Anda di halaman 1dari 13

KERTAS KARYA ACUAN

MEMBENTUK KARAKTER PRAJURIT INFANTERI YANG PROFESIONAL


UNTUK MENGHADAPI TUGAS YANG AKAN DATANG

1. Latar belakang
TNI Angkatan Darat adalah bagian integral dari TNI yang mengemban
tugas pokok menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara.1Sebagai upaya agardapat menjamin keberhasilan tugas pokok
tersebut, TNI Angkatan Darat perlu memelihara kesiapsiagaan operasionalnya
agar memiliki kemampuan untuk menghadapi segala bentuk ancaman militer
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. Tampilan kesiapsiagaan
operasional TNI Angkatan Darat tersebut salah satunya dapat dilihat dari
terwujudnya interoperabilitas antar kecabangan TNI Angkatan Darat yang
memiliki keterpaduan atau terintegrasi dengan baik, sehingga akan memiliki
daya tangkal dan daya tanggap serta kecepatan merespon dan mampu
mempertimbangkan waktu reaksi dan fleksibilitas pelaksanaan operasi,
terutama dalam rangka menghadapi setiap ancaman dari manapun datangnya.
Dinamika lingkungan strategi global yang begitu cepat, telah menggeser suatu
paradigma bahwa ancaman itu saat ini telah bersifat multidimensional. Merujuk
pada Buku Putih Pertahanan Indonesia (2008) bahwa ancaman dapat dibedakan
menjadi ancaman militer dan ancaman nir militer atau yang lebih dikenal juga
dengan ancaman non militer. Kedua ancaman tersebut sesungguhnya sangat
membahayakan keamanan dan kelangsungan hidup dalam kehidupan bangsa
dan negara. Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisasi yang dinilai punya kemampuan membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa.
Ancaman militer tersebut dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman
keamanan laut serta udara, dan konflik komunal. Dalam pada itu, ancaman nir
militer merupakan ancaman yang menggunakan faktor-faktor nir militer yang
dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nir militer ini dapat
berdimensi dalam bentuk ideologi, ekonomi, politik, sosial-budaya, teknologi dan
informasi. Untuk ancaman militer yang sering terjadi di wilayah Indonesia bagian
Timur, lebih tepat di Papua masih banyak terjadinya pemberontakan yang
dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, misalnya oleh Organisasi Papua Merdeka
(OPM). Peristiwa yang terjadi di Pulau Jawa tersebut memicu terjadinya demo
besar-besaran di beberapa kota yang ada di Papua. Hal ini menjadi suatu bentuk
keprihatinan bagi rakyat Indonesia karena ada oknum-oknum yang mengobarkan
api amarah di Papua. Dalam pada itu, dua isu saat ini yang menjadi ancaman nir
militer atau non militer yang sedang melanda Indonesia, mewabahnya paham
radikalisme di Indonesia. Radikalisme sebagai suatu tindakan dan gerakan,
ditandai oleh aksi ekstrem yang dilakukan untuk mengubah suatu keadaan
seperti yang diinginkan (Jainuri, 2016: 5). Tujuan dari Gerakan radikal tersebut
pada dasarnya untuk dapat mendirikan suatu sistem yang diinginkan dan dicita-
citakan oleh kelompoknya.
Ancaman nir militer lainnya adanya keinginan untuk mengganti ideologi
Pancasila sebagai dasar negara. Padahal, sebenarnya Pancasila ini sudah
bersifat final dan tidak boleh ada yang menentangnya lagi. Namun, keberadaan
Pancasila sendiri saat ini telah terusik. Kondisi tersebut harus segera ada
perbaikan dan penyelesaian. Artinya, tidak hanya Tentara Nasional Indonesia
yang memperbaikinya dan menyelesaikannya, namun semua elemen dan
komponen Bangsa Indonesia bertanggungjawab untuk memperbaiki dan
menyelesaikannya. Karena ancaman yang terjadi tersebut dikhawatirkan dalam
jangka panjang dapat mengganggu stabilitas nasional.
Ancaman militer dan nir militer sebagai akibat dari globalisasi yang
melanda dunia, akan berdampak luas pada masyarakat Indonesia. Sehubungan
dengan itu, konsepsi tentang geostrategi Indonesia sangat diperlukan untuk
mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat yang
sangat majemuk dan heterogen dengan mengacu pada Pembukaan UUD 1945,
geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk ketahanan nasional (Armawi,
2018: 62). Oleh karena itu, maka di sini penguatan ketahanan nasional sangat
dibutuhkan, bahkan penting untuk mengatasi berbagai macam ancaman yang
terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penguatan Ketahanan Nasional Dalam menghadapi ancaman yang
bersifat multidimensional, maka penguatan terhadap ketahanan nasional
merupakan suatu kondisi yang tidak dapat terelakkan. Kemajuan teknologi,
informasi, dan komunikasi yang di bawa oleh globalisasi ternyata menimbulkan
ancaman bagi suatu negara, tak terkecuali ancaman tersebut juga dapat
melanda Indonesia. Tentara Nasional Indonesia sebagai garda terdepan
kekuatan militer yang dimiliki oleh Republik Indonesia harus mampu menghadapi
dinamika lingkungan strategi global dan regional dari adanya paradigma
transformasi perang yang terjadi saat ini melalui perang asimetris, perang
ideologi, perang pola pikir, maupun perang informasi. Perang yang ada tersebut
ternyata tidak menggunakan biaya yang mahal ataupun pasukan yang banyak,
cukup dengan menggunakan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara
dan manusia yang mampu mengendalikannya. Bahkan perang tersebut ternyata
dengan mencuci otak manusia-manusia dalam suatu negara, kelak dikemudian
hari akan menentang secara ekstrim terkait dengan ideologi yang dianut oleh
negara. Pada hakikatnya dapat dilihat dari ancaman militer dan nir militer.
Persoalan ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman
keamanan laut serta udara, dan konflik komunal. Sebaliknya, ancaman nir militer
berdimensi dalam bentuk ideologi, ekonomi, politik, sosial-budaya, teknologi dan
informasi.
Ancaman ini sifatnya multidimensional, maka tentunya menjadi suatu
kewaspadaan yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam
mengantisipasi berbagai macam ancaman tersebut. Penguatan terhadap
ketahanan nasional sangat dibutuhkan, ketahanan nasional Indonesia harus
berparadigma pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
demikian perlu adanya suatu pengembangan Sumber Daya Manusia yang baik
untuk meningkatkan kualitas ketahanan nasional.
Dalam Buku Strategi Pertahanan Negara tahun 2015 dikemukakan bahwa
sumber daya pertahanan dikelola melalui proses transformasi untuk mengubah
potensi sumber daya nasional menjadi elemen kekuatan nasional. Elemen-
elemen kekuatan nasional terdiri dari: Sumber daya pertahanan militer dan
sumber daya pertahanan nirmiliter (Strategi Pertahanan Negara, 2015 : 52).
Sumber Daya Pertahanan Militer terdiri dari Komponen Utama, Komponen
Cadangan, Komponen Pendukung dan Sarana dan Prasarana Nasional.. Namun
demikian hingga saat ini kesemestaan dalam pertahanan negara belum dapat
berjalan karena belum ada peraturan perundang-undangan lain sebagai
landasan hukumnya. Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, kesemestaan sistem pertahanan negara tercermin dengan
terbentuknya komponen cadangan dan komponen pendukung yang didahului
dengan adanya pembinaan kesadaran bela negara untuk membangun karakter
nasionalisme bangsa. Ketentuan-ketentuan tersebut seharusnya diatur lagi
dengan Undang-Undang. Padahal kesiapan pengelolaan sumber daya nasional
dalam bidang pertahanan merupakan langkah strategis agar sistem pertahanan
negara yang bersifat semesta dapat terwujud dan diaplikasikan sehingga
terbangun daya saing bangsa dibidang pertahanan dalam kancah internasional.
2. Pokok Masalah
a. Kelemahan satuan Infanteri TNI-AD dan bagaimana
meningkatkan profesionalisme Satuan Infanteri ,agar mampu
berkompetisi dalam melaksanakan tugas pokok yang akan datang.
b. Karakteristik pertempuran pada saat ini yang paling mungkin
terjadi di kemudian hari,dan apa yang akan berubah dari sebelumnya.
Serta alutsista apa yang akan di gunakan dan taktik bertempur mana
yang akan digunakan dalam pertempuran untuk meminimalisir korban .
c. Faktor yang menentukan dalam kemenangan dan kekalahan
dalam bertempur. Dan menggunakan tekhnologi yang berkembang untuk
bertempur dan Negara sudah berlomba lomba memajukan tekhnologi
untuk bertempur,bagaimana cara satuan infanteri memenangkan
pertempuran
d. Apakah separatisme di Papua semakin massif? Apakah ada
peningkatan taktik dalam bertempur ? apabila tidak mengapa banyak
korban dari satuan infanteri? Apabila iya, apa perbedaan taktik yang
diterapkan dari sebelumnya dan bagaimana idealnya satuan
infanteridipersiapkan untuk menghadapi separatis di Papua?
3. Pokok-pokok persoalan yang ditemukan
a. Menurunya kemampuan prajurit di satuan dan menimbulkan tidak
berjalannya tugas pokok TNI-AD.
b. Kurangnya kepedulian pengembangan kemampuan prajurit dan
pemanfaatan tekhnologi yang berkembang pada saat ini.
c. Kurangnya militan pada prajurit di satuan TNI-AD khususnya di
satuan masing-masing.
d. Banyaknya tingkat pelanggaran pada prajurit di satuan

4. Pokok-pokok pemecahan persoalan


a. Konsep pemecahan masalah
Dengan adanya permasalahan tersebut maka, pemecahan yang
dapat dilakukan adalah dengan :
1) Melaksanakan pembinaan fisik dan mental serta
melaksanakan pengembangan tentang taktik yang ada , dan
memperdalam ilmu yang dikembangkan dengan tekhnologi modern
dipadukan dengan taktik bertempur pada saat bertugas khusus nya
di wilayah Papua dan di daerah rawan lainnya.
2) Melaksanakan pengembangan pola fikir terhadap prajurit di
satuan masing-masing untuk selalu menerapkan militansi
dimanapun dan kapanpun di tempat bertugas, dan memahami
tugas pokok TNI-AD,mempertahankan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan cara memper erat hubungan dengan
masyarakat sekitar,membangun persatuan yang solid dari tentara
terhadap masyarakat dengan cara:
a) Sosialisasi kepada masyarakat sekitar di satuan
masing-masing,
b) Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat
tentang pentingnya memahami bela Negara dan menjaga
kesatuan Indonesia dengan mengajari dasar
Negara,undang-undang,Pancasila.
3) Mengisi kegiatan di satuan masing-masing terkait dengan
program kerja dan sesuai jabatan masing-masing ,serta
memperdalam ilmu militer tentang taktik bertempur belajar dari
kesalahan yang sudah terjadi dan membuat studi kasus
permasalahan yang sering terjadi pada saat bertugas yang sering
disepelekan oleh prajurit tentang pentingnya disiplin tempur
kapanpun dan dimanapun berada.
4) Satuan Batalyon menerapkan militan tempur dengan cara ,
danton di setiap satuan memiliki dan menerapkan pemikiran
pengembangan sikap dan kebiasaan yang secara
bertahap,bertingkat dan berlanjut tentang kemiliteran, memberikan
dan mengajarkan di sela sela waktu yang ada dan menerapkan di
setiap rutinitas di dalam batalyon satuan masing-masing.
5) Danru setingkat melatihkan apa yang sudah di pelajari oleh
Danton dan selalu mengecek perkembangan prajurit masing-
masing regunya, tentang disiplin tempur,dan memberikan
tambahan waktu yang tersisah dari waktu kegiatan ,di setiap
harinya.
6) Dalam kasus yang sering terjadi di dalam satuan infanteri
tentang menurunya disiplin tempur yang berpengaruh terhadap
kinerja dalam tugas maupun dinas di satuan masing-
masing,bahkan akhir-akhir ini yang menimbulkan korban jiwa pada
saat penugasan diakibatkan karena ketidak pedulian terhadap
anggota dan bahkan menyebabkan banyaknya pelanggaran di
satuan masing-masing, hal ini harus di tindak lanjuti dengan tegas
tentang peraturan terhadap prajurit yang melanggar atas aturan
yang sudah di tetapkan di satuan masing-masing. Danton setingkat
melaksanakan pengecekan atas peraturan yang sudah di tetapkan
setiap kegiatan dan pelaksanaan tugas jabatan yang telah
diberikan setiap prajurit.
7) Mengurangi kegiatan yang tidak bermanfaat dan digantikan
dengan penambahan ilmu yang bermanfaat untuk semua prajurit
berada, serta memberikan contoh terhadap prajurit yang ada
bahkan prajurit yangbaru memasuki satuan batalyon.
b. Upaya Mengatasi
1) Danton ke atas melaksanakan kegiatan pembinaan fisik
secara bertahap,bertingkat dan berlanjut terhadap anggota yang
dilaksanakan setiap hari , dan melaksanakan penekanan terhadap
anggota di setiap apel pagi,siang,ataupun malam,untuk selalu
menerapkan kedisiplinan para anggota, dan tidak hanya
menekankan dengan memberi contoh terhadap anggota merupakan
hal yang paling nyata dan fakta yang langsung dapat dilihat oleh
seorang prajurit, dan prajurit akan secara perlahan mencontoh
kerutinitasan seorang pimpinan nya dan akan tercatat di dalam
pemikiran positif terhadap anggota serta tidak lupa akan berdoa
sesuai dengan kepercayaan masing-masing untuk melaksanakan
hal yang lebih positif. Adanya waktu yang tersisah dimanapun
berada tiap tiap Komandan tingkatan bawah melaksanakan
pembelajaran tentang perkembangan penugasan yang berkembang
dan terjadi di akhir-akhir ini dengan taktik yang berkembang dan
memberikan prktik bukan hanya sekedar tahu ,tetapi prajurit harus
menguasai dan sudah mendarah daging tentang tugas yang dimiliki
serta tanggung jawab jabatan di satuan masing-masing.dengan
berkembang nya tekhnologi yang dapat di manfaatkan untuk
menggali informasi yang terjadi maka prajurit diharapkan
menggunakan media social dengan bijak dan harus mengetahui
apa yang bermanfaat untuk kedepan dan di satuan masing-
masing,bukan hanya sekedar memanfaatkan untuk hiburan semata.
Dengan memanfaat kan tekhnologi dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan taktik yang di kolaborasi dengan canggihnya
tekhnologi ,serta dapat mengakses seluruh dunia.
2) Dengan mengembangkan pola fikir terhadap anggota prajurit
si setiap perorangannya maka dapat dipastikan setiap kemampuan
yang dimiliki perorangan harus terlatih dan sudah mendarah daging
tentang taktik dan penerapan ilmu kemiliteran yang dapat kita
terapkan setian satuan masing-masing,.dan dengan adanya
bantuan masyarakat maka akan mengurangi beban terhadap suatu
perbatasan Negara maupun wilayah yang bahkan tidak semua di
duduki oleh TNI-AD.Memberikan ilmu terhadap maysarakat tentang
pentingnya bela Negara dan dilaksanakan oleh masyarakat di
setiap harinya maka kekuatan TNI-AD akan lebih kuat dan
mendapatkan informasi yang dimana tidak harus turun di
lapangan ,kekuatan kelompok terhadap suatu masalah dapat
teratasi dengan adanya kerjasama dan saling keterkaitan satu sama
lain terhadap suatu tujuan yang besar ,maka dari itu masyarakat
merupakan hal penting yang mungkin tidak kita sadari yang dapat
berperan di suatu wilayah terpelosok dan yang tidak terjangkau dan
terpantau oleh satuan militer setiap wilayahnya.
3) Dengan adanya sosialisasi terhadap masyarakat terdekat
tentang undang-undang yang ada,Pancasila merupakan hal yang
wajib semua warga Negara mengetahui dan mendarah
daging ,bahkan harus selalu diterapkan oleh masyarakat demi
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Dengan demikian masalah kecil yang terjadi di kalangan
masyarakat dapat teratasi oleh adanya penerapan yang mendasar
dan menerapkan di setiap kegiatan tentang masalah undang-
undang yang berlaku di Negara ,bahkan jika adanya orang yang
akan menghancurkan kesatuan Negara sudah dapat tercium oleh
masyarakat yang sudah diberi pengetahuan dan ilmu tentang
mempertahankan Indonesia.
5) Dengan adanya perkembangan yang minimbulkan banyak
korban khususnya di nduga dan Papua akhir akhir ini maka harus
adanya kegiatan yang tetap untuk mempelajari pada satuan
masing-masing yang dilaksanakan secara rutin dan terus menerus
pada jam kosong dan taktik yang dipelajari harus dapat dipahami
oleh setiap prajurit dan perorangan di regu,pleton,kompi,bahkan
batalyon dimanapun khususnya satuan infanteri, walaupun dengan
banyaknya perkembangan tekhnologi yang jika tidak dapat
memanfaatkan keadaan maka secara tidak langsung kita telah
berperang melawan Negara lain yang disusupi di dalam
perkembangan tekhnologi. Pelihara kemampuan perorangan yang
mempuni di masing-masing satuan yang bahkan dapat kita
kembangkan untuk mempersiapkan diri berangkan tugas
dimanapun demi terciptanya keutuhan Negara Indonesia
tercinta.banyaknya korban bukan dikarenakan sertamnerta tentang
taktik yang sudah tidak relevan atau sebagainya, akan tetapi
timbulnya kelalaian yang terjadi dikarenakan prajurit yang bertugas
menyepelekan tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan di
setiap jabatan dan tidak menerapkan disiplin tempur dimana yang
sudah di tekankan terhadap prajurit dari komando atas.
6) Pelaksanaan yang dilakukan secara terus menerus dapat di
lakukan dan diterapkan didalam satuan yang dimana satuan
sewaktu waktu akan melaksanakan tuhgas dimanapun dan
diharuskan siap bertugas dengan hal ini maka prajurit diharuskan
sudah menjadi prajurit terlatih dan handal dalam segi apapun baik
dalam hal bertempur dan menjalankan tugas pokok TNI-AD, dengan
pelatiah yang dilakukan dan di terapkan dari satuan kelompok kecil
yaitu regu,pleton,dan kompi maupun batalyon diharapkan dapat
menjadikan prajurit yang professional dan terlatih dalam hal apapun
, baik di dalm negeri maupun di luar negeri.
7) Dari pelatihan di kompi maupun latihan yang dilaksanakan di
satuan batalyon masing-masing ini merupakan suatu
perkembangan dan menjadi hal yang dapat dikembangkan .baik
dari danru ,danton sampai dengan danki di setiap satuan ,dapat
mengecek anggota dan memahami pola yang dapat di terapkan
terhadap anggotanya masing-masing. Ini merupakan suatu hal yang
kecil tetapi sangat berpengaruh terhadap lancarnya dan
terlaksananya tugas pokok yang di emban dan diharuskan
dilaksankan oleh setiap perorangan prajurit dengan tidak
melupakan santiaji dan santi karma di setiap pelaksanaan
kehidupan sehari hari.
8) Menurun nya kedisiplinan dapat di cegah dari tiap satuan
kecil dan diatur dari setingkat regu,peleton,kompi dan batalyon
dengan cara menegakkan peraturan yang sudah di atur setiap
satuan dan kebijaksanaan Komandan Satuan masing-masing,
dengan adanya peraturan yang tegas dan diterapkan ini menjadikan
prajurit akan berfikir untuk tidak merugikan diri sendiri maupun
satuan batalyon. Dan dengan padatnya kegiatan yang dilaksanakan
ini maka kemungkinan akan terjadinya pelanggaran dan prajurit
yang tidak disiplin akan menurun serta mencegah timbulnya rasa
ingin berbuat hal yang negative.
9) Dengan rasa cinta tanah air dan menegakkan kedaulatan
maka rasa timbulnya pemikiran lain-lain akan berkurang dan
perlahan menghilang, bahkan dengan kegiatan yang positif akan
meningkatkan kedisiplinan.

Sintang, Maret 2021


Komandan Batalyon Infanteri 642/Kapuas

Alim Mustofa
Letnan kolonel Inf NRP 11020028030578

Lampiran :
1. Alur pikir
2. Daftar Referensi
Lampiran 1
ALUR PIKIR
MEMBENTUK KARAKTER PRAJURIT INFANTERI YANG PROFESIONAL
UNTUK MENGHADAPI TUGAS YANG AKAN DATANG

TANTANGAN
TUGAS YANG
AKAN DATANG

PRAJURIT KARAKTER
INFANTERI YANG PRAJURIT
PROFESIONAL INFANTERI YANG
DIHARAPKAN

- MENURUNYA KEMAMPUAN PRAJURIT DI


SATUAN DAN MENIMBULKAN TIDAK
BERJALANNYA TUGAS POKOK TNI-AD.
KARAKTER KONSEP
-KURANGNYA KEPEDULIAN
PRAJURIT PEMBENTUKAN
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PRAJURIT KARAKTER
INFANTERI DAN PEMANFAATAN TEKHNOLOGI YANG PRAJURIT YANG
SAAT INI BERKEMBANG PADA SAAT INI. PROFESSIONAL
- KURANGNYA MILITAN PADA PRAJURIT DI
SATUAN TNI-AD KHUSUSNYA DI SATUAN
MASING-MASING.
- BANYAKNYA TINGKAT PELANGGARAN
PADA PRAJURIT DI SATUAN
Lampiran 2
DAFTAR REFERENSI

Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Defending the Country


Entering the 21th Century, Jakarta: Dephan, 2003.

Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Buku Putih Pertahanan


Indonesia Tahun 2008, Jakarta: Dephan, 2008.

Ditjen Pothan Kemhan, Naskah Akademik RUU PSDN, Kementerian


Pertahanan RI, 2019-Djiwandono, J Soedjati, Konsep Keamanan: Pengalaman
Indonesia dalam Bantarto Bandoro (ed), Agenda dan Penataan Keamanan Asia
Pasifik (Jakarta: CSIS, 1996)

Forum untuk Reformasi Demokratis, Penilaian Demokratisasi di


Indonesia, Lembaga Internasional untuk Bantuan Demokrasi dan Pemilu, 2000.

Eksistensi TNI Dalam Menghadapi Ancaman Militer dan Nir Militer


Multidimensional di Era Milenial
https://www.kemhan.go.id/wp-content/uploads/2019/12/wiraedsus2019-web.pdf
diakses pada 04 Maret 2021 pukul 16.00.

Peran teknologi dalam peperangan,


https://www.indotelko.com/read/1576930360/teknologi-pertahanan diakses pada
04 Maret 2021 pukul 21.15.

Berlomba-lomba membangun kemampuan militer mereka baik dari sisi


jumlah personil pasukan, teknologi militer, maupun alutsistanya,
https://www.myindischool.com/content/myinfo/3-pasukan-militer-terkuat-di-dunia-
indonesia-termasuk-tidak-ya diakses pada 04 Maret 2021 pukul 23.00.
Kajiantentang konsekuensi logis perkembangan globalisasi dan kemajuan
IT terhadap kepentingan organisasi TNI AD,
https://seskoad.mil.id/admin/file/kajian/38%20Kajian%20Konsekuensi
%20Logis.pdf diakses pada 04 Maret 2021 pukul 23.30.

Anda mungkin juga menyukai