Anda di halaman 1dari 8

TERBATAS

PERAN DANYON DALAM UPAYA PEMBINAAN DISIPLIN, HUKUM DAN TATA


TERTIB GUNA MEMELIHARA KEMAMPUAN DAN KESIAPAN OPERASIONAL
SATUAN

PENDAHULUAN

 Pembinaan personel adalah salah satu fungsi organik yang


merupakan bagian terpenting dari pembinaan satuan TNI AD secara keseluruhan.
Pembinaan personel merupakan bagian dari pembinaan satuan dengan subjek
maupun objek pembinaan adalah manusia. Dimana ada perbedaan yang sangat
menyolok antara TNI AD dengan TNI AL dan AU, yaitu bila TNI AL dan AU adalah
manusia yang dipersenjatai maka TNI AD adalah Alut Sista yang diawaki sehingga
keberadaan personel itu sangat penting sebagai subyek dan obyek pembinaan
satuan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan pembinaan disiplin, hukum dan
tata tertib adalah salah satu upaya prioritas yang mendasari etos kerja satuan.
 Pada beberapa waktu belakangan ini pembinaan disiplin, hukum dan
tata tertib dirasakan masih kurang dan perlu ditingkatkan. Hal ini tidak dapat
dipungkiri dan dapat diketahui dari cukup banyaknya pelanggaran prajurit yang
terjadi, antara lain : adanya prajurit yang melakukan perampokan dengan
kekerasan, disersi secara massal, narkoba, menjadi tenaga pengaman di diskotik
dan panti pijat, terlibat dalam penjualan senjata api, munisi dan mobil bodong serta
pelanggaran susila, bahkan sebagai penyalur TKI “gelap”. Pelanggaran ini
dipengaruhi oleh kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini dan lingkungan
penugasan satuan khususnya satuan Arhanud yang cenderung berada didaerah
perkotaan, namun terjadinya pelanggaran tersebut tidak dapat dilepaskan dari
kurang maksimalnya peran Danyon dalam melaksanakan pembinaan satuan,
sehingga mengakibatkan menurunnya kemampuan dan kesiapan operasional
satuan.

 Memahami permasalahan tersebut diatas maka dalam Essay ini


akan mengulas tentang peran Danyon dalam upaya meningkatkan
pembinaan personel secara komprehensif melalui metode pembinaan
disiplin, hukum dan tata tertib secara terus menerus dan berkelanjutan

TERBATAS
TERBATAS
2

untuk memelihara kemampuan dan kesiapan operasional satuan. Agar


pembahasan lebih terfokus dan mengarah kepada esensi pokoknya, maka
dibawah ini akan dirumuskan persoalan penting, yakni : Bagaimana peran
Danyon dalam meningkatkan pembinaan disiplin, hukum dan tata tertib
disatuan dihadapkan pada permasalahan tingginya tingkat pelanggaran
prajurit sehingga mengakibatkan menurunnya kemampuan dan kesiapan
operasional satuan?

 Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan


gambaran singkat kepada para pembaca tentang permasalahan – permasalahan
disiplin, hukum dan tata tertib yang dihadapi oleh para Danyon yang dislokasi
satuannya berada di daerah perkotaan, sehingga dengan mengetahui
permasalahan tersebut maka para perwira yang akan menjabat sebagai Danyon
nantinya dapat menyiapkan diri dengan mempedomani upaya – upaya pembinaan
satuan yang terencana dan terarah guna memelihara kemampuan dan kesiapan
operasional satuannya dengan berpedoman kepada Buku petunjuk pelaksanaan
pembinaan satuan TNI AD.

Kebijakan pembinaan kekuatan TNI AD


 Kebijakan strategis TNI AD 2010-2014 bidang personel yaitu
pemenuhan TOP/DSPP secara bertahap sesuai skala prioritas serta
meningkatkan profesionalisme prajurit dan PNS TNI AD yang memiliki
disiplin tinggi, taat dan menjunjung tinggi, hukum, paham akan jati
dirinya sebagai tentara pejuang, tentanra rakyat dan tentara nasional,
serta memiliki wawasan kebangsaan sehingga selalu dicintai rakyat.
(Kebijakan Strategis TNI AD 2010-2014, hal 35, 2008)

Permasalahan personel disatuan (berikan contoh dan apa factor yang


mempengaruhi)

 Disiplin rendah

TERBATAS
TERBATAS
3

 Belum taat hukum

 Mengabaikan tata tertib

 Permasalahan aktual yang terjadi beberapa waktu belakangan


ini, khususnya di daerah perkotaan adalah dimana kondisi sosial
masyarakat dibidang ekonomi belum memihak pada ekonomi kerakyatan,
sehingga timbul problem sosial yang sangat kompleks, kesenjangan sosial
yang sangat tajam, kemiskinan struktural, ketidak adilan, budaya kekerasan,
main hakim sendiri, solidaritas dan toleransi masyarakat rendah ditambah
lagi dengan penyakit sosial seperti narkoba, asusila dan kriminalitas
merebak dimana-mana. Disamping itu, banyak masyarakat yang stress dan
berusaha bunuh diri akibat tidak mampu menghadapi beban hidup yang
berat. Permasalahan tersebut apabila tidak diantisipasi dengan baik akan
berdampak terhadap kondisi mental prajurit satuan Arhanud yang hampir
seluruhnya berlokasi di daerah perkotaan. Kondisi perkotaan seringkali
memiliki konotasi yang negatif, sebagai daerah maksiat, lumbung kriminal
dan perilaku masyarakatnya yang sangat konsumtif, sehingga hal ini
berimplikasi terhadap gaya hidup prajurit. Apabila hal ini tidak
diantisipasi oleh seorang Danyon secara baik maka akan
mengakibatkan meningkatnya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi
dikalangan prajurit. Disamping itu tentunya dipengaruhi juga oleh
karakter Dansat yang ada, dimana Dansat sebagai stabilisator dan
motivator satuan tidak dapat memberikan contoh dan tauladan yang
seharusnya dimiliki oleh seorang perwira, yaitu disamping sebagai
Komandan tentunya sekaligus juga sebagai Pemimpin, Bapak, Kawan
dan Guru. Dan ini sudah terbukti dibeberapa satuan Arhanud
khususnya, dimana prajuritnya tidak memiliki jiwa militansi yang kuat,
rendahnya tingkat disiplin, kesetiaan dan soliditas satuan serta
kurangnya rasa kebanggaan terhadap satuan.

 Sedangkan bila dilihat dari aspek pembinaan satuan


secara menyeluruh, yang dapat menunjang terhadap tingginya tingkat

TERBATAS
TERBATAS
4

pelanggaran satuan antara lain; ditinjau dari segi pangkalan, untuk


kondisi saat ini memang masih banyak satuan yang belum dapat
menampung seluruh personel satuan. Hal ini dapat menyulitkan
Dansat dalam hal pengawasan dan pengendalian anggotanya. Disisi
lain, kondisi materiil khususnya Alut Sista di satuan Arhanud rata-rata
sudah berusia lanjut dan banyak yang tidak operasional. Hal ini juga
dapat mengakibatkan kurangnya kebanggaan prajurit terhadap satuan
dan korpnya. Sementara dari segi pembinaan personel yang paling
menyolok adalah dalam hal perawatan personel, baik pada aspek
pembinaan mental, pembinaan moril, pembinaan tata tertib, disiplin
dan hukum serta pembinaan jasmani masih belum optimal dan sering
dipandang sebelah mata. Padahal, aspek perawatan personel inilah
yang sangat berpengaruh signifikan terhadap pemeliharaan
kemampuan dan kesiapan operasional satuan.

Peran Danyon dalam upaya meningkatkan pembinaan disiplin, hukum dan tata
tertib.

 Bila dilihat dari data dan fakta yang sudah disebutkan sebelumnya
maka upaya pembinaan satuan tersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh,
namun demikian khusus pada bidang personel harus mendapat penekanan dan
perhatian yang lebih serius. Dimana pembinaan personel adalah salah satu fungsi
organik yang merupakan bagian terpenting dari pembinaan satuan TNI AD secara
keseluruhan.

 Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh seorang Dansat


dalam penyelenggaraan pembinaan disiplin, hukum dan tata tertib satuan ini antara
lain :

1. Dansat dapat mengedepankan Bintal fungsi komando, dimana


ada beberapa komponen yang dijadikan dasar untuk membangun Mental
TNI yaitu : Bintal Rohani, Bintal Ideologi dan Bintal Kejuangan yang saling

TERBATAS
TERBATAS
5

berkaitan antar satu dengan yang lainnya. Pembinaan mental rohani,


pembinaan mental ideologi dan pembinaan mental kejuangan ditujukan agar
prajurit tersebut menjadi prajurit yang berkwalitas dan berjiwa Sapta Marga.
Bintal TNI perlu dilaksanakan secara terus menerus sesuai dengan
pentahapannya untuk mengurangi pelanggaran disiplin yang dapat
dilakukan oleh prajurit dalam pelaksanaan tugasnya dilapangan,
meningkatkan etos kerja dan menumbuhkan kesadaran beragama seperti
apa yang diharapkan. Selanjutnya dapat diuraikan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk membangun Mental TNI yaitu : 1. Metode Pembinaan
Mental Rohani dilaksanakan dengan cara perawatan rohani, bimbingan
rohani dan penyuluhan rohani sesuai agama masing-masing. Adapun
langkah-langkah nyata yang dapat dilaksanakan adalah seperti memegang
teguh jati diri TNI sepanjang kehidupannya dengan meneladani pemimpin-
pemimpin yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping itu, para pemimpin dalam melaksanakan pembinaan mental
rohani di kesatuannya bukan hanya dalam bentuk ceramah, bimbingan
penyuluhandan wisata rohani tetapi juga dalam bentuk suri teladan dalam
kehidupannya sehari-hari; 2. Metode Pembinaan Mental Ideologi. Dalam
konsep pembinaan mental ideologi prajurit ada beberapa kriteria pokok
untuk membangun ideologi atau nasionalisme diantaranya adalah Soliditas,
Kedisiplinan dan Kesetiaan kepada NKRI. Soliditas prajurit sangat
mendukung dalam penentuan kriteria kemampuannya. Hal ini dilakukan
dengan Santi Aji dan Santi Karma; 3. Metode Pembinaan Mental Kejuangan.
Prestasi satuan yang telah ditunjukan dari waktu-kewaktu perlu dipelihara
sebagai tradisi pengabdian prajurit yang terwujud dalam jiwa korsa satuan
serta tekad pantang menyerah dan rela berkorban, keperwiraan dan rasa
tanggung jawab, serta semangat/ethos kerja. Metode pembinaan mental
kejuangan dilaksanakan melalui Santi Aji dan Santi Karma serta Komunikasi
Kejuangan, dalam bentuk kunjungan silaturahmi kepada para tokoh pejuang
masa lalu, menelusuri jejak perjuangan dimasa lampau, memutar film
dokumenter dan film tentang kisah perjuangan masa lalu dengan pemeran
yang bersifat temporal. Untuk itu Dansat senantiasa dituntut untuk

TERBATAS
TERBATAS
6

memberikan pemahaman, penghayatan dan pengobaran semangat militansi


satuan yang senantiasa mencerminkan keunggulan moral, semangat
pantang menyerah dalam setiap pelaksanaan tugas.
2. Selanjutnya untuk meningkatkan pembinaan disiplin satuan
perlu diambil langkah-langkah dengan menegakkan kembali segala
peraturan yang sudah ada, mengevaluasi dan memvalidasi protap satuan
yang ada dan kemudian mengimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari,
mengawasi secara konsisten pelaksanaan peraturan dan protap yang sudah
ada sedangkan bila ada pelanggaran segera diambil tindakan yang tegas,
memberlakukan mekanisme “reward & punishment“. Demikian juga halnya
dalam hal pembinaan moril, untuk meningkatkan moril anggota, perlu
diambil langkah-langkah dengan menumbuhkan kebanggaan terhadap
satuan dengan cara menggali kembali sejarah keberhasilan satuan dan
ditekankan kepada selurah prajurit bahwa mereka adalah bagian dari
keberhasilan satuan tersebut sehingga untuk pembinaan kedepan perlu
ditanamkan doktrin satuan agar mereka dapat berbuat yang terbaik untuk
satuan. Disamping itu Dansat harus memiliki kreatifitas yang tinggi untuk
mencari prestasi pada aspek yang lain, misalnya dalam bidang olah raga
atau kesenian dan sebagainya, mengupayakan peningkatan kesejahteraan
prajurit dengan cara menggali potensi yang ada di satuan dan
memperhatikan hak-haknya sebagai anggota satuan (jangan sekali-sekali
pernah menyelewengkan hak anggota), menanamkan jiwa ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan bintal satuan dan
mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan. Sedangkan untuk meningkatkan
kembali jiwa korsa satuan dalam diri anggota maka dapat diambil langkah-
langkah dengan melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat kelompok
dan melibatkan seluruh anggota satuan, mengawasi pelaksanaan kegiatan
tersebut serta adanya keikut sertaan seluruh unsur pimpinan, menciptakan
kondisi sedemikian rupa sehingga setiap personil merasa peduli pada
lingkungan satuan serta dapat saling ketergantungan antara satu dengan
yang lain.

TERBATAS
TERBATAS
7

3. Meningkatkan pemahaman dan budaya sadar atau taat hukum


termasuk HAM melalui pemberian ceramah dengan melaksanakan
koordinasi kepada satuan hukum TNI AD yang terdekat ataupun dari
instansi dan praktisi hukum lainnya.
4. Upaya penegakan hukum dan penyelenggaraan peradilan
cepat sebagai upaya penyelesaian perkara sehingga dapat memberikan
kepastian hukum terutama terhadap kasus disersi dan pelanggaran yang
diancam dengan pemberhentian tidak dengan hormat.

Agar dicapai pelaksanaan pembinaan disiplin, hukum dan tata tertib disatuan
secara efektif dan efisien maka perlu direncanakan, diorganisir, dilaksanakan,
dikendalikan dan diawasi serta dievaluasi oleh Dansat setiap saat dengan memainkan
perannya sebagai seorang komandan sekaligus sebagai pemimpin, bapak, guru dan
rekan dengan selalu berpedoman pada 11 azas kepemimpinan. Disamping itu, untuk
memberikan dan meningkatkan pemahaman dan budaya sadar/taat hukum dapat
dilaksanakan dengan menerapkan metode couching, counselling dan mentoring bila
terdapat prajurit yang bermasalah agar didapatkan satuan yang sehat, memiliki jiwa korsa
yang tinggi, disiplin dan berjiwa militansi yang tinggi serta benar-benar memiliki kesiapan
dan kemampuan operasional untuk melaksanakan tugas pokoknya.

Dari gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelanggaran-


pelanggaran yang terjadi disatuan Arhanud disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
kondisi lingkungan masyarakat sekitar pangkalan, tidak dimilikinya jiwa militansi yang
kuat, rendahnya tingkat disiplin, kesetiaan dan soliditas satuan serta kurangnya
rasa kebanggaan terhadap satuan, yang mana diakibatkan oleh rendahnya
kualitas kegiatan pembinaan satuan yang dilaksanakan oleh komandan/pimpinan. Agar
angka pelanggaran satuan dapat dikurangi maka perlu dilaksanakan pembinaan
satuan bidang personel khususnya pembinaan disiplin, hukum dan tata tertib yang
harus lebih mendapat perhatian khusus dengan direncanakan, diorganisir,
dilaksanakan, diawasi dan dikendalikan serta dievaluasi secara terus menerus oleh
Danyon dengan memainkan perannya selaku komandan, pemimpin, bapak, guru dan
kawan serta selalu berpedoman pada 11 azas kepemimpinan. Menyadari akan

TERBATAS
TERBATAS
8

pentingnya peran Danyon dalam pembinaan disiplin, hukum dan tata tertib satuan untuk
mengurangi tingkat pelanggaran disatuan, maka selanjutnya dapat disarankan tentang
pentingnya peningkatan pemahaman dan budaya sadar/taat hukum dan penegakan
hukum disatuan serta menerapkan metode pembinaan yang dapat dilakukan dengan
teknik couching, counseling dan mentoring kepada semua unsur bawahannya yang
mengalami permasalahan sehingga didapatkan satuan yang sehat, jiwa korsa yang tinggi,
disiplin dan memiliki militansi prajurit serta benar-benar memiliki kesiapan dan
kemampuan operasional untuk melaksanakan tugas pokoknya.

Demikianlah tulisan tentang peran Danyon dalam upaya meningkatkan pembinaan


disiplin, hukum dan tata tertib guna memelihara kemampuan dan kesiapan operasional
satuan, semoga bermanfaat.

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai