
Berdasarkan data dan fakta yang didapat, bahwa warga Tunisia menghadapi
krisis terburuk dalam satu generasi, karena COVID-19 menghantam ekonomi yang sudah
melambat. Kebijakan ekonomi makro melalui stimulus fiskal dan pelonggaran moneter
membatasi kedalaman dan keparahan resesi, tetapi pandemi telah memperburuk
kelemahan struktural, khususnya rendahnya investasi dan penciptaan lapangan kerja,
tingginya pengangguran dan informalitas, ketidaksesuaian antara permintaan dan
penawaran keterampilan, dan migrasi keluar -terampil profesional. Menyusul penurunan
tajam sebesar 8,8% pada tahun 2020, PDB diproyeksikan tumbuh sekitar 3% per tahun
hingga tahun 2023. Gelombang COVID-19 ketiga dan langkah-langkah pengendalian
yang lebih ketat selama musim panas menghukum layanan padat karya seperti
pariwisata, dan pengangguran yang tinggi meredam konsumsi pribadi. Kepercayaan
investor tetap lemah karena ketidakpastian politik, kesulitan dalam pembiayaan defisit
fiskal yang besar dan sedikit kemajuan dalam reformasi struktural. Namun, pemulihan di
mitra dagang utama Tunisia akan meningkatkan ekspor barang dagangan, dan pariwisata
akan pulih karena vaksinasi diterapkan secara luas di dalam negeri.3

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Tunisia
3
Economic Survey of Tunisia (April 2022), Diakses dari :
https://www.oecd.org/economy/tunisia-economic-snapshot/
2

Bagaimana kondisi ekonomi di negara Tunsia saat ini ?


Berdasarkan data dan fakta, prospek ekonomi Tunisia tetap sangat tidak pasti.
Pemulihan ekonomi kurang kuat dari perkiraan sebelumnya mengingat eskalasi pandemi
COVID-19 pada pertengahan 2022 dan ketidakpastian politik yang meningkat. Hal ini
meningkatkan risiko penurunan terutama terkait kesinambungan utang, yang menjadi
sumber meningkatnya kekhawatiran. Keluar dari zona krisis dan mempercepat pemulihan
akan membutuhkan penyelesaian politik yang solid dan implementasi reformasi struktural
yang cepat. Satu dekade setelah revolusi Jasmin, Tunisia menghadapi kondisi ekonomi
dan politik yang semakin sulit. Ketidakstabilan politik yang terus-menerus telah mencegah
implementasi reformasi untuk membuka ekonomi yang tetap tertutup bagi investasi dan
perdagangan. Karena pandemi COVID-19, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja
swasta mengalami stagnasi, mewajibkan negara turun tangan untuk menyediakan
lapangan kerja dan menjamin konsumsi barang dan jasa yang terjangkau. Untuk
memitigasi dampak sosial-ekonomi COVID-19, belanja publik memengaruhi
keseimbangan fiskal di bawah beban tagihan gaji sektor publik yang besar, badan usaha
milik negara, dan subsidi harga konsumen dan produsen. Pertumbuhan PDB diperkirakan
akan mencapai 3% pada tahun 2022, di bawah pertumbuhan pada semester pertama.
Pertumbuhan yang lebih rendah ini disebabkan melemahnya base effect dan
memburuknya pandemi. Peningkatan tersebut tidak cukup besar untuk mengembalikan
output ke tingkat pra-pandemi tahun 2019.4
Dari data dan fakta tersebut dapat dianlisa, bahwa pada tahun 2021, Tunisia
sedang mengalami tekanan ekonomi yang signifikan. Negara ini telah mengalami
ketidakstabilan politik sejak revolusi 2011, dan pandemi COVID-19 telah membuat
situasinya semakin sulit. Tunisian dinar telah mengalami depresiasi yang signifikan dalam
beberapa tahun terakhir, dan tingkat pengangguran cukup tinggi. Menurut data Bank
Dunia pada tahun 2020, tingkat pengangguran di Tunisia mencapai sekitar 16,4%. Selain
itu, Tunisia mengalami defisit anggaran yang signifikan dan masalah dengan sektor publik
yang tidak efisien. Sebagai negara yang bergantung pada ekspor, Tunisia juga terkena
dampak dari penurunan permintaan global selama pandemi COVID-19. Meskipun
demikian, Tunisia memiliki sejumlah sektor ekonomi yang kuat, termasuk sektor
pariwisata, perikanan, dan pertanian. Tunisia juga memiliki beberapa kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi, seperti reformasi fiskal dan moneter
serta investasi dalam sektor teknologi.

4
https://reliefweb.int/report/tunisia/tunisias-economic-update-october-2021
3

Mengapa negara Tunisia terdampak Resesi Ekonomi Global?


Berdasarkan data dan fakta, bahwa Tunisia menghadapi kesulitan ekonomi yang
mengerikan. Pengeluaran sektor publik (sebagian besar karena pensiun, gaji, dan subsidi
pemerintah) menghabiskan anggaran negara. Menurut Bank Dunia, utang publik pada
tahun 2020 adalah 70 persen di atas PDB, tingkat utang saat ini bisa jauh lebih tinggi.
Dengan tidak adanya sektor swasta yang kuat dan diatur dengan baik, warga Tunisia
telah lama bergantung pada negara sebagai penyedia pekerjaan dan mensubsidi barang
dan jasa, menciptakan ketidakseimbangan ekonomi yang tidak berkelanjutan. Pemerintah
sebelumnya enggan menangani pengeluaran sektor publik, khawatir hal itu dapat memicu
protes luas yang dipimpin oleh Serikat Buruh Umum Tunisia (UGTT) yang kuat di negara
itu dan mengganggu ekonomi Tunisia yang rapuh. Secara historis, UGTT telah menolak
untuk mendukung reformasi ekonomi yang dianjurkan oleh IMF dan Bank Dunia meskipun
situasi keuangan negara memburuk.
Karena ekonomi Tunisia terus memburuk, potensi paket IMF-Bank Dunia sedang
didiskusikan. Awal bulan ini, UGTT memprakarsai pemogokan nasional sebagai protes
atas usulan pemotongan subsidi pemerintah dan pengeluaran sektor publik. Pemogokan
tersebut merupakan ujian langsung nyata pertama bagi Saied yang hanya menghadapi
sedikit perlawanan domestik terhadap pemerintahannya melalui dekrit. Beberapa orang
mempertanyakan apakah Saied memiliki rencana ekonomi yang layak untuk
menyelamatkan negara dari bencana keuangan. Namun, mungkin saja masa depan
pemerintahan Saied bergantung pada pengamanan pinjaman IMF-Bank Dunia yang
baru. 5
Dari data dan fakta tersebut dapat dianalisa, bahwa Tunisia, seperti negara-negara
lainnya di seluruh dunia, terdampak oleh resesi ekonomi global yang dimulai pada tahun
2008. Resesi ini disebabkan oleh krisis keuangan global yang terjadi di Amerika Serikat
dan menyebar ke seluruh dunia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Tunisia
terdampak oleh resesi ekonomi global. Pertama, Tunisia adalah negara yang bergantung
pada ekspor. Dalam resesi ekonomi global, permintaan global menurun dan harga
komoditas turun, yang berdampak pada ekspor Tunisia dan penghasilan negara dari
ekspor tersebut. Kedua, Tunisia adalah negara yang memiliki ketergantungan pada sektor
pariwisata. Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi Tunisia, dan
dalam resesi ekonomi global, penurunan permintaan untuk liburan dan perjalanan ke luar
negeri mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Tunisia. Hal ini berdampak pada

5
https://www.usip.org/publications/2022/07/tunisias-twin-democracy-and-economic-crises-push-it-brink
4

pendapatan dari sektor pariwisata, yang pada gilirannya berdampak pada ekonomi negara
secara keseluruhan. Ketiga, resesi ekonomi global mempengaruhi pasar keuangan dan
investasi di seluruh dunia, dan Tunisia tidak terkecuali. Investor asing cenderung
mengurangi investasi mereka di negara-negara seperti Tunisia dalam resesi ekonomi
global, yang berdampak pada investasi asing langsung dan modal asing yang masuk ke
negara tersebut. Keempat, resesi ekonomi global menyebabkan ketidakstabilan di pasar
keuangan global dan pasar mata uang, termasuk dinar Tunisia. Depresiasi dinar Tunisia
terhadap mata uang lainnya membuat ekonomi Tunisia semakin rentan terhadap inflasi
dan tekanan ekonomi lainnya. Namun, perlu dicatat bahwa Tunisia juga memiliki faktor-
faktor internal yang mempengaruhi ketahanannya terhadap resesi ekonomi global, seperti
sistem politik yang tidak stabil, korupsi, dan kurangnya diversifikasi ekonomi.

Bagaimana strategi negara Tunsia dalam menghadapi Resesi Ekonomi


Global ?
Berdasarkan data dan fakta, Tunisia berkomitmen dan menerapkan prinsip
demokrasi multipartai, pluralisme, dan ekonomi pasar sesuai dengan ketentuan yang
ditentukan dalam Pasal 1 Perjanjian Pendirian Bank. Transisi politik Tunisia, sejak
revolusi 2010/2011 telah mencakup semua aliran politik di negara tersebut, dan berlabuh
pada dua putaran politik. pemilihan presiden dan parlemen, pada tahun 2011 dan 2014,
yang bebas dan adil. Konstitusi Tunisia tahun 2014 mencerminkan populasi pasca-
revolusi aspirasi. Transisi politik yang berhasil telah membuka ekonomi politik negara itu
terhadap perbedaan akut mengenai arah ekonomi yang seharusnya mengambil.
Perbedaan itu sehat dan menunjukkan pluralitas dan kebebasan berekspresi. Namun di
luar pembangunan demokrasi pluralistik yang progresif. Penduduk Tunisia belum melihat
janji manfaat ekonomi yang nyata terwujud, dan sementara agenda reformasi ekonomi
yang cukup ambisius dirancang oleh Otoritas Tunisia (Tunisia 2020) untuk mengatasi
ketidakseimbangan ekonomi makro dan mendorong pertumbuhan, laju reformasi yang
jauh lebih lambat dari yang diantisipasi telah melemah Kinerja ekonomi Tunisia selama
6
beberapa tahun terakhir, dan menyebabkan meningkatnya kerentanan ekonomi makro.
Berdasarkan data dan fakta tersebut, maka dapat di analisa bahwa Tunisia telah
mengimplementasikan berbagai strategi untuk menghadapi resesi ekonomi global, di
antaranya : 1) Kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah Tunisia telah mengadopsi
kebijakan fiskal dan moneter untuk membantu mengurangi dampak resesi ekonomi global.

6
Tunisia Country Strategy 2018-2023, Diakses dari :
https://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2010/cr10109.pdf
5

Ini termasuk pengendalian pengeluaran publik, reformasi pajak, dan peningkatan


pendapatan non-pajak seperti privatisasi dan pengurangan subsidi; 2) Diversifikasi
ekonomi: Untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dan ekspor, Tunisia
telah berupaya untuk mendiversifikasi ekonominya dengan mempromosikan sektor-sektor
lain seperti teknologi informasi dan komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan; 3)
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan: Pemerintah Tunisia telah menginvestasikan
sumber daya dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan
kualifikasi pekerja dan meningkatkan daya saing tenaga kerja; 4) Kolaborasi internasional:
Tunisia telah bekerja sama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional untuk
memperkuat ekonominya. Misalnya, Tunisia menjadi anggota Kesepakatan Perdagangan
Bebas Uni Eropa-Tunisia, yang memungkinkan Tunisia untuk meningkatkan perdagangan
dengan Uni Eropa; 4) Program sosial: Pemerintah Tunisia juga telah
mengimplementasikan program sosial untuk membantu kelompok masyarakat yang paling
rentan di negara tersebut. Program ini meliputi bantuan sosial, program tunai langsung,
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin.
Namun, meskipun Tunisia telah mengadopsi berbagai strategi ini, masih ada
banyak tantangan yang harus diatasi untuk memperkuat ekonomi negara. Misalnya,
Tunisia masih menghadapi tantangan politik dan sosial, kurangnya transparansi dan
kebijakan yang konsisten, serta tingkat pengangguran yang tinggi. Oleh karena itu, upaya
terus dilakukan untuk mengatasi tantangan ini dan memperkuat ekonomi Tunisia.

Mengapa strategi tersebut digunakan dan bagaimana efektifitas dari strategi


tersebut dalam mengatasi dampak resesi ekonomi global ?
Strategi-strategi yang digunakan oleh Tunisia dalam menghadapi dampak resesi
ekonomi global tersebut dipilih karena melibatkan upaya untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan ekonomi dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan. Berikut adalah
penjelasan mengapa strategi tersebut digunakan : 1) Kebijakan fiskal dan moneter.
Kebijakan fiskal dan moneter digunakan untuk mengurangi pengeluaran publik dan
mengatur kebijakan moneter sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Hal ini penting dalam mengatasi inflasi dan menjaga daya beli
masyarakat; 2) Diversifikasi ekonomi. Diversifikasi ekonomi sangat penting karena terlalu
bergantung pada satu sektor atau komoditas akan membuat ekonomi negara rentan
terhadap fluktuasi pasar internasional. Diversifikasi ekonomi membantu meningkatkan
ketahanan ekonomi dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan; 3) Investasi
dalam pendidikan dan pelatihan: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan penting untuk
6

meningkatkan kualitas tenaga kerja dan memberikan mereka keterampilan yang


dibutuhkan dalam pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif; 4) Kolaborasi
internasional: Kerjasama internasional memungkinkan Tunisia untuk memperluas pasar
perdagangan dan meningkatkan akses ke teknologi dan sumber daya lainnya; 5) Program
sosial: Program sosial merupakan upaya untuk membantu kelompok masyarakat yang
paling rentan di negara tersebut dan meningkatkan inklusi sosial; 6) Efektivitas strategi-
strategi ini dalam mengatasi dampak resesi ekonomi global dapat bervariasi tergantung
pada sejumlah faktor, seperti tingkat implementasi, dukungan politik, dan kondisi ekonomi
dan sosial negara. Namun, secara umum, strategi-strategi tersebut dapat membantu
mengurangi dampak resesi ekonomi global dan memperkuat ekonomi Tunisia secara
keseluruhan. Perlu dicatat bahwa upaya berkelanjutan dan terus-menerus diperlukan
untuk meningkatkan efektivitas strategi tersebut dan memperkuat ketahanan ekonomi
Tunisia di masa depan.

Analisa SWOT
Kekuatan (Strengths). 1) Potensi sektor pariwisata yang besar: Tunisia memiliki
banyak objek wisata yang menarik, seperti Pantai Tunisia dan Carthage. Hal ini dapat
memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi negara; 2) Sumber daya alam yang
beragam. Tunisia memiliki sumber daya alam yang beragam, seperti minyak, gas alam,
fosfat, dan bijih besi; 3) Lokasi yang strategis. Tunisia berada di antara Afrika Utara dan
Eropa, dan memiliki akses ke Mediterania. Hal ini membuatnya menjadi tempat yang ideal
untuk perdagangan internasional; 4) Tenaga kerja yang terlatih. Tunisia memiliki tingkat
melek huruf yang tinggi dan tenaga kerja terlatih dalam sektor industri dan teknologi.
Kelemahan (Weaknesses). 1) Ketergantungan pada sektor pariwisata dan ekspor:
Tunisia sangat tergantung pada sektor pariwisata dan ekspor, sehingga membuatnya
rentan terhadap fluktuasi pasar internasional; 2) Ketidakstabilan politik dan sosial: Tunisia
mengalami ketidakstabilan politik dan sosial dalam beberapa tahun terakhir, yang dapat
mempengaruhi iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi; 3) Kurangnya infrastruktur:
Tunisia masih menghadapi kekurangan dalam infrastruktur, terutama di sektor
transportasi dan komunikasi; 4) Tingkat pengangguran yang tinggi: Tingkat pengangguran
di Tunisia masih tinggi, terutama di kalangan pemuda. Peluang (Opportunities). 1)
Diversifikasi ekonomi: Tunisia dapat mengembangkan sektor lain selain pariwisata dan
ekspor, seperti teknologi informasi dan komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan; 2)
Investasi asing langsung. Tunisia dapat menarik investasi asing langsung dengan
menawarkan fasilitas dan insentif pajak yang menarik; 3) Kerjasama internasional: Tunisia
7

dapat meningkatkan perdagangan dengan negara-negara lain, terutama melalui


Kesepakatan Perdagangan Bebas Uni Eropa-Tunisia; 4)Perluasan infrastruktur: Tunisia
dapat meningkatkan infrastruktur, terutama di sektor transportasi dan komunikasi, untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ancaman (Threats). 1) Resesi
ekonomi global. Tunisia dapat terpengaruh oleh fluktuasi pasar internasional dan resesi
ekonomi global; 2) Persaingan internasional: Tunisia harus bersaing dengan negara-
negara lain dalam menarik investasi asing dan mengembangkan sektor-sektor yang
berpotensi; 3) Ancaman keamanan. Tunisia masih menghadapi ancaman keamanan dari
kelompok-kelompok teroris dan ekstremis, yang dapat mempengaruhi iklim investasi dan
pariwisata.
Berdasarkan analisis SWOT, dapat disimpulkan bahwa Tunisia memiliki potensi
dan kekuatan dalam sektor pariwisata, sumber daya alam yang beragam, lokasi yang
strategis, dan tenaga kerja terlatih. Namun, Tunisia juga memiliki kelemahan dalam
ketergantungan pada sektor pariwisata dan ekspor, ketidakstabilan politik dan sosial,
kurangnya infrastruktur, dan tingkat pengangguran yang tinggi. Namun, Tunisia memiliki
peluang untuk mengembangkan sektor lain selain pariwisata dan ekspor, menarik
investasi asing langsung, meningkatkan perdagangan melalui kerjasama internasional,
dan meningkatkan infrastruktur. Di sisi lain, Tunisia juga menghadapi ancaman dari
fluktuasi pasar internasional dan resesi ekonomi global, persaingan internasional, dan
ancaman keamanan dari kelompok teroris dan ekstremis. Oleh karena itu, untuk
menghadapi resesi ekonomi global, Tunisia harus memperkuat sektor-sektor yang
berpotensi lainnya selain pariwisata dan ekspor, seperti teknologi informasi dan
komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan. Tunisia juga perlu meningkatkan
infrastruktur, memperkuat stabilitas politik dan sosial, menarik investasi asing langsung,
dan meningkatkan kerjasama internasional. Dengan demikian, Tunisia dapat
memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimilikinya, serta meminimalkan ancaman dan
kelemahan dalam menghadapi resesi ekonomi global.

Apa Leasson Learned dari strategi negara Tunisia dalam menghadapi Resesi
Ekonomi Global terhadap Negara Indonesia?
Sebagai negara yang juga menghadapi dampak dari resesi ekonomi global,
Indonesia dapat mempelajari beberapa pelajaran dari strategi yang digunakan oleh
Tunisia dalam menghadapi resesi ekonomi global, yaitu: 1) Diversifikasi sumber
pendapatan. Tunisia terkena dampak dari ketergantungan pada sektor pariwisata dan
ekspor, sehingga negara ini mengembangkan sektor lain seperti teknologi informasi dan
8

komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan. Indonesia juga dapat mempelajari untuk
mengembangkan sektor lain yang berpotensi dalam menghadapi resesi ekonomi global;
2) Peningkatan infrastruktur. Tunisia menyadari bahwa infrastruktur yang memadai akan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Tunisia
melakukan investasi dalam infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, dan jalan raya.
Indonesia juga dapat mempelajari untuk meningkatkan infrastruktur sebagai bagian dari
strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 3) Meningkatkan stabilitas politik dan
sosial: Tunisia mengalami ketidakstabilan politik dan sosial selama beberapa tahun
terakhir, yang berdampak pada investasi asing dan pariwisata. Untuk mengatasi hal ini,
Tunisia memperkuat stabilitas politik dan sosial melalui reformasi ekonomi dan politik.
Indonesia juga dapat mempelajari untuk memperkuat stabilitas politik dan sosial sebagai
bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 4) Meningkatkan
kerjasama internasional: Tunisia meningkatkan kerjasama internasional untuk menarik
investasi asing dan meningkatkan perdagangan. Indonesia juga dapat mempelajari untuk
meningkatkan kerjasama internasional sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi
resesi ekonomi global; 5) Menghadapi ancaman keamanan: Tunisia menghadapi
ancaman keamanan dari kelompok teroris dan ekstremis yang berdampak pada sektor
pariwisata. Oleh karena itu, Tunisia meningkatkan upaya keamanan dan bekerja sama
dengan negara lain dalam mengatasi ancaman keamanan. Indonesia juga dapat
mempelajari untuk mengatasi ancaman keamanan sebagai bagian dari strategi dalam
menghadapi resesi ekonomi global.
Dengan mempelajari pelajaran dari strategi yang digunakan oleh Tunisia, Indonesia
dapat membangun strategi yang efektif dalam menghadapi dampak dari resesi ekonomi
global, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada perekonomian dan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Penutup.
Kesimpulan yang dapat disarikan dari pembahasan essai ini bahwa Strategi yang
digunakan oleh Tunisia dalam menghadapi resesi ekonomi global mengandalkan
diversifikasi sumber pendapatan, peningkatan infrastruktur, memperkuat stabilitas politik
dan sosial, meningkatkan kerjasama internasional, serta mengatasi ancaman keamanan.
Saran yang dapat diberikan pada penulisan esai ini adalah Indonesia dapat
mengambil beberapa saran dari strategi yang digunakan oleh Tunisia, yaitu : 1)
Mendorong diversifikasi sumber pendapatan dengan mengembangkan sektor lain yang
berpotensi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 2) Meningkatkan infrastruktur
9

sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global, seperti
memperbaiki kondisi jalan raya, membangun pelabuhan dan bandara yang memadai, dan
meningkatkan akses ke energi terbarukan; 3) Meningkatkan stabilitas politik dan sosial
sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global, seperti melakukan
reformasi politik dan ekonomi, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan,
serta memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat; 4) Meningkatkan
kerjasama internasional untuk menarik investasi asing dan meningkatkan perdagangan
dengan negara lain; 5) Mengatasi ancaman keamanan yang dapat mempengaruhi sektor
pariwisata dan investasi asing, seperti dengan meningkatkan upaya keamanan dan
kerjasama dengan negara lain.
Indonesia dapat membangun strategi yang efektif dalam menghadapi dampak dari
resesi ekonomi global, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada perekonomian
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar PB. Isu Global, Seskoad, Desember 2022.


2. https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1173-1508/umum/kajian-opini-
publik/perekonomian-dunia-diprediksi-akan-dihantam-resesi-tahun-2023-bagaimana-
dengan-pembangunan-infrastruktur
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Tunisia
4. Economic Survey of Tunisia (April 2022), Diakses dari :
https://www.oecd.org/economy/tunisia-economic-snapshot/
5. https://reliefweb.int/report/tunisia/tunisias-economic-update-october-2021
6. https://www.usip.org/publications/2022/07/tunisias-twin-democracy-and-economic-
crises-push-it-brink
7. Tunisia Country Strategy 2018-2023, Diakses dari :
https://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2010/cr10109.pdf
Penulis

Ir. Asrul
11

Anda mungkin juga menyukai