Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Program Studi Universitas Pertahana

IMPLEMENTASI PEMBINAAN MENTAL FUNGSI KOMANDO SUMBER DAYA


MANUSIA DI LANTAMAL III JAKARTA

THE IMPLEMENTATION OF MENTAL GUIDANCE OF COMMAND FUNCTION OF


HUMAN RESOURCES IN THE 3TH NAVAL MAIN BASE OF JAKARTA

I Wayan Warka1
Program Studi Strategi Pertahanan Laut Universitas Pertahanan
(iwayanwarka63@gmail.com)

Abstrak -- Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan serta faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan pembinaan mental fungsi komando prajurit TNI AL di Lantamal III
Jakarta. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Unit
analisis penelitian ini adalah pendapat key informen yang penentuannya dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model interaktif. Triangulasi keabsahan
data dilakukan dengan jalan: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan
triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan mental fungsi komando
telah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Lantamal III Jakarta.
Beberapa faktor pendukung adalah: antusiasnya para prajurit, idiologi maupun tradisi dalam
mengikuti setiap kegiatan pembinaan. Sedangkan hambatan-hambatan diantaranya adalah:
kecenderungan prajurit dan keluarganya yang hidup konsumtif-materialistis, padatnya Tugas
Operasi dan Latihan, tidak adanya pejabat rohani, terbatasnya perwira rohani dan minimnya buku-
buku referensi. Oleh karena itu, hendaknya Lantamal III Jakarta lebih meningkatkan lagi kegiatan
pembinaan mental fungsi komando agar tercipta mental prajurit TNI AL yang tangguh.
Kata kunci: pembinaan mental, fungsi komando

Abstract -- The purpose of this study is to analyze the implementation as well as supporting and
inhibiting factors for the implementation of mental development in the command function of the
Indonesian Navy in the 3rd Naval Main Base of Jakarta. The approach of this research is qualitative
with qualitative descriptive method. The unit of analysis of this study is the opinion of the key
informant whose determination was made by purposive sampling technique. Data analysis
techniques use interactive models. Triangulation of data validity is done by way of: extension of
participation, persistence of observation, and triangulation. The results of the study indicate that the
implementation of the command function mental development has been running well in accordance
with the provisions in force at the 3rd Naval Main Base of Jakarta. Some supporting factors are:
enthusiasm of the soldiers, ideology and tradition in participating in each coaching activity. While the
obstacles include: the tendency of soldiers and their families to live consumptively-materialistically,
the density of the Operations and Training Tasks, the absence of spiritual officials, the limited
spiritual officers and the lack of reference books. Therefore, the 3rd Naval Main Base of Jakarta
should further enhance the command function mental development activities in order to create a
strong mentality of Indonesian Navy soldiers.
Keywords: mental guidance, command function

1
Program Studi Strategi Pertahanan Laut Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan.

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 1
Pendahuluan kedisiplinan pribadi yaitu seseorang tidak

K
ondisi mental Prajurit pernah meninggalkan ibadah kepada
Tentara Nasional Angkatan Tuhan Yang Maha Esa.
Laut (TNI AL) yang mantap Tugas-tugas yang diemban prajurit
salah satunya dilatarbelakangi oleh TNI AL di Lantamal III Jakarta tidaklah
kondisi mental yang mantap pula sebagai ringan, mengingat begitu luasnya wilayah
salah satu unsurnya. Mental rohani perairan yang menjadi kontrol satuan
adalah keyakinan agama. Keyakinan tersebut. Oleh karena itu sangat
agama yang mantap akan nampak dalam dibutuhkan kualitas mental Prajurit yang
etika, budi pekerti atau tingkah laku yang berkualitas sehingga dapat menjalankan
baik dalam kehidupan sehari-hari. Nilai segala amanah, tugas dan tanggung
keyakinan agama yang mantap akan jawaban sebagai prajurit TNI AL dengan
menjadi dasar dan memberikan dorongan penuh kedisiplinan.
moril dalam bertindak dan sekaligus Upaya menjaga kedisiplinan dalam
sebagai alat kontrol dalam tindakan itu. menjalankan tugas bukan perkara yang
Prajurit TNI AL tidak lepas dari tata mudah bagi prajurit TNI AL, karena begitu
tertib kehidupan masyarakat pada besarnya tantangan yang harus dihadapi
umumnya. Berkaitan dengan bidang mengingat begitu lamanya waktu
tugasnya, maka ciri utama kehidupan TNI bertugas dan lamanya berpisah dengan
AL adalah disiplin. Disiplin merupakan istri dan keluarga. Bagi prajurit yang
kepatuhan terhadap peraturan hukum lemah keimanan dan ketaqwaannya akan
atau tunduk kepada pengawasan dan sangat mudah terjerumus kepada
pengendalian, dan disiplin diartikan juga pelanggaran pelanggaran dan tindakan
sebagai latihan yang bertujuan asusila.
mengembangkan diri agar dapat berlaku Dalam mempertahankan
tertib. Apabila dianalisis, maka disiplin kedisiplinan perlu adanya pemberian
mengandung beberapa unsur yaitu, motivasi berupa pembinaan mental
adanya sesuatu yang harus ditaati atau fungsi komando yang berkesinam-
ditinggalkan dan adanya proses sikap bungan bagi setiap prajurit TNI AL,
seseorang terhadap hal tersebut, disiplin pembinaan mental dapat dilakukan di
merupakan kunci kedisiplinan pada kesatrian, di komplek perumahan, di
lingkungan yang lebih luas lagi. Contoh

2 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3


kantor, maupun di tempat bertugas mental untuk melaksanakan tugas
secara terjadwal dan bersikap melekat. merupakan hasil yang terencana dan
TNI AL yang bertugas ke medan konseptual yang sudah terjadwal rutin
operasi tempur laut dalam rangka termasuk aspek mental rohani.
bertempur menggunakan persenjataan Pembinaan mental fungsi komando bagi
demi untuk memenangkan pertempuran prajurit TNI AL di Lantamal III Jakarta
bukanlah suasana yang menyenangkan dilakukan dengan metode yang telah
meskipun pelaksanaannya dilakukan ditentukan yaitu kauseri agama (ceramah
dengan penuh percaya diri dan agama), kultum (kuliah tujuh menit),
kebanggaan dengan satu harapan pengajian-pengajian, jam komandan dan
mampu menyelesaikan tugas operasi praktik-praktik ibadah lainnya.
dengan baik dan dapat mengangkat Rasa bangga karena terpilih untuk
harga diri segenap bangsa. Kebanggaan menjalankan perintah dan kewajiban-
selalu meliputi perasaan prajurit secara kewajiban selaku prajurit Sapta Marga,
perorangan maupun satuan, perasaan hadir dalam hati. Sikap dan pendirian
bangga tersebut menggema dalam hati seperti itu sudah menjadi naluri yang
sanubarinya secara terus menerus. Rasa melekat pada diri setiap prajurit TNI AL,
bangga itu hadir karena telah terpilih karena memperoleh kewajiban untuk
untuk menjalankan kewajiban-kewajiban melaksanakan tugas merupakan amanah
selaku prajurit sapta marga. Kewajiban dan kehormatan yang harus ditunaikan
melaksanakan segala tugas yang dengan penuh rasa tanggung jawab.
dipercayakan kepada dirinya dan Setelah berada di medan tugas
satuanya direspon secara total serta meskipun prajurit TNI AL dilengkapi
mereka mempersiapkan sepenuhnya. dengan persenjataan yang lengkap
Sikap dan pendirian seperti ini sudah bukanlah suasana yang menyenangkan.
menjadi naluri yang melekat pada diri Berusaha tenang, percaya diri, pasrah
setiap prajurit, karena memperoleh (tawakkal) kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kewajiban untuk melaksanakan tugas berjalan seiring rasa optimis dengan satu
yang merupakan amanah dari negara harapan mampu menyelesaikan tugas
yang harus ia tunaikan dengan sebaik- dengan baik, adalah perasaan manusiawi
baiknya dengan penuh seksama dan yang bisa saja terjadi pada siapapun tak
penuh rasa tanggung jawab. Kesiapan terkecuali prajurit TNI AL. Kecamuk

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 3
perasaan dan mental yang bercampur Metode Penelitian
baur tadi selalu meliputi hati prajurit Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif
secara perorangan maupun satuan. dengan metode deskriptif kualitatif.
Untuk mengatasi situasi ketika Teknik pengumpulan data meliputi:
menjalankan tugas, dibutuhkan mental observasi, wawancara, dan studi
yang kuat, karena jika tidak, bisa jadi bagi dokumentasi. Unit analisis penelitian ini
prajurit yang selamat akan mengalami adalah pendapat key informen yang
shock, defresi dan lain sebagainya. penentuannya dilakukan dengan teknik
Semua itu sangat tergantung pada kuat sampel bertujuan (purposive sampling).
atau lemahnya mental seorang prajurit, Prosedur pengumpulan data meliputi:
yaitu keimanan dan ketaqwaan yang baik. tahap pra lapangan, tahap pekerjaan
Mental yang baik bagi prajurit lapangan, tahap analisis data dan tahap
Satfib Koarmabar, tidak serta merta pelaporan data. Teknik analisis data
begitu saja terjadi. Untuk menciptakan menggunakan model interaktif dari Miles
mental yang baik tentunya dibutuhkan dan Huberman (2002), meliputi:
Pembinaan Mental fungsi komando yang pengumpulan data, reduksi data,
baik pula. Dan sudah barang tentu upaya penyajian data, verifikasi, dan penarikan
untuk menciptakan mental prajurit TNI kesimpulan. Triangulasi keabsahan data
AL harus dilaksanakan dengan sebaik- dilakukan dengan jalan: perpanjangan
baiknya. keikutsertaan, ketekunan pengamatan,
Kenyataan di lapangan dan triangulasi.
menunjukkan masih ada prajurit TNI AL di
Lantamal III Jakarta yang mentalnya Hasil Penelitian dan Pembahasan
tidak kuat (lemah), sehingga ada Pelaksanaan Pembinaan Mental Fungsi
beberapa yang melanggar disiplin atau Komando di Lantamal III Jakarta
melakukan tindakan indisipliner. Baik Pembinaan mental di lingkungan TNI AL
pelanggaran berbentuk desersi dalam di Lantamal III Jakarta adalah pembinaan
menjalankan tugas, perbuatan asusila, yang melekat dan dilakukan secara terus
penyalah gunaan narkoba dan bentuk- menerus guna menanamkan kesadaran
bentuk pelanggaran lainnya. Hal ini dan ketahanan mental sehingga
dilakukan disemua tingkat dan strata baik menjadikan prajurit yang bertaqwa,
Perwira, Bintara maupun Tamtama. nasionalis, tidak mengenal menyerah.

4 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3


Demi terbentuknya pembinaan mental pendekatan pembinaan mental fungsi
prajurit TNI AL di Lantamal III Jakarta komando. Apabila motivasi itu
maka realisasi pembinaan mental berlandaskan keimanan maka akan
tersebut harus dilaksanakan dengan terciptalah sebuah jati diri (eksisitensi)
berkelanjutan dari waktu ke waktu, dan yang memiliki nilai tinggi. Iman yang telah
tidak berhenti dengan suatu sasaran dan yang telah mengetuk kesadaran jatidiri
program yang jelas dengan hasil yang sebagai hamba dan sekaligus khalifah,
terukur. Sebagaimana dinyatakan maka seorang prajurit TNI AL tidak akan
Handoko (2001: 243) pembinaan sumber menyia-nyiakan peluang berlalu tanpa
daya manusia adalah penting bagi arti.
individu dan organisasi apalagi organisasi Secara umum pembinaan mental
yang besar dan juga sangat dibutuhkan fungsi komando prajurit telah berjalan
untuk menyesuaikan diri dengan dengan baik, meskipun masih ada
kemajuan teknologi. Pembinaan juga beberapa prajurit TNI AL di Lantamal III
dapat meningkatkan kepuasan kerja Jakarta yang masih melakukan
dirinya. Hal ini juga mendukung teori pelanggaran-pelanggaran disiplin seperti
Maslow, dalam Asnawi (2007: 104) yang telah telah penulis sebutkan di atas
dengan teori kebutuhan dan semuanya telah dilakukan tindakan
keberhasilannya menyatakan manusia disiplin sesuai dengan kapasitas
adalah binatang yang berkebutuhan, ada pelanggarannya serta telah diberikan
lima tingkat kebutuhan manusia yang pembinaan kembali agar mereka semua
disampaikan Maslow salah satunya dapat kembali melaksanakan tugas
adalah kebutuhan rasa aman (safety kedinasan. Pembinaan mental fungsi
needs) apabila kebutuhan rasa amannya komando prajurit TNI AL di Lantamal III
telah terpenuhi, maka manusia akan Jakarta perlu sekali ditingkatkan. Hal ini
merasakan ketentraman batin, mendukung teori Hasibuan (2000: 3)
ketentraman batin akan dapat diperoleh bahwa prajurit TNI AL merupakan sumber
mana kala manusia sudah merasa dekat daya manusia yang terlibat di dalam suatu
dengan Tuhannya, kedekatan manusia organisasi dalam mengupayakan
dengan Tuhannya dalam hal ini prajurit terwujudnya tujuan organisasi tersebut.
TNI AL di Lantamal III Jakarta dapat Adapun data yang diperoleh
dilakukan salah satunya adalah dengan berkaitan dengan pelaksanaan Bintal

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 5
Fungsi Komando adalah sebagai berikut: positif kebahagiaan dan kemampuan
(1) Terlaksananya Jam komandan pada dirinya.
hari Senin yang dihadiri oleh seluruh Dan Adapun materi pembinaan mental
KRI, perwira staf dan seluruh anggota. Tradisi Kejuangan yang diselenggarakan
Jam komandan ini adalah salah satu oleh Lantamal III Jakarta yaitu: (1)
bentuk pembinaan personel sebagai Menyelenggarakan Upacara pada hari-
sarana sosialisasi terhadap kebjiakan hari besar nasional. (a) Hari Kesaktian
pimpinan terhadap anggota sekaligus Pancasila. (b) Hari Proklamasi
sebagai jalur komunikasi antara atara Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus. (c)
atasan dan bawahan. (2) Terlaksananya Renungan suci 17 Agustus di Taman
bintal Tradisi Kejuangan dan atau materi; Makam Pahlawan Kalibata. (d) Ziarah Ke
Peraturan Baris-berbaris, Peraturan Dinas Makam Pahlawan Kusuma Bangsa. (e)
Dalam (khas TNI AL), Peraturan Hari Pahlawan 10 November. (f) Upacara
Penghormatan Militer, Peraturan Dinas Bendera Tanggal 17 setiap bulan. (2)
Garnisun dan Peraturan Tatacara Upacara Menyelenggarakan upacara hari-hari
Militer (P5T) yang lain untuk anggota staf besar TNI AL diantaranya: (a) Hari Darma
Lantamal III Jakarta yang dilaksanakan Samudra Tgl 15 Januari. (b) HUT Kowal Tgl
setiap hari Rabu. Bintal Tradisi Kejuangan 5 Januari. (c) HUT Pomal Tgl 20 Februari.
dilaksanakan dalam rangka melatih (d) Hari Pendidikan TNI AL Tanggal 12
kedisiplinan, menumbuhkan semangat Mei. (e) HUT TNI AL Tanggal 10
kejuangan dan melestarikan tradisi khas September. (f) Hari Armada Tgl 5
TNI Angkatan Laut. Pembinaan mental Desember. (3) Menyelenggarakan
prajurit TNI AL sangat penting Ceramah dan Penyuluhan Pembinaan
sebagaimana dinyatakan Darajat (2003: Mental Tradisi Kejuangan tentang
13) tujuan pembinaan mental adalah penegakan ham, hukum dan kedisiplinan,
untuk memperoleh kesehatan mental, meliputi: (a) Bidang Keamanan Negara
terwujudnya keharmonisan yang (Pasintel). (b) Kesadaran Hukum
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi (Pakum). (c) Bahaya Narkoba (Diskes). (d)
jiwa serta mempunyai kesanggupan Bahaya Teroris (Badan Nasional
untuk menghadapi problem-problem Penanggulangan Teroris/BNPT). (e)
biasa yang terjadi, dan merasakan secara Ketertiban dan Kedisiplinan (Pomal). (4)
Menyelenggarakan Upacara Militer dalam

6 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3


pemakaman Anggota TNI AL yang masih Pelaksanaan pembinaan rohani di
aktif dan purnawirawan yang memiliki unsur-unsur/kapal pelaksanaan
bintang jasa Jalasenan Narariya. (5) menyesuaikan dengan kegiatan yang ada.
Terlaksanananya bintal rohani dengan Pada saat kapal sandar kegiatan Binroh
kegiatan Kosri Agama setaip hari Kamis mengikuti yang ada di pangkalan Pondok
sesuai keyakinan dan agama masing- Dayung yang diadakan oleh Lantamal III,
masing. Bintal rohani dilaksanakan dalam namun pada saat kapal berlayar maka
rangka meningkakan keimanan dan diadakan yasinan dan taushiyah pada
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha setiap malam Jum’at dipimpin olah salah
Esa sebagai pedoman dalam mencapai satu Perwira atau ABK (Anak Buah Kapal)
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, yang dipandag memiliki kemampuan
taat menjalankan ibadah sesuai ajaran sebagai Baroh (Bintara Rohani).
agama yang dianutnya dengan penuh
kesadaran akan tanggungjawab sebagai Faktor Pendukung dan Penghambat
insan hamba Tuhan, serta memiliki Pelaksanaan Pembinaan Mental Fungsi
Berbudi pekerti luhur/berakhlak mulia. Komando
Pelaksanan kegiatan bintal rohani di Prajurit TNI AL di Lantamal III Jakarta
Satfib Armabar sebelum peristiwa dapat dikatakan religius dan mayoritas
ledakan gudang peluru bergabung beragama Islam. Pembinaannya
dengan kegiatan satuan samping di diusahakan terus menerus dan
Masjid Bahrul Ulum Pondok Dayung. berkesinambungan dengan ditunjang
Setelah peristiwa ledakan gudang peluru dengan sarana dan fasilitas yang
kemudian Satfib Armabar pindah ke disediakan untuk siap pakai, seperti
Gedung Diskes Lantamal III, pelaksanaan beberapa tempat ibadah yang berada
kegiatan kosri agama secara rutin tetap dilingkungan Satfib Koarmabar, juga
dilaksanakan bergabung dengan Staf peran sertanya Komandan satfib
Diskes Armabar dan Satkor dengan Koarmabar dalam melaksanakan bintal
penceramah dari Institusi TNI AL dalam fungsi komando secara rutin serta
hal ini para perwira rohani dari Koarmabar memerintahkan anak buah beserta
maupun lantamal III Jakarta, maupun keluarganya untuk ikut aktif dalam
para penceramah dari luar TNI AL. mengamalkan ajaran agama secara
kontinyu dengan mengikuti ceramah-

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 7
ceramah keagamaan dimana saja mereka sebagaimana mestinya. (4) Adanya
bertempat tinggal. Itu semua merupakan Kebijakan pembinaan mental ditetapkan
faktor pendukung dan peluang dengan Telegram Kasal Nomor
pembinaan mental fungsi komando di 005/WAT/0115 Twu. 01191056 tentang
lingkungan Lantamal III Jakarta. Untuk Arahan Giat Bintal Tahun 2015 berupa
mensukseskan pembangunan nasional, Perintah Harian Sifat Tetap (PHST)
diperlukan prinsip kesinambungan antara meskipun dalam pelaksanaannya
kepentingan duniawi dan ukhrowi. Hal ini disesuaikan dengan kegiatan
merupakan landasan pokok dan unsur- Satuan/Satker. (5) Adanya Telegram Kasal
unsur mutlak yang tidak boleh diabaikan Nomor 016/WAT/0214 Twu. 0221
demi keberhasilan pembangunan himbauan tentang melaksanakan
manusia Indonesia seutuhnya. ceramah bintal secara seimbang yang
Adapun faktor-faktor pendukung terdiri dari Bintal Rohani, Bintal Ideologi
pelaksanaan pembinaan mental fungsi dan Bintal Tradisi Kejuangan. (6) Adanya
komando prajurit TNI AL di Lantamal III Pejabat Perwira Rohani dari Subdisbintal
Jakarta adalah sebagai berikut: (1) yang bertanggungjawab atas
Kesadaran yang tinggi dari anggota akan pelaksanaan Pembinaan Mental di
kebutuhan sandaran rohani sehingga lingkungan Lantamal III Jakarta. (7)
sangat merasa membutuhkan pembinaan Terselenggaranya apel gabungan di
mental. (2) Bagi anggota yang belum Makoarmabar, apel Komandan Satuan di
mengerti arti pembinaan yang Kesatrian Satfib Armabar, maupun apel
disampaikan dalam pembinaan ceramah Komandan Unsur sebagai wujud
singkat baik materi rohani, idiologi pembinaan mental Kejuangan. (8)
maupun tradisi kejuangan TNI AL, mereka Mengikutsertakan Perwira Rohani dalam
sangat antusias untuk mendengarkan. (3) Latihan Surya Baskara Jaya.
Kegigihan dan keuletan semua pihak baik Kendala pembinaan mental fungsi
perwira staf maupun perwira rohani komando dalam mendukung kesiapan
untuk memberikan pelayanan yang tugas operasi laut bagi para prajurit TNI di
memuaskan kepada para prajurit TNI AL Lantamal III Jakarta yaitu pengaruh
di dan PNS (Pegawai Negeri Sipil) di lingkungan memainkan peran utama
Lantamal III Jakarta, sehingga terciptanya terhadap pertumbuhan dan
proses pembinaan yang diharapkan perkembangan pribadi seorang prajurit,

8 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3


sepanjang sejarah bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. (4) Letak
senantiasa menyerap peradaban dan kesatrian Satfib Koarmabar berjauhan
kebudayaan luar dalam arus budaya dengan Mako Armabar, Satfib Koarmabar
bangsa luar yang turut mempengaruhi berada di Pondok Dayung, sehingga
gerak langkah kemajuan dan kecerdasan kegiatan pembinaan mental rohani yang
terbawa pula unsur-unsur negatifnya sifatnya gabungan sering mengalami
yang tidak sesuai atau bahkan hambatan. (5) Padatnya Tugas Operasi
bertentangan dengan kepribadian bangsa dan Latihan sering menjadi alasan tidak
Indonesia. Pengaruh negatif ini terlaksananya kegiatan pembinaan
menimbulkan pergeseran tata nilai, sikap rohani. (6) Tidak ada pejabat Perwira
dan pandangan hidup yang selama ini Rohani (Paroh) atau Rohaniwan di Satfib
dijunjung tinggi oleh bangsa kita. Diantara Koarmabar, dan terbatasnya Perwira
pengaruh negatif yang membahayakan rohani/rohaniwan dari Subdisbintal
eksistensi seorang prajurit adalah sebagai Koarmabar. (7) Minimnya ketersediaan
berikut. (1) Kecenderungan hidup bergaya buku-buku referensi yang dapat
konsumtif-materialistis yang meningkatkan tingkat pengetahuan
menimbulkan persaingan atau spiritualitas, ideologi dan tradisi
perlombaan menumpuk harta. (2) Sikap kejuangan.
mental idividualistis membahayakan jiwa Untuk menanggulangi dampak yang
kebersamaan atau kegotong royongan tidak diinginkan tersebut, maka perlu
yang telah menjadi kepribadian kita, ditangani secara serius dengan usaha-
sebagai warisan nenek moyang yang usaha yang tepat. Sementara itu bagi
harus dipertahankan. (3) Sikap berani keluarga besar Satfib Koarmabar yang
melanggar norma-norma kesopanan, menjadi faktor penghambat ialah justru
kesusilaan dan agama, secara umum motivasi iman dari masing-masing
kondisi mental prajurit Satfib koarmabar pemeluk agama itu sendiri, karena
saat ini masih menunjukan sikap dan sebagian besar mereka masih bnayak
semangat juang serta pengabdian yang yang belum menghayati dan
tinggi, namun masih dijumpai oknum- mengamalkan ajaran agama. Namun
oknum yang kurang menghayati dan berkat pebinaan mental fungsi komando
mengamalkan nilai-nilai Sapta Marga, yang dilaksanakan secara terus menerus
Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI berkesinambungan dan dengan

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 9
pertolongan Tuhan YME, mereka secara adalah Pembinaan Mental Rohani,
bertahap dapat menghayati dan Pembinaan Mental Ideologi dan
mengamalkan ajaran syariat agama sesuai Pembinaan Mental Tradisi Kejuangan
keyakinan mereka masing-masing. Hal ini (Pusbintal TNI AL, 2012: 143).
sesuai dengan Buku Petunjuk Teknis Pembinaan Mental Rohani adalah
Pebinaan Mental Personel TNI Angkatan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan
Laut (Pusbintal TNI AL, 2012: 143) bahwa untuk memelihara dan meningkatkan
pembinaan Mental Fungsi Komando keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
adalah fungsi organik militer yang Yang Maha Esa, mempertinggi
berkaitaitan dengan pembinaan mental moral/akhlak yang luhur baik dalam
anggota TNI yang penyelenggaraannya hubungan manusia dengan Tuhan Yang
menjadi kewajiban dan tanggung jawab Maha Esa, manusia dengan sesamanya,
komandan/atasan. Dengan demikian maupun dengan diri pribadi dan
pembinaan mental bukan saja menjadi lingkungannya. Pembinaan mental rohani
tugas perwira bintal atau Paroh atau akan membentuk karakter prajurit yang
rohaniwan, tetapi setiap mampu mengimplemenasikan akhlak
komandan/atasan memiliki tanggung atau budi pekerti yang mulia (akhlakul
jawab terhadap pembinaan mental karimah), rajin dan taat dalam beribadah
terhadap bawahannya. atas dasar keimanan dan ketakwaannya
Pembinaan mental TNI Angkatan kepad Tuhan Yang Maha Esa.Pembinaan
Laut adalah segala usaha, tindakan dan Mental Ideologi adalah segala usaha,
kegatan yang membentuk, memelihara pekerjaan dan kegiatan pembinaan
serta meningkatkan dan memantapkan mental Ideolgi Pancasil dalam kehidupan
kondisi jiwa anggota TNI Angkatan Laut Prajurit TNI. Bintal Ideologi akan
berdasarkan Pancasila, Saptamarga, membentuk karater nasionalisme dalam
Sumpah Prajurit, Doktrin TNI Tri Dharma diri prajurit sehingga akan menumbuhkan
Eka Karma (Tridek), Trisila TNI AL, sikap disiplin, memiliki etos kerja yang
sehingga memiliki mental yang tangguh tinggi, soliditas yang handal dan cinta
dalam menghadapi setiap penugasan dan terhadap Negara Kesatuan Republik
dapat diimplementasukan dalam Indonesia (NKRI) (Diswatpersal Mabesal,
kehidupan sehati-hari. Komponen 2006: 9).
Pembinaan mental TNI Angkatan Laut

10 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3


Pembinaan Mental Tradisi prajurit, Idiologi maupun tradisi dalam
Kejuangan Pembinaan Mental Ideologi mengikuti setiap kegiatan pembinaan
adalah segala usaha, pekerjaan dan baik pembinaan mental rohani kejuangan.
kegiatan pembinaan berdasarkan nilai- Juga keuletan semua pihak baik perwira
nilai agama, Pancasila, Sapa Marga, staf maupun perwira rohani untuk
Sumpah Prajurit, serta sosial budaya yang memberikan pelayanan yang memuaskan
telah menjadi tradisi TNI. Bintal Trajuang kepada para prajurit TNI AL dan PNS di
dapat membentuk karakter militansi Lantamal III Jakarta, sehingga
prajurit yang memiliki jiwa keperwiraan terciptanya proses pembinaan yang
atau keteladanan, pantang menyerah dan diharapkan. Sedangkan hambatan-
rela berkorban untuk kepentingan bangsa hambatan yang dihadapi diantaranya
dan negara di atas kepentingan adalah: kecenderungan prajurit dan
pribadinya (Diswatpersal Mabesal, 2006: keluarganya yang hidup konsumtif-
4). materialistis sehingga menimbulkan
persaingan dan berubahnya gaya hidup,
Kesimpulan padatnya Tugas Operasi dan Latihan
Pelaksanaan pembinaan mental fungsi sehingga sering menjadi alasan tidak
komando prajurit TNI AL di Lantamal III terlaksananya pembinaan rohani, tidak
Jakarta telah berjalan dengan baik sesuai adanya pejabat rohani/rohaniwan di
dengan ketentuan Peraturan Harian Sifat Lantamal III Jakarta, terbatasnya perwira
Tetap (PHST) dan Prosedur Tetap rohani di Subdisbintal Lantamal III Jakarta
(PROTAP) yang berlaku di lingkungan TNI dan minimnya buku-buku referensi yang
AL, namun masih perlu ditingkatkan lagi dapat meningkatkan wawasan dan
agar lebih efektif dan efisien, serta pengetahuan spiritualitas idiologi dan
prajurit KRI yang akan ditugaskan ke kejuangan. Oleh karena itu, hendaknya
medan operasi belum diberikan Lantamal III Jakarta lebih meningkatkan
pembekalan berupa ceramah agama, lagi pelaksanaan kegiatan pembinaan
tausyiah, maupun doa bersama. mental fungsi komando di kesatuannya
Beberapa faktor pendukung agar harapan terciptanya mental prajurit
terselenggaranya pembinaan mental yang tangguh dapat terwujud dan
fungsi komando di Lantamal III Jakarta menekan tingkat pelanggaran yang
diantaranya adalah: antusiasnya para dilakukan prajurit.

Implementasi Pembinaan Mental Fungsi Komando SDM Lantamal III Jakarta | I Wayan Warka | 11
Daftar Pustaka Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004
tentang Tentara Nasional Indonesia.
Asnawi, Sahlan. (2007). Teori Motivasi
dalam Pendekatan Psikologi Industri
dan Organisasi. Studia Press.
Jakarta.
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. (2016). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Jakarta.
Daradjat, Zakiah. 2003. Kesehatan
Mental.Gunung Agung. Jakarta.
Diswatpersal Mabesal. (2006). Buku
Petunjuk Pembinaan Mental Rohani
Personel TNI AL. Publikasi Umum.
Jakarta.
Diswatpersal Mabesal. (2006). Buku
Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan
Mental Idiologi Personel TNI
Angkatan Laut. Publikasi Umum.
Jakarta.
Handoko, T. Hani. (2001), Manajemen.
Edisi II. PT. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, Sayuti. (2000). Manajemen
Sumber Daya Manusia: Pendekatan
Non Sekuler. Muhammadiyah
University Press. Surakarta.
Pusbintal TNI. (2012). Buku Petunjuk Induk
Pembinaan Mental TNI. Pinaka
Baladika. Jakarta.
Pusbintal TNI AL. (2012). Buku Petunjuk
Teknis Pebinaan Mental Personel TNI
Angkatan Laut. Pinaka Baladika.
Jakarta.
Samsudin, Sadili. (2010). Manajemen
Sumber Daya Manusia. CV. Pustaka
Setia. Bandung.
Spencer, M. Lyle and Spencer, M. Signe.
(2003). Competence at Work:
Models for Superrior Performance.
John Wily & Son,Inc. New York.

12 | Jurnal Strategi Pertahanan Laut | Desember 2018 | Volume 4 Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai