Anda di halaman 1dari 8

PEMBINAAN SATUAN UNTUK

MEMELIHARA DISIPLIN PRAJURIT DENKAV-3

Didalam pemerintahan Indonesia terdiri dari beberapa Kementerian dan


Departemen,salah satunya adalah Departemen Pertahanan dan Keamanan yang
didalamnya terdapat unsur angkatan Perang atau TNI (Tentara Nasional
Indonesia). Dimana dalam tubuh TNI terbagi 3 matra yaitu ; TNI-AD(Tentara
nasional Indonesia angkatan darst),TNI-AL(tentara nasional Indonesia ankatan
laut) dan TNI-AU(tentara nasional Indonesia angkatan udara).TNI-AD yang
merupakan kekuatan utama angkatan perang republic Indonesia matra darat yang
terdiri dari berbagai kecabangan kesenjataan dan komando kewilayahan/kotama
dengan dislokasi yang tersebar dari Sabang-Merauke dalam satuan tingkat Kompi
sampai dengan satuan setingkat Divisi. Dalam pelaksanaan operasional satuan di
dalam tubuh TNI-AD agar terpola,terarah,efektif dan berkesinambungan setiap
satuan itu maka disusunlah suatu program pembinaan satuan (Binsat) yang terdiri
dari ; Bidang organisasi,Personel,Logistik/Materil,Piranti lunak dan Pangkalan. Hal
tersebut merupakan pedoman bagi setiap satuan untuk menyiapkan satuannya
agar setiap saat satuan tersebut siap dioperasionalkan.

Satuan Kavaleri merupakan salah satu cabang kesenjataan tempur TNI-AD


yang dimana satuannya tergelar diberbagai Kotama,salah satunya DENKAV-3
yang berdislokasi di Timika salah satu kabupaten dari Provinsi Papua yang masuk
dalam Komando daerah militer XVII/CEN. Satuan DENKAV-3 terbentuk sejak
tahun 2005 yang diawali dari satuan setingkat Peleton Kavaleri tahun 1997 dan
mengalami pemekaran menjadi satuan setingkat Kompi Kavaleri tahun 2003.
Sejak berdirinya satuan kaveleri tahun 1997 hingga sekarang telah mengalami
beberapa kali perpindahan pangkalan/asrama yaitu ; Areal SP-1,Hotel Timika
Raya,Mess Kasuari dan saat ini di Jl.Agimuga no 6-9 Mil-32 Kualakencana.

Pembinaan satuan yang diselenggarakan secara efektif dapat mewujudkan


disiplin,moril dan juga kesiapan operasional satuan dalam melaksanakan tugas
pokoknya,demikian juga satuan Denkav-3 bila dihadapkan pada kondisi satuan
2

yang ada serta kondisi wilayah yang masih rawan dari gangguan keamanan
separatis OPM,maka perlu dipelihara disiplin prajurit satuan Denkav-3 agar
tercapainya kesiapan operasional satuan tersebut. Unsur-unsur yang dapat
mendukung untuk terpeliharanya disiplin Prajurit disatuan tersebut,diantaranya ;
Organisasi.Personel, dan Pangkalan. Adanya kekurang bidang Oganisasi, bidang
Personel,dan bidang Pangkalan yang sangat tidak sesuai standrad TOP/DSSP
Denkav-3 hal tersebut dapat secara langsung mempengaruhi tingkat disiplin dan
moril Prajurit-prajurit disatuan, hal ini ditandai dengan kurun waktu tahun2009-
2010 tingkat pelanggaran prajurit cukup serius dan memperhatinkan dengan
adanya pelanggaran desersi.perzinahan dan perkelahian,

Berdasarkan uraian latarbelakang tersebut diatas,maka dalam


pembahasan ini akan dibahas mengenai “Mengapa kurangnya Disiplin Prajurit
Satuan Denkav-3????

Dimana satuan Denkav-3 yang baru tergolong berusia relative baru


sehingga dari sisi pemenuhan sesuai TOP sangat jauh. Hal ini dapat kita lihat
secara kondisi nyata dan didukung fakta-fakta yang ada dilapangan sangat jauh
dari standard TOP/DSPP,antara lain yaitu ; 1).Pembinaan Organisasi,dimana
kondisi nyata dilapangan personel jumlah Perwira yang ada disatuan ada 12
personel dari 18 sesuai TOP sedangkan kekuatan TA/BA telah 297 personel atau
97%TOP dan tidak standradnya prasarana latihan seperti ; lapangan sepak bola
yang berbatu-batu,lapangan tembak yang dibelah oleh sungai musiman dan tidak
standradnya lintasan kesemaptaan. 2).Bidang Personel,dimana koperasi satuan
selama ini belum ada,mahalnya harga-harga sembako di Timika,rendahnya
pendapatan anggota karena masih banyak gaji anggota yang keluarga dibawah
Rp.1juta dan adanya beberapa prajurit satuan Denkav-3 yang melakukan
pelanggaran belum mendapat kepastian hukum serta bidang hukum
tatatertib/Pengamanan, dimana ditemukannya beberapa prajurit satuan Denkav-3
melakukan pelanggaran THTI dan desersi yang rata-rata dilakukan saat cuti
tahunan dimana prajurit tersebut tidak kembali kesatuan sesuai dengan batas
waktu kembali cuti yang telah ditetapkan oleh satuan,beberapa kasus perzinahan
3

yang dilakukan oleh Prajurit dengan wanita-wanita yang berada sekitar Timika
Kota baik yang berstatus gadis maupun janda,beberapa kasus perkelahian
dilakukan oleh prajurit terhadap masyarakat sekitar kota Timika baik terhadap
suku pendatang maupun suku local yang dilakukan perorangan ataupun bersama-
sama rekan-rekan prajurit lainnya. 3).Pangkalan,dimana sesuai TOP satuan
Denkav-3 seharusnya memiliki rumah dinas sejumlah 330 unit dan memiliki barak
remaja sejumlah 6 unit barak,namun kondisi nyata dilapangan hanya ada
berjumlah 44 unit rumah dinas sedangkan anggota yang keluarga berjumlah 149
orang sehingg 105 anggota yang keluarga tinggal diluar asrama yang rata-rata
berdomisili di kota yang berjarak sekitar 45menit perjalanan dengan mengendarai
sepeda motor dari asrama dengan biaya kontrakan rumah sewa sekitar
Rp.800.000-Rp.1.000.000.-/bulan dan barak yang menampung anggota remaja
dimana kondisi nyata ada berjumlah 3 unit barak dengan daya tampung 90
personel namun dilapangan dihuni untuk 162 personel sangat jauh dari kelayakan
tempat hunian tinggal sebagai prajurit tempur.

Dimana kita ketahui sesuai teori manusia sebagai mahluk social yaitu
”Bila manusia itu di orangkan,maka manusia itu akan berbuat sesuai apa yang
diharapkan”, sementara dari standard dari satuan tempur maka kehidupan prajurit
sesuai aturan pasukan tempur yang setiap saat siap operasional seharusnya
satuan itu sebagai berikut ; 1).Kekuatan Personel secara kuantatif dan kualitas
minimal mantap 1 atau berkekuatan 95%-100% dari TOP/DSSP. 2).Seluruh
personel baik remaja maupun keluarga harus tinggal didalam kesatrian yang layak
sesuai hunian standrad prajurit tempur. 3).Terdapatnya sarana prasaran latihan
yang standard sesuai satuan tempur. 4).Terdapatnya sarana angkut yang
memadai sesuai standard satuan tempur agar setiap saat siap dioperasionalkan.
5). Terdapatnya fasilitas umum untuk mendukung kehidupan dikesatrian sesuai
kehidupan dimasyarakat umum,sepaerti tempat ibadah agama,gedung serba guna
dan arena bermain untuk anak prajurit.

Dari uraian hal tersebut diatas bila dikaitkan dengan kondisi pembinaan
satuan Denkav-3 saat ini dapat kita adakan pembahasan tentang “Mengapa
kurangnya disiplin Prajurit satuan Denkav-3”,dengan analisa sebagai berikut ;
4

1).Pembinaan Organisasi,dalam hal ini adanya ditemukan beberapa faktor yang


perlu dianalisa sesuai dengan topik pembahasan tulisan ini,yaitu ; a). Dimana
jumlah Perwira yang ada 12 personel dari 18 sesuai TOP sedangkan kekuatan
TA/BA telah 297 personel atau 97%TOP,bila kita analisa dari sisi kekuatan dan
efktifitas seorang Perwira merupakan sangat dominan untuk melaksanakan
fungsinya sebagai pengawas terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di satuan baik
yang sesuai program maupun non program,begitu juga baik saat jam kerja
maupun diluar jam kerja /jam dinas akan sangat efktif untuk menjadi suko
guru,suri tauladan dan penyejuk/tempat curahan hati prajurit dari hal itu
pentingnya kekuatan jumlah perwira sesuai TOP agar efektif sehingga satuan
akan terhindar dari dgrasi disiplin bagi setiap prajurit disatuan Denkav-3. b).
Sebagai mana fakta dilapangan tidak standradnya prasarana latihan seperti ;
lapangan sepak bola yang berbatu-batu,lapangan tembak yang dibelah oleh
sungai musiman dan tidak standradnya lintasan kesemaptaan dapat kita analisa
merupakan sebagai penyebab turunnya disiplin prajurit,bilaman sarana prasarana
latihan tidak standrad seperti fakta dilapangan akan membuat minat dan
semangat prajurit untuk berlatihan akan kurang baik sehingga apa yang
diharapkan dimana ”Latihan merupakan kesejahteraan bagi Prajurit tidak tercapai
karena saran prasarana tidak memadai”,inilah yang membuat degrasinya disiplin
prajurit disatuan dikarenakan kurang optimalnya kegiatan latihan seperti yang
tersebut diatas . 3).Bidang Personel,dalam hal ini dilapangan ditemukan beberapa
factor kendala dalam penerapan disiplin yang dimana sebagai berikut ; a).Dimana
koperasi satuan selama ini belum ada,hal ini hal ini bila dianalisa karena
kurangnya fasilitas anggota untuk belanja dan simpan pinjam dikarenakan
koperasi satuan tidak ada yang juga dapat menurunnya kepercayaan anggota
terhadap pimpinan yang diartikan oleh anggota tidak memahami kendala anggota.
b). Mahalnya harga-harga sembako di Timika dan rendahnya pendapatan anggota
karena masih banyak gaji anggota yang keluarga dibawah Rp.1juta merupakan
hal yang sangat serius bila dianalisa membuat moril dan disiplin prajurit menurun
disatuan karena dengan kondisi seperti itu otomatis kehidupan prajurit tidak akan
normal dalam pola pikir dan sikap anggota yang apatis dengan apa yang
ditekankan pimpinan diangap kuran memihak ke bawahan yang membutuhkan
5

perhatian segera untuk keluar dari kemelut ekonomi tersebut. c). Adanya prajurit
yang melanggar belum mendapat kepastian hukum,bila dianallisa hal ini dapat
dikarenakan faktor jauhnya pengadilan militer yang berada di Jayapura,sehingga
setiap sidang si prajurit harus ke Jayapura yang sangat cukup mengeluarkan
biaya yang begitu tidak sedikit apalagi dikaitkan dengan gaji/perekonomian prajurit
yang cukup memperhatinkan sehingga adanya rasa apatis prajurit dalam berdinas
dan bersilkap. d).Bidang hukum tatatertib/pengamana ,dimana ditemukannya
prajurit melakukan pelanggaran ; (1). THTI/Desersi yang rata-rata dilakukan saat
cuti tahunan dimana prajurit tersebut tidak kembali kesatuan sesuai dengan batas
waktu kembali cuti yang telah ditetapkan, dapat kita analisa dimana faktor
penyebabnya dapat disimpulkan beberapa hal yaitu ;(a).Prajurit terpengaruh
kehidupan lingkungannya saat cuti karena masih kurang mantapnya akan jati diri
si prajurit serta kurangnya penyerapan akan pedoman-pedoman hidup
keprajuritan yang bersapta margais,8wajib TNI dan sumpah Prajurit sehingga si
prajurit terlena dan lupa akan aturan yang harus di pedomaninya dalam kedinasan
sebagai prajurit TNI-AD. (b).Tidak adanya lagi biaya dari si prajurit untuk membeli
tiket baik bus,kapal laut maupun pesawat karena gaji/perekonomian anggota tidak
sehat serta saat cuti si prejurit bergaya hidup boros yang tidak sesuai dengan
kehidupan prajurit sehingga meyebabkan si prajurit mengambil langkah pintas
menunda kembali ke satuan sambil mencari dana untuk biaya beli tiket.
(c).Dimana si prajurit mempunyai masalah di daerah yang bersangkuta
melaksanakan cuti sehingga si prajurit berusaha menyelesaikan secara diam-diam
tanpa melaporkan ke satuan atau pimpinannya di satuan sehingga hal ini yang
menyebabkan keterlambatan si prajurit kembali dinas kesatuannya.(d).Prajurit
memiliki masalah yang gantung di Timika baik masalah kedinasan ataupun
masalah pribadi diluar kesatrian sehingga yang bersangkutan takut atau kuatir
pulang ke asrama akan mendapat proses hokum yang berat karena kurangnya
jiwa kesatria dari anggota tersebut. (2).Perzinahan dilakukan dengan wanita-
wanita yang berada sekitar Timika Kota,diman hal ini bila kita analisa merupakan
karena factor perekrutan si prajurit yang salah kemungkinan tidak memenuhi
syarat namun karena suatu kepentingan yang bersangkutan tetap diluluskan
sehingga begitu dinas berprilaku tidak dapat sesuai aturan ke prajuritan. Atau
6

dapat dikarenakan factor lngkungan yang semakin terpengaruh globalisasi dengan


kemajuan IT yang begitu menjamur website-website pornograpi yang dapat
mempengaruhi pola piker dan tidak si prajurit telah menyimpang dari norma-
norma keprajuritan. (3). Perkelahian dilakukan karena faktor pertemanan dengan
seseorang/masyarakat hal ini bila dianalisa merupakan karena kurangnya
pemahaman prajurit akan arti perkawanan bagi seorang prajurit yang merupakan
sebagai Bapul,namun dalam hal ini si prajurit telah tergalang atau merasa telah
hutang budi ke seseorang tersebut sehingga mau melakukan apa saja yang
diminta oleh rekan,si prajurit telah lupa akan jati dirinya sebagai Bapul dan
menjadi contoh dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat sesuai dengan apa
yang tertuang dalam pedoman hidup prajurit 8 wajib TNI-AD.
3).Pangkalan,dimana hal ini juga merupakan faktor menurunnya disiplin
prajurit,khususnya tentang dimana sesuai TOP satuan Denkav seharusnya
memiliki rumah dinas sejumlah 330 unit dan memiliki barak remaja sejumlah 6 unit
barak,namun kondisi nyata dilapangan hanya ada berjumlah 44 unit rumah dinas
sedangkan anggota yang keluarga berjumlah 149 orang sehingg 105 anggota
yang keluarga tinggal diluar asrama yang rata-rata anberdomisili di kota yang
berjarak sekitar 45menit perjalanan dengan mengendarai sepeda motor dari
asrama dengan biaya kontrakan rumah sewa sekitar
Rp.800.000-Rp.1.000.000.-/bulan dan barak yang menampung anggota remaja
dimana kondisi nyata ada berjumlah 3 unit barak dengan daya tampung 90
personel namun dilapangan dihuni untuk 162 personel sangat jauh dari kelayakan
tempat hunian tinggal sebagai prajurit tempur,mempelajari hal seperti yang terurai
masalah pangkalan ini sangat serius dan perlu perhatian khusus. Dari itu perlu
segera dianalisa mengapa hal tersebut jadi faktor penghambat degrasi disiplin
prajurit dimana saat ini telah mulai bergesernya jiwa pengabdian prajurit dikaitkan
karena kurangnya kepercayaan prajurit terhadap organisasi karena sejak dahulu
pangkalan satuan Denkav-3 tidak ada perubahan sejak tahun 2005 sementara
satuan-satuan tetangga tiap tahunnya mendapat anggaran dari Komando atas
untuk membangun pangkalan,ditambah lagi tidak adanya jiwa komandan satuan
yang tidak kemauan/greget untuk membangun pangkalan sehingga prajurit
7

menyimpulkan dimana tidak adanya perhatian komando atas dengan kendala dan
kesusahan yang dialami prajurit satuan ini.

Dengan uraian pembahasan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan


dimana pembinaan satuan sangat berpengaruh dan mempunyai hubungan yang
sangat erat terhadap pemeliharaan disiplin Prajurit disatuan dengan jalan dimana
setiap komandan satuan untuk memelihara disiplin prajurit harus menegakkan
pembinaan satuan,diantaranya bidang organisasi,personel dan pangkalan,apabila
pembinaan satuan tidak berjalan maka akan menurunnya disiplin prajurit di satuan
dengan fakta-fakta dilapangan dikarenakan yaitu ;1). Kurangnya kepuddlian
pimpinan didalam satuan. 2). Kekuatan personel pimpinan tidak seimbang dengan
BA/TA. 3). Rendahnya tingkat pendapatan/ekonomi prajurit. 4). Pangkalan yang
kurang tertata dengan baik dan tidak ada keseimbangan. 5). Kurangnya sarana
prasarana di satuan.

Dalam tulisan ini maka disarankan agar disiplin Prajurit terpelihara dengan
baik maka perlunya pembenahan pangkalan,sarana prasarana dab kekutan
personel sesuai dengan TOP.

Demikian tulisan essay ini kami susun sebagai bahan masukan dan kajian
pimpinan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan terhadap
pembinaan satuan.

Bandung, 24 Nopember 2010

Calon Perwira Siswa

PL.Ginting
Mayor Kav Nrp11970047140875
8

Anda mungkin juga menyukai