Anda di halaman 1dari 50

TERBATAS

1
KONSEPSI PEMBINAAN PERSONIL TNI-AD
DALAM RANGKA MENGHADAPI TUGAS
DI MASA MENDATANG

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Era reformasi yang terjadi di negara Indonesia telah menimbulkan


perubahan-perubahan yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Demikian juga hasil dari kemajuan dari ilmu dan teknologi
terutama di bidang informasi dan teknologi menuntut peningkatan sumber
daya manusia secara cepat. Kesiapan bangsa Indonesia dalam menghadapi era
perubahan ini akan sangat menentukan bagi keberhasilan bangsa di masa
mendatang. Perlu dirubah atau tidaknya suatu institusi disamping karena
embanan misi, juga didasarkan kepada tantangan yang dihadapi. TNI sebagai
sebuah institusi yang selalu dinamis dan responsif terhadap perubahan, sejak
kelahirnya hingga kini senantiasa melakukan perubahan dan penyempurnaan 1.

b. TNI-AD sebagai salah satu komponen penting pertahanan negara harus


menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Harus disadari akibat dari
reformasi mengakibatkan kurang dipercayanya peran TNI-AD pada saat ini.
Peningkatan kualitas perwira TNI-AD diharapkan akan mampu mengembalikan
citra TNI-AD dalam berperan secara optimal. Dalam usaha untuk menciptakan
stabilitas dan ikut serta dalam pembangunan nasional, maka TNI-AD harus
didukung oleh kualitas sumber daya perwira TNI-AD.
/ c. Untuk...
1
Bunga Rampai Paradigma Baru TNI, Staf Komsos TNI, Th 2003, Halaman 1.

TERBATAS
TERBATAS
2
c. Untuk dapat melaksanakan tugasnya di masa depan, maka TNI-AD
harus diorganisir dalam suatu sistem pembinaan yang modern, mantap dan
dinamis yang dapat diterima dan didukung oleh segala unsur serta mampu
menjawab dan memecahkan segala persoalan yang berhubungan dengan
masalah pembinaan personil TNI-AD secara keseluruhan yang meliputi
pengadaan, pendidikan, pengunaan, perwatan dan pemisahan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang konsepsi


pembinaan personil perwira TNI-AD dalam rangka menghadapi tugas di masa
mendatang.

b. Tujuan. Agar dapat dijadikan saran dan sumbang pemikiran


sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam rangka merumuskan
kebijaksanaan tentang pembinaan personil perwira TNI-AD.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut. Pembahasan konsepsi ini dibatasi pada
penyelenggaraan pembinaan personil perwira TNI-AD khususnya pembinaan tenaga
manusia, dalam rangka menghadapi tugas di masa mendatang dan disusun
dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Latar Belakang Pemikiran.
c. Kondisi Pembinaan Personil Perwira TNI-AD saat ini.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
e. Kondisi Pembinaan Personil Perwira yang Diharapkan.
f. Konsepsi Pembinaan Personil Perwira TNI-AD.
g. Penutup.
/ 4. Metode.....

TERBATAS
TERBATAS
3
4. Metode dan Pendekatan. Penulisan konsepsi pembinaan personil
perwira TNI-AD dalam rangka menghadapi tugas di masa mendatang ini,
menggunakan metode deskritif analisis dengan pendekatan study kepustakaan.

5. Pengertian - pengertian.

a. Globalisasi. Globalisasi, proses global, mendunia, masing-


masing belahan dunia seolah menyatu, transparan dan saling ketergantungan. 2

b. Pembinaan. Suatu proses kegiatan pencapaian tujuan dalam


menyelenggarakan tanggung jawab dan terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
berlanjut berupa perencanaan, penyusunan, pengarahan, pengkoordinasian,
pengendalian, pengawasan dan penelitian serta pengembangan dalam
penggunaan waktu, tenaga, dana, materiil, fasilitas dan jasa dalam rangka
menyelesaikan suatu tugas pokok. Pembinaan tidak dapat dipisahkan dari
komando, walaupun wewenang dan tanggung jawabnya tidak seluas
komando.3

c. Karier. Adalah kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi


personel TNI-AD dalam hal mendapatkan4 :

1) Kedudukan/jabatan tertentu.
2) Kenaikan pangkat.
3) Kesempatan pendidikan.
4) Pemindahan dan giliran penugasan.

/ d. Pola.....

2
Peran ABRI ABAD XXI, Redifinisi, Reposisi dan Reaaktualisasi peran ABRI dalam kehidupan bangsa.
Lampiran B. Hal 2.
3
Naskah Sekolah Sementara Sistem Pembinaan Personil TNI-AD (SESKOAD).
4
Ibid.

TERBATAS
TERBATAS
4
d. Pola Karier. Adalah rencana yang menggambarkan bagaimana
personel TNI AD akan menempuh personil selama pengabdiannya yang
berhubungan dengan jabatan, kepangkatan dan pendidikan 5.

e. Pembinaan Tenaga Manusia. Adalah proses kegiatan yang


berhubungan dengan pembinaan dalam rangka menentukan kebutuhan
tenaga manusia untuk kepentingan organisasi secara kualitatif dan kuantitatif
serta pengembangan dan pemanfaatannya melalui suatu pengkajian
pendayagunaannya6.

/ BAB II...

5
Bujukin ttg Personil TNI-AD No : 03 – I – 01. Skep KASAD No Skep/500/XI/1998 . Hal 3.
6
. Bujukin ttg Personil No 201.03-080101. Skep KASAD No Skep/496/XII/2004 . Hal 8.

TERBATAS
TERBATAS
5
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum.

a. Mencermati perkembangan lingkungan strategis, yang ditandai


semangkin meningkatnya kualitas ancaman pada masa yang akan datang,
maka diperlukan suatu strategi pembinaan yang diarahkan kepada
terwujudnya kesiapsiagaan operasional satuan, dalam rangka mengantisipasi
ancaman tersebut. Dilihat dari asumsi diatas maka strategi pembinaan TNI-AD
harus menitik beratkan kepada modernisasi pembinaan personil perwira TNI-
AD. Dimana unsur perwira ditempatkan pada posisi penting dalam organisasi
TNI-AD. Dengan demikian maka pembinaan personil perwira TNI-AD,
merupakan titik sentral dalam pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI-
AD, yang menentukan keberhasilan TNI-AD dalam melaksanakan tugas
pokoknya, maka pembinaan personil perwira TNI-AD harus dilaksanakan
secara konseptual, sistematis, berencana dan berlanjut.

b. Dalam rangka pembinaan personil perwira TNI-AD untuk menghadapi


tantangan tugas di masa mendatang, harus didekati dari sisi
kebutuhannya, karena perwira sebagai manusia mempunyai kekhususan
yaitu perasaan, pikiran dan akal budi serta pengetahuan yang bersifat
dinamis. Agar perwira TNI-AD dapat memberi konstribusi dalam pencapaian
tujuan organisasi, maka perlu dipertimbangkan keinginan dan kebutuhannya.
Baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial. Menyadari bahwa
kemampuan dalam penyedian sumber daya dan dana masih terbatas, namun
tuntutan perwujudan perwira TNI-AD yang mampu berkarya, baik didalam
maupun diluar organisasi TNI-AD dalam menghadapi tantangan tugas dimasa

/ mendatang.....

TERBATAS
TERBATAS
6
mendatang. Hal ini seperti diungkapkan Profesor Juwono Soedarsono (Mantan
Menhan), bahwa dalam periode mendatang, Indonesia masih memerlukan
kepemimpinan dari TNI7. Untuk itu diperlukan suatu ide dan gagasan
pembinaan personil perwira TNI-AD secara konsepsional, dalam rangka
menghadapi tantangan tugas di masa mendatang.

7. Landasan Pemikiran.

a. Landasan idiil. Pancasila sebagai falsafah negara merupakan


pandangan hidup bangsa yang menjiwai kepada cita-cita dan tujuan
perjuangan bangsa seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia,
akan selalu relevan dan digunakan sebagai pedoman, dalam mewujudkan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila yang juga
merupakan dasar dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sehingga terciptanya nilai-nilai etika, moral kebangsaan yang mengarah
kepada terciptanya persatuan dan kesatuan yang kokoh diseluruh tanah air.

b. Landasan konstitusional. UUD 1945 merupakan hukum dasar


yang berisi norma-norma dasar tertulis sebagai landasan konstitusional dalam
penyelenggaraan negara. Karena itu salah satu segi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harus ditegakan adalah
kehidupan yang mewujudkan masyarakat adil dan makmur disegala aspek
kehidupan dan memberi arah pada perubahan perkembangan hidup bangsa
sesuai tuntutan yang ditimbulkan oleh dampak globalisasi.

/ c. Landasan.....

7
Media Indonesia Online, 20 Oktober 2004. Dilema Keberadaan TNI pada Era Reformasi, oleh Dr Rosita
(Alumnus Lemhanas)

TERBATAS
TERBATAS
7
c. Landasan konsepsional.

1) GBHN 2004-2009. Dimana pada GBHN 2004-2009 telah


memberi arah penyelenggaraan negara. Dengan tujuan mewujudkan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara demokratis,
berkeadilan sosial, merlindungi HAM, menegakan hukum secara
berkeadilan dalam tatanan masyarakat bangsa yang beradab, dengan
memiliki etika dan moral kebangsaan secara utuh dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut peningkatan kualitas perwira TNI-
AD secara profesional dan proposional pada tugas yang diembannya
sangat dibutuhkan.

2) Undang-Undang RI No 3 /2002 tentang Hanneg.


Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan
sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapakan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan
berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Dalam
penyelengaraannya TNI berperan sebagai komponen utama 8.

3) Undang-Undang RI No 34 /2004 tentang TNI.


Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan
negara,mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara 9.

8
UU No. 3 tahun 2002. tentang Hanneg. Pasal 1 Ayat 2. Hal 6
9
UU No 34 tahun 2004. tentang TNI. Pasal 7 Ayat 1. Hal 8

TERBATAS
TERBATAS
8
4) Doktrin TNI-AD Kartika Eka Paksi. Pembinaan TNI-AD
diselenggarakan dalam satu siklus pembinaan secara berkelanjutan,
meliputi semua aspek yang berpengaruh terhadap pencapaian tugas
TNI-AD, yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana dalam
penetuan kebijakan dan strategi, tujuan, perumusan sasaran dan
penerapan sistem dan metoda yang baku, untuk setiap jenis dan
jenjang pembinaan dengan menggunakan manajemen modern.
Pembinaan TNI-AD didasarkan pada satu konsepsi dan
diimplementasikan secara dinamis dalam arti selalu disesuaikan dengan
tuntutan perubahan10.

8. Dasar Pemikiran.

a. Organisasi TNI-AD pada saat ini dirasakan dapat menghambat


terciptanya sumber daya manusia ( SDM ) perwira TNI-AD. Dengan adanya
pos-pos jabatan di luar organisasi TNI-AD yang tidak dapat dijabat oleh
perwira TNI-AD pada saat ini dan penambahan usia pensiun, mengakibatkan
reorganisasi di tubuh TNI-AD tidak berjalan sesuai yang direncanakan.
Sulitnya mencari jabatan perwira untuk golongan V keatas mengakibatkan
diberlakukannya sistem seleksi yang ketat, untuk mengikuti pendidikan yang
sangat menentukan bagi pembinaan personil perwira TNI-AD. Seperti sulitnya
untuk mengikuti pendidikan Selapa, Seskoad, Sus Danyon, Sus Dandim, Sus
Danrem dan pendidikan lainnya yang merupakan syarat mutlak bagi perwira
TNI-AD untuk dapat naik ke jabatan yang lebih tinggi.

b. Pada akhirnya akibat seleksi yang ketat tersebut, maka bagi perwira
TNI-AD yang gagal dalam bersaing dapat menimbulkan rasa frustasi dan tidak
optimal lagi untuk berdinas. Dengan gagalnya mengikuti pendidikan tersebut,
/ maka.....
10
Doktrin Kartika Eka Paksi. Hal 38

TERBATAS
TERBATAS
9
maka mereka sudah dapat meramalkan pangkat dan jabatan maksimal yang
dapat mereka kejar, baik dengan bekerja secara optimal maupun biasa-biasa
saja. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi dan merugikan organisasi TNI-AD
pada khususnya dan bangsa pada umumnya, karena menurunnya kinerja
sebagian perwira TNI-AD yang masih masuk dalam usia produktif.
Dikaitkan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan
untuk berkembang dapat memacu terjadinya inflasi perwira TNI-AD yang
sebenarnya potensial untuk mengakhiri kedinasan sebelum waktunya 11
. Hal
ini tentunya sangat manusiawi sesuai dengan kodrat manusia yang selalu ingin
mencari yang terbaik di dalam hidupnya.

c. Menyadari hal tersebut maka perlu diambil langkah-langkah


pembenahan dan validasi dalam organisasi TNI-AD, khususnya dalam
pembinaan personil perwira TNI-AD. Dengan pembinaan personil bagi Perwira
TNI-AD diharapkan akan tercipta SDM Perwira TNI-AD yang mampu,
dihadapkan dengan tantangan tugas di masa mendatang.

/ BAB III...
11
Mutasi Timbulkan Inflasi Perwira TNI-AD. Andi Widjoyanto. Media Indonesia 18 Mei 2005.

TERBATAS
TERBATAS
10
BAB III
KONDISI PEMBINAAN PERSONIL
PERWIRA TNI-AD SAAT INI

9. Umum. Untuk mengetahui kemampuan dan kualitas perwira TNI-AD saat


ini dalam menghadapi perkembangan di wilayahnya sebagai dampak globalisasi,
perlu dievaluasi kemampuan dan kualitasnya, mengingat kemampuan dan kinerja
dari perwira TNI-AD tersebut akan sangat berpengaruh dalam mengatasi dampak
global secara dini, agar terwujud persatuan dan kesatuan bangsa yang mandiri.

10. Penyediaan Perwira TNI-AD. Penyediaan adalah proses


kegiatan secara terencana, terarah dan berlanjut. Untuk memperoleh dan
mempersiapkan personel guna mengisi kebutuhan perwira TNI-AD sesuai organisasi
yang diperlukan pada suatu periode tertentu. Sehingga dicapai tingkat kekuatan
TNI- AD yang diperlukan. Penyediaan perwira TNI-AD akan selalu dipengaruhi oleh
perkiraan pemisahan. Untuk menghadapi kondisi tersebut maka penyediaan
perwira TNI-AD selalu dilandasi kesadaran akan keterbatasan sumber daya yang
tersedia baik sumber dana maupun sumber daya manusia 12. Ada beberapa kendala
dalam hal penyediaan perwira TNI-AD pada saat ini, antara lain :

a. Penerimaan dan seleksi calon perwira TNI-AD. Penerimaan


warga negara menjadi calon prajurit suka rela bertujuan untuk mencapai
sasaran kekuatan TNI AD. Untuk penerimaan golongan Perwira dilakukan oleh
Panitia Penerima Pusat. Pengadaan awal personil perwira TNI-AD akan sangat
menentukan kualitas dan profesionalisme TNI-AD. Walaupun sudah berusaha
mengikuti sistem seleksi yang ada, namun masih terdapat kekurangan dalam
tata cara pelaksanaannya, yaitu masih ditemukan mentalitas personil yang

/ melaksanakan.....
12
Naskah sekolah Seskoad ttg Sis Binpers TNI-AD. No skep / 128 / XII / 2003.

TERBATAS
TERBATAS
11
melaksanakan seleksi karena kepentingan pribadi yaitu adanya KKN. Sehingga
banyak anak petani yang berpotensi tidak bisa menjadi tentara hanya karena
tidak punya.13 Masalah KKN pada saat Werfing juga terjadi pada seleksi
Secapa Reg TNI-AD TA 2003. 14

b. Kualitas calon perwira TNI-AD. Saat ini banyak ditemukan


motivasi calon perwira TNI-AD tidak semata-semata untuk mengabdikan
dirinya menjadi prajurit-prajurit TNI-AD, tetapi ada sebagian karena
faktor ekonomi dan sulitnya mencari kerja. Faktor lainnya adalah akibat dari
penggalangan/iklan untuk memancing minat calon perwira sangat kurang.
Kondisi demikian itu tentunya akan mengakibatkan calon personil yang
mendaftar menjadi prajurit TNI-AD adalah personil yang merupakan sisa-
sisa, karena personil yang mempunyai kualitas baik sudah diterima di
perguruan tinggi atau mendapat pekerjaan di tempat lain. Sehingga untuk
meningkatkan kualitas personil perwira TNI-AD di masa mendatang akan
mengalami kesulitan.

11. Pendidikan Pengembangan Karier Perwira TNI-AD.

Pola pendidikan perwira TNI-AD merupakan rangkaian ketentuan


penyelengaraan pendidikan yang erat kaitannya dengan golongan kepangkatan.
Pola pendidikan perwira TNI-AD didasarkan pada spektrum penugasan dan
jabatan serta kualifikasinya yang memiliki struktur sangat luas mulai dari tingkat
terbawah sampai tingkat tertinggi, yang memerlukan kemampuan dalam
merumuskan kebijakan strategi dibidang pertahanan negara. Adapun masaalah
pendidikan perwira di TNI-AD terdiri dari :
/ a. Seleksi.....
13
Rekruitmen TNI Masuk ke Desa-Desa. GATRA COM tgl 9 Oktober 2002.
http://www.gatra.com/2002-10-09/artikel.php?id=21188.
14
Surat Panggilan Dan Pomdam III/Siliwangi. Nomor : PGL/ 037 / II / Idik / 2004 tanggal 11 Pebruari 2004
tentang pemanggilan 3 siswa Susarcab Paregzi untuk diminta keterangan ttg dugaan tindak pidana Werving Casis
Secapa TNI-AD TA 2003 oleh Kapten Inf Sahlan Andi Wijaya ( Ka Primkopad Skogar Tap II Bandung )

TERBATAS
TERBATAS
12
a. Seleksi pendidikan pengembangan karier.

Dalam sistem pendidikan militer yang berlaku di TNI-AD masih


dipengaruhi oleh banyak faktor dalam penentuan profesionalisme dan karier
perwira TNI-AD. Pengaruh tersebut antara lain adalah seleksi pendidikan.
Untuk seleksi pendidikan perwira di TNI-AD semangkin tinggi stratanya maka
semangkin ketat persaingan untuk memasuki pendidikan tersebut. Seleksi
yang ketat tersebut memang bertujuan baik, yaitu untuk mencari bakal
pimpinan TNI-AD di masa depan. Diharapkan dengan penyaringan tersebut
benar-benar didapat perwira TNI-AD yang diproyeksikan untuk menjadi
pimpinan TNI-AD dan akhirnya diharapkan dapat membawa organisasi TNI-AD
kedepan semangkin maju.
Akan tetapi ada pengaruh negatif yang sangat besar dari seleksi
pendidikan tersebut. Perwira TNI-AD yang tidak berhasil lolos dari seleksi
pendidikan tersebut sampai batas maximal usia yang ditetapkan akan
membawa dampak negatif di dalam tubuh organisasi TNI-AD. Seperti perwira
TNI-AD yang tidak mengikuti pendidikan Seskoad contohnya. Sesuai
persyaratan saat ini diberi kesempatan kepada perwira TNI-AD untuk
dapat mengikuti seleksi masuk pendidikan Seskoad maksimal tiga kali. Apabila
perwira TNI-AD tersebut selalu gagal sampai kesempatan yang ke tiga, maka
perwira TNI-AD tersebut sudah akan mengetahui perjalanan kariernya yang
akan sulit berkembang. Walaupun dia melaksanakan tugas dengan baik atau
biasa-biasa saja akhirnya akan sama, karena dia tidak mengikuti pendidikan
Seskoad.
Hal ini akan membuat perwira TNI-AD tersebut kecewa yang pada
akhirnya akan mengakibatkan tidak lancarnya pelaksanaan tugas dan
kewajiban15. Hal ini tentunya akan merusak organisasi TNI-AD, karena di usia
/ yang.....

15
Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam Motivasi Kerja, Hal 15. Dr Ermaya Surya Dinata,
S.SOS. MSI, Penerbit Ramadan Bandung, Thn 1995.

TERBATAS
TERBATAS
13
yang relatif masih muda dan masih mempunyai masa dinas yang panjang
tetapi sudah tidak maksimal lagi untuk melasanakan tugas karena frustasi.
Untuk menghilangkan masalah tersebut maka perlu dicari jalan keluar untuk
pembinaan karier perwira TNI-AD baik itu didalam maupun diluat tubuh
organisasi TNI-AD.

b. Pelaksanaan pendidikan pengembangan karier.

Pendidikan TNI-AD harus selalu terkait dengan penugasan/proyeksi


penugasan selanjutnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang luas bagi
seorang perwira TNI-AD agar dapat mendukung pelaksanaan tugasnya.
Hubungan dan kerja sama dibidang pendidikan antara Mabes TNI dengan
Depdiknas sudah dipayungi dalam wadah MoU (Memorandum of
Understanding) antara Mendiknas dengan Panglima TNI melalui Surat
Keputusan Panglima TNI nomor Skep/108/ V/1992 dan Keputusan Panglima
TNI nomor Kep/41/II/1992 tanggal 22 Pebruari 1992 tentang Kerja sama
pendidikan, penelitian dan pengembangan serta jasa-jasa lain dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun
2003 tanggal 8 Juni 2003 hubungan kerja sama tersebut semakin dipertegas
dengan adanya standard nasional pendidikan yang harus dicapai yaitu
menyangkut isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Dengan demikian hasil
pendidikan perwira TNI AD dapat disetarakan dan memperoleh
akreditasi sebagaimana yang dianut dalam lingkungan pendidikan nasional 16.
Akan tetapi TNI khususnya TNI-AD belum dapat memanfaatkan hal ini
secara maksimal. Hal ini terlihat dengan masih belum disejajarkannya perwira
TNI-AD abituren Selapa untuk mendapat gelar kesarjanaan setara dengan S-1.
/ Berbeda.....
16
Naskah sekolah Seskoad ttg Sis Binpers TNI-AD. No skep / 128 / XII / 2003.

TERBATAS
TERBATAS
14
Berbeda dengan Polri yang sudah memanfaatkan hal ini yaitu menetapkan
gelar sarjana kepolisian bagi perwira Polri lulusan PTIK yang setingkat dengan
pendidikan Selapa di TNI-AD.

12. Pembinaan Karier Perwira TNI-AD.

a. Pembinaan jabatan. Salah satu kegiatan dalam rangka


pembinaan karier perwira TNI-AD adalah penugasan, yang merupakan
tindakan dari pimpinan TNI-AD untuk memberikan wewenang dan
tanggung jawab, melalui jabatan kepada seorang perwira TNI-AD.
Potensi ini akan berdampak besar jika tidak tepat dalam
menempatkan seorang perwira TNI-AD dalam jabatan yang tepat.
Sehingga masih sering terjadinya kesalahan-kesalahan prosedural
yang seharusnya tidak perlu terjadi. Hal tersebut dapat terjadi
karena seorang perwira TNI-AD menempati suatu jabatan tertentu
yang mungkin tidak sesuai dengan kepribadiannya. Faktor
pengetahuan dan pengalaman dibidang jabatan tersebut juga
merupakan penentu akan keberhasilan seorang perwira TNI-AD dalam
menduduki suatu jabatan. Pada saat ini penilaian jabatan yang sesuai
dengan kepribadian seorang perwira TNI-AD, hanya dilakukan setelah
mengikuti pendidikan Seskoad melalui test psykologi. Akan tetapi
hasil test tersebut juga belum dipedomani dalam pembinaan personil
dalam jabatan seorang perwira TNI-AD.

b. Pembinaan kepangkatan . Pada saat ini pembinaan


kepangkatan perwira TNI-AD dirasakan masih lambat dibandingkan
pembinaan kepangkatan bagi perwira di negara–negara maju seperti
Amerika, Singapura dan negara-negara lainnya. Hal ini tentunya akan
merugikan organisasi TNI-AD khususnya dan negara pada umumnya.
/ Karena.....

TERBATAS
TERBATAS
15
Karena harus melaksanakan jenjang kepangkatan yang lama untuk
mencapai level yang lebih tinggi, mengakibatkan usia yang sudah
cukup tua pada saat menduduki jabatan-jabatan yang strategis.
Dikaitkan dengan faktor fisik tentunya akan lebih potensial sesorang
berkarya pada saat usia produktif (20-50 tahun) 17 .

13. Perawatan Perwira TNI-AD.

a. Perawatan Kesehatan. Perawatan kesehatan bertujuan


untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani serta
kesejahteraan personil. Akan tetapi pada saat ini kesehatan perwira TNI-AD
belum dipelihara secara maksimal. Pemeriksaan kesehatan periodik belum
dilaksanakan. Pemeriksaan kesehatan terhadap perwira hanya dilakukan pada
saat akan mengikuti pendidikan yang kadang hanya sebagai formalitas saja.

b. Kesejahtraan. Pada saat ini kesejahteraan perwira TNI-AD


tidaklah dapat dikatakan sudah memadai untuk kehidupan suatu keluarga.
Fasilitas yang terbatas seperti perumahan, gaji yang kecil akan dapat
mempengaruhi tingkat profesionalisme perwira. Kesejahteraan yang belum
mamadai membuat perwira akan selalu berfikir tentang kondisi keluarganya
sehingga akan memecah konsentrasi dalam setiap pelaksanaan tugas.

14. Pemisahan Perwira TNI-AD. Pemisahan perwira TNI-AD


dilaksanakan untuk menjaga kualitas dan kuantitas perwira TNI-AD serta
merupakan kegiatan pengakhiran dinas keprajuritan dan pemberian
rawatan purna dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 18 Kondisi
perawatan perwira TNI-AD pada saat ini adalah :
/ a. Usia.....
17
Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam Motivasi Kerja, Hal 71. Dr Ermaya Surya Dinata,
S.SOS. MSI, Penerbit Ramadan Bandung, Thn 1995.
18
Bujukin tentang Personel. Berdasarkan SKEP KASAD No SKEP/496/XII/2004 tanggal 27 Desember 2004.

TERBATAS
TERBATAS
16
a. Usia para pendaftar / calon terpilih pada waktu recruitment untuk
masuk pendidikan menjadi seorang perwira TNI-AD adalah tidak sama,
sehingga pada tahap proses pemisahan / memasuki usia pensiun, setiap
angkatan tidak sama masanya, tergantung usia. Sesuai Undang-Undang
TNI No 34 tahun 2004 usia pensiun maksimum perwira TNI adalah 58
tahun. Sesuai dengan kebijaksanaan pemisahan ini maka dijumpai hal-hal
antara lain :

1) Terdapat perwira TNI-AD yang masih potensial akan tetapi


karena usianya lebih tua dari rekan seangkatanya, maka perwira TNI-
AD tersebut akan lebih cepat diakhiri masa dinasnya untuk memasuki
masa pensiun.

2) Terdapat perwira TNI-AD yang kurang potensial, akan tetapi


karena umurnya lebih muda dari rekan seangkatanya, maka perwira
tersebut akan lebih lama masa dinasnya.

b. Dengan usia pensiun 58 tahun dilihat dari segi fisik dan


kesehatan, tentunya kualitas dan kuantitas seseorang mulai menurun.
Apalagi bila dikaitkan dengan rata-rata usia maksimal orang
Indonesia yang berkisar antara 60 – 70 tahun.Begitu juga dengan
pemberian kesempatan untuk berkarier bagi para purnawirawan TNI-
AD diluar TNI,setelah memasuki masa pensiun tentu akan sulit karena
faktor usia.

/ BAB IV...

TERBATAS
TERBATAS
17
BAB IV
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

15. Umum.

a. Pengaruh perkembangan lingkungan strategis membawa


pengaruh perubahan pada berbagai dimensi kehidupan baik dibidang
politik, ekonomi dan sosial budaya, termasuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini menunjukan suatu kenyataan
bahwa tuntutan dan tantangan ke depan nanti semangkin komplek.
Hal tersebut juga dapat mempengaruhi dalam tubuh organisasi TNI-
AD. Kekhawatiran tentang adanya degedrasi profesionalisme dan
jati diriprajurit TNI adalah hal yang sangat logis dari adanya
perkembangan dan perubahan. Selain dari itu pengaruh lingkungan
masyarakat terutama tuntutan kebutuhan sosial ekonomi, ikut
mempengaruhi corak dan sifat kejuangan yang berbeda dengan
generasi perwira TNI-AD sebelumnya.

b. Era reformasi disegala bidang yang terjadi di Indonesia juga


turut mempengaruhi perubahan mental perwira TNI-AD. Terjadi
interaksi antara motif, harapan, kebiasaan, keinginan, kebutuhan
perwira TNI-AD dengan aspek kehidupan yang dipersepsikannya di
lingkungan tugas maupun dalam kehidupannya bermasyarakat. Disatu
sisi, perkembangan lingkungan akan berdampak positif yang dapat dijadikan
sebagai peluang. Sedangkan disisi lain, perkembangan tersebut akan
berdampak negatif yang menghambat pembinaan personilperwira TNI-AD
yang perlu untuk diatasi.

/15. Faktor...

TERBATAS
TERBATAS
18
16. Faktor Internal.

a. Kekuatan.

1) Secara legalitas keberadaan TNI-AD sebagai lembaga merupakan


suatu kekuatan yang mendasar sejak berdirinya negara, sehingga
keberadaan TNI-AD akan tetap diperlukan selama NKRI masih berdiri.
Legitimasi ini sangat penting dan berpengaruh terhadap pembinaan
personil perwira TNI-AD.

2) Soliditas dalam kehidupan perwira TNI-AD untuk saling


mendukung. Hal ini menjadi kekuatan bagi pembinaan personil perwira
TNI-AD.

3) Kesempatan untuk memberikan pengetahuan yang luas bagi


perwira TNI-AD untuk menunjang kariernya, dengan memanfaatkan
hubungan dan kerja sama dibidang pendidikan antara Mabes TNI
dengan Depdiknas.

b. Kelemahan.

1) Penerapan kepemimpinan yang cenderung otoriter dari oknum


komandan dimana dalam implementasinya tidak mau menerima saran
atau kritikan bahkan perubahan.

2) Persepsi yang salah tentang ikatan batin yang kuat. Sehingga


seorang pimpinan di organisaasi TNI-AD terkadang dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan karier seorang
perwira TNI-AD, hanya didasari atas kesamaan latar belakang,
/ kesamaan.....

TERBATAS
TERBATAS
19
kesamaan angkatan, suku, kecabangan atau karena sudah dikenal
sebelumnya.

3) Kompentitif yang padat di TNI-AD akibat seleksi pendidikan dan


menempati suatu jabatan, mengakibatkan bagi perwira yang tersisih
akibat kalah dari kompetisi tersebut menjadi frustasi di usia produktif.
Hal ini tentunya akan merugikan organisasi TNI-AD dan pola pembinaan
personil perwira TNI-AD.

4) Dengan dihapusnya perwakilan TNI dan Polri di DPR dan MPR


serta di instansi strategis lainnya, serta dengan ditambahnya usia
pensiun bagi perwira menjadi 58 tahun. mengakibatkan penuhnya
jabatan-jabatan pada golongan tertentu di organisasi TNI-AD.
Dihadapkan dengan jumblah perwira TNI-AD hal ini tentunya akan
menghambat pembinaan personil perwira TNI-AD.

5) Rendahnya tingkat kesejahtraan dan sulitnya peluang untuk


berpersonil pada jenjang yang lebih tinggi, dihadapkan dengan tuntutan
kesejahtraan perwira TNI-AD, sebagai konsukwensi logis tuntutan
sebagai manusia biasa. Hal ini tentunya menjadi kendala dalam
pembinaan personil perwira TNI-AD.

17. Faktor Eksternal.

a. Peluang.

1) Dalam menghadapi persaingan yang kompetitif baik regional


maupun global di masa datang. Menimbulkan ketergantungan dan
saling membutuhkan antara semua komponen bangsa, dalam mengisi

/ pembangunan…..
TERBATAS
TERBATAS
20
pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dapat dimanfaatkan TNI-AD
dengan cara meningkatkan karier perwira TNI-AD.

2) Kesadaran seluruh warga negara tentang pentingnya peran TNI-


AD dalam usaha pembelaan negara, dalam menghadapi setiap
ancaman yang datang dari luar dan dalam negeri. Untuk itu
peningkatan pembinaan personil perwira TNI-AD perlu dilaksanakan
untuk menghasilkan personil pimpinan TNI-AD yang berkualitas.

3) Terwujudnya kerjasama Negara-negara Asean dan pelaksanaan


latihan bersama dengan negara tetangga, akan dapat menambah
wawasan, dan saling tukar pikiran dalam rangka meningkatkan dan
mencari metoda baru, untuk pengembangan personil perwira yang
sesuai dengan tuntutan tugas di masa depan.

4) Akibat dari reformasi yang membawa penurunan kehidupan


berbangsa dan bernegara di segala bidang, dan masih terjadinya
konflik antar elite politik. Hal ini membuat masyarakat kembali melirik
sosok personil dari militer. Hal ini tentunya akan dapat dijadikan
peluang dalam pembinaan personil perwira TNI-AD.

b. Kendala.

1) Issu demokratisasi dan HAM yang merebak dalam permasalahan-


permasalahan konflik dalam negeri. Sehingga dalam penyelesaian
perbedaan pendapat dan konflik dengan penggunaan senjata, menjadi
tidak populer dan justru kontra produktif. Hal ini tentunya dapat
menghambat karier perwira TNI-AD, bila mengambil langkah yang salah
dalam mengatasi permasalahan /konflik di daerah penugasannya.
/ 2) Masih.....

TERBATAS
TERBATAS
21
2) Masih adanya sebagian kelompok masyarakat yang masih
mempersoalkan masalah citra TNI-AD di masa lalu. Hal ini tentunya
mempengaruhi karier perwira TNI-AD khususnya bila ingin berkarier di
luar organisasi TNI-AD.

3) Merosotnya minat pemuda yang merupakan bibit-bibit unggul


untuk menjadi perwira TNI-AD. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kulitas perwira di masa datang.

/ BAB V...

TERBATAS
TERBATAS
22
BAB V
KONDISI PEMBINAAN PERSONIL
PERWIRA TNI-AD YANG DIHARAPKAN

18. Umum. Derasnya arus reformasi yang telah bergulir saat ini.
Dimana adanya tuntutan perubahan disegala bidang, untuk menyesuaikan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak ada alternatif lain
bagi TNI-AD untuk merealisasikan reformasi interen di dalam organisasi
TNI-AD. Reformasi tentunya diharapkan membawa TNI-AD menjadi lebih
baik dan mampu menghadapi tantangan tugas di masa depan. Salah satu
pembenahan yang harus dilakukan adalah dengan menciptakan sistem
pembinaan personil perwira. Dengan harapan melalui pembinaan personil
perwira yang baik akan menciptakan kualitas pimpinan TNI-AD yang baik di
masa depan.

19. Proses Penyediaan Perwira TNI-AD. Proses awal dari


pelaksanaan pembinaan personil perwira TNI-AD adalah penyediaan. Proses
penyediaan sangat memerlukan perencanaan yang terarah dan kualitas
personil yang terlibat. Baik kualitas panitia penyeleksi dan kualitas calon
yang akan diseleksi. Pelaksanaan penyediaan yang diharapkan adalah
sebagai berikut :

a. Penerimaan dan seleksi calon perwira TNI-AD. Proses kegiatan


penerimaan diawali dengan penggalangan. Penggalangan tidak hanya
dilakukan sesaat menjelang pendaftaran dengan menggunakan sarana-sarana
media yang ada, baik menggunakan media cetak atau elektronik.
Penggalangan untuk menggugah minat para pemuda untuk mau berkarir
menjadi perwira TNI-AD harus dimulai dari sejak dini. Dengan harapan akan
/ menggugah.....

TERBATAS
TERBATAS
23
menggugah minat para calon sebanyak-banyaknya. Sehingga akan dapat
menghasikan personil yang terbaik dari hasil seleksi. Sedangkan sistem
penerimaan dan seleksi yang diharapkan sbb :

1) Pengadaan awal/seleksi personil harus selektif.

2) Pelaksanaan seleksi yang ketat terhadap bidang akademik,


psikologi, jasmani dan mental ideologi.

3) Tim seleksi konsisten terhadap syarat-syarat seleksi dan


hilangnya mentalitas/budaya KKN sehingga dapat ditemukan personil
yang memenuhi syarat menjadi seorang perwira TNI-AD.

b. Kualitas calon perwira TNI-AD. Untuk menghindari dari


motivasi calon perwira TNI-AD yang semata-semata untuk mengabdikan
dirinya karena faktor ekonomi dan sulitnya mencari pekerjaan yang lain.
Sehingga personil yang mendaftar menjadi perwira TNI-AD merupakan sisa-
sisa, karena personil yang mempunyai kualitas baik sudah diterima di
perguruan tinggi atau mendapat pekerjaan di tempat lain. Untuk mencegah
hal tersebut maka dapat dicari terobosan dengan menentukan standart calon
perwira TNI-AD. Baik dari aspek kepribadian/mental ideologi, akademik
maupun jasmani. Perwira yang diterima adalah benar-benar yang memenuhi
standart yang telah ditetapkan dari ke tiga aspek tersebut. Jadi tidak hanya
untuk memenuhi target kuantitas tetapi kualitasnya yang di utamakan.

/ 20. Pendidikan.....

TERBATAS
TERBATAS
24
20. Pendidikan Pengembangan Karier Perwira TNI-AD.

a. Seleksi pendidikan pengembangan karier.

1) Seleksi yang ketat untuk dapat mengikuti pendidikan


pengembangan karier (Selapa, Seskoad, Sesko TNI dan pendidikan
untuk memegang jabatan seperti Sus Danyon, Sus Dandim dan lain-
lainnya ). Pendidikan tersebut bagi perwira TNI-AD merupakan
penentu bagi perkembangan karier selanjutnya. Untuk itu dalam
pelaksanaan seleksi harus benar-benar jujur dan kompetitif. Hal ini
untuk mencari perwira TNI-AD yang benar-benar berkualitas dan
disiapkan untuk memegang jabatan yang lebih tinggi.

2) Seleksi tidak lagi dibatasi usia dan ketentuan jumlah


maksimal mengikuti. Bagi perwira TNI-AD yang terlambat mengikuti
pendidikan untuk penentuan perubahan golongan, seperti Selapa dan
Seskoad maka kenaikan pangkatnya mengikuti angkatan rekan
pendidikannya. Sehingga dalam setiap angkatan ada perbedaan karier
bagi yang cepat dan terlambat dalam mengikuti pendidikan yang
menentukan. Sedangkan bagi perwira TNI-AD yang gagal dalam
mengikuti seleksi pendidikan yang menentukan karier selanjutnya
ini, dicarikan solusi untuk tetap dapat mengembangkan kariernya,
dengan diberi kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan
spesialisasi atau mengikuti pendidikan kesarjanaan di luar pendidikan
militer, kemudian diarahkan untuk menempati jabatan-jabatan yang
terkait dengan ilmu yang dimilikinya. Seperti di lembaga pendidikan,
dinas jawatan dan lain sebagainya. Sehingga tidak ada rasa frustasi
karena merasa kariernya terhenti.

/ b. Pelaksanaan.....

TERBATAS
TERBATAS
25
b. Pelaksanaan pendidikan pengembangan karier.
Hubungan dan kerja sama dibidang pendidikan antara Mabes TNI
dengan Depdiknas sudah direalisasikan. Sehingga sudah ada standard
nasional pendidikan yang harus dicapai yaitu menyangkut isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Dengan demikian
hasil pendidikan perwira TNI AD dapat disetarakan dan memperoleh
akreditasi sebagaimana yang dianut dalam lingkungan pendidikan
nasional. Perwira TNI-AD lulusan AKMIL mendapat gelar
kesarjanaan setara dengan S-1 di bidang pertahanan, begitu juga
untuk abituren Seskoad dapat disetarakan dengan program S-2.
Sehingga dengan gelar tersebut perwira TNI-AD akan mampu
bersaing keluar dengan lebih percaya diri.

21. Penggunaan Perwira TNI-AD.

a. Pembinaan jabatan. Penempatan seorang perwira TNI-AD


dalam jabatan yang tepat sudah dilaksanakan. Sehingga dapat
diminimalkan kesalahan-kesalahan prosedural yang tidak perlu terjadi
karena perwira TNI-AD dalam menempati suatu jabatan telah
disesuaikan dengan pengetahuan, pengalaman dan kepribadiannya.
Penilaian dilakukan sejak awal melalui test psykologi. Kemudian hasil
test tersebut disesuaikan dengan hasil dalam melaksanakan tugas, di
bidang-bidang yang berbeda pada saat menjadi Pama. Dari ke dua
penilaian tersebut dikombinasikan untuk dipedomani dalam
pembinaan karier selanjutnya pada saat berpangkat Pamen. Sehingga
diharapkan akan tercapai suatu keberhasilan dalam tugas karena
didasari akan kemampuan dan kepribadian perwira TNI-AD.
/ b. Pembinaan.....

TERBATAS
TERBATAS
26
b. Pembinaan kepangkatan. Untuk dapatnya seorang perwira
TNI-AD menduduki jenjang kepangkatan yang lama pada level ang
tinggi (Kolonel keatas). Maka percepatan kenaikan kepangkatan tiap-
tiap level pangkat perwira TNI perlu dipercepat, untuk menghindari
usia yang sudah tua pada saat menduduki jabatan-jabatan yang
strategis. Dengan usia yang masih muda pada saat menempati
jabatan strategis TNI-AD. Selain itu diharapkan perwira TNI-AD
dapat dilirik untuk dipakai oleh instansi-instansi lainnya.

22. Perawatan Perwira TNI-AD.

a. Pemeriksaan Kesehatan. Pemeriksaan kesehatan terhadap


perwira sudah dilakukan secara rutin, sehingga didapat kesehatan perwira
TNI-AD yang mampu untuk mendukung pelaksanaan tugas yang akan
diembannya.

b. Kesejahteraan. Peningkatan Profesionalisme tinjauannya tidak


hanya dari keahlian, kerjasama dengan tanggung jawab, namun yang tidak
dapat dilupakan adalah faktor kesejahteraan. Kesejahteraan perwira TNI-AD
telah dipenuhi bukan hanya dari segi pendapatan tetapi fasilitas
perumahan, perawatan kesehatan perlu mendapat perhatian. Dengan
demikian diharapkan profesionalisme prajurit dapat tercapai untuk
pelaksanaan tugas-tugas di masa datang.

23. Pemisahan Perwira TNI-AD.

a. Undang-Undang TNI No 34 tahun 2004 tentang usia pensiun


maksimum perwira TNI adalah 58 tahun perlu direvisi. Hal ini didasari
pada keadaan faktual adanya indikasi menurun motivasi kerjanya yaitu :
/ 1) Menurunnya.....

TERBATAS
TERBATAS
27

1) Menurunnya produktifitas kerja bagi perwira yang karena


kurang dapat mengembangkan kariernya dan kurang potensial, akan
tetapi belum memasuki masa pensiun karena didasari pada ketentuan
usia pensiun yang ada 58 tahun.

2) Adanya pergeseran nilai orientasi kerja pada Perwira tersebut,


yaitu bagaimana selama sisa masa dinas kerjanya, mempersiapkan diri
untuk menghadapi masa pensiunnya, sehingga tidak berorientasi pada
pencapaian tugas pokoknya.

b. Usia pensiun juga disesuaikan dengan masa dinas. Karena usia


seorang perwira TNI-AD adalah tidak sama pada waktu masuk menjadi
perwira TNI-AD. Sehingga setiap angkatan akan sama masanya. Perwira yang
potensial dalam angkatannya dapat digunakan lebih lama karena tidak
tergantung usia.

/ BAB VI...

TERBATAS
TERBATAS
28
BAB VI
KONSEPSI PEMBINAAN PERSONIL PERWIRA TNI-AD

24. Umum.

a. Dari uraian tentang kondisi pembinaan personil perwira TNI-AD yang


diinginkan pada masa datang, dan faktor-faktor yang berpengaruh dihadapkan
dengan kondisi pembinaan personil perwira TNI-AD saat ini, maka terlihat
masih perlunya upaya agar pembinaan personil perwira TNI-AD saat ini dapat
meningkat. Konsepsi pembinaan personil perwira TNI-AD diarahkan untuk
mampu menghadapi tantangan tugas TNI-AD di masa datang. Untuk
menghadapi tantangan tugas TNI-AD dimasa datang, sangat ditentukan oleh
faktor perwira TNI-AD sebagai unsur pimpinan. Untuk itu perlu perhatian
pembinaan personil perwira TNI-AD yang lebih terarah di masa datang.

b. Konsepsi pembinaan personil perwira TNI-AD meliputi aspek


penyediaan, pendidikan, penggunaan dan perawatan serta pemisahan personil
sesuai dengan pokok-pokok pembinaan personil TNI-AD. Jika dikaitkan dengan
penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi, maka titik berat upaya
pembinaan personil perwira TNI-AD adalah pada aspek pendidikan dan
penggunaan serta perawatan dan pemisahan personil, akan tetapi aspek
penyediaan tetap harusditingkatkan, sehingga dapat tercapai sasaran
pembinaan personil perwira TNI-AD yang diharapkan yang mampu
menghadapi tantangan tugas di masa akan datang. Konsepsi pembinaan
personil perwira TNI-AD tersebut mencakup perumusan kebijaksanaan,
strategi dan upaya yang dilakukan.

/ 23. Kebijaksanaan...

TERBATAS
TERBATAS
29
25. Kebijaksanaan. Dengan mengacu pada tujuan dan pokok-
pokok konsepsi pembinaan personil perwira TNI-AD diatas, maka
kebijaksanaan pembinaan personil perwira TNI-AD dalam rangka
menghadapi tantangan tugas di masa mendatang diarahkan sebagai
berikut:

a. Penyediaan prajurit diselenggarakan sesuai kebutuhan pengawakan


organisasi.

b. Perencanaan dan pengendalian kekuatan perwira TNI-AD diarahkan


untuk mendukung terwujudnya postur TNI AD yang profesional.

c. Pengembangan sistem pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan


keseimbangan antara jiwa kejuangan dan profesi keprajuritan dalam
meningkatkan kemampuan prajurit selaras dengan tuntutan tugas dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Optimasi penggunaan prajurit kedalam jabatan struktural dan


fungsional melalui penempatan prajurit yang tepat pada jabatan yang tepat
dan pemberian kesempatan yang sama untuk promosi, pendidikan serta
penugasan pada jabatan jabatan penting.

26. Strategi. Pembinaan personil perwira TNI-AD melalui strategi


yang meliputi penentuan tujuan, sasaran, metode, subyek dan obyek, serta sarana
prasarana melalui analisis sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis.

a. Tujuan. Agar seluruh perwira TNI dapat mengembangkan


personilnya dalam melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga
mampu menghadapi tantangan tugas di masa datang.
/ b. Sasaran...

TERBATAS
TERBATAS
30
b. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai dalam
pembinaan personil perwira TNI-AD adalah :

1) Terwujudnya perwira TNI-AD yang berkualitas dan


profesional dalam menghadapi tantangan tugas di masa
datang.

2) Terwujudnya perwira TNI-AD yang potensial dalam


melaksanakan tugasnya baik berkarier di dalam maupun di luar
organisasi TNI-AD.

3) Terwujudnya motivasi kerja perwira TNI-AD yang tinggi


dan berkembangnya karier perwira TNI-AD.

4) Meningkatnya kesejahtraan perwira TNI-AD.

c. Metode. Metode yang digunakan untuk meningkatkan


pembinaan personil perwira TNI-AD adalah :
1) Perencanaan.
2) Pendidikan.
3) Penugasan.
4) Pembinaan.
5) Sosialisasi.

d. Subjek dan objek.

1) Subyek. Karena membangun pola pembinaan personil


perwira TNI-AD diperlukan komitmen dan kebijaksanaan dalam
lingkup makro, maka tidak dapat dilepaskan dari perlibatan
/ langsung...

TERBATAS
TERBATAS
31
langsung Panglima TNI, Menteri Pertahanan dan Presiden
serta lembaga tinggi lainnya. Sedangkan dalam lingkup
mikro dan bersifat internal, perlibatan unsur pimpinan di TNI-
AD seperti KASAD, PANGDAM dan Perwira Atasan sangat
dominan dalam menentukan pembinaan personil perwira TNI-
AD untuk menghadapi tantangan tugas di masa datang.

2) Obyek.
a) Calon Perwira TNI-AD.
b) Perwira TNI-AD.
c) Mantan Perwira TNI-AD.
d) Piranti lunak (metode dan peraturan UU).

e. Sarana prasarana.

1) Departemen Pertahanan. Sebagai Departemen yang berwenang


dalam merevisi dan menyiapkan perundang-undangan tentang TNI,
untuk dapat diajukan pengesahannya oleh lembaga legislatif dan secara
bertahap mengambil langkah dalam mewujudkan system
pengembangan personil perwira TNI yang professional yang mampu
menghadapi tantangan tugas di masa datang.

2) Mabes TNI. Sebagai tempat untuk merumuskan dan


menentukan kebijaksanaan dan strategi penggunaan TNI dan
peningkatan profesionalisme TNI.

3) Mabes TNI-AD. Sebagai tempat untuk merumuskan dan


menentukan sistem pembinaan personil TNI-AD mulai dari
tahap pengadaan sampai pemisahan.
/ 4) Lembaga...

TERBATAS
TERBATAS
32
4) Lembaga pendidikan. Sebagai tempat untuk
membentuk, mendidik, mengisi dan mengembangkan kualitas
perwira TNI-AD.

5) Dinas Psykologi. Sebagai tempat untuk melihat dan


menilai kepribadian perwira TNI-AD, dihadapakan jenis tugas
dan jabatan yang cocok bagi seorang perwira TNI-AD dalam
mengembangkan karier.

6) Kesatuan. Sebagai tempat untuk memelihara, membina


dan meningkatkan kemampuan profesional perwira TNI-AD.

27. Upaya-Upaya Yang Dilakukan. Dalam pembinaan personil perwira


TNI-AD mengacu kepada pokok-pokok pembinaan prajurit TNI yang meliputi
penyediaan, pendidikan dan penggunaan serta perawatan dan pemisahan. Dengan
upaya meningkatkan pembinaan personil perwira TNI-AD tersebut, diharapakan akan
diperoleh sistem pembinaan personil perwira TNI-AD yang mantap, kuat dan dinamis
serta mampu menjawab dan memecahkan segala persoalan yang berhubungan
dengan masalah pembinaan personil TNI-AD secara keseluruhan.

a. Penyediaan. Merupakan langkah awal dari seluruh proses


pembinaan personil perwira TNI-AD, karena pada proses ini
menentukan tingkat kebutuhan perwira pada periode tertentu. Baik
secara kualitatif maupun kwantitatif dengan menjaring masyarakat
untuk mau dan dapat mendharmakan bhaktikan dirinya untuk
menjadi perwira TNI-AD. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam tahap
penyedian ini, yaitu :

/ 1) Penggalangan...

TERBATAS
TERBATAS
33
1) Penggalangan jangka panjang untuk menarik minat para
generasi muda untuk mau mendaftar menjadi perwira TNI-AD. Kegiatan
penggalangan tersebut dapat dimulai kepada siswa Sekolah Dasar
(SD). Dengan metoda-metoda penggalangan yang memancing minat
seperti penyelenggaraan karnaval, pengadaan tempat-tempat peragaan
alat dan kegiatan militer atau pembuatan film yang menceritakan
tentang keberhasilan karier dan kehidupan perwira TNI-AD.

2) Team seleksi penerimaan calon Perwira bebas dari KKN dan


diberi hak dan wewenang yang luas dan mandiri sehingga tidak
terpengaruh pihak luar. Team harus memegang teguh dan mengikuti
serta menjalankan aturan yang sesuai dalam penerimaan calon prajurit
TNI-AD.

3) Perlu adanya kebijaksanaan pimpinan untuk melarang anggota


TNI memberi surat sponsor kepada team penerimaan atau adanya
intervensi dari pihak luar terutama dari atasan dan perwira senior.

4) Disusun suatu pola rekrutmen TNI yang mampu menyaring bibit-


bibit unggul, melalui motivasi yang menarik baik dari aspek peluang
personil setelah diterima maupun aspek kesejahteraan serta prospek
masa depan menjadi seorang prajurit TNI. Calon prajurit TNI yang akan
diseleksi sedapat mungkin mempengaruhi syarat antara lain :

a) Pendidikan minimum adalah tingkat SLTA.


b) Nilai intelijensi yang baik.
c) Bertanggung jawab, jujur, penuh inisyatif, mempunyai
kestabilan emosi yang baik.
d) Memiliki postur dan kesehatan yang baik.
/ 5) Melakukan...

TERBATAS
TERBATAS
34
5) Melakukan penyempurnaan proses seleksi melalui metoda yang
baik :
a) Melakukan talent scouting yang lebih cermat oleh aparat
didaerah dengan memanfaatkan Komando Kewilayahan.
b) Memanfaatkan instansi diluar TNI yang lebih proporsional
untuk menjamin obyektvitas penilaian dan pelaksanaan seleksi.
c) Melakukan pengawasan yang ketat sehingga
penyimpangan dan penyelewengan dapat dihindari.

6) Membuat program kerja sama dengan Departemen Pendidikan


Nasional, untuk menawarkan bea siswa bagi siswa lulusan SLTP yang
berpontensi dan diperkirakan akan dapat memenuhi persyaratan untuk
menjadi taruna Akademi Militer setelah tamat SLTA. Untuk kemudian
siswa tersebut dipantau dan diarahkan oleh Komado kewilayahan
setempat.

7) Calon yang diterima menjadi perwira adalah benar-benar yang


memenuhi standart persyaratan yang telah ditetapkan. Jadi tidak hanya
untuk memenuhi target kuantitas tetapi kualitasnya. Adapun untuk
memenuhi jumlah kuantitas maka bisa dicarikan alternatif lain yaitu
pemilihan personil dari Perguruan Tinggi yang baik untuk diwajib
militerkan sesuai UUD 1945.

8) Pemilihan calon yang potensial untuk diwajib militerkan


menjadi Prajurit Wajib (PW), yaitu prajurit wajib yang menjalani
dinas keprajuritan secara purna waktu selama 2 tahun karena
diwajibkan berdasarkan undang-undang. Agar didapat perwira TNI-
AD yang dapat berkarier sesuai dengan harapan di masa
datang.
/ b. Pendidikan...

TERBATAS
TERBATAS
35
b. Pendidikan. Dalam bidang pendidikan perlu merumuskan
sistem pendidikan untuk menunjang pengembangan karier perwira
TNI-AD. Baik melalui pendidikan dalam lingkungan TNI-AD maupun
dengan membina hubungan dan kerja sama dibidang pendidikan antara
TNI-AD dengan Depdiknas berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun
2003. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap pendidikan
ini, yaitu :
1) Mengoptimalkan pelaksanaan seleksi pendidikan yang
menentukan pengembangan karier perwira TNI-AD seperti :
Selapa, Seskoad, Sesko TNI dan Sus jabatan yang lainnya.
Karena pendidikan tersebut menentukan karier perwira TNI-AD
selanjutnya maka harus dilaksanakan dengan ketat, agar
didapat kualitas perwira TNI-AD yang potensial untuk dapat
mengembangkan kariernya sampai dengan yang tertinggi.

2) Untuk perwira TNI-AD yang gagal mengikuti pendidikan


pengembangan karier yang menentukan tersebut, diseleksi
kembali untuk dapat mengikuti pendidikan spesialisasi khusus
sesuai dengan bakat dari hasil test psikologi, untuk nantinya
dapat mengembangkan karier di bidang-bidang khusus seperti
di Lembaga Pendididikan dan staf di jawatan (Sat Banmin).
Untuk yang tersisih kembali maka diarahkan untuk pensiun
yang dipercepat dalam pangkat terakhir agar tidak menganggu
organisasi, karena hanya menunggu pensiun tampa kemajuan
karier, pangkat dan jabatan selanjutnya.

3) Sedangkan untuk perwira TNI-AD yang terlambat


mengikuti pendidikan pengembangan karier, karena gagal test
seleksi sebelumnya maka pembinaan kepangkatan dan jabatan
/ disesuaikan...

TERBATAS
TERBATAS
36
disesuaikan bersama angkatan yuniornya pada waktu mengikuti
pendidikan yang menentukan tersebut. Hal ini dimaksudkan
untuk benar-benar memberikan sifat kompetitif yang ketat
dengan harapan mencari pimpinan TNI-AD yang benar-benar
potensial di masa depan.

4) Mengupayakan persamaan strata dan gelar kesarjanaan


setingkat S-1 buat lulusan Akmil dan S-2 buat lulusan Seskoad.
Hal ini dimaksud agar membuka kesempatan yang luas bagi
perwira TNI-AD, untuk lebih dapat diterima bekerja di instansi
lain pada saat perwira tersebut mengakhiri dinas di TNI-AD.

5) Meningkatkan mutu dari lembaga pendidikan dan tenaga


pendidiknya agar lebih dapat menghasilkan kualitas perwira yang
dididik. Upaya yang dapat dilakukan adalah sbb :

1) Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui seleksi yang


ketat, penataran, peningkatan ilmu pengetahuan.

2) Tenaga pendidik mendapatkan nilai tambah dibanding


dengan penugasan lain. Untuk menambah motifasi tenaga
pendidik dalam melaksanakan tugasnya.

3) Melengkapi sarana prasarana pendidikan yang memadai


yang berpengaruh terhadap pelaksanaan operasional pendidikan.

4) Memperhatikan fasilitas penunjang seperti perumahan


bagi organik lembaga pendidikan dan memperhatikan
kesejahteraan dan masa depan tenaga pendidik.
/ c. Penggunaan...

TERBATAS
TERBATAS
37
c. Penggunaan. Dalam penggunaan atau penugasan perlu
penentuan spesialisasi jabatan. Penempatan orang yang tepat pada
jabatan yang tepat sudah diterapkan sepenuhnya, sehingga akan mendorong
profesionalisme perwira TNI-AD di masa mendatang. Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan dalam tahap penggunaan ini, yaitu :

1) Penempatan orang yang tepat pada jabatan yang tepat sudah


diterapkan sepenuhnya. Demikian juga mengenai tour of duty dan
tour of area sudah diterapkan secara konsisten dalam pembinaan
karier.

2) Membuat suatu pola dasar pembinaan personil perwira TNI-AD


yang merupakan suatu rancangan yang menggambarkan
secara umum pengembangan karier seorang perwira TNI-AD, mulai
saat pengangkatan sampai akhir masa dinasnya. Pola dasar tersebut
terbagi dalam 4 (empat) periode pengembangan yang masing-masing
mempunyai ciri penonjolan dan kegiatannya sendiri yaitu :

a) Periode Pengembangan Dasar ( 0-10 tahun/letnan s/d


kapten ).

(1) Pada periode ini jabatan yang dapat diduduki


adalah sampai dengan golongan jabatan VI. Dalam
periode ini seorang Perwira selain akan ditempatkan untuk
menguasai taktik, teknik, senjata dan alat peralatan dari
kecabangan dan fungsinya juga diberi kesempatan
bertugas di satuan Komando Kewilayahan. Disinilah ia
akan mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan, sikap
mental dan kesadaran akan tanggung jawab terhadap
/ tugas...

TERBATAS
TERBATAS
38
tugas yang diemban. Dengan pengaturan jabatan dan
penugasan sebagai berikut :

(a) Penugasan awal Perwira dari Akmil dan Pa


PK ditempatkan sebagai Satpur, Satbanpur atau
Satbanmin (sesuai kecabangan) dengan jabatan
Danton atau yang setingkat selama 2 tahun.

(b) Selanjutnya selama 2 Tahun menjabat


sebagai Pa Staf Kowil.

(c) Selanjutnya kembali ke satuan Satpur,


Satbanpur atau Satbanmin (sesuai kecabangan)
untukmenjabat sebagai Danki/Pa Staf Yon atau
jabatan yang setingkat.

(d) Setelah itu kembali ke satuan Kowil


menjabat sebagai Danramil selama 2 tahun.

(e) Untuk jabatan di Lemdik ( Rindam atau


Pusdik) dilaksanakan selama 2 tahun diselang
antara jabatan di atas secara bergantian sesuai
kebutuhan organisasi.

(f) Selanjutnya para perwira tersebut mengikuti


seleksi pendidikan Selapa sesuai kecabangan Untuk
Perwira dari Secapa pengaturan jabatan dan
penugasannya berseling dengan perwira dari Akmil
atau Pa PK.
/ (2) Pendidikan...

TERBATAS
TERBATAS
39
(2) Pendidikan yang dapat ditempuh pada periode ini
antara lain:

(a) Pendidikan atau kursus spesialisasi jabatan


/kejuruan/keahlian.
(b) Pendidikan diperguruan Tinggi atau lembaga
lain, sesuai kebutuhan organisasi.
(c) Selapa sesuai kecabangan.

b) Periode Pengembangan Profesi (10– 18 tahun / Mayor –


Letkol ) Pada periode ini jabatan yang dapat diduduki
adalah golongan V dan VI. Pengarahan pada jabatan
disesuaikan dengan keahlian dan bakat sesuai hasil test
psykologi pada saat Selapa. Dalam periode ini penekanan
diletakkan pada hal-hal sebagai berikut :

(1) Pengembangan kecakapan taktis dan teknis, serta


memadukan pengetahuan dengan kecakapan.

(2) Penugasan sebagai Gumil/Dosen pada periode ini


dapat dilakukan secara bergantian pada periode ini.
Penugasan diluar struktur juga dapat berlangsung pada
periode ini, mengingat bahwa perwira yang
bersangkutan telah cukup memiliki dasar kepemimpinan,
sikap mental, kemampuan berkomunikasi, kesadaran akan
tugas dan tanggung jawab, diharapkan dapat
mengembangkan dan memantapkan dirinya dalam
penugasan diluar struktur.

/ (3) Seleksi...

TERBATAS
TERBATAS
40
(3) Seleksi untuk jabatan-jabatan yang lebih selektif
antara lain sebagai Danyon dan Dandim (sesuai hasil
psikotes pengarahan jabatan).

(4) Jenis pendidikan yang dapat ditempuh pada


periode ini antara lain :

(a) Seskoad dan yang setingkat.


(b) Pendidikan atau kursus spesialisasi
jabatan /kejuruan/keahlian yang diperlukan.
(c) Bagi yang berprestasi dan terpilih dapat
mengikuti pendidikan Sesko TNI dan yang
setingkat.

c) Periode Bhakti dan Pengembangan Lanjutan (18 – 28


tahun / Kolonel ke atas). Pada periode ini jabatan yang dapat
diduduki adalah golongan jabatan IV ke atas.

(1) Periode ini ditandai dengan makin bertambahnya


proporsi penugasan yang bersifat bukan teknis
kecabangan murni serta memerlukan kecakapan dalam
bidang-bidang fungsional Staf Umum dan fungsional
lainnya dimana ia ditugaskan.

(2) Dalam periode inilah seorang Perwira akan


memberikan dharma bhaktinya secara maksimal, dengan
menerapkan bakat dan kemampuan yang telah
dikembangkan selama kariernya pada masalah-masalah
strategi Pertahanan Nasional dan memprakarsai kebijakan
/ untuk...

TERBATAS
TERBATAS
41
untuk TNI keseluruhannya. Dalam periode ini mulai
diutamakan kemampuan untuk memandang lingkup
kemiliteran sebagai keseluruhan peran TNI-AD/TNI dalam
kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
Periode ini mengutamakan cara berpikir, menilai dan
memandang masalah secara keseluruhan, di samping
mengatur dan memberikan arah serta memegang
kepemimpinan pada suatu bagian kecil dari keseluruhan
tadi.

(3) Pada akhir periode ini para Perwira yang terpilih


diharapkan telah memiliki kualifikasi pendidikan
Lemhannas sebagai bekal dalam periode Dharma Bhakti
pada tataran-tataran yang lebih tinggi diling-kungan
Mabes TNI/ Departemen Pertahanan.

(4) Pola penugasan harus dipilih yang mengarah pada


pemanfaatan daya kemampuan atau titik kuat dan potensi
yang dimiliki Perwira yang bersangkutan. Pada hakekatnya
periode ini merupakan pengembangan pemimpin -
pemimpin masa depan untuk kesiapan mengemban
tanggung jawab yang lebih besar pada masa yang akan
datang.

(5) Dalam periode ini penempatan/pengarahan jabatan


disesuaikan dengan pengalaman, pendidikan dan prestasi
yang telah diperlihatkannya antara lain :
(a) Danbrig/setingkat.
(b) Asisten Kodam/Divisi.
/ (c) Danrindam...

TERBATAS
TERBATAS
42
(c) Danrindam, Danrem.
(d) Paban Suad.
(e) Penugasan Staf dilingkungan Dinas,
Pusat, Direktorat dan penu-gasan sebagai Gumil
Utama dan Dosen Gol IV serta penugasan diluar
struktur.
(f) Jabatan Panglima Komando Utama.
(g) Jabatan Staf pada tingkatan Mabes TNI-AD
atau Mabes TNI.
(h) Jabatan Dan/Dir/Ka Puscabfung.

(6) Pendidikan yang diikuti pada periode ini bersifat


pengarahan jangka panjang antara lain adalah :

(a) Sesko TNI.


(b) Lemhanas.
(c) Pendidikan spesialisasi jabatan lain yang
diperlukan.

d) Melakukan evaluasi secara periodik untuk mengetahui


perkembangan dan penentuan jabatan yang sesuai dengan yang
bersangkutan.

e) Menghilangkan budaya “like and dislike” dalam pembinaan


karier prajurit TNI dan budaya KKN yang dapat merugikan
personil dan organisasi.

/ 3) Membuat...

TERBATAS
TERBATAS
43
3) Membuat suatu pola dasar pembinaan kepangkatan perwira
TNI-AD Untuk dapatnya seorang perwira TNI-AD menduduki
jenjang kepangkatan yang lama pada level yang tinggi (Kolonel
keatas). Maka perlu dipercepat kenaikan kepangkatan tiap-tiap
level pangkat perwira TNI-AD untuk menghindari usia yang
sudah tua pada saat menduduki jabatan-jabatan yang strategis.
Adapun pola pembinaan kepangkatan tersebut adalah :

a) Letda : 0-3 tahun MDP.


b) Lettu : 3-6 tahun MDP.
c) Kapten : 6-10 tahun MDP.
d) Mayor : 10-14 tahun MDP.
e) Letkol : 14-18 tahun MDP.
f) Kolonel : 18-22 tahun MDP.
g) Pati : 22-28 tahun MDP

d. Perawatan. Pokok-pokok dalam bidang perawatan


personil adalah merumuskan dan menentukan pola dasar untuk
memberikan tingkat kesejahtraan bagi perwira TNI-AD sesuai dengan
prestasi personilnya. Hal ini akan meningkatkan motivasi bekerja
perwira TNI-AD dan mendorong untuk lebih berprestasi dalam
kariernya sebagai perwira TNI-AD. Upaya meningkatkan kesejahtraan
yang tepat dilakukan dengan prinsip skala perioritas yang meliputi
kesejahtraan moril dan materiil. Ada beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam tahap perawatan ini, yaitu :

1) Peningkatan faktor kesehatan demikian dengan harapan


profesionalisme perwira TNI-AD dapat tercapai untuk pelaksanaan
tugas-tugas di masa datang.
/ 2) Mengevaluasi.....

TERBATAS
TERBATAS
44
2) Mengevaluasi dan meningkatkan pendapatan/gaji terutama
tunjangan keluarga (istri dan anak) ditingkatkan menjadi sebesar +
50% dari gaji pokok.

3) Membangun fasilitas pendukung yang memadai seperti


perumahan, sarana kesehatan, ibadah, olah raga. Apabila sarana ini
memadai maka perwatan personil tercapai sehingga mewujudkan
profesionalisme perwira TNI-AD akan dapat dicapai dengan mudah.

4) Pemberian hak prajurit sesuai ketentuan harus konsisten dan


berkesinambungan seperti cuti, biaya perjalanan dan lain-lain.

e. Pemisahan. Salah satu upaya untuk menghindari terjadinya


penumpukan perwira pada golongan tertentu yang dinilai sudah tidak dapat
berkembang, seyogyanya diakhiri masa dinasnya sesuai dengan batas
maksimum pangkat tertentu, untuk memberikan kesempatan kepada perwira
yuniornya agar dapat dipromosikan kegolongan yang lebih tinggi. Pemisahan
ini tidak didasari pada batas usia maksimum untuk pensiun 58 tahun (sesuai
UU TNI no 34 tahun 2004), tetapi didasari pada batas maksimum pada
pangkat tertentu. Hal ini juga dalam rangka memelihara kuantitas personil
perwira TNI AD. Dalam pelaksanaan pemisahan personil dikendalikan secara
ketat, sehingga diharapkan komposisi personil dapat dipertahankan dan tidak
menghambat pembinaan personil dibawahnya. Hal ini didasari pada keadaan
faktual yang ada bahwa bagi perwira yang karena kurang dapat
mengembangkan personilnya (kurang potensial) akan tetapi belum memasuki
masa pensiun (karena didasari pada ketentuan/peraturan yang ada 58 tahun),
ada indikasi menurunnya motivasi kerja, sehingga menurunnya produktifitas
kerja. Terdapat juga pandangan adanya pergeseran nilai orientasi kerja pada
Perwira TNI-AD tersebut, yaitu bagaimana selama sisa masa dinas / kerjanya,
/ mempersiapkan.....

TERBATAS
TERBATAS
45
mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiunnya, sehingga tidak
berorientasi pada pencapaian tugas pokoknya. Untuk itu perlu diambil
langkah-langkah sebagai berikut :

1) Merevisi Undang-undang No 34 tahun 2004 tentang batas usia


pensiun. Pemisahan ini tidak didasari pada batas usia maksimum untuk
pensiun (58 tahun), tetapi didasari pada batas maksimum pada pangkat
tertentu. Karena setiap werving untuk mendidik perwira serta lulusan
Secapa, usia pendaftaran calon tidak sama, sehingga apabila pada
tahap proses pemisahan/ memasuki masa pensiun adalah 58 tahun,
maka akan terjadi setiap orang pada satu angkatan tidak sama masa
pensiunnya, tergantung dari batas usia maksimumnya masing-masing
yaitu 58 tahun. Hal ini akan merugikan bagi organisasi bila terdapat
perwira yang potensial akan tetapi lebih dahulu masa pensiunnya,
demikian sebaliknya. Sehingga perlu adanya upaya untuk
mengoptimalkan masa dinas setiap perwira. Untuk pengaturan batas
maksimum setiap pangkat dapat disusun sebagai berikut:
a) Pati maksimum masa dinas 28 tahun.
b) Kolonel maksimum masa dinas 24 tahun.
c) Letkol maksimum masa dinas 20 tahun.
d) Mayor maksimum masa dinas 16 tahun.
e) Kapten maksimum masa dinas 12 tahun.
f) Lettu maksimum masa dinas 9 tahun.
g) Letda maksimum masa dinas 6 tahun.

Terdapat beberapa hal positif yang dapat diambil apabila kebijaksanaan


pengakhiran masa dinas tidak berdasarkan pada batas usia 58 tahun,
tetapi dihitung dari lamanya masa dinas sesuai jenjang tingkat pangkat
yang dimiliki. Dampak tersebut antara lain :
/ a) Akan.....

TERBATAS
TERBATAS
46
a) Akan tercipta motivasi kerja yang optimal.
b) Akan tercipta suasana kompetisi yang sehat.
c) Akan terbentuk struktur organisasi yang sehat.
d) Dapat memanfaatkan secara optimal potensi yang
dimiliki oleh setiap perwira.
e) TNI-AD tidak harus menanggung beban pemeliharaan
personil yang berlebihan.
f) Merupakan salah satu upaya dalam rangka pembinaan
karier personil.
g) Terbentuk jiwa ksatria didalam diri setiap perwira untuk
rela mundur karena menyadari dirinya tidak mungkin dapat
berkembang lagi.
h) Akan tercipta sistim penilaian prestasi kerja yang rasional
dan objektif.
i) Perencanaan kebutuhan personil dihadapkan pada
tuntutan tugas akan lebih akurat.
j) Memberikan kesempatan pada perwira TNI-AD yang gagal
bersaing untuk berkarya di bidang lain diluar TNI.
k) Penyaluran diupayakan untuk siapkan prajurit yang akan
mengakhiri Dinas keprajuritan agar dapat hidup secara mandiri
dan layak ditengah masyarakat dan tetap bermanfaat untuk
kepentingan dinas.

/ BAB VII...

TERBATAS
TERBATAS
47
BAB VII
PENUTUP

28. Kesimpulan.

a. Pembinaan personil perwira TNI-AD untuk dapat menghadapi


tugas dimasa datang tidak terlepas dari kegiatan awal pembinaan
personil yaitu penyediaan, dengan penyediaan yang baik dan bersih
KKN maka akan diadapat kualitas calon perwira TNI-AD yang baik.
Untuk menjaring calon yang berkualitas, diperlukan suatu upaya
penggalangan kepada para calon sejak usia dini.

b. Dalam pembinaan personil perwira TNI-AD ditentukan oleh


pendidikan pengembangan yang berpengaruh dalam penentuan karier
perwira TNI-AD selanjutnya. Sehingga diperlukan seleksi yang ketat
dan perbedaan kenaikan pangkat dan jabatan bagi perwira yang
dapat mengikuti tepat waktu dengan yang terlambat.

c. Untuk mewujudkan perwira TNI-AD yang profesional pada


bidang dan jabatannya, maka perlu ditentukan arah jabatan dari
seorang perwira TNI-AD, pada saat setelah selesai mengikuti
pendidikan Selapa, sesuai dengan bakat dan kemampuan dari
penilaian kerja dan hasil psykotest.

d. Perlu perubahan pola pembinaan pangkat perwira TNI-AD,


dengan lebih mempercepat waktu kenaikan pangkat pada setiap level
kepangkatan. Sehingga seorang perwira TNI-AD pada saat menduduki
jabatan strategis ( pangkat Pati ) masih sangat potensial dan
/ energik...

TERBATAS
TERBATAS
48
energik, berusia sekitar antara 45-50 tahun. Hal ini sangat logis bila
dibandingkan dengan rata-rata usia kematian pada saat ini yaitu
berkisar anatara 60 tahun.

e. Untuk meningkatkan profesionalisme perwira TNI-AD, maka


perlu perhatian terhadap perawatan kesehatan dan peningkatan
kesejahteraan bagi perwira TNI-AD.

f. Terjadinya penumpukan perwira pada golongan tertentu harus


diantisipasi dengan pengakhiran masa dinas bagi perwira TNI-AD
yang dinilai sudah tidak dapat berkembang lagi kariernya. Pemisahan
ini tidak didasari pada batas usia maksimum untuk pensiun, yaitu 58
tahun ( sesuai UU TNI no 34 tahun 2004 ), tetapi didasari pada batas
maksimum masa dinas perwira (MDP) pada setiap pangkat. Sehingga
perlu diadakan revisi UU TNI no 34 tahun 2004.

29. Saran.

a. Perlu diadakan sistem penggalangan jangka panjang untuk


menarik minat para generasi muda untuk mau mendaftar menjadi perwira
TNI-AD. Dengan metoda-metoda yang memancing minat seperti
penyelenggaraan pameran, pengadaan tempat-tempat peragaan alat dan
kegiatan militer atau pembuatan film yang menceritakan tentang keberhasilan
personil dan kehidupan perwira TNI-AD.

b. Membuat program bea siswa bagi siswa lulusan SLTP yang berpontensi
dan diperkirakan akan dapat memenuhi persyaratan untuk menjadi taruna
Akademi Militer setelah tamat SLTA.

/ c. Melaksanakan...

TERBATAS
TERBATAS
49
c. Melaksanakan sitem seleksi yang ketat pada pendidikan pengembangan
karier perwira TNI-AD yang menentukan seperti Selapa, Seskoad dan Sesko
TNI. Sedangkan untuk perwira TNI-AD yang terlambat u ntuk mengikuti
pendidikan tersebut, karena gagal test seleksi sebelumnya maka pembinaan
kepangkatannya dan jabatannya disesuikan bersama angkatan yuniornya pada
waktu mengikuti pendidikan yang menentukan tersebut.

d. Membuat program kerja sama dengan universitas /perguruan


tinggi, untuk mengupayakan persamaan strata dan gelar kesarjanaan
setingkat S-1 buat lulusan Akmil dan S-2 buat lulusan Seskoad.

e. Membuat suatu pola dasar pembinaan personil perwira TNI-AD yang


merupakan suatu rancangan yang menggambarkan secara umum
pengembangan karier seorang perwira TNI-AD, mulai saat pengangkatan
sampai akhir masa dinasnya. Membuat pengarahan jabatan pada bidang
tertentu memasuki pangkat Pamen berdasarkan hasil test psykologi pada saat
pendidikan Selapa.

f. Merubah pola dasar pembinaan kepangkatan perwira TNI-AD untuk


dipercepat kenaikan pangkat pada tiap-tiap level pangkat perwira TNI
untuk menghindari usia yang sudah tua pada saat menduduki
jabatan-jabatan yang strategis. Sehingga perwira TNI-AD yang
mendapat kesempatan berdinas sampai level yang tinggi (pangkat Pati).
Perwira tersebut berada pada usia yang sangat produktif yaitu antara 45-50
tahun pada saat menjabat.

/ g. Merevisi...

TERBATAS
TERBATAS
50
g. Merevisi Undang-Undang TNI No 34 tahun 2004 tentang batas usia
pensiun. Pemisahan ini tidak didasari pada batas usia maksimum untuk
pensiun ( 58 tahun ), tetapi didasari pada batas maksimum masa dinas pada
pangkat tetentu. Sehingga perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan masa
dinas setiap perwira. Hal ini akan menciptakan motivasi kerja yang optimal dan
akan tercipta suasana kompetisi yang sehat. Hal ini juga memberikan
kesempatan kepada perwira TNI-AD yang gagal dalam bersaing untuk dapat
mengembangkan kariernya di tempat/bidang lain.

28. Demikianlah penulisan ini dibuat untuk dapat dijadikan sumbangan pemikiran
bagi pimpinan TNI pada umumnya dan TNI-AD pada khususnya. Dalam merumuskan
langkah-langkah kebijakan yang konseptual dalam rangka pembinaan personil
perwira TNI-AD dalam menghadapi tantangan tugas di masa datang.

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai