Anda di halaman 1dari 23

UPAYA MENINGKATKAN KEGIATAN

PENERIMAAN CALON TAMTAMA


PRAJURIT KARIER GUNA MENCAPAI KUALITAS
PRAJURIT
2

UPAYA MENINGKATKAN KEGIATAN PENERIMAAN CALON TAMTAMA


PRAJURIT KARIER GUNA MENCAPAI KUALITAS PRAJURIT

a. Tegaknya keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik


Indonesia adalah merupakan tugas pokok TNI beserta segenap komponen kekuatan
pertahanan negara lainnya, dengan mengembangkan potensi nasional untuk menjadi
kekuatan pertahanan dan keamanan yang tangguh, handal dan profesional.
Keberhasilan tugas pokok TNI dan terwujudnya kekuatan pertahanan dan keamanan
yang handal dihadapkan dengan kondisi yang kompleks mengharuskan adanya
kebijakan untuk membangun kekuatan TNI khususnya TNI AD yang profesional dan
modern, salah satu unsur yang sangat berpengaruh adalah sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga proses kegiatan penyediaan tenaga sangat menentukan.

b. Proses pelaksanaan penyediaan tenaga saat ini telah terlaksana sesuai


ketentuan namun sistem operasionalnya belum optimal dan perlu kiranya diadakan
penyempurnaan agar tidak saja terpadu dari segi kuantitas namun kualitasnya pun
juga bisa terpenuhi secara optimal sehingga mereka yang lulus menjadi calon prajurit
benar-benar memenuhi persyaratan dan kemampuan sebagaimana yang diharapkan.

c. Dalam upaya memperoleh prajurit yang handal, terampil, tanggap diperlukan


sistem pembinaan personel TNI Angkatan Darat yang terpadu, terarah, bertahap dan
berlanjut yang harus diawali dari tahap penyediaan tenaga yaitu segala usaha dan
kegiatan untuk mengisi kebutuhan organisasi Angkatan Darat baik secara kuantitas
maupun kualitas. Guna memperoleh calon prajurit yang berkualitas, maka dalam
proses seleksi penyediaan tenaga perlu adanya upaya-upaya penyempurnaan untuk
meningkatkan kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier di Wilayah.
Sehingga diharapkan akan memperoleh tenaga manusia (prajurit) yang handal,
memiliki kemampuan serta intelejensi yang memadai untuk mendukung pelaksanaan
tugasnya sebagai seorang Tamtama TNI AD.
3

Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Naskah ini dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran


tentang upaya meningkatkan kegiatan penerimaan calon Tamtama PK TNI AD.

b. Tujuan. Tujuan penulisan naskah ini adalah sebagai bahan pertimbangan


pimpinan dalam perumusan kebijakan yang terkait dengan sistem penyediaan tenaga
prajurit Angkatan Darat khususnya penerimaan Cata PK.

RuangLingkup dan Tata Urut.Naskah ini membahas tentang kegiatan penerimaan


calon Tamtama PK TNI AD yang meliputi permasalahan yang dihadapi saat ini beserta
solusi-solusi pemecahan yang dapat digunakan dalam upaya mengatasinya yang disusun
dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Latar belakang pemikiran.

c. Penyediaan Cata PK TNI AD di wilayah Kodam IV/Dip saat ini.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.

e. Proses penerimaan calon Tamtama yang diharapkan.

f. Upaya meningkatkan kegiatan penerimaan Calon Tamtama prajurit karier


guna mencapai kualitas prajurit di ]

g. Penutup.

Metode dan Pendekatan.

a. Metode. Penulisan taskap ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu


suatu metode yang menggambarkan peristiwa apa adanya sesuai yang terjadi dalam
proses penyelenggaraan kegiatan penerimaan prajurit kemudian dianalisa secara
kualitatif.
4

b. Pendekatan. Penulis menggunakan pendekatan pragmatis empiris yaitu


bentuk pendekatan yang berdasarkan pada pengalaman dan bersifat mengutamakan
kepraktisan dengan tidak mengabaikan output penyediaan tenaga.

Pengertian-pengertian.Guna memperoleh pemahaman yang sama dalam


pembahasan naskah ini maka perlu dijelaskan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
tulisan sebagai berikut :

a. Upaya. Adalah usaha atau iktiar untuk mencapai suatu maksud dalam
rangka memecahkan persoalan (mencari jalan keluar).

b. Meningkatan. Artinya suatu kegiatan yang merupakan upaya guna


memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan perolehan hasil yang sudah ada
dengan mengoptimalkan fasilitas yang tersedia.

c. Penyediaan Tenaga. Segala usaha, pekerjaan dan kegiatan untuk


memproses warga negara Indonesia menjadi prajurit sesuai dengan ketentuan
berdasarkan kebutuhan baik yang dilaksanakan melalui penerimaan maupun
pengerahan.

d. Prajurit Karier. Yaitu prajurit sukarela yang menjalani dinas keprajuritan


secara purna waktu berdasarkan ikatan dinas untuk jangka waktu sekurang-kurangnya
lima tahun yang dapat diperpanjang dan sebagai kader dalam arti seluas-luasnya.

e. Penerimaan. Adalah segala kegaitan yang dilakukan untuk memproses


seorang warga negara yang secara sukarela ingin mengabdikan diri sebagai prajurit
sukarela melalui tahap pendaftaran, penelitian persyaratan, pemanggilan, pengujian
dan pemilihan sampai diangkat menjadi prajurit siswa.

f. Kampanye. Adalah kegiatan penerangan dan informasi yang dilaksanakan


secara terus menerus dalam rangka mendukung proses penerimaan.

g. Calon Prajurit. Adalah warga negara yang sedang mengikuti proses


kegiatan penerimaan.
5

h. Ikatan Dinas. Adalah hubungan hukum antara seorang warga negara dengan
Negara yang secara sukarela mengikatkan diri guna menjalani dinas keprajuritan.

i. Pembinaan. Adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan


berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,
pengerahan, pengunaan serta pengendalian sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
secara berdaya guna dan berhasil guna.

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

Umum. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 telah menetapkan dan menjelaskan


tentang peran, fungsi dan tugas pokok TNI, yang sebelumnya diawali dengan adanya
pemisahan TNI-Polri. TNI fokus pada bidang pertahanan dan Polri pada bidang
keamanan dan ketertiban masyarakat. Kondisi demikian menuntut TNI untuk
profesional dan mandiri dalam mengemban tugas, sehingga TNI harus tampil dengan
jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara
profesional. Era globalisasi dan demokrasi di masa sekarang dan masa yang akan
datang tentunya tidak mudah bagi TNI untuk merealisasikan peran, fungsi dan tugas
pokoknya apabila tidak segera melaksanakan reformasi TNI AD sebagai bagian dari
TNI mempunyai peran penting dalam rangka mensukseskan tugas pokok tersebut
sesuai dengan kemahirannya. Konsekuensi dari semua itu maka TNI AD harus
memiliki kemampuan optimal yang dapat dibangun melalui pengadaan sumber daya
manusia yang handal Untuk mampu menjawab tantangan tugas, maka setiap prajurit
TNI AD harus memahami tugas dan perannya sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Peran manusia (prajurit) adalah sebagai unsur pokok dari organisasi karena
sangat menentukan efektifitas pelaksanaan tugas, sehingga setiap prajurit dituntut
untuk memiliki kualitas yang meliputi kualitas kepribadian, kejiwaan, mental, jasmani
terlebih kualitas intelijensia.
6

LandasanPemikiran.

a. Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 34 Tahun 2004.

1) Peran TNI. Adalah sebagai alat negara dibidang pertahanan yang


dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara.

2) Fungsi TNI.

a) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan


ancaman bersenjata dari luar dan dari dalam negeri terhadap
kedaulatan, keutuhan wilayah dan kedaulatan negara.

b) Mengatasi segala bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada


point 2) a) di atas.

c) Pemulihan terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu


akibat kekacauan keamanan

3) Tugas TNI. Adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan


keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Ind

SistemPembinaanPersonel TNI AD. Sistem pembinaan personel TNI AD harus


mengacu kepada tetap lestarinya tradisi kejuangan sehingga mampu mengemban setiap tugas
yang dibebankan. Pembinaan personel TNI AD harus dimulai dari saat diterima menjadi
calon prajurit sampai selesai dinas, kegiatan ini meliputi bidang penyediaan, pendidikan,
penggunaan, perawatan dan pemisahan secara tertib, teratur dan terus menerus dengan tujuan
menyiapkan prajurit yang mampu mengemban setiap tugas yang dihadapinya dalam rangka
mewujudkan organisasi TNI yang relatif kecil namun efektif dan efisien. Sistem pembinaan
personel TNI AD mengacu kepada sasaran-sasaran yang telah ditetapkan meliputi :
7

a. Terwujudnya kemantapan mental kejuangan, disiplin keprajuritan yang


berlandaskan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

b. Terwujudnya ketertiban dan kesinambungan organisasi.

c. Tercapainya profesionalisme keprajuritan berdasarkan tugas dan perannya.

d. Terwujudnya kemantapan kemanunggalan TNI Rakyat.


8

UPAYA MENINGKATKAN KEGIATAN PENERIMAAN CALON TAMTAMA


PRAJURIT KARIER GUNA MENCAPAI KUALITAS PRAJURIT

Umum.Upaya peningkatan kegiatan penerimaan Cata PK TNI AD adalah untuk


mencapai tujuan dan sasaran baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut diusahakan
tercapai dengan maksud agar tugas pokok yang diemban oleh TNI AD bisa terdukung secara
efektif dan efisien.

Tujuan. Untuk memperoleh calon prajurit Tamtama TNI AD yang memiliki kualitas
sesuai persyaratan baik menyangkut faktor administrasi, kesehatan, jasmani, mental
kepribadian/kejiwaan dan akademik/intelektual.

Sasaran.Untuk memperoleh sumber daya prajurit Tamtama TNI AD yang memiliki


keuletan dan ketangguhan pribadi serta profesional, sehingga bisa mendukung keberhasilan
tugas pokok TNI AD.

Subyek.

a. Kasad sebagai pembina TNI AD.


b. Irjenad selaku inspektur/pengawas di lingkungan TNI AD.
c. Aspers Kasad selaku penanggung jawab dan supervisor tingkat pusat dalam
kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
d. Pangdam selaku penanggung jawab Panitia Tingkat Daerah dalam kegiatan
penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
e. Danpusintelad selaku supervisor test wawancara tingkat pusat dalam kegiatan
penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
f. Dirajenad selaku supervisor pemeriksaan administrasi tingkat pusat dalam
kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
g. Dirkesad selaku supervisor pemeriksaan kesehatan tingkat pusat dalam
kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
h. Kadispsiad selaku supervisor pemeriksaan psikologi tingkat pusat dalam
kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
i. Kadisjas selaku supervisor pemeriksaan/pengujian jasmani tingkat pusat
dalam kegiatan penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD.
9

Obyek.

a. Warga Negara Indonesia (Calon Prajurit).


b. Personel Penyelenggara.
c. Piranti Lunak.

Metode.

a. Kampanye. Kampanye adalah kegiatan pemberian penerangan dan


informasi yang dilaksanakan secara terus menerus dalam rangka mendukung proses
penerimaan. Warga diberi keterangan tentang tata cara, persyaratan dan kelengkapan
bahan administrasi yang harus dipenuhi tempat dan waktu pendaftaran, materi seleksi
serta standar penilaian yang diharapkan dalam seleksi untuk menjadi prajurit TNI.
Hal ini dimaksudkan agar warga negara tersebut terdorong keinginannya untuk
menjadi prajurit TNI dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik bidang
administrasi, kesehatan, jasmani dan lainnya.

b. Sosialisasi. Mensosialisasikan ketentuan dan peraturan yang berlaku


tentang tata cara pelaksanaan dan penilaian terhadap personel penyelenggara, agar
menguasai bidang yang menjadi tugasnya dan bisa menerapkan dalam pelaksanaan
tugas.

c. Edukasi. Memberikan pembekalan melalui pendidikan atau kursus kepada


personel penyelenggara penyediaan prajurit, agar dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

d. Pengujian. Pengujian merupakan cara untuk menentukan calon prajurit


yang lulus maupun tidak lulus serta peringkat nilai kelulusannya, dimana kegiatannya
meliputi :

1) Pemeriksaan administrasi yang dilaksanakan oleh Tim Administrasi


yang meliputi kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dari bahan administrasi
10

calon yang berpedoman pada petunjuk pemeriksaan administrasi calon


prajurit.

2) Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan oleh Tim Kesehatan dengan


berpedoman kepada Buku Petunjuk tentang Seleksi Kesehatan Badan dan Jiwa
Calon Prajurit TNI.

3) Pemeriksaan/pengujian jasmani yang dilaksanakan oleh Tim Jasmani


dengan berpedoman kepada Buku Petunjuk tentang Pelaksanaan Seleksi
Jasmani Calon Prajurit TNI.

4) Test wawancara yang dilaksanakan oleh Tim Wawancara, dimana


kegiatan pemeriksaan yang dilakukan melalui pengisian clearance test dan
wawancara. Penilaian meliputi aspek ideologi Pancasila, UUD 1945 dan
mental sebagai calon prajurit.

5) Pemeriksaan psikologi yang dilaksanakan oleh tim psikologi yang


meliputi pemeriksaan segi kecerdasan (potensi kecerdasan, efisien fungsi
kecerdasan dan daya tangkap serta kemampuan belajar) serta segi kepribadian
(stabilitas emosi, cara dan sikap kerja dan penyesuaian sosial).

e. Keteladanan.

1) Para pejabat/pemimpin TNI AD yang terlibat dalam kepanitiaan, agar


memberi teladan dengan tidak memberikan sponsorship atau membantu calon
yang tidak memenuhi syarat dalam seleksi penerimaan. Agar budaya
memberikan sponsorship dihilangkan atau minimal sponsorship hanya
diberikan kepada calon yang memiliki prestasi dibidang yang ada kaitannya
dengan keprajuritan (sesuai ketentuan yang berlaku).

2) Setiap pejabat yang terlibat sebagai subyek dalam penulisan ini agar
menjadi contoh dan teladan, baik sikap dan tindakan dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungannya maupun dalam masyarakat, sehingga terwujud simpati
terhadap TNI AD.
11

f. Evaluasi dan Penyempurnaan. Mengadakan evaluasi terhadap piranti lunak


yang mengatur tentang penerimaan prajurit, kemudian menyempurnakan aturan dan
ketentuan tersebut agar pelaksanaan kegiatan penerimaan berjalan lancar, tertib dan
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sarana dan Prasarana.

a. Alat Peralatan Untuk Keperluan Seleksi.

1) Seleksi Administrasi.

a) Alat ukur tinggi dan berat badan yang standar (yang telah diuji
oleh badan meteorologi/yang berwenang).
b) Alat pemeriksa untuk dokumen (lampu ultra violet) dan kaca
pembesar.
c) Alat untuk mengambil sidik jari (daktiloskopi) dan peralatan
lainnya.

2) Pemeriksaan Kesehatan.

a) Alat perlengkapan tenaga medis/dokter secara umum (termasuk


alat ukur tinggi dan berat badan).
b) Alat rekaman EKG.
c) Alat radiologi.
d) Laboratorium.

3) Pengujian Jasmani.

a) Nomor pada dada, timer dan peluit.


b) Alat bantu pull up, sit up dan shuttle run.
c) Jaringpostur.
d) Papanindeknilaisemapta.
12

4) Test Wawancara. Blanko Clearance Test dan alatlainnya.

5) Pemeriksaan Psikologi. Batterai test dan alat lainnya.

b. Gedung Ruangan dan Akomodasi Lainnya. Gedung baik untuk keperluan


seleksi masing-masing Tim atau untuk sidang pemilihan, maupun sarana lainnya
seperti lapangan untuk seleksi jasmani (Semapta), kolam renang untuk test renang,
transito untuk penampungan calon.

c. Media Informasi Baik Cetak maupun Elektronik. Untuk keperluan


kampanye maupun pengumuman.

Upaya yang Dilaksanakan.

a. Meningkatkan Kualitas Persyaratan Calon.

1) Persyaratan Calon, Khususnya Ijazah Sekolah Calon.

a) Dirajenad perlu mengkaji kemungkinan peningkatan


persyaratan ijazah minimal yang harus dimiliki calon, dari SLTP
menjadi SLTA. Pengkajian ini dihadapkan pada animo pendaftar Cata
PK beberapa tahun terakhir dilihat dari ijazah yang dimiliki calon.

b) Persyaratan calon Tamtama PK minimal berijazah SLTP, saat


ini kurang memadai apabila dikaitkan dengan tantangan tugas yang
diemban pada saat ini apalagi dimasa yang akan datang. Untuk itu
perlu ditingkatkan setidak-tidaknya minimal berijazah SLTA.

2) Persyaratan Berbadan Sehat Antara Lain Bebas Narkoba.

a) Pemeriksaan laboratorium untuk test bebas narkoba, sebaiknya


dilakukan tetapi tidak membebani calon untuk biaya pemeriksaannya.
13

b) Apabila dinas belum mampu mendukung biaya pemeriksaan,


tetap dilaksanakan pemeriksaan setelah calon dinyatakan lulus sidang
pemilihan, biaya ditanggung calon.

3) Seleksi Akademik. Untuk mengetahui kemampuan akademik calon


prajurit tersebut diperlukan upaya penyelenggaraan test akademik dengan
penjelasan sebagai berikut :

a) Dirajenad perlu mengkaji kemungkinan pelaksanaan seleksi


akademik, seleksi ini diperlukan untuk mengetahui kemampuan
akademik calon, agar dapat mengarahkan bidang tugasnya dalam
mendukung peningkatan SDM prajurit TNI AD.
b) Materi seleksi agar dikoordinasikan dengan Diknas setempat.

c) Dibentuknya kepanitiaan yang bertanggung jawab dalam


pelaksanaan seleksi tersebut.

d) Diupayakan adanya piranti lunak untuk mendukung


penyelenggaraan seleksi akademik tersebut, agar terlaksana dengan
obyektif dan memenuhi sasaran yang dikehendaki.

b. Tahap Persiapan. Pengdam dan aparat terkait merealisasikan pelaksanaan


kampanye untuk menarik minat warga negara menjadi prajurit TNI, yang dalam
pelaksanaannya bisa melalui peningkatan kesadaran bela negara dan meningkatkan
pelaksanaan kampanye dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Meningkatkan Kesadaran Bela Negara.

a) Pemantapan dalam penyelenggaraan pendidikan dan


pendahuluan bela negara (PPBN) yang diberikan kepada warga negara
di lingkungan pendidikan, lingkungan kerja dan lingkungan
masyarakat.
14

b) Setiap prajurit TNI AD hendaknya menjaga sikap, tindakan,


perilaku dan perbuatannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara agar mendapat simpati dari rakyat.

c) Tumbuhkembangkan kemanunggalan TNI-rakyat, berikan


pengertian dan pemahaman kepada masyarakat bahwa upaya bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara pada forum
yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan tersebut.

d) Mengaktifkan para Babinsa untuk membina Pramuka di desa


yang menjadi binaannya.

2) Meningkatkan Pelaksanaan Kampanye.

a) Melaksanakan kampanye sepanjang tahun, dengan sasaran


siswa SLTP, SLTA dan masyarakat lainnya dengan mekanisme yang
telah diprogramkan oleh panitia kampanye dibantu Aparat Kowil
setempat. Kampanye secara
terpadubaikuntukpenerimaancalonTamtama, Bintara, Catar Akmil,
Sepa PK, Pa PSDP Penerbang dan lain-lain.

b) Materikampanyehendaknya bisa
membangkitkanminatuntukmengabdikepada negara dan
bangsamelaluiprajurit TNI. Berisikandasar-dasarpembelaan negara,
macam dan jenispenerimaancalonprajuritsertakepangkatanpertamanya,
tata cara dantempatpendaftaran, persyaratanmasuk, waktu dan
macamseleksi, kegiatanselamapendidikan dan
pembinaansetelahmenjadiprajurit TNI dan kemungkinankarier yang
ditempuh, sertamaterilain yang mendukungmisalnyamotivasi dan
kejuangan, kesadaranbela negara dan lain-lain.

c) Pengorganisasiankampanyedisesuaikandengantingkatdaerah,
diupayakanterdiridaripejabatKowil, pejabatpersonel,
15

pejabatpenerangan, prajuritatautarunaAkmil (dimanfaatkan pada


saatmerekalibur), menyampaikanmaterikampanye.

d) Penyampaiankampanyemenggunakanceramah, media massa


(TV, koran, radio, majalah, brosur/pamflet, poster, spanduk dan lain-
lain), menyampaikan pesan tentangkegiatanuntukmasukmenjadiprajurit
TNI.

e) Tindak lanjut dari pelaksanaan kampanye. Apabila kampanye


dilaksanakan ada yang berminat mendaftar dan waktu pendaftaran
sudah dekat, dapat langsung didata serta diberi tahu kapan harus
melapor serta apa yang perlu dibawa/disiapkan.

(1) Apabila ada yang berminat, sementara waktu


pendaftaran masih relatif lama maka hal-hal yang perlu
dilakukan adalah :

(a) Sesuai kesepakatan waktunya, dikumpulkan di


Makodim dengan membawa persyaratan pokok berupa
KTP, ijazah dan akte kelahiran.

(b) Pada saat kumpul diperiksa bahan administrasi,


termasuk pengukuran tinggi badan bagi yang tidak
memenuhi syarat langsung diberitahu agar tidak
mendaftarkan diri dengan diberi penjelasan secukupnya.

(c) Bagi mereka yang memenuhi persyaratan


administrasi, didata sebagai calon pendaftar.

(2) Pengarahan dan pembinaan bagi yang memenuhi syarat


meliputi :

(a) Agar melaksanakan chek up kesehatan kepada


dokter militer. Bagi yang dinyatakan tidak memenuhi
16

syarat untuk menjadi prajurit TNI, oleh dokter


disarankan agar tidak mendaftarkan diri lagi.

(b) Bagi yang memenuhi syarat, selanjutnya


dibimbing dan dibina diantaranya diberi penjelasan
tentang persiapan yang harus dilakukan dalam rangka
menghadapi seleksi/pengujian, sehingga yang
bersangkutan selalu berupaya memelihara dan menjaga
kesehatannya. Disamping itu juga diberikan pembinaan
jasmani maupun konsultasi psikologi. Kemudian pada
saat kegiatan pendaftaran dimula, yang bersangkutan
diberitahu agar segera mendaftarkan diri ke tempat
pendaftaran yang telah ditentukan.

c. Meningkatkan Mekanisme Pengujian.

1) Seleksi Administrasi.

a) Panitia harus melaksanakan penelitian bahan administrasi


tentang kebenaran, kelengkapan keabsahan dan dokumen yang dimiliki
calon.

b) Pemeriksaan hendaknya disamping meneliti materi dokumen


juga meneliti tentang keaslian dokumen tersebut dengan alat peralatan
yang sudah ditentukan.

c) Bila ada data yang meragukan agar dikonfirmasikan kepada


pihak terkait atau data lainnya.

d) Melaksanakan penilaian sesuai dengan buku Jukmin yang


ditentukan.

2) Seleksi Kesehatan.
17

a) Untuk seleksi kesehatan II, pelaksanaannya agar dilaksanakan


pada saat calon sudah dinyatakan lulus seleksi psikologi, yang
jumlahnya relatif lebih sedikit (rata-rata 3X alokasi), sehingga relatif
bisa terdukung oleh anggaran yang tersedia.

b) Seleksi kesehatan jiwa untuk calon Tamtama, baru


dilaksanakan pada penerimaan TA. 2003 gelombang I. Pelaksanaannya
agar dilakukan setelah calon dinyatakan lulus wawancara. Agar
seleksi ini dilaksanakan pada program penerimaan selanjutnya secara
konsisten untuk menyaring calon yang terdapat kelainan/gangguan
kejiwaan.

3) Seleksi Jasmani.

a) Untuk pelaksanaan jenis seleksi yang terukur (semapta A dan B


serta renang), calon diberitahu tentang hasil yang dicapai dan mereka
diminta untuk tandatangan sebagai tanda setuju hasil tersebut (hal ini
sudah dilaksanakan di Kodam IV/Dip).

b) Sedang untuk jenis seleksi yang parameternya kurang pasti,


perlu keahlian dari petugas (khususnya untuk pemeriksaan postur
tubuh), perlu membekali personel petugas agar memiliki kemampuan
penilaian postur dan juga perlu didukung dengan peralatan jaring
postur yang standar atau alat lain sebagai alat bantu penilaian.

4) Test Wawancara. Untuk memperoleh data yang akurat, khususnya


data lingkungan keluarga calon perlu ditempuh melalui Koramil tempat
domisili calon. Dimana calon diperaintahkan untuk menyampaikan berkas
pendaftaran ke Koramil untuk diketahui dan dicap (dibalik surat pendaftaran).
Tindakan oleh Koramil setempat menelusuri data lingkungan keluarganya dan
bila ada indikasi yang rawan, segera dilaporkan kepada panitia/intel pada
kesempatan pertama dengan dilampiri data yang mendukung.
18

5) Pemeriksaan Psykologi. Untuk lebih meningkatnya obyektifitas


hasil seleksi, agar batterai test untukj dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga
calon yang sudah pernah mengikuti seleksi tidak menghafalkan materi seleksi.
Diupayakan selalu ada batterai test yang baru dalam setiap periode seleksi.

d. Meningkatkan Profesionalisme Panitia Penyelenggara.

1) Upaya Peningkatan Profesionalisme Personel Penyelenggara


Seleksi.

a) Tempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat, yang


sesuai dengan minat dan bakatnya serta sesuai kualifikasi yang
dimiliki.

b) Beri kesempatan kepada personel untuk mengikuti


pendidikan/kursus sesuai tugas atau profesinya, agar memiliki
kemampuan yang optimal dalam pelaksanaan tugas.

c) Buat prosedur tetap sebagai pedoman dalam setiap pelaksanaan


tugas.

d) Berikan pengarahan, penataran, ceramah sebelum pelaksanaan


tugas, agar pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kegiatan yang
telah ditetapkan, dan tidak menyimpang dari norma/aturan.

2) Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Personel Penyelenggara.

a) Perhatikan kesejahteraan personel secara profesional. Sebagai


contoh apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan diluar jam dinas,
berikan kepada personel tersebut uang lembur sesuai ketentuan yang
berlaku.

b) Perlu upaya untuk memberikan tunjangan khusus, diluar


tunjangan fungsional yang sudah dapat (hal ini perlu pengkajian
19

khusus, jabatan apa saja yang perlu memperoleh tunjangan khusus


tersebut).

3) Penerapan Sanksi yang Berat Kepada Semua Jenis Pelanggaran


yang Dilakukan. Penerapan hukum dan sanksi yang tegas terhadap setiap
personel (baik sebagai panitia maupun bukan panitia) yang terlibat kasus
kolusi dalam seleksi penerimaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Menyempurnakan Peranti Lunak. Dirajenad sebagai supervisor


pemeriksaan administrasi, Dirkesad supervisor pemeriksaan kesehatan, Kadisbinjas
supervisor pengujian Jasmani, Danpusintelad supervisor test wawancara dan
Kadispsiad sepervisor pemeriksaan psikologi, perlu penyempurnaan atau merevisi
peranti lunak sesuai bidangnya masing-masing, untuk disesuaikan dengan setiap
perkembangan yang terjadi baik yang menyangkut perubahan persyaratan atau
peningkatan norma persyaratan. Dan selanjutnya mensosialisasikan peranti lunak
tersebut kepada pejabat pelaksana.
20

PENUTUP

Kesimpulan. Berdasarkan kepada uraian tersebut diatas, maka dapat diambil


beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Kegiatan penyediaan calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD saat ini pada
umumnya sudah dapat dilaksanakan dan dapat mencapai sasaran secara kuantitatif,
namun belum secara kualitatif.

b. Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan penyediaan Cata PK TNI AD


diantaranya persyaratan minimal ijazah yang harus dimiliki calon, test akademik
belum dilakukan, pengorganisasian penyelenggara kurang optimal, pelaksanaan
kampanye yang belum dilaksanakan secara maksimal, kurang optimalnya pelaksanaan
seleksi (administrasi, kesehatan, jasmani wawancara dan psikologi) kualitas personel
penyelenggara yang masih rendah, dan belum terpadunya antara peraturan dengan
penjabaran dalam pelaksanaan kegiatan.

c. Dengan demikian perlu suatu upaya untuk mengoptimalkan penyediaan Cata


PK TNI AD, didukung oleh personel penyelenggara yang memiliki sikap mental
kejuangan yang mantap dan profesionalisme yang tinggi, sehingga dalam kegiatan
penyediaan prajurit dapat memilih calon prajurit yang berkualitas, sehingga akan
dapat meningkatkan SDM, yang pada gilirannya akan mendukung pelaksanaan tugas
pokok TNI AD dimasa yang akan datang.

Saran. Agar upaya yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang lebih optimal,
maka disampaikan saran sebagai berikut :

a. Kasad.

1) Mengoptimalkan kegiatan kampanye penerimaan prajurit TNI sesuai


Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor Kep/01/II/1986 tentang
penyelenggaraan kampanye dalam rangka mendukung penerimaan dan
pengerahan warga negara menjadi prajurit Angkatan Bersenjata Republik
21

Indonesia (sekarang TNI). Dilaksanakan secara konsisten dan didukung


dengan sarana dan prasarana serta dana yang cukup untuk kegiatan tersebut.

2) Mengupayakan agar dukungan dana terpenuhi, khususnya untuk


kebutuhan pemeriksaan kesehatan.

3) Mengambil kebijaksanaan tentang pelarangan segala macam


sponsorship secara konsisten dan tidak dibenarkan dalam kegiatan seleksi
penerimaan prajurit, kalau perlu diberikan sanksi apabila ada yang melanggar
ketentuan tersebut.

b. Dirajenad.

1) Mengadakan inventarisasi, menyusun dan menyempurnakan peranti


lunak yang berhubungan dengan kegiatan penerimaan Cata PK TNI AD untuk
disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta perkembangan yang terjadi.
Setelah disetujui oleh pihak yang berwenang, selanjutnya melakukan
sosialisasi peranti lunak tersebut kepada para pejabat pelaksana.

2) Melaksanakan pengkajian tentang kemungkinan penerapan seleksi


akademik pada penerimaan Cata PK TNI AD, hal tersebut untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki calon dan menjaring calon yang memiliki
kemampuan akademik memadai serta meningkatkan persyaratan minimal
ijazah yang dimiliki calon dari yang semula Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) menjadi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

c. Dirkesad, Kadisnjas, Danpusintelad dan Kadispsiad melaksanakan


pembekalan dibidang teknis masing-masing materi pengujian kepada personel
penyelenggara agar dalam pelaksanaan seleksi bisa sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku, juga menggunakan standar penilaian yang sama antara Panda yang satu
dengan Panda yang lainnya atau antara Sub Panda yang satu dengan Sub Panda yang
lainnya. Juga menyempurnakan atau merevisi piranti lunak sesuai bidangnya masing-
masing selanjutnya mensosialisasikan kepada pejabat pelaksana.
22

d. Perlunya peningkatan kesejahteraan terhadap personel penyelenggara.


Pemberian kesejahteraan terhadap personel penyelenggara antara lain dengan
memberikan haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku misalnya memberikan
uang lembur apabila mereka melaksanakan tugas melebihi jam dinas, hal ini sebagai
salah satu upaya untuk menghindari terjadinya kolusi atau KKN.

Demikian penulisan taskap tentang upaya meningkatkan kegiatan penerimaan calon


Tamtama PK TNI AD guna mendukung pelaksanaan tugas. Semoga dapat memberikan
gambaran dan peningkatan wawasan dalam kegiatan penyediaan prajurit TNI AD khususnya
dalam kegiatan penerimaan Cata PK TNI AD bagi seluruh prajurit pada umumnya dan unsur
terkait pada khususnya.

Nabire, November 2018


Penulis

dr. Bramantyo Nugraha Putra


Letda Ckm NRP 11160034170489

Anda mungkin juga menyukai