Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT DI

SATUAN TEMPUR UNTUK MEMILIKI DAYA


TEMPUR SATUAN YANG TINGGI
- November 14, 2013

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Daya tempur satuan adalah totalitas kemampuan daya gerak, daya tembak, daya gempur satuan
untuk menghancurkan musuh. Untuk meningkatkan daya tempur satuan tersebut diperlukan
pembinaan yang bertahap, bertingkat dan berlanjut yang memiliki seluruh aspek pembinaan satuan.
Keberhasilan seluruh pembinaan satuan yang dilakukan oleh pembinaan satuan yang dilakukan
oleh Komandan Satuan tidak hanya tergantung kepada sarana, macam, methoda serta tingkat dan
kegiatan latihan, akan tetapi komandan satuan harus memperhatikan faktor yang paling dominan
yakni bagaimana meningkatkan moril dan semangat prajurit, karena kondisi moril dan semangat
prajurit yang tinggi dan ditunjang oleh sarana, macam, methoda serta tingkat dan kegiatan latihan
yang benar dan efektif maka akan terwujud daya tempur satuan yang tinggi.

b. Kondisi semangat dan moril prajurit sangat erat hubungannya dengan disiplin, karena kondisi
disiplin, karena kondisi disiplin prujurit yang tinggi akan terwujud apabila semangat dan moril juga
tinggi. Sehingga satu sama lain sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan permasalahan yang
timbul pada prajurit akan berpengaruh terhadap kondisi prajurit yang pada akhirnya akan
mempengaruhi tugas daya tempur satuan. Kondisi disiplin prajurit satuan tempur saat ini sudah
ada peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akan tetapi masih terdapat pelanggaran
yang dilakukan oleh prajurit satuan tempur yang mencerminkan bahwa kondisi disiplin prajurit di
satuan tempur masih perlu ditingkatkan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi prajurit disatuan tempur adalah latar belakang dan
motivasi prajurit serta pengaruh lingkungan satuan dan masyarakat disekitar pangkalan. Untuk
peningkatan kondisi disiplin prajurit disatuan tempur yang dapat mewujudkan kondisi semangat,
moril dan daya tempur satuan yang tinggi perlu diupayakan langkah-langkah kegiatan dan satuan
yang dapat mempengaruhi bahkan menghilangkan faktor yang mempengaruhi terhadap prajurit
tersebut, sesuai dengan harapan pimpinan Angkatan Darat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penulisan ini bermaksud memberikan gambaran tentang disiplin prajurit di satuan
tempur yang dapat meningkatkan daya tempur satuan.

b. Tujuan. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada satuan atas
terhadap upaya meningkatkan disiplin prajurit guna mewujudkan semangat dan moril serta daya
tempur yang optimal.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini tentang upaya
meningkatkan disiplin prajurit yang dapat memiliki daya tempur satuan, dibatasi satuan tempur
setingkat Batalyon disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Kondisi disiplin Prajurit di satuan temput saat ini.
c. Kondisi disiplin prajurit disatuan tempur yang diharapkan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Upaya meningkatkan disiplin prajurit di satuan temput.
f. Kesimpulan.
g. Penutup.

4. Pendekatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan Empiris Pragmatis yang berdasarkan


pengalaman penulis selama bertugas di satuan tempur.

KONDISI DISIPLIN PRAJURIT DI SATUAN TEMPUR SAAT INI


5. Pelanggaran Yang sering terjadi di Satuan Tempur

a. Pelanggaran dalam satuan .

1) Meninggalkan satuan tanpa ijin. Kasus pelanggaran seperti ini relatif masih terjadi. Faktor
penyebab timbulnya pelanggaran ini dikarenakan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh
prajurut itu sendiri, yang pada akhirnya mempengaruhi moril dan semangat prajurit tersebut.

2) Insubordinasi / melawan atasan. Pelanggaran seperti ini masih ada walaupun tidak banyak, bila
tidak ditangani segera maka akan berpengaruh terhadap daya tempur satuan.

3) Penyalahgunaan material. Masih terjadi prajurit di satuan tempur, menggunakan material yang
ada di satuan untuk membantu kepentingan Gerakan Pengacau Keamanan. Misalnya memberikan
bantuan munisi secara diam-diam kepada orang tertentu guna mendukung kegiatan
klandestine/GPK.

4) Pelanggaran terhadap Permildas. Pelanggaran seperti ini banyak terjadi disatuan tempur, hal ini
dapat tercermin bahwa disiplin prajurit masih kurang. Faktor penyebab menurunnya disiplin tersebut
pada umumnya karena kondisi moril dan semangat prajurit yang rendah.

b. Pelanggaran diluar satuan.

1) Perkelahian antar anggota TNI maupun antara TNI dengan masyarakat. Pelanggaran ini sering
terjadi disatuan tempur, kondisi seperti ini mencerminkan kondisi disiplin yang perlu mendapatkan
perhatian.

2) Pelanggaran Susila.

3) Pelanggaran memasuki daerah hitam, berjudi dan mabuk mabukan.

4) Pelanggaran terhadap ketentuan lingkungan masyarakat, sebagai contoh pelanggaran lain, naik
kendaraan tidak bayar, melanggar prosedur yang berlaku pada suatu instansi yang berkaitan
dengan kepentingan pribadi. Sehingga timbul kesan di kalangan masyarakat bahwa TNI tidak
disiplin.

KONDISI DISIPLIN PRAJURIT DI SATUAN TEMPUR


YANG DIHARAPKAN

6. Kondisi disiplin di dalam satuan. Kondisi disiplin yang diharapkan tercermin dalam
tindakan / kegiatan prajurit sebagai berikut :

a. Ketaatan terhadap peraturan / ketentuan yang berlaku, hal ini tercermin dari penghayatan dan
pengamalan Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI serta 5 Perintah Harian
Kasad.

b. Meresapi dan mentaati Permildas dengan baik sehingga setiap prajurit mempunyai kesadaran
yang tinggii dalam melaksanakan tugas.

c. Moril setiap prajurit selalu tinggi, hal ini dapat tercermin dalam pelaksanaan kegiatan/perintah
Atasan dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab walaupun situasi dan kondisi yang
dihadapi oleh setiap prajurit mempunyai beban yang memerlukan perhatian.

d. Mempunyai semangat yang tinggi, hal ini dapat tercermin dalam sikap dan tingkah laku
prajurit saat melaksanakan tugas yang pantang menyerah.

e. Tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit yang menyangkut pelanggaran disiplin,
pelanggaran hukum perdata maupun pelanggaran hukum pidana.

f. Terciptanya kerjasama yang erat pada bawahan dan unsur Pimpinan dalam setiap pelaksanaan
tugas.

g. Setiap tugas yang dibebankan kepada satuan dapat dilaksanakan oleh seluruh prajurit
dengan penuh rasa tanggung jawab agar tercipta hasil yang optimal.
h. Adanya kepercayaan yang penuh dari satuan prajurit terhadap atasannya.

i. Tingkat kesadaran yang tinggi dari setiap prajurit akan kedudukan dan peranannya sebagai
prajurit yang mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

7. Kondisi keluar satuan.

a. Menunjukkan sikap yang memancarkan keteladanan terhadap lingkungan serta peka terhadap
nilai-nilai sosial dan kepedulian sosial.

b. Menunjukkan sikap mental yang pantang menyerah disertai dengan kesadaran yang tinggi dan
menjadi pelopor dalam lingkungannya tercermin adanya kepercayaan diri, kebanggaan
terhadap kesatuannya serta daya tahan dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan.

c. Mentaati semua peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

8. Latar Belakang kehidupan Prajurit.

a. Kehidupan sebelum menjadi militer banyak mempengaruhi watak prajurit yang tidak dapat diubah
selama pendidikan pembentukan. Sebagai contoh akibat pengaruh kondisi ekonomi maupun
persoalan lingkungan keluarganya.

b. Motivasi. Semangat untuk menjadi prajurit pada umumnya dilandasi dengan tujuan mencari
makan. Sehingga akan banyak berpengaruh terhadap jiwa pengabdian prajurit kepada Negara.

c. Kehidupan setelah menjadi militer banyak mempengaruhi individu prajurit yang tidak berasil pada
proses pembentukan kepribadian mereka sehingga untuk menyesuaikan dengan kehidupan yang
teratur dan penuh ketentuan/peraturan. Sehingga timbul reaksi yang agresif atau menentang.
9. Pengaruh Lingkungan Satuan.

a. Kurangnya penghayatan terhadap ketentuan dan norma yang berlaku, hal ini disebabkan karena
individu kurang menyadari apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing.

b. Kualitas kepemimpinan.

1) Masih terdapat unsur pimpinan yang menempatkan dirinya sebagai Komandan, sehingga tidak
dapat membina bawahannya.

2) Pada umumnya unsur pimpinan masih banyak yang kurang berani mengoreksi, membetulkan
kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya. Hal ini disebabkan kurang mendalami pengetahuan
praktis yang harus diketahui oleh seorang pimpinan.

3) Masih banyak unsur pimpinan yang tidak dapat memberikan kontak kepada anak buahnya,
kondisi seperti ini sangat mempengaruhi kondisi disiplin, moril dan semangat pajurit.

c. Kesejahteraan. Faktor kesejahteraan sangat mempengaruhi moril dan semangat prajurit di


satuan tempur yang pada akhirnya akan mempengaruhi pola disiplin satuan, masalah yang dihadapi
prajurit :

1) Kurangnya sarana hiburan di satuan khususnya untuk prajurit bujangan.

2) Prasarana perubahan yang ada dipangkalan / asrama kurang memadai khususnya kebutuhan
air, memaksa prajurit menyisihkan sebagian waktu untuk mengambil / antri air guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh keluarganya.

3) Relatif kurang seimbang antara penghasilan dan kondisi harga barang yang dibutuhkan,
sehingga ada usaha prajurit untuk mencari tambahan diluar.
9. Pengaruh lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat disekitar tempat tingal
prajurit / Asrama sangat berpengaruh terhadap pembinaan disiplin di satuan. Beberapa kondisi
yang mempengaruhi disiplin prajurit antara lain :

a. Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat gotong royong berubah kearah kearah pola hidup
yang bersifat individualis atau egoistis.

b. Pola hidup sederhana yang tadinya dianut masyarakat telah bergeser kearah pola hidup
konsumtif, sehingga mempengaruhi sendi hidup perorangan dalam masyarakat.

c. Struktur kekeluargaan yang luas dan akrab berubah kearah struktur kekeluargaan yang sempit.

d. Ambisi di bidang karier dan mengejar materi cenderung mengganggu antar pribadi di dalam
masyarakat dan keluarga.

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT


DI SATUAN TEMPUR

10. Subjek, Objek dan Methode dalam meningkatkan Disiplin Prajurit

a. Subjek. Semua unsur pimpinan mulai tingkat Danru keatas merupakan Subjek, yang dituntut
untuk memiliki tingkat kesadaran dan displin yang mantap, mampu mengkomunikasikan antara
yang harus ditaati oleh prajurit dan mengawasi pelaksanaannya. Untuk mendukung keberhasilan
dalam meningkatkan disiplin maka unsur pimpinan dituntut hal-hal sebagai berikut :

1) Mampu mengaplikasikan peranan / kedudukannya sebagai Komandan, Pimpinan, Bapak dan


Pelatih pada saat yang tepat, pada kondisi seperti sekarang ini dituntut untuk lebih banyak
memerankan dirinya sebagai Bapak dari pada sebagai Komandan.

2) Seorang pimpinan harus mempunyai kemampuan yang lebih dari anggotanya, sehingga dapat
diakui oleh anak buahnya.
3) Mampu untuk mengoreksi dan mengarahkan kesalahan yang dilakukan anak buahnya sehingga
dapat dimengerti dan dapat diperbaiki oleh prajurit.

b. Objek. Yang menjadi objek peningkatan disiplin prajurit di satuan tempur adalah seluruh prajurit
yang ada, mulai dari prajurit terendah s/d Komandan Batalyon, hal ini sebagai konsekuensi logis
bahwa setiap individu yang ada di satuan tempur dituntut untuk mematuhi, mentaati semua
ketentuan peraturan dan norma yang berlaku bagi prajurit TNI.

c. Metode. Metode peningkatan disiplin di satuan tempur antara lain dapat digunakan sebagai
berikut :

1) Metode keteladanan. Unsur pimpinan dituntut mempunyai kelebihan dari segi ilmu, fisik dan
ketrampilan dilapangan, disamping itu dapat memberikan contoh yang nyata dari pelaksanaan
segala ketentuan yang berlaku apabila semua unsur pimpinan sudah dapat memberikan contoh
maka sudah barang tentu mengikuti langkah-langkah yang diambil oleh pimpinan.

2) Metode Pimpinan. Pembentukan disiplin melalui metode pembinaan pada dasarnya


menumbuhkan, memelihara dan memperkuat tingakh laku yang tidak dikehendaki atau dapat
diterima dan sebaliknya menghilangkan tingkah laku yang tidak dikehendaki, langkah yang dapat
dilakukan antara lain :

a) Memberikan hadiah/penghargaan terhadap prestasi yang dilakukan oleh


anggota.

b) Memberikan sangsi terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh


anggota secara fungsional, sangsi harus rasional, aktual, adil dan bersifat
mendidik.

3) Metode edukatif. Memberikan penjelasan, pendidikan dan pengarahan terhadap anggota secara
rutin melalui jam Komandan, tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh prajurit.
4) Metode Persuasif. Metode ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran seluruh anggota
agar ikut aktif dalam setiap usaha untuk menegakkan disiplin baik dalam tubuh satuan maupun di
luar satuan. Agar metode ini dapat berjalan harus diimbangi dengan keteledanan dari unsur
pimpinan.

5) Metode Refresif. Metode ini digunakan pada tahap terakhir apabila dengan metode lain tidak
diperbaiki, metode ini harus dilakukan dengan tegas dan bijaksana.

11. Upaya menciptakan iklim yang menunjang. Unsur kejiwaan yang meliputi moril, disiplin,
kepemimpinan, jiwa korsa dan motivasi mempunyai pengaruh timbal balik dalam mewujudkan iklim
yang menguntungkan untuk meningkatkan disiplin prajurit. Beberapa upaya yang harus
dilaksanakan antara lain :

a. Upaya meningkatkan motivasi prajurit. Motivasi adalah semangat yang berdasarkan kesadaran
untuk apa ia berbuat, berjuang dan berkorban, upaya meningkatkan motivasi prajurit harus
diperhatikan keseimbangannya antara hak dan kewajiban, adapun langkah - langkah praktis yang
harus dilaksanakan antara lain :

1) Berikan penjelasan kepada prajurit tentang pokok keinginan pimpinan terutama peran dan andil
prajurit dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada satuan.

2) Jelaskan apa yang menjadi haknya, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan selama
melaksanakan tugasnya.

3) Timbulkan kepercayaan pada diri sendiri pada setiap prajurit, kepercayaan yang penuh kepada
pimpinan dan kepada setiap petugas yang diberikan kepada atasannya.

4) Serahkan prinsip-prinsip pembinaan personil secara tepat dan konsekwen.

5) Berikan penghargaan kepada setiap prajurit yang berprestasi dan berikan sangsi/hukuman bagi
prajurit yang melakukan pelanggaran.
6) Berikan contoh dari setiap unsur pimpinan bahwa apa yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan satuan bukan untuk kepentingan pribadi.

7) Prajurit dan keluarganya diajak bertukar pikiran dalam upaya pembinaan satuan.

b. Upaya meningkatkan moril dan kesejahteraan prajurit.

1) Kendalikan penerimaan gaji anggota, dengan cara :


a) Membatasi penerimaan minimal penghasilan bersih setiap prajurit setelah
dipotong pinjaman yang bersangkutan

b) Batasi upaya anggota untuk mencari kemudahan dengan jalan bon atau
pinjaman.

c) Tentukan dengan tegas potongan apa saja yang boleh dimasukkan dalam
daftar gaji.

d) Adakan pengawasan dengan ketat setiap bulan sebelum penerimaan gaji.

2) Berikan kesempatan bagi prajurit dengan keluarganya untuk merekreasi atau liburan lain sesuai
kondisi satuan.

3) Tingkatkan peran Koperasi, koperasi merupakan salah satu sarana untuk memberikan
kesejahteraan kepada prajurit, untuk itu agar diupayakan peran Koperasi dapat dirasakan
membantu kebutuhan sehari-hari.

4) Tingkatkan peran khusus pimpinan dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap
prajurit, kegiatan nyata yang harus dilaksanakan adalah ketahuilah permasalahannya yang dihadapi
oleh setiap prajurit yang dipimpin, kemudian pecahkan masalah tersebut bersama prajurit tersebut
sampai tuntas. Apabila tidak mampu dipecahkan oleh unsur pimpinan paling bawah salurkan
kepada Komandan Batalyon.
5) Perhatikan masalah perumahan untuk prajurit, unsur Komandan berusaha semaksimal mungkin
untuk membantu masalah sarana perumahan yang diperlukan oleh prajurit. Hal ini dapat dilakukan
dengan membenahi prasarana rumah yang sudah ada dengan mengutamakan fasilitas penting
seperti air, yang selama ini selalu menjadi problema anggota.

6) Berikan kesempatan bagi prajurit yang berprestasi untuk mengembangkan diri melalui
pendidikan dan kenaikan pangkat yang selektif.

7) Usahakan pembinaan terhadap keluarga prajurit dengan membekali ketrampilan khususnya


yang dapat menghasilkan, untuk membantu penghasilan suami.

12. Langkah-langkah penerapan disiplin. Setelah kita mengetahui subjek, objek, metode dan
upaya menciptakan iklim pendukung dalam rangka menciptakan disiplin prajurit di satuan tempur,
maka perlu dilaksanakan langkah-langkah penerapan displin secara nyata kepada Perwira, Bintara
dan Tamtama serta keluarga dilingkungan satuan tempur, langkah-langkah tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut :

a. Terhadap Perwira.

1) Berikan penyegaran kembali tentang ketentuan / peraturan yang berlaku dalam kehidupan
Militer, diharapkan agar Perwira menguasai dan mampu melaksanakan Peraturan, ketentuan-
ketentuan tersebut tanpa cacat. Dengan demikian Perwira tersebut harus mampu mengarahkan,
memperbaiki serta memberikan contoh kepada anggotanya

2) Berikan penyegaran kembali tentang ilmu kepemimpinan terhadap aplikasinya dilapangan.

3) Tekankan agar dalam mengambil tindakan terhadap anggota agar memperhatikan rantai
Komando dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada unsur Pimpinan bawahan untuk
menerapkan kepemimpinannya.

4) Bila kekompakan diantara Perwira dan upayakan setiap tindakan / kegiatan sesuai dengan
petunjuk pimpinan.
b. Terhadap Bintara.

1) Berikan penyegaran kepada para Bintara tentang ketentuan yang harus ditaati oleh prajurit
bawahannya.

2) Berikan kesempatan sebanyak-banyaknya waktu kepada Bintara untuk memerankan dirinya


sebagai tulang pungggung satuan ( The Back Bone Of The Unit ).

3) Berikan tanggung jawab yang penuh terhadap setiap kegiatan / latihan dan pelaksanaan
terhadap ketentuan yang berlaku.

4) Mampu menerapkan kepemimpinan lapangan yang dapat dirasakan langsung oleh


prajurit.Sekaligus sebagai suri tauladan dalam setiap tingkah laku dan perbuatan.

5) Berikan rangsangan khusus bagi para pejabat Baton, Batih, Bati Siops dalam meningkatkan
motivasi serta memungkinkan menjadi tauladan dalam setiap penampilan di depan prajurit
bawahannya.

c. Terhadap Tamtama.

1) Berikan penjelasan dan penyegaran kembali tentang ketentuan / peraturan yang harus ditaati
yang dititik beratkan kepada Permildas.

2) Berikan penjelasan apa yang harus dituntut dari mereka. Peran dan andilnya dalam
melaksanakan tugas pokok dan latar belakang setiap tugas yang dilaksanakan. Hal ini
dilaksanakan untuk menggugah kesadaran mereka dalam mematuhi ketentuan/peraturan tersebut.

3) Tunjukkan tindakan yang nyata upaya Pimpinan dalam membantu memecahkan masalah yang
harus dihadapi oleh setiap prajurit bawahannya. Sehingga menimbulkan kepercayaan yang penuh
kepada Pimpinannya.

4) Berikan tindakan yang tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit sesuai
dengan aturan yang berlaku.
5) Adakan penyuluhan hukum secara teratur, bekerjasama dengan aparat penegak hukum seperti
Denpom, Kumdam dan Kepolisian.

6) Adakan perlombaan pembinaan disiplin antar Kompi secara teratur, kepada pemenang diberikan
penghargaan yang dapat diketahui oleh seluruh anggota.

d. Terhadap Keluarga prajurit.

1) Penyuluhan bagi istri prajurit melalui jalur Persit dititik beratkan kepada :

a) Upaya menciptakan keharmonisan keluarga.

b) Mendidik hak-hak agar tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

c) Tanamkan pola hidup sederhana.

d) Pengamalan P-4.

2) Tingkatkan pembinaan anak remaja komplek dengan kegiatan pramuka, Karang Taruna dan
kegiatan lain yang positif.

KESIMPULAN

13. Sebagai Kesimpulan dari tulisan ini dapat disampaikan beberapa hal yakni :

a. Kondisi displin di Satuan Tempur perlu ditingkatkan, sehingga dapat mendukung terwujudnya
daya tempur yang tinggi.

b. Untuk meningkatkan disiplin prajurit satuan tempur perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1) Pembinaan terhadap Subjek, Objek dengan menggunakan methode keteladanan, pembinaan,
edukatif, persuasif dan refresif.

2) Menciptakan iklim yang mendukung dengan meningkatkan motivasi kesejahteraan dan moril
anggota.

3) Melaksanakan langkah-langkah penerapan disiplin terhadap Perwira, Bintara, Tamtama dan


Keluarga Prajurit.

PENUTUP

Demikianlah tulisan ini yang mengemukakan pokok-pokok pikiran tentang upaya


meningkatkan disiplin dan daya tempur prajurit disatuan tempur, mudah-mudahan berguna bagi
unsur Pimpinan di Jajaran TNI-AD.

PENULIS

Anda mungkin juga menyukai