yang ada serta kondisi wilayah yang masih rawan dari gangguan keamanan
separatis OPM,maka perlu dipelihara disiplin prajurit satuan Denkav-3 agar
tercapainya kesiapan operasional satuan tersebut. Unsur-unsur yang dapat
mendukung untuk terpeliharanya disiplin Prajurit disatuan tersebut,diantaranya ;
Organisasi.Personel, dan Pangkalan. Adanya kekurang bidang Oganisasi, bidang
Personel,dan bidang Pangkalan yang sangat tidak sesuai standrad TOP/DSSP
Denkav-3 hal tersebut dapat secara langsung mempengaruhi tingkat disiplin dan
moril Prajurit-prajurit disatuan, hal ini ditandai dengan kurun waktu tahun2009-
2010 tingkat pelanggaran prajurit cukup serius dan memperhatinkan dengan
adanya pelanggaran desersi.perzinahan dan perkelahian,
yang dilakukan oleh Prajurit dengan wanita-wanita yang berada sekitar Timika
Kota baik yang berstatus gadis maupun janda,beberapa kasus perkelahian
dilakukan oleh prajurit terhadap masyarakat sekitar kota Timika baik terhadap
suku pendatang maupun suku local yang dilakukan perorangan ataupun bersama-
sama rekan-rekan prajurit lainnya. 3).Pangkalan,dimana sesuai TOP satuan
Denkav-3 seharusnya memiliki rumah dinas sejumlah 330 unit dan memiliki barak
remaja sejumlah 6 unit barak,namun kondisi nyata dilapangan hanya ada
berjumlah 44 unit rumah dinas sedangkan anggota yang keluarga berjumlah 149
orang sehingg 105 anggota yang keluarga tinggal diluar asrama yang rata-rata
berdomisili di kota yang berjarak sekitar 45menit perjalanan dengan mengendarai
sepeda motor dari asrama dengan biaya kontrakan rumah sewa sekitar
Rp.800.000-Rp.1.000.000.-/bulan dan barak yang menampung anggota remaja
dimana kondisi nyata ada berjumlah 3 unit barak dengan daya tampung 90
personel namun dilapangan dihuni untuk 162 personel sangat jauh dari kelayakan
tempat hunian tinggal sebagai prajurit tempur.
Dimana kita ketahui sesuai teori manusia sebagai mahluk social yaitu
”Bila manusia itu di orangkan,maka manusia itu akan berbuat sesuai apa yang
diharapkan”, sementara dari standard dari satuan tempur maka kehidupan prajurit
sesuai aturan pasukan tempur yang setiap saat siap operasional seharusnya
satuan itu sebagai berikut ; 1).Kekuatan Personel secara kuantatif dan kualitas
minimal mantap 1 atau berkekuatan 95%-100% dari TOP/DSSP. 2).Seluruh
personel baik remaja maupun keluarga harus tinggal didalam kesatrian yang layak
sesuai hunian standrad prajurit tempur. 3).Terdapatnya sarana prasaran latihan
yang standard sesuai satuan tempur. 4).Terdapatnya sarana angkut yang
memadai sesuai standard satuan tempur agar setiap saat siap dioperasionalkan.
5). Terdapatnya fasilitas umum untuk mendukung kehidupan dikesatrian sesuai
kehidupan dimasyarakat umum,sepaerti tempat ibadah agama,gedung serba guna
dan arena bermain untuk anak prajurit.
Dari uraian hal tersebut diatas bila dikaitkan dengan kondisi pembinaan
satuan Denkav-3 saat ini dapat kita adakan pembahasan tentang “Mengapa
kurangnya disiplin Prajurit satuan Denkav-3”,dengan analisa sebagai berikut ;
4
perhatian segera untuk keluar dari kemelut ekonomi tersebut. c). Adanya prajurit
yang melanggar belum mendapat kepastian hukum,bila dianallisa hal ini dapat
dikarenakan faktor jauhnya pengadilan militer yang berada di Jayapura,sehingga
setiap sidang si prajurit harus ke Jayapura yang sangat cukup mengeluarkan
biaya yang begitu tidak sedikit apalagi dikaitkan dengan gaji/perekonomian prajurit
yang cukup memperhatinkan sehingga adanya rasa apatis prajurit dalam berdinas
dan bersilkap. d).Bidang hukum tatatertib/pengamana ,dimana ditemukannya
prajurit melakukan pelanggaran ; (1). THTI/Desersi yang rata-rata dilakukan saat
cuti tahunan dimana prajurit tersebut tidak kembali kesatuan sesuai dengan batas
waktu kembali cuti yang telah ditetapkan, dapat kita analisa dimana faktor
penyebabnya dapat disimpulkan beberapa hal yaitu ;(a).Prajurit terpengaruh
kehidupan lingkungannya saat cuti karena masih kurang mantapnya akan jati diri
si prajurit serta kurangnya penyerapan akan pedoman-pedoman hidup
keprajuritan yang bersapta margais,8wajib TNI dan sumpah Prajurit sehingga si
prajurit terlena dan lupa akan aturan yang harus di pedomaninya dalam kedinasan
sebagai prajurit TNI-AD. (b).Tidak adanya lagi biaya dari si prajurit untuk membeli
tiket baik bus,kapal laut maupun pesawat karena gaji/perekonomian anggota tidak
sehat serta saat cuti si prejurit bergaya hidup boros yang tidak sesuai dengan
kehidupan prajurit sehingga meyebabkan si prajurit mengambil langkah pintas
menunda kembali ke satuan sambil mencari dana untuk biaya beli tiket.
(c).Dimana si prajurit mempunyai masalah di daerah yang bersangkuta
melaksanakan cuti sehingga si prajurit berusaha menyelesaikan secara diam-diam
tanpa melaporkan ke satuan atau pimpinannya di satuan sehingga hal ini yang
menyebabkan keterlambatan si prajurit kembali dinas kesatuannya.(d).Prajurit
memiliki masalah yang gantung di Timika baik masalah kedinasan ataupun
masalah pribadi diluar kesatrian sehingga yang bersangkutan takut atau kuatir
pulang ke asrama akan mendapat proses hokum yang berat karena kurangnya
jiwa kesatria dari anggota tersebut. (2).Perzinahan dilakukan dengan wanita-
wanita yang berada sekitar Timika Kota,diman hal ini bila kita analisa merupakan
karena factor perekrutan si prajurit yang salah kemungkinan tidak memenuhi
syarat namun karena suatu kepentingan yang bersangkutan tetap diluluskan
sehingga begitu dinas berprilaku tidak dapat sesuai aturan ke prajuritan. Atau
6
menyimpulkan dimana tidak adanya perhatian komando atas dengan kendala dan
kesusahan yang dialami prajurit satuan ini.
Dalam tulisan ini maka disarankan agar disiplin Prajurit terpelihara dengan
baik maka perlunya pembenahan pangkalan,sarana prasarana dab kekutan
personel sesuai dengan TOP.
Demikian tulisan essay ini kami susun sebagai bahan masukan dan kajian
pimpinan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terhadap
pembinaan satuan.
PL.Ginting
Mayor Kav Nrp11970047140875
8