Penulis
TERBATAS
TERBATAS
Pendahuluan.
Sesuai Undang Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, disebutkan tugas pokok
TNI menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara. Secara khusus dalam penjabaran pasal tersebut dijelaskan bahwa tugas-tugas
dari TNI AD yaitu untuk melaksanakan tugas TNI Matra Darat di bidang pertahanan melalui
Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), melaksanakan
tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain dan
pulau-pulau terluar, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan
kekuatan Matra Darat serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat
melalui gelar satuan setingkat Batalyon yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Dalam
buku Vademikum Seskoad tentang Kepemimpinan TNI dijelaskan pengertian
kepemimpinan yaitu seni dan kecakapan dalam mempengaruhi dan membimbing
orang/bawahan, sehingga dari pihak yang dipimpinnya timbul kemauan, kepercayaan,
hormat dan ketaatan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dipikulkan kepadanya dengan
menggunakan alat dan waktu tetapi mengandung keserasian antara tujuan
kelompok/satuan dengan tujuan pribadi/perorangan. Sehingga dalam mewujudkan
pencapaian tugas pokok satuan yang diharapkan sangat diperlukan implementasi
kepemimpinan yang dilakukan oleh para perwira di satuan. Para perwira di satuan saat ini,
dengan berbekal ilmu yang ada tentang kepemipinan TNI telah melaksanakan dan
menerapkan kepemimpinannya di satuan dalam memimpin anggotanya melalui
kepemimpinan lapangan. Walaupun kepemimpinan lapangan sudah dilaksanakan
sesuai dengan norma dan aturan yang ada untuk mendukung pencapaian tugas
pokok TNI AD masih terdapat kendala dan permasalahan yang terjadi dan mengganggu
pencapaian tugas pokok satuan. Hal ini di buktikan dengan masih banyaknya pelanggaran
yang dilakukan oleh anggota di satuan baik berupa pelanggaran disiplin maupun pidana;
masih terdapatnya tingkat keloyalan anggota kepada pimpinan atau perwira dan masih
adanya anggota yang kurang loyal terhadap pimpinannya. Hal ini merupakan indikator dan
TERBATAS
TERBATAS
tolok ukur tingkat keberhasilan kepemimpinan lapangan para perwira di satuan yang belum
optimal.
Merujuk dari latar belakang permasalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa
persoalan yang dapat menjadi faktor penghambat dalam mengoptimalkan kepemimpinan
lapangan komandan satuan di Batalyon Infanteri dalam rangka pencapaian tugas pokok
satuannya khususny guna tercapainya tugas pokok TNI AD, Adapun persoalan-persoalan
tersebut yang dapat menjadi faktor penghambat, yaitu: Pertama: Masih banyaknya
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota di satuan baik berupa pelanggaran disiplin
maupun pidana; Kedua: Masih adanya anggota yang kurang loyal terhadap pimpinannya
dan Ketiga: Masih adanya anggota yang tidak memahami tentang tugas pokoknya. Maka
dari persoalan-persoalan tersebut dapat ditarik sebuah rumusan permasalahan
“Bagaimana optimalisasi kepemimpinan lapangan Komandan Batalyon Infateri dalam
rangka mendukung tugas pokok TNI AD”.
Nilai guna dari penulisan essai ini untuk memberikan manfaat kepada para
Komandan Komandan Satuan dan para pembaca lainnya didalam mengoptimalkan
kepemimpinan lapangannya. Adapun maksud dari penulisan essai ini adalah memberikan
gambaran kepada para Komandan Komandan Satuan dan para pembaca lainnya terkait
langkah-langkah yang harus diambil maupun upaya yang harus lakukan didalam menjawab
persoalan-persoalan yang menjadi faktor penghambat dapat teratasi sehingga Satuan
dapat menjawab semua tantangan tugas yang diberikan dari komando atas serta Satuan
tersebut dapat mendukung tugas pokok dari TNI AD, serta tujuan dari penulisan essai ini
adalah sebagai bentuk sumbangsih saran kepada Komando atas guna menentukan
kebijakan lebih lanjut. Di dalam penilisan essai ini penulis menggunakan ruang lingkup
mulai dari Pendahuluan, Pembahasan dan diakhiri dengan Penutup, dengan pembatasan
hanya pada satuan Batalyon Infanteri.
TERBATAS
TERBATAS
Pembahasan.
Masih banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh anggota di satuan baik berupa
pelanggaran disiplin maupun pidana.
TERBATAS
TERBATAS
pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit TNI jajaran Kodam III/Slw sebanyak 125 kasus
pelanggaran terdiri dari 65 kasus adalah pelanggaran disiplin dan 60 kasus adalah
pelangaran pidana yang melibatkan 87 prajurit Tamtama, 28 prajurit Bintara dan 20 adalah
Pewira, dari data dan fakta tersebut menunjukan bahwa angka pelanggaran di satuan
jajaran Kodam III/Slw masih sangat tinggi termasuk di satuan jajaran Batalyon Infanteri dan
dengan melihat angka pelanggaran tersebut maka menunjukan bahwa peran
Kepemimpinan lapangan para unsur pimpinan disatuan masih belum optimal sehingga
menyebabkan di satuan masih terjadi pelanggaran-pelanggaran baik pelanggaran disiplin
maupun pidana.
TERBATAS
TERBATAS
patuh terhadap aturan tersebut dan apabila tidak patuh pada aturan-aturan tersebut maka
akan diberikan sanksi sesuai dengan aturan yang tercantum.
Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut maka terdapat beberapa upaya
yang harus dilakukan oleh unsur pimpinan atau Komandan di Satuan guna dapat menekan
dan mencegah pelanggaran yang dilakukan oleh anggota di satuan baik berupa
pelanggaran disiplin maupun pidana, yaitu: Pertama: Selalu memberikan Jam komandan
selaku fungsi komando dengan memberikan penjelasan kepada seluruh anggota di
satuannya tentang semua aturan yang ada; Kedua: Memberlakukan atau melaksanakan
pembinaan mental sebagai fungsi komando dengan disiplin kepada seluruh anggota di
satuannya sebagai contoh disiplin melaksanakan ibadah secara teratur sesuai dengan
tuntunan agamanya masing-masing serta mengundang penceramah untuk memberikan
siraman rohani sehingga dengan dorongan dari spiritual tersebut akan dapat menekan
anggota dari jiwa dan hatinya dengan sadar tidak akan melakukan pelanggaran baik
disiplin maupun pidana tanpa harus adanya pengawasan dari unsur pimpinan; Ketiga:
Memberlakukan dan memberikan Reward and Phunisment kepada seluruh anggota tanpa
adanya tebang pilih sedang berlandasakan keadilan tanpa melihat apapun.
TERBATAS
TERBATAS
TERBATAS
TERBATAS
prinsip kepemimpinan seorang pemimpin salah satunya harus dapat menjadi contoh dan
suri tauladan yang baik didepan bawahan atau anggotanya. Dari dasar tersebut maka
sangat jelas apabila seorang pemimpin menginginkan anggotanya loyal kepadanya maka
pemimpin tersebut harus dapat memberikan dan dapat menjadi contoh atau suritauladan
yang baik di hapadapan anggotanya.
Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut maka terdapat beberapa upaya
yang harus dilakukan oleh unsur pimpinan atau Komandan di Satuan guna dapat
meningkatkan loyalitas anggota terhadap pimpinannya, yaitu: Pertama: Semua unsur
pimpinan atau komadan di satuan harus dapat memberikan contoh dan suritaulandan yang
baik di depan semua anggotanya dengan cara meningkatkan kualitas kecerdasan spiritual
maupun dengan banyak membaca tentang buku-buku para pemimpin yang suskses dalam
membawa anggotanya; Kedua: Mengikuti webinar maupun seminar-seminar terkait
kepemimpinan khususnya kepemimpinan militer guna meningkatkan kemampuan
kepemimpinannya dalam memimpin sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan diri
dalam memimpin dan anggota dapat menilai dan melihat kualitas terbaik dari para
pemimpinya yang pasti akan dapat meningkatkan loyalitas anggota terhadap pimpinannya.
TERBATAS
TERBATAS
Untuk menjawab kendala dan kelemahan tersebut maka terdapat beberapa upaya
yang harus dilakukan oleh unsur pimpinan atau Komandan di Satuan guna dapat
TERBATAS
TERBATAS
meningkatkan loyalitas anggota terhadap pimpinannya, yaitu: Semua unsur pimpinan atau
komadan di satuan harus mau langsung turun kelapangan dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian terhadap perintah atau tugas yang telah diberikan.
Penutup.
Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam optimalisasi
kepemimpinan lapangan Komandan Batalyon Infateri dalam rangka mendukung tugas
pokok TNI AD adalah dengan memecahkan persoalan antara lain: Pertama: Masih
banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh anggota di satuan baik berupa pelanggaran
disiplin maupun pidana, dengan upaya yang dilakukan adalah: 1) Selalu memberikan Jam
komandan selaku fungsi komando dengan memberikan penjelasan kepada seluruh
anggota di satuannya tentang semua aturan yang ada; 2) Memberlakukan atau
melaksanakan pembinaan mental sebagai fungsi komando dengan disiplin kepada seluruh
anggota di satuannya sebagai contoh disiplin melaksanakan ibadah secara teratur sesuai
dengan tuntunan agamanya masing-masing. Kedua: Masih adanya anggota yang kurang
loyal terhadap pimpinannya, dengan upaya yang dilakukan adalah: 1) Semua unsur
pimpinan atau komadan di satuan harus dapat memberikan contoh dan suritaulandan yang
baik di depan semua anggotanya dengan cara meningkatkan kualitas kecerdasan spiritual
maupun dengan banyak membaca tentang buku-buku para pemimpin yang suskses dalam
membawa anggotanya; 2) Mengikuti webinar maupun seminar-seminar terkait
kepemimpinan khususnya kepemimpinan militer guna meningkatkan kemampuan
kepemimpinannya dalam memimpin. Ketiga: Masih adanya anggota yang tidak memahami
tentang tugas pokoknya, dengan upaya yang dilakukan adalah Semua unsur pimpinan atau
komadan di satuan harus mau langsung turun kelapangan dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian terhadap perintah atau tugas yang telah diberikan.
Selanjutnya sebelum menutup tulisan essai ini sesuai dengan tujuan dari penulisan
adalah untuk memberikan saran kepada komando atas maka penulis mencoban
memberikan saran terkait optimalisasi kepemimpinan lapangan Komandan Batalyon Infateri
dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD adalah Memberikan kegiatan Webwiner
atau seminar kepada seluruh komandan satuan untuk meningkatkan kepemimpinannya
sebagai komandan satuan.
TERBATAS
TERBATAS
Demikian tulisan essai ini kami buat sebagi sabuah sumbangsih saran kepada
komando atas terkait langkah dan upaya dalam optimalisasi kepemimpinan lapangan
Komandan Batalyon Infateri dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.
Penulis,
TERBATAS