Dokumen-1 Essay Tunisia
Dokumen-1 Essay Tunisia
Pendahuluan.
Bank Dunia dalam laporannya yang berjudul “Is a Global Recession Imminent?”
memprediksi kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang.
Prediksi tersebut, terasa semakin nyata dengan beberapa indikasi yang sudah mulai
terjadi, seperti kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral
berbagai negara dalam upaya meredam laju inflasi. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa
ketidakpastian global saat ini sangat mengkhawatirkan banyak negara, termasuk
Indonesia. Akibat kenaikan harga energi hingga suku bunga acuan di berbagai negara,
inflasi menjadi melonjak. Beliau menyebut sudah terdapat 5 negara dengan lonjakan
inflasi hingga di atas 80%. Sementara inflasi Indonesia per November 2022 mencapai
5,42% dan diprediksi tembus 6 persen di akhir tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati juga menyampaikan bahwa ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global
pada tahun 2023 bukanlah tantangan yang mudah, terutama akibat ketegangan geopolitik
yang berimbas pada disrupsi rantai pasok global berpotensi berimbas pada perekonomian
domestik. Disamping tantangan geopolitik dan resesi ekonomi tersebut, beliau
mengatakan dunia juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang akan sangat
1
mempengaruhi keuangan negara, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat.
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi adanya permasalahan yang dapat
dijadikan rumusan permasalahan yaitu : “Bagaimana Strategi Negara Tunisia menghadapi
Resesi Ekonomi Global dan Pelajaran yang dapat dipetik bagi Indonesia dari Negara
Tunisia ? Untuk menjawab rumusan masalah tersebut perlu diketengahkan pertanyaan-
pertanyaan berikut : 1) Bagaimana kondisi ekonomi di negara Tunisia saat ini ?; 2)
Mengapa negara Tunisia terdampak Resesi Ekonomi Global?; 3) Bagaimana strategi
negara Tunisia dalam menghadapi Resesi Ekonomi Global ?; 4) Mengapa strategi
tersebut digunakan dan bagaimana efektifitas dari strategi tersebut dalam mengatasi
dampak resesi ekonomi global ?; 5) Apa Leasson Learned dari strategi negara Tunisia
dalam menghadapi Resesi Ekonomi Global terhadap Negara Indonesia?
Adapun nilai guna yang diharapkan dapat dipetik dari penulisan essai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap teori dan Isu
1
https://kpbu.kemenkeu.go.id/read/1173-1508/umum/kajian-opini-publik/perekonomian-dunia-diprediksi-
akan-dihantam-resesi-tahun-2023-bagaimana-dengan-pembangunan-infrastruktur
1
Global serta pelajaran yang bisa dipetik dari Negara Tunisia dalam menghadapi resesi
ekonomi Global. Selain itu, penulis juga bermaksud memberikan gambaran terkait kondisi
data dan fakta dan strategi yang dapat dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Adapun tujuan penulisan essai ini adalah dapat dijadikan salah satu referensi bagi pihak-
pihak terkait, dengan ruang lingkup Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.
Pembahasan.
Ekonomi Tunisia didukung oleh sektor pertanian, perkebunan, pariwisata dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi Tunisia sebagian besar dipengaruhi oleh kegiatan ekspor kurma,
buah zaitun dan minyak zaitun. Tunisia juga memiliki pemandangan alam yang indah
sehingga mampu mengembangkan ekonomi tiap tahunnya melalui kunjungan wisatawan
mancanegara maupun domestik. Wisatawan mancanegara umumnya berasal dari
Prancis, Inggris, Jerman, Libya dan Aljazair. Ekonomi Tunisia mengalami penurunan sejak
tahun 2011 akibat Revolusi Tunisia. Selain itu, kebijakan pemerintah Tunisia di bidang
pendidikan dan lapangan kerja juga memunculkan masalah ekonomi berupa
pengangguran. Ekonomi Tunisia mulai stabil setelah diadakan pengembangan pada
sektor energi terbarukan dan sektor industri kreatif. 2
Berdasarkan data dan fakta yang didapat, bahwa warga Tunisia menghadapi
krisis terburuk dalam satu generasi, karena COVID-19 menghantam ekonomi yang sudah
melambat. Kebijakan ekonomi makro melalui stimulus fiskal dan pelonggaran moneter
membatasi kedalaman dan keparahan resesi, tetapi pandemi telah memperburuk
kelemahan struktural, khususnya rendahnya investasi dan penciptaan lapangan kerja,
tingginya pengangguran dan informalitas, ketidaksesuaian antara permintaan dan
penawaran keterampilan, dan migrasi keluar -terampil profesional. Menyusul penurunan
tajam sebesar 8,8% pada tahun 2020, PDB diproyeksikan tumbuh sekitar 3% per tahun
hingga tahun 2023. Gelombang COVID-19 ketiga dan langkah-langkah pengendalian
yang lebih ketat selama musim panas menghukum layanan padat karya seperti
pariwisata, dan pengangguran yang tinggi meredam konsumsi pribadi. Kepercayaan
investor tetap lemah karena ketidakpastian politik, kesulitan dalam pembiayaan defisit
fiskal yang besar dan sedikit kemajuan dalam reformasi struktural. Namun, pemulihan di
mitra dagang utama Tunisia akan meningkatkan ekspor barang dagangan, dan pariwisata
akan pulih karena vaksinasi diterapkan secara luas di dalam negeri.3
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Tunisia
3
Economic Survey of Tunisia (April 2022), Diakses dari :
https://www.oecd.org/economy/tunisia-economic-snapshot/
2
4
https://reliefweb.int/report/tunisia/tunisias-economic-update-october-2021
3
5
https://www.usip.org/publications/2022/07/tunisias-twin-democracy-and-economic-crises-push-it-brink
4
pendapatan dari sektor pariwisata, yang pada gilirannya berdampak pada ekonomi negara
secara keseluruhan. Ketiga, resesi ekonomi global mempengaruhi pasar keuangan dan
investasi di seluruh dunia, dan Tunisia tidak terkecuali. Investor asing cenderung
mengurangi investasi mereka di negara-negara seperti Tunisia dalam resesi ekonomi
global, yang berdampak pada investasi asing langsung dan modal asing yang masuk ke
negara tersebut. Keempat, resesi ekonomi global menyebabkan ketidakstabilan di pasar
keuangan global dan pasar mata uang, termasuk dinar Tunisia. Depresiasi dinar Tunisia
terhadap mata uang lainnya membuat ekonomi Tunisia semakin rentan terhadap inflasi
dan tekanan ekonomi lainnya. Namun, perlu dicatat bahwa Tunisia juga memiliki faktor-
faktor internal yang mempengaruhi ketahanannya terhadap resesi ekonomi global, seperti
sistem politik yang tidak stabil, korupsi, dan kurangnya diversifikasi ekonomi.
6
Tunisia Country Strategy 2018-2023, Diakses dari :
https://www.imf.org/external/pubs/ft/scr/2010/cr10109.pdf
5
Analisa SWOT
Kekuatan (Strengths). 1) Potensi sektor pariwisata yang besar: Tunisia memiliki
banyak objek wisata yang menarik, seperti Pantai Tunisia dan Carthage. Hal ini dapat
memberikan kontribusi signifikan pada ekonomi negara; 2) Sumber daya alam yang
beragam. Tunisia memiliki sumber daya alam yang beragam, seperti minyak, gas alam,
fosfat, dan bijih besi; 3) Lokasi yang strategis. Tunisia berada di antara Afrika Utara dan
Eropa, dan memiliki akses ke Mediterania. Hal ini membuatnya menjadi tempat yang ideal
untuk perdagangan internasional; 4) Tenaga kerja yang terlatih. Tunisia memiliki tingkat
melek huruf yang tinggi dan tenaga kerja terlatih dalam sektor industri dan teknologi.
Kelemahan (Weaknesses). 1) Ketergantungan pada sektor pariwisata dan ekspor:
Tunisia sangat tergantung pada sektor pariwisata dan ekspor, sehingga membuatnya
rentan terhadap fluktuasi pasar internasional; 2) Ketidakstabilan politik dan sosial: Tunisia
mengalami ketidakstabilan politik dan sosial dalam beberapa tahun terakhir, yang dapat
mempengaruhi iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi; 3) Kurangnya infrastruktur:
Tunisia masih menghadapi kekurangan dalam infrastruktur, terutama di sektor
transportasi dan komunikasi; 4) Tingkat pengangguran yang tinggi: Tingkat pengangguran
di Tunisia masih tinggi, terutama di kalangan pemuda. Peluang (Opportunities). 1)
Diversifikasi ekonomi: Tunisia dapat mengembangkan sektor lain selain pariwisata dan
ekspor, seperti teknologi informasi dan komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan; 2)
Investasi asing langsung. Tunisia dapat menarik investasi asing langsung dengan
menawarkan fasilitas dan insentif pajak yang menarik; 3) Kerjasama internasional: Tunisia
7
Apa Leasson Learned dari strategi negara Tunisia dalam menghadapi Resesi
Ekonomi Global terhadap Negara Indonesia?
Sebagai negara yang juga menghadapi dampak dari resesi ekonomi global,
Indonesia dapat mempelajari beberapa pelajaran dari strategi yang digunakan oleh
Tunisia dalam menghadapi resesi ekonomi global, yaitu: 1) Diversifikasi sumber
pendapatan. Tunisia terkena dampak dari ketergantungan pada sektor pariwisata dan
ekspor, sehingga negara ini mengembangkan sektor lain seperti teknologi informasi dan
8
komunikasi, pertanian, dan energi terbarukan. Indonesia juga dapat mempelajari untuk
mengembangkan sektor lain yang berpotensi dalam menghadapi resesi ekonomi global;
2) Peningkatan infrastruktur. Tunisia menyadari bahwa infrastruktur yang memadai akan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Tunisia
melakukan investasi dalam infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, dan jalan raya.
Indonesia juga dapat mempelajari untuk meningkatkan infrastruktur sebagai bagian dari
strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 3) Meningkatkan stabilitas politik dan
sosial: Tunisia mengalami ketidakstabilan politik dan sosial selama beberapa tahun
terakhir, yang berdampak pada investasi asing dan pariwisata. Untuk mengatasi hal ini,
Tunisia memperkuat stabilitas politik dan sosial melalui reformasi ekonomi dan politik.
Indonesia juga dapat mempelajari untuk memperkuat stabilitas politik dan sosial sebagai
bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 4) Meningkatkan
kerjasama internasional: Tunisia meningkatkan kerjasama internasional untuk menarik
investasi asing dan meningkatkan perdagangan. Indonesia juga dapat mempelajari untuk
meningkatkan kerjasama internasional sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi
resesi ekonomi global; 5) Menghadapi ancaman keamanan: Tunisia menghadapi
ancaman keamanan dari kelompok teroris dan ekstremis yang berdampak pada sektor
pariwisata. Oleh karena itu, Tunisia meningkatkan upaya keamanan dan bekerja sama
dengan negara lain dalam mengatasi ancaman keamanan. Indonesia juga dapat
mempelajari untuk mengatasi ancaman keamanan sebagai bagian dari strategi dalam
menghadapi resesi ekonomi global.
Dengan mempelajari pelajaran dari strategi yang digunakan oleh Tunisia, Indonesia
dapat membangun strategi yang efektif dalam menghadapi dampak dari resesi ekonomi
global, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada perekonomian dan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penutup.
Kesimpulan yang dapat disarikan dari pembahasan essai ini bahwa Strategi yang
digunakan oleh Tunisia dalam menghadapi resesi ekonomi global mengandalkan
diversifikasi sumber pendapatan, peningkatan infrastruktur, memperkuat stabilitas politik
dan sosial, meningkatkan kerjasama internasional, serta mengatasi ancaman keamanan.
Saran yang dapat diberikan pada penulisan esai ini adalah Indonesia dapat
mengambil beberapa saran dari strategi yang digunakan oleh Tunisia, yaitu : 1)
Mendorong diversifikasi sumber pendapatan dengan mengembangkan sektor lain yang
berpotensi dalam menghadapi resesi ekonomi global; 2) Meningkatkan infrastruktur
9
sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global, seperti
memperbaiki kondisi jalan raya, membangun pelabuhan dan bandara yang memadai, dan
meningkatkan akses ke energi terbarukan; 3) Meningkatkan stabilitas politik dan sosial
sebagai bagian dari strategi dalam menghadapi resesi ekonomi global, seperti melakukan
reformasi politik dan ekonomi, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan,
serta memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat; 4) Meningkatkan
kerjasama internasional untuk menarik investasi asing dan meningkatkan perdagangan
dengan negara lain; 5) Mengatasi ancaman keamanan yang dapat mempengaruhi sektor
pariwisata dan investasi asing, seperti dengan meningkatkan upaya keamanan dan
kerjasama dengan negara lain.
Indonesia dapat membangun strategi yang efektif dalam menghadapi dampak dari
resesi ekonomi global, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada perekonomian
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Asrul
11