Anda di halaman 1dari 8

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

PRODUK PERORANGAN
PENDIDIKAN REGULER LXIII SESKOAD TA 2023

MATA KULIAH :
MANAJEMEN PERENCANAAN DAN BIROKRASI MATRA DARAT

BAHAN KAJIAN :
MANAJEMEN PERSONEL

POKOK BAHASAN :
MEKANISME PENYEDIAAN TENAGA/WEARING

Bandung, April 2023


2

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI AD


DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR JAWABAN
PENYEDIAAN PRAJURIT TNI AD YANG TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
UNTUK MENDAPATKAN PRAJURIT TNI AD YANG BERKUALITAS

PENDAHULUAN
Latar Belakang Transparansi dalam penyediaan prajurit TNI AD berarti bahwa
seluruh proses dari awal hingga akhir dilakukan secara terbuka dan dapat diakses oleh
publik. Hal ini meliputi proses pendaftaran, seleksi, evaluasi, hingga pelatihan dan
pendidikan. Dalam proses seleksi, semua calon prajurit diberikan kesempatan yang
sama untuk bersaing, tanpa adanya intervensi atau pengaruh dari pihak-pihak tertentu.
Sementara itu, akuntabilitas dalam penyediaan prajurit TNI AD berarti bahwa setiap
proses dan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini
mencakup transparansi dalam pengelolaan anggaran, penggunaan sumber daya, dan
keputusan dalam menyeleksi dan merekrut calon prajurit. Setiap pihak yang terlibat
harus dapat bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil, serta
mampu memberikan pertanggungjawaban kepada publik. Dengan menjaga
transparansi dan akuntabilitas dalam penyediaan prajurit TNI AD, diharapkan dapat
tercipta lingkungan yang sehat dan adil bagi calon prajurit untuk bersaing secara sehat
dan menghasilkan prajurit TNI AD yang berkualitas dan profesional. Selain itu, hal ini
juga dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap TNI AD sebagai lembaga
pertahanan yang memegang teguh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan
integritas.
.
3

SOAL
1. Apakah mekanisme penyediaan prajurit di lingkungan TNI AD yang sudah
berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, Bagaimana menurut pasis
mekanisme yang efektif, efisien dan transparan dalam penyediaan prajurit di
lingkungan TNI AD?
Jawab
Merujuk pada mekanisme penyediaan prajurit di lingkungan TNI AD telah diatur
dalam ketentuan yang berlaku, yaitu UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2018 tentang Jabatan, Kepangkatan, dan
Susunan Personel Tentara Nasional Indonesia. Proses seleksi dan evaluasi
penyediaan prajurit TNI AD yang diselenggarakan dimulai dari kegiatan kampanye,
penerimaan, pengangkatan sampai dengan pengaktifan sebagai prajurit yang
dilaksanakan kotama / balakpus sudah sesuai dengan ketentuan yang ada1. Secara
umum penyediaan prajurit secara efektifitas, efisiensi dan transparansi sudah
berjalan baik, dalam prosesnya TNI AD memastikan bahwa proses penyediaan
dilakukan secara adil dan transparan serta mematuhi semua ketentuan yang berlaku.
Namun disamping itu ada beberapa cara untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi
dan transparansi dalam penyediaan prajurit dengan cara – cara sebagai berikut :
a. Dalam Evaluasi seleksi, TNI AD dapat menggunakan sistem evaluasi kinerja
yang obyektif dan terukur dalm proses seleksi untuk mengukur kinerja calon
prajurit. Dengan cara tersebut, TNI AD dapat mengetahui apakah prajurit telah
memenuhi standar yang ditetapkan dan apakah perlu dilakukan pengembangan
atau perbaikan dalam proses rekrutmen dan pelatihan
b. Meningkatkan Kerjasama dengan Instansi Pendidikan untuk mendapatkan
kualitas prajurit yang mumpuni dalam penerimaan calon prajurit Karir. Misal, TNI
AD membuka Kerjasama dengan Universitas untuk memberikan Pendidikan
yang lebih baik dan berkualitas pada bidang teknologi sesuai dengan
kecabangan masing masing, maupun seleksi khusus dari Universitas –

1
Dikutip Dari Petunjuk Penyelenggaraan tentang Binteman dan Binpers TNI AD No. 201.05-080103
4

Universitas bagi calon prajurit yang akan bergabung dengan Perwira Karir
maupun Bintara Karir2.
c. Dalam peningkatan Pengawasan dan Kontrol terhadap proses penyediaan
prajurit dengan cara memperkuat sistem pengawasan dan audit Internal. Dengan
cara yang digunakan, TNI AD dapat memastikan bahwa proses penyediaan
prajurit dapat dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
d. Pemanfaatan teknologi untuk mempercepat proses seleksi dan mengurangi
potensi kesalahan manusia. Contoh penerapanya adalah penggunaan tes
psikologi online serta sistem manajemen data digital yang terintegrasi dengan
pusat, agar meminimalisir kecurangan di lapangan.

2. Apa saja kendala yang pasis ketahui dalam penyediaan prajurit dan Faktor apa
saja yang mempengaruhinya?
Kendala terkait dengan penyediaan prajurit di TNI AD adalah kualitas pendidikan
dan pelatihan prajurit yang masih perlu ditingkatkan. Disamping TNI AD memiliki
Pusat Pendidikan maupun program pelatihan Kecabangan, namun masih terdapat
kekurangan dalam kurikulum dan fasilitas pendidikan yang dapat mempengaruhi
kualitas prajurit yang dihasilkan. masalah administrasi dan birokrasi dalam proses
perekrutan serta penempatan prajurit juga dapat menjadi kendala. Proses yang
kompleks dan panjang serta terkadang adanya memicu timbulnya pungutan liar atau
nepotisme dalam proses penempatan dapat mempengaruhi efisiensi dan
transparansi dalam mekanisme penyediaan prajurit. Kendala lainya yakni terkait
dengan pengembangan karir prajurit, dimana masih terdapat kesenjangan antara
kualifikasi dan posisi jabatan yang ditempati3. Hal ini dapat mempengaruhi motivasi
dan kinerja prajurit, serta dapat mengurangi efektivitas operasional TNI AD.
Beberapa Faktor yang memicu timbulnya kendala dalam penyediaan prajurit antara
lain sebagai berikut :

2
Dikutip Dari PP RI No.39 Tahun 2010 Tentang Administrasi Prajurit TNI.
3
Dikutip Dari https://tniad.mil.id/kualitas-prajurit-tni-ad-diawali-dari-proses-seleksi-yang-benar-dan-baik/ Diakses
6 April
5

a. Proses seleksi yang dilakukan TNI AD memang bertujuan untuk mendapatkan


calon prajurit yang berkualitas, namun proses tersebut terkadang dianggap
terlalu rumit dan memakan waktu yang lama oleh masyarakat.
b. Terdapat beberapa faktor internal TNI AD yang dapat memicu kendala dalam
penyediaan prajurit, seperti kurangnya fasilitas yang memadai, permasalahan
administrasi, dan ketidaktransparanan dalam proses seleksi dan penempatan
prajurit.
c. Pemerintah Indonesia memiliki keterbatasan dalam mengalokasikan anggaran
untuk pengadaan dan pemeliharaan personel TNI AD. Keterbatasan anggaran ini
dapat mempengaruhi proses rekrutmen dan seleksi calon prajurit.

3. Apa yang pasis ketahui tentang peran Kotama dan Jajaranya dalam rangka
mendukung penyediaan prajurit TNI AD?
Kotama atau Komando Utama Angkatan Darat merupakan salah satu unsur
pelaksana dari organisasi TNI Angkatan Darat yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan kegiatan teritorial di wilayah-wilayah yang berada di bawah
komando dan tanggung jawabnya. di samping sebagai Kotama Ops juga sebagai
Kotama Bin yang bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan
dan gelar kekuatan serta melaksanakan informasi dalam penyediaan prajurit .
Kotama terdiri dari beberapa jajaran komando, antara lain Korem (Komando Resort
Militer), Kodim (Komando Distrik Militer), dan Koramil (Komando Rayon Militer)4.
beberapa Peran Kotama dan jajarannya dalam mendukung penyediaan prajurit TNI
AD adalah sebagai berikut:
(1) Pangdam.
(a) memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan penyediaan tenaga
prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing; dan
(b) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kasad.
(2) Aspers Kasdam:

4
Dikutip Dari https://nasional.tempo.co/read/1482065/mengenal-9-komando-operasi-utama-tni-berdasar-
perpres-no-66-tahun-2019 Diakses 5 April
6

(a) membantu Pangdam dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab


dengan merumuskan kebijakan operasional dalam pelaksanaan penyediaan
tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing;
(b) memberikan supervisi teknis terhadap badanbadan pelaksana Kodam
(Balakdam) di wilayahnya masing-masing;
(c) selaku ketua Panda, membentuk, mengarahkan, dan menyelenggarakan
rangkaian kegiatan penyediaan tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-
masing; dan
(d) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangdam.
(3) As/Kabalakdam Tim Penyediaan Tenaga:
(a) Kapendam: i. selaku Katim Kampanye, membentuk, mengarahkan, dan
menyelenggarakan serta mengevaluasi rangkaian kegiatan kampanye
penyediaan tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing; dan ii. dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangdam di bawah supervisi
Aspers Kasdam.
(b) Kaajendam: i. selaku Katim Administrasi, membentuk, mengarahkan, dan
menyelenggarakan serta mengevaluasi rangkaian kegiatan pemeriksaan
administrasi penyediaan tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing;
dan dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangdam di
bawah supervisi Aspers Kasdam.
(c) Kakesdam: i. selaku Katim Kesehatan, membentuk, mengarahkan, dan
menyelenggarakan serta mengevaluasi rangkaian kegiatan pemeriksaan
kesehatan penyediaan tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing; dan
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangdam di bawah
supervisi Aspers Kasdam.
(d) Kajasdam: i. selaku Katim Jasmani, membentuk, mengarahkan, dan
menyelenggarakan serta mengevaluasi rangkaian kegiatan pemeriksaan jasmani
penyediaan tenaga prajurit TNI AD di wilayahnya masing-masing; dan ii. dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pangdam di bawah supervisi
Aspers Kasdam.
7

(e) Asintel Kasdam: i. Selaku Katim Penelitian Personel (Litpers), membentuk,


mengarahkan, dan menyelenggarakan serta mengevaluasi rangkaian kegiatan p
emeriksaan Penelitian Personel (Litpers) penyediaan tenaga prajurit TNI AD di
wilayahnya masing-masing; ii. dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
kepada Pangdam di bawah supervisi Aspers Kasdam
4. Bagaimana pendapat Pasis menanggapi persoalan adanya rekomendasi dari
tokoh Masyarakat dan pejabat dalam menjaga transparasi penyediaan prajurit
di lingkungan TNI AD?
pentingnya menjaga transparansi, adil, dan profesional dalam proses penyediaan dan
seleksi prajurit di TNI AD. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan
profesionalisme TNI AD serta untuk menghindari intervensi dari pihak-pihak yang tidak
berwenang yang dapat merusak proses seleksi dan penerimaan prajurit yang adil dan
objektif. Rekomendasi dari tokoh masyarakat atau pejabat seharusnya tidak boleh
menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan dalam proses seleksi calon prajurit,
karena seleksi harus didasarkan pada kualitas dan kemampuan calon prajurit yang
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi prajurit yang berkualitas dan
profesional. Jika terjadi intervensi dari pihak-pihak yang tidak berwenang, maka hal
ini dapat merusak integritas dan profesionalisme TNI AD serta merugikan negara dan
masyarakat. Oleh karena itu, TNI AD harus memiliki mekanisme yang ketat dalam
proses seleksi dan penerimaan prajurit serta melakukan pengawasan yang ketat
untuk mencegah terjadinya intervensi dari pihak-pihak yang tidak berwenang. Selain
itu, TNI AD juga harus aktif melibatkan masyarakat dalam proses seleksi dan
penerimaan prajurit untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Melibatkan
masyarakat juga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang proses
seleksi dan penerimaan prajurit sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada TNI AD sebagai institusi yang profesional dan bertanggung jawab.
8

DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk Penyelenggaraan tentang Binteman dan Binpers TNI AD No. 201.05-


080103
2. PP RI No.39 Tahun 2010 Tentang Administrasi Prajurit TNI.
3. https://putusan3.mahkamahagung.go.id/search.html/?q=werving
4. https://nasional.tempo.co/read/1482065/mengenal-9-komando-operasi-utama-
tni-berdasar-perpres-no-66-tahun-2019
5. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/81/Xll/2008 tanggal 12 Desember 2008
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Personel.
6. Naskah Departemen tentang MK. Manajemen Perencanaan dan Birokrasi Matra
Darat Jilid 2 BK. Manajemen Personel PB. Mekanisme Penyesiaan
Tenaga/Werving Nomor : MANAJEMEN - 2 disahkan dengan Keputusan
Komandan Seskoad Nomor : Kep/227/XII/2022 tanggal 31 Desember 2022.

Anda mungkin juga menyukai