MENGURAIKAN ATAU MENARASIKAN LATAR BELAKANG TERJADINYA
MASALAH (ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN TIDAK SAMA) TERHADAP VARIABEL JUDUL ESAI Kepemimpinan adalah seni dan kecakapan dalam mempengaruhi bawahan agar timbul kemauan, kepercayaan, hormat dan ketaatan yang diperlukan dalam menunaikan tugas yang dipikulkan kepadanya (Mabesad, “ Setia dan menepati janji sumpah prajurit”, 2006), sosok prajurit yang diharapkan adalah prajurit yang berdasarkan jati diri TNI sesuai pasal 2 Undang-undang RI Nomor 34 Tahun 2004 yaitu bahwa prajurit TNI merupakan prajurit rakyat, prajurit pejuang, prajurit nasional dan prajurit professional, Namun kenyataan dilapangan berkata lain, adanya oknum prajurit yang mengalami pergeseran degradasi nilai jiwa juang dan jiwa korsa merusak citra baik TNI AD di mata masyarakat, perkelahian antara oknum TNI AD-POLRI, perkelahian TNI AD dan masyarakat, perampokan bahkan pembunuhan dan penjualan senjata dan munisi pada kelompok separatis bersenjata merupakan beberapa contoh yang tidak patut diikuti oleh prajurit manapun di Indonesia. Oleh karenanya optimalisasi peran kepemimpinan seorang Komandan Batalyon sangat berpengaruh untuk menjaga integritas prajurit, melatih dan meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan Operasi Komando untuk kepentingan bangsa dan Negara. (ALINEA 1)
MENGURAIKAN ATAU MENARASIKAN IDENTIFIKASI PERSOALAN YANG
AKAN DIBAHAS DAN MEMBUAT RUMUSAN MASALAH SESUAI JUDUL ESAI Sehubungan dengan latar belakang di atas, kepemimpinan Danyon yang belum optimal disebabkan beberapa faktor yang dihadapi pada prajuritnya itu sendiri meliputi berbedanya latar belakang prajurit yang ditandai dengan kebiasaan hidup yang berbeda sebelum menjadi prajurit; Motivasi prajurit saat bergabung dengan institusi militer ditandai adanya prajurit yang berbisnis; serta pengaruh lingkungan pangkalan yang dapat merubah kebiasaan tingkah laku dengan adanya prajurit yang sering keluar satuan tanpa ijin, dari uraian permasalahan di atas dapat diambil beberapa persoalan yang harus dipecahkan, antara lain ; pertama. Kurangnya disiplin yang ditandai dengan adanya pelanggaran yang dilakukan oknum prajurit pada kecelakaan berlalu lintas, kurang patuhnya pada ketepatan waktu, kondisi markas yang kotor, penggunaan GAMAD (seragam angkatan darat) tidak sesuai aturan yang berlaku dan sering terjadinya perkelahian; kedua. Perbedaan persepsi Loyalitas prajurit terhadap organisasi maupun sesama prajurit yang terindikasi pada penerapan kesetiaan yang digunakan dan disalahartikan serta selalu diasumsikan baik dimana akhirnya menjadi konflik antar kepentingan yang akan merusak nama citra satuan dan prajurit itu sendiri contohnya perkelahian antar institusi dan pengrusakan fasilitas umum; ketiga. Kehormatan seorang prajurit yang dapat dilihat pada kurangnya menjaga nama baik dan martabat nya sendiri di mata prajurit dan masyarakat seperti berjudi, penyelundupan kayu, rentenir dan penagih hutang serta banyak lagi contoh lainnya. Dari uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu Bagaimana upaya Optimalisasi Peran Kepemimpinan Danyon Untuk Meningkatkan Kualitas Prajurit di Satuan Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok? Untuk menjawab hal ini maka penulis mencoba untuk menganalisanya dari berbagai sudut pandang yang ada. (ALINEA 2)
MENGURAIKAN ATAU MENARASIKAN PENTINGNYA MEMECAHKAN
MASALAH SESUAI DENGAN JUDUL ESAI DAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENULISAN Dari penjelasan di atas, maka pentingnya menuliskan essai ini adalah agar para Danyon memahami dan dapat membawa prajuritnya memiliki kualitas tinggi dan dapat mengarahkannya pada jalur yang benar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pimpinan, bangsa dan Negara sehingga pada setiap pelaksanaan tugasnya terselenggara dengan baik. Sebagai acuan penulis dalam penulisan esai ini menggunakan metode deskriptis analisis berdasarkan pengamatan di lapangan dan pendekatan secara empiris serta studi kepustakaan. (ALINEA 3)
MENGURAIKAN ATAU MENARASIKAN NILAI GUNA, MAKSUD DAN TUJUAN
PENULISAN SERTA RUANG LINGKUP PEMBATASAN (BILA ADA PEMBATASAN) DALAM PEMECAHAN SETIAP PERSOALAN Adapun nilai guna yang dapat diambil adalah agar pembaca dapat mengetahui upaya-upaya Danyon dalam kepemimpinan untuk meningkatkan kualitas prajurit di Satuan untuk mendukung tugas pokok Kotama Ops guna menghadapi perbagai masalah yang timbul dan sebagai sumbang pikiran bagi komando atas dalam menyelesaikan permasalahan kepemimpinan di Batalyon, sedangkan maksud dan tujuannya untuk memberikan gambaran tentang pentingnya kepemimpinan seorang Danyon untuk meningkatkan kualitas prajurit di satuan dalam rangka mendukung tugas pokok, dan ruang lingkup pembatasan penulisan pada setingkat Batalyon. (ALINEA 4)
Pembahasan
URAIAN KALIMAT PENGANTAR UNTUK MENGULAS TENTANG GAGASAN
ATAU IDE BERUPA SUB JUDUL. Menyikapi permasalahan di atas maka diperlukan suatu pemahaman yang logis tentang masalah kepemimpinan seorang Danyon dihadapkan pada Kondisi pada kurangnya disiplin prajurit, loyalitas prajurit dan semangat prajurit serta kurangnya kesadaran akan kehormatan prajurit yang berjiwa sapta marga maka penulis akan mencoba mengurai secara rinci pokok permasalahan di atas. (ALINEA 1)
MENGURAIKAN DATA ATAU FAKTA EMPIRIK ATAU KENYATAAN
TERHADAP VARIABEL JUDUL ESAI SAAT INI, BESERTA ALASAN MENGAPA HAL TERSEBUT TERJADI. Menginjak pada persoalan pertama, sesuai dengan evaluasi Panglima TNI Jenderal Moeldoko di sela-sela Rapim TNI pada tanggal 22 desember 2014 di Mabes TNI Cilangkap menyatakan bahwa Panglima TNI mengakui adanya indisipliner prajurit TNI, sesuai dengan pernyataan tersebut maka kurangnya disiplin prajurit menjadi faktor utama yang menghambat dalam keberhasilan setiap kegiatan dan tugas serta akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan hidup prajurit, dimana kita ketahui bahwa kedisiplinan adalah nafas setiap prajurit maka penting untuk menanamkan ketaatan dan kepatuhan akan aturan yang berlaku pada masing-masing pribadi baik tertulis maupun tidak tertulis. Permasalahan yang akibatkan ketidakdisiplinnya prajurit yaitu : satu. Kurangnya penerapan Permildas di satuan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan budaya global yang cenderung mendorong kebebasan di segala bidang (amanat Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Senin tanggal 19 januari 2015). Dua. Kurangnya motivasi prajurit dalam melakukan setiap kegiatan dan tugas yang dibebankan dikarenakan prajurit tersebut tidak memiliki dan mengetahui alasan yang kuat untuk mencapai, melakukan dan mengetahui manfaat dan kenapa harus mengikuti hal tersebut sehingga keinginannya untuk melaksanakan setiap perintah hanya sekedarnya saja. Tiga. Kurangnya tindakan yang tegas seorang Danyon pada bawahannya dihadapkan pada porsi pelanggaran disiplin yang dilakukan prajurit untuk pilih kasih sehingga membuat timbulnya ketidakpercayaan anggota pada pimpinan. (ALINEA 2)
MENGURAIKAN KEINGINAN ATAU HARAPAN YANG INGIN DICAPAI UNTUK
MEMPERBAIKI ATAU MEMPERBAHARUI KENYATAAN YANG MENYIMPANG DARI TEORI ATAU BUJUK YANG ADA SAAT INI. Menyikapi hal tersebut maka harapan yang diinginkan sebagai upaya untuk menumbuhkan disiplin prajurit sebagai berikut : Satu. Meresapi dan mentaati Permildas dengan baik sehingga setiap prajurit mempunyai kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Dua. Mempunyai motivasi dan kemauan yang tinggi sebagai seorang prajurit dalam peran dan aktualisasi pada setiap pelaksanaan tugas yang dibebankan oleh satuan. Tiga. Pimpinan bawahan dapat menerapkan kepemimpinannya sesuai dengan rantai Komando dengan tujuan untuk mencerminkan jati diri prajurit TNI. (ALINEA 3)
LAKUKAN ANALISA (SEBAB AKIBAT) DENGAN PENDEKATAN TEORI ATAU
BUJUK (MINIMAL 2 TEORI ATAU BUJUK) TERHADAP SETIAP PERSOALAN YANG DITEMUKAN PENULIS, AGAR DITEMUKAN SOLUSI PEMECAHANNYA. Berdasarkan seruan Panglima Besar Jenderal Soedirman bahwa TNI hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya, sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh”, seruan Pangsar Soedirman tersebut sejalan dengan UU No. 25 Tahun 2014 tentang disiplin militer yaitu kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan, peraturan kedinasan, dan tata kehidupan yang berlaku bagi Militer, kedua pernyataan tersebut menegaskan bahwa kedisiplinan merupakan faktor utama yang wajib hukumnya dimiliki dan terapkan oleh prajurit dimana rasa patuh dan taat telah ditanamkan oleh pejuang sebelum kita dan menjadi akar yang fundamental dalam sendi kehidupan prajurit yang menjadi kunci keberhasilan perjuangan TNI AD, sehingga peran kepemimpinan seorang Danyon tentang kedisiplinan berlaku mutlak. (ALINEA 4)
MENGURAIKAN KENDALA DAN KELEMAHAN YANG ADA DALAM
MEMECAHKAN SETIAP PERSOALAN TERSEBUT. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kedisiplinan prajurit di batalyon yaitu satu. Figur kepemimpinan seorang Danyon yang cenderung hanya sebagai komandan; dan, dua. Faktor lingkungan yang mendorong kebebasan dalam bersikap dan melupakan hirarki; sedangkan kelemahan yang dihadapi yaitu kurangnya motivasi improvisasi pengembangan kualitas seorang prajurit untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan sesuai spesialisasinya. (ALINEA 5)
MENGURAIKAN CARA MENGATASI KENDALA DENGAN MEMANFAATKAN
PELUANG ATAU KEMAMPUAN YANG ADA. Untuk menjawab kendala dan kelemahan di atas maka upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan kepemimpinan seorang Danyon yaitu : Satu. Seorang Danyon harus dapat menjadi seorang bapak yang harus mengenal setiap anggota bawahannya, bersikap terbuka dan ramah, mengayomi, bijaksana tetapi tegas, adil dan bersikap sederhana, lalu sebagai teman yang setia akan membantu permasalahan anggota bawahannya dan hakim yang mampu mempertimbangkan, menilai dan memutuskan suatu konflik; dua. Menciptakan suatu program kegiatan dalam satuan yang bertujuan untuk menjaga agar lingkungan sekitar di luar basis yang cenderung bebas dapat disaring seperti kegiatan rutinitas untuk menambah pengetahuan dan keterampilan di kelas dan lapangan untuk prajurit, kegiatan fisik bersama, penyuluhan, kegiatan lomba dalam satuan yang melibatkan masyarakat setempat atau instansi lainnya, dan penekanan doktrin fungsi komando; sedangkan upaya untuk mengatasi kelemahan tersebut di atas yaitu memberikan kesempatan kepada prajurit untuk aktualisasi diri dalam bidang militer maupun sipil seperti lomba karya nyata sesuai minat dan bakatnya contoh mengikuti lomba batu akik, melukis, terjun payung, menembak IPSC, beternak dan berkebun, panjat tebing, off road bersama anggota, bersepeda santai keluarga batalyon, lomba lari dilanjutkan memasak antar kompi, lomba karya tulis antar anggota, dan membuat tempat eksperimen dan penelitian dalam Batalyon. (ALINEA 6)