Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kekuatan pertahanan negara Indonesia semakin terus
ditingkatkan untuk mendapatkan kapasitas dan kemampuan kekuatan
pertahanan yakni TNI berada pada kondisi yang memadai. Kondisi ini
sangat diperlukan, mengingat isu-isu keamanan yang terjadi saat ini
beragam bentuknya baik di wilayah nasional, kawasan regional dan
internasiona. Di masa lalu, isu keamanan berhubungan dengan geopolitik
dan geostrategi, khususnya pengaruh kekuatan blok barat dan blok timur,
pengembangan kekuatan militer dan senjata strategis serta hegemoni.
Sedangkan isu keamanan pada dekade terakhir ini makin kompleks
dengan meningkatnya aktivitas terorisme, penyeludupan, imigrasi gelap,
perampokan dan pembajakan, penangkapan ikan secara ilegal, dan
kejahatan lintas negara lainnya, terlebih jika dikendalikan oleh aktor-aktor
non pemerintahan dengan jaringan lintas negara yang sangat rapi, serta
memiliki kemampuan teknologi dan dukungan finansial yang kuat.
TNI AL sebagai salah satu unsur kekuatan pertahanan negara
Indonesia juga terus berkembang dan meningkatkan kekuatan demi
menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia. Pembangunan kekuatan TNI
AL tidak hanya pada pemenuhan kelengkapan alutsista yang canggih,
namun juga kesiapan personil baik secara kuantitas maupun kualitas. Era
globalisasi saat ini menuntut personil TNI AL untuk bergerak cepat dan
tanggap dalam mobilisasi sesuai bidang kerjanya masing-masing.
Informasi dan teknologi yang berkembang begitu cepat saat ini dapat
dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah dan
memberi kelebihan keuntungan dalam mencapai tujuan mempertahankan
negara khususnya wilayah laut.

1
Pembangunan kekuatan TNI AL dilakukan di seluruh bidang secara
optimal. Salah satunya adalah kebijakan pembangunan bidang
perbekalan dengan tujuan sumber daya yang dimiliki harus mampu
mendukung pembangunan TNI AL secara keseluruhan. Bidang
perbekalan memiliki beberapa fungsi diantaranya mempersiapkan,
mengusahakan ketersediaan segala bentuk perbekalan barang dan jasa
yang dibutuhkan baik personil maupun alutsista TNI AL. Dengan alur
penyediaan perbekalan yang baik, diharapkan tidak menghambat sedikit
pun tugas-tugas TNI AL dalam mempertahankan negara Republik
Indonesia.
Kebijakan pembangunan bidang perbekalan TNI AL secara langsung
dikendalikan oleh Dinas Perbekalan AL (Disbekal) dan terbagi menjadi
Depo Pusat Pembekalan Armada Kawasan Barat (Dopusbekbar) yang
berpusat di Jakarta dan Depo Pusat Pembekalan Armada Kawasan Timur
(Dopusbektim) yang berpusat di surabaya dan saling terintegrasi sesuai
garis komando. Dopusbektim sebagai unit pelaksana teknis dinas
perbekalan TNI AL merupakan bagian dari manajemen rantai perbekalan
(supplychainmanagement) TNI AL dituntut mampu melaksanakan peranya
dalam melaksanakan distribusi perbekalan secara tepat waktu, jumlah dan
sasaran kepada satuan-satuan pemakai.
Dopusbektim sebagai fasilitas perbekalan wilayah timur menjadi
sangat strategis, jika dihadapkan dengan rencana validasi organisasi yang
menjadikan Surabaya sebagai Markas Kowilla dan Koharmatal, serta
adanya penambahan Alutsista sesuai Minimum Essential Force (MEF)
tentunya memerlukan kesiapan dukungan fasilitas perbekalan. Oleh
sebab itu Dopusbektim dalam menyongsong pembangunan postur TNI AL
sampai dengan 2024 menuju MEF serta WORLD CLASS NAVY
berupaya melakukan strategi-strategi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dalam rangka pemenuhan segala bentuk perbekalan,
diantaranya penataan manajemen kerasipan, penataan fisik gudang
sarana dan prasarana gudang, sistem otomasi pembekalan serta
peningkatan securityalert. Dalam upaya pengembangan ini tentunya

2
melibatkan kecaggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang saat ini
udah diakses dan diharapkan dapat mempermudah penyelesaian tugas.
Dopusbektim saat ini menghadapi sejumlah kendala dalam
memenuhi kesiapan dukungan fasilitas perbekalan guna menghadapi
Minimum Essential Force (MEF) TNI AL sampai dengan 2024. Kendala-
kendala tersebut diantaranya yaitu :
1. Kondisi gudang DOPUSBEKTIM saat ini yang mempunyai
kapasitas yang terbatas dengan banyaknya material perbekalan
termasuk di dalamnya material zero moving yang keberadaanya
sudah tidak lagi di PUT oleh beberapa satuan pemakai
menambah banyak material yang tersimpan digudang
DOPUSBEKTIM. Dengan kondisi gudang yang ada di
DOPUSBEKTIM, tentunya kebutuhan akan penambahan
gudang dan Material Handling Equipment (MHE) guna
mendukung pembangunan TNI AL sesuai Minimum Essential
Force (MEF) harus dievaluasi khususnya pada kapasitas
pergudangan seiring dengan rencana pengadaan kekuatan
Alutsista yang akan datang.
2. DOPUSBEKTIM dengan sistem otomasi perbekalan yang
sekarang ini belum bisa menjangkau sampai ke jaringan gudang-
gudang sehingga DOPUSBEKTIM perlu adanya pengembangan
sistem dan metode (Sismed) untuk mempermudah pelayanan.
3. Daftar Susunan Personel (DSP) DOPUSBEKTIM di pandang dari
segi kualitas maupun kuantitas masih belum memadai. Untuk itu
perlu adanya penyesuaian Daftar Susunan Personel (DSP)
DOPUSBEKTIM. Dengan perkembangan organisasi yang telah
dikonsepkan, harus diiringi peningkatan kualitas maupun
kuantitas sumber daya manusia. Dalam mengawaki organisasi
pembekalan tidak hanya di butuhkan kuantitas personil yang
mengelola perbekalan secara fisik semata. Tapi juga dibutuhkan
kualitas keahlian personil, khususnya bidang akuntansi, teknologi
informasi dan Sistem Pemeliharaan Terencana (SPT).

3
Penelitian dengan analisa deskirptis perlu dilakukan dengan tujuan
untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan operasional
perbekalan di Dopusbektim. Dengan hasil dari analisa deskriptis tersebut,
diharapkan diketahui aspek-aspek yang sangat mempengaruhi kesiapan
dukungan fasilitas perbekalan dari aspek kapasitas gudang, sistem dan
metode (sismed), serta sumber daya manusia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan
penelitian yang dituangkan ke dalam tesis dengan judul “STRATEGI
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DEPO PUSAT
PEMBEKALAN TIMUR (DOPUSBEKTIM) DALAM RANGKA
PERTAHANAN LAUT WILAYAH TIMUR” dan dengan melakukan
analisa deskriptis diharapkan memperoleh hasil yang lebih akurat sebagai
dasar untuk melakukan optimalisasi depo pembekalan di Dopusbektim.

1.2. Perumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat kualitas
pelayanan Depo Pusat Pembekalan Timur (Dopusbektim) dalam
rangka pertahanan laut wilayah timur.
2. Bagaimana startegi peningkatan kualitas pelayanan Depo Pusat
Pembekalan Timur (Dopusbektim) dalam rangka pertahanan laut
wilayah timur.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
kualitas pelayanan Depo Pusat Pembekalan Timur (Dopusbektim)
guna mendukung pembangunan TNI-AL dalam rangka pertahanan
laut wilayah timur.

4
2. Menentukan strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Dopusbektim guna mendukung pembangunan TNI-AL dalam
rangka pertahanan laut wilayah timur.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat mengembangkan pengetahuan tentang
pelayanan publik khususnya kualitas pelayanan.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
Dopusbektim dalam optimalisasi dukungan fasilitas perbekalan guna
mendukung pembangunan TNI-AL dalam rangka pertahanan laut
wilayah timur.

1.5. Pembatasan Masalah


Pemellitian ini akan dilakukan dengan pembatasan masalah sebagai
berikut :
1. Analisis aspek kapasitas gudang, sistem dan metode (sismed),
serta sumber daya manusia di Dopusbektim.
2. Kesiapan dukungan fasilitas perbekalan dari aspek kapasitas
gudang, sistem dan metode (sismed), serta sumber daya
manusia sebagai implementasi kualitas pelayanan Dopusbektim
guna mendukung pembangunan TNI-AL sesuai Minimum
Essential Force (MEF).

Anda mungkin juga menyukai