Anda di halaman 1dari 45

KODIKLAT TNI ANGKATAN

DARAT PUSAT PENDIDIKAN


KESEHATAN

INNOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MEWUJUDKAN


SUMBER DAYA MANUSIA TNI AD YANG UNGGUL

Oleh :

Dr.dr.Sigit Sasongko.MKes.SpTHT-KL
Letnan Kolonel Ckm / 1910020130166
Nosis 202109 / A

Bandung, September 2021

TERBATAS
TERBATAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkah limpahan rahmat
,taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karmil dengan
judul“INOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM
MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA TNI AD YANG UNGGUL”dengan
lancar. Karmil ini ditulis dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi persyaratan wajib
bagi siswa Diklapa 2 TA. 2021, sekaligus untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran
tentang peran dari lembaga pendidikan di Kodiklat TNI AD dalam menyiapkan Prajurit
TNI AD khususnya Kesehatan yang Profesional dihadapkan dengan
berkembangnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di satuan Lemdik Kodiklat TNI AD.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada SATDIKPA PUSDIKKES TA. 2021,


GUMIL PEMBIMBING atas petunjuk, bimbingan dan arahan yang sangat membantu
dalam penyelesaian Karmil ini sejak tahap awal sampai dengan selesai. Semoga akan tetap
bermanfaat bagi penulis di masa mendatang.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan kelemahan dalam penulisan


Karmil ini, oleh karena itu penulis mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dari semua pihak
guna penyempurnaan tulisan ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Bandung, September 2021

PENULIS

Dr.dr.Sigit Sasongko.MKes.SpTHT-KL
Letnan Kolonel Ckm Nrp. 1910020130166
Nosis 202109 / A
TERBATAS
TERBATA
S
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
INTISARI KARMIL iii

BAB – I
PENDAHULUA
N

1. Umum 1
2. Maksud dan Tujuan 2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut 3
4. Metode dan Pendekatan 3
5. Pengertian-Pengertian 3

BAB – II
LATAR BELAKANG
PEMIKIRAN

1. Umum 5
2. Dasar Pemikiran 5
3. Permasalahan 5

BAB – III
KEMAMPUAN BABINSA SAAT
INI

1. Umum 7
2. Kualitas Babinsa 7
3. Kuantitas Babinsa 8
4. Pelaksanaan Pembinaan Teritorial 10
TERBATA
S
BAB – IV
KONDISI BABINSA YANG
DIHARAPKAN

1. Umum 12
2. Kualitas Babinsa yang diharapan 12
3. Kemampuan Babinsa secara profesional 14

BAB – V
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

1. Umum 19
2. Faktor Intern 19
3. Faktor Ekstern 21

BAB – VI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BABINSA

1. Umum 23
2. Pembinaan Personil Babinsa 23
3. Pembinaan Profesionalisme Babinsa 28
4. Pelaksanaan Pembinaan Babinsa 30

BAB – VII
PENUTUP
1. Kesimpulan 34
2. Saran 35

PROPOSISI POLA
PIKIR KERANGKA
KARMIL DAFTAR
PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
TERBATA
S
TERBATA
S

INOVASI LEMBAGA PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM


MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA TNI AD YANG UNGGUL

BAB – I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tentara Nasional Indonesia merupakan alat Negara yang berperan utama


dalam penyelenggaraan pertahanan negara yang lahir pada era kemerdekaan Republik
Indonesia, TNI sebagai komponen utama pertahanan negara memiliki kompleksitas
yang semakin tinggi, oleh karenanya untuk menghadapi tuntutan tugas tersebut,
diperlukan suatu sistim manajemen yang dapat menyiapkan prajurit yang profesional,
TNI – AD merespon positif terhadap rencana tersebut melalui penyiapan lembaga
pendidikan sebagai sarana pembentukan prajurit yang profesional dengan dilandasi
sikap mental, kecerdasan dan fisik yang memadai.
b. Sejalan dengan kondisi diatas, agar TNI–AD dapat menyelenggarakan tugas
pokoknya secara optimal, maka tingginya tingkat profesionalitas prajurit merupakan
konsekwensi logis yang harus terpenuhi, hal tersebut dapat dicapai melalui tiga
wahana pembinaan yaituPendidikan,Latihan dan Penugasan. Dengan demikian
peran lembaga pendidikan sangat strategis, namun secara realitas menunjukan
bahwa di beberapa lembaga pendidikan jajaran TNI – AD termasuk pusat pendidikan
kecabangan (Pusdik Kesehatan), masih ditemukannya beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan kurang memadainya kualitas dari sebagian komponen
pendidikan, sehingga akan mengakibatkan kegagalan dalam penyiapan sumber
daya prajurit yang professional.
c. Guna mengatasi permasalahan tersebut perlu ditempuh suatu langkah sebagai
suatu solusi alternatife yang diimplementasikan dalam berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas lembaga pendidikan melalui peningkatan
10 Komponen Pendidikan diantaranya Kurikulum Pendidikan, Paket Instruksi, Gadik,
Gapendik, Serdik, Metode Pendidikan, Fasdik, Alins / alongins, Evaluasi dan
Anggaran yang sudah disiapkan sedemikian rupa dalam rangka menyiapkan sumber
daya prajurit yang profesional dalam mengemban pelaksanaan tuntutan dan tantangan
tugas TNI – AD dimasa mendatang.
2

2. Maksud Dan Tujuan

a.Maksud. Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang


langkah – langkah yang perlu ditempuh oleh Pusdik Kesehatan dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia TNI AD yang unggul.
b.Tujuan. Penulisan ini adalah agar dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi pimpinan TNI – AD dalam merumuskan kebijaksanaan
selanjutnya.

3. Ruang Lingkup Dan Tata Urut. Ruang Lingkup Penulisan ini adalah
membahas tentang 10 Komponen Pendidikan di Pusdik Kesehatan dalam rangka
menyiapkan sumber daya manusia TNI AD yang unggul, dan disusun dengan tata urut
sebagai berikut :

a. Pendahuluan
b. Latar Belakang Pemikiran
c. Kondisi Pusdik Kesehatan Saat Ini d.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
e. Kondisi Pusdik Kesehatan Yang Diharapkan f.
Upaya – Upaya Yang Dilakukan
g. Penutup

4.Methode Dan Pendekatan.

a.Pendekatan.Kajian dalam penulisan ini menggunakan pendekatan pengamatan dan


pengalaman di lembaga pendidikan khususnya di Pusdik Kesehatan.
b.Metode.Methode yang diterapkan dalam pembahasan iniadalan
Diskriptif Analisis.

5. Batasan Pengertian.

a.Reformasi,adalah perubahan radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial,


politik, agama, tatanan hukum tanpa menggunakan kekerasan.
3

b.Pusat Pendidikan (Pusdik), adalah suatu institusi dalam jajaran TNI-


AD yang bertugas menyelenggarakan pendidikan kemiliteran baik yang
bersifat dasar maupun spesialisasi kecabangan tertentu.
c.Komponen Pendidikan,adalah unsur-unsur di dalam lembaga pendidikan
yang memegang peranan penting dalam proses pendidikan guna mencapai tujuan
pendidikan yang diselenggarakan.
d.Paket Instruksi, adalah suatu paket yang berisikan materi pengajaran
yang diarahkan kepada tercapainya tujuan instruksi yang meliputi : rencana
pelajaran, program pengajaran, buku hanjar/diktat, buku latihan serdik, perangkat
pengujian dan alat instruksi.
e.Gadik (Tenaga Pendidik), adalah tenaga pengajar di lingkungan lembaga
pendidikan yang terdiri dari guru/dosen umum guru militer, dan pelatih.
f.Serdik (Peserta Didik), adalah para pelajar atau siswa yang sedang mengikuti
pendidikan lanjutan ataupun spesialisasi terhadap suatu keahlian tertentu yang
diajarkan di dalam lingkungan lembaga pendidikan.
g.Hanjar (Bahan Pelajaran), adalah bahan/diktat atau buku pegangan yang
digunakan oleh gadik maupun serdik selama proses belajar mengajar berlangsung
di dalam lingkungan lembaga pendidikan.
h.Revisiadalah segala usaha dan kegiatan yang berbentuk perbaikan
dan penyesuaian terhadap kurikulum pendidikan, bahan ajaran, dan referensi lainnya.
i.Sumber Daya Manusia. Adalah merupakan suatu gabungan faktor
profesionalisme, disiplin, mental dan fisik serta kesehatan yang merupakan satu
kesatuan sistim yang diperlukan untuk melaksanakan tugas guna mencapai tujuan
organisasi.
j.Alins / Alongins. Adalah sarana dan Prasarana yang digunakan oleh tenaga
pendidik dalam proses belajar dan berlatih bagi siswa, baik yang berada di
Ruangan maupun di lapangan. ( Teori / Praktek )
4

BAB - II
LANDASAN
6. Umum. PEMIKIRAN

a. Reformasi telah membawa Kondisi sosial, geografi, dan demografi Indonesia


yang sangat beragam ke dalam kondisi yang banyak dipenuhi oleh tuntutan perubahan
dan kebebasan dalam aktualisasinya. Hal ini juga mempengaruhi keberadaan TNI-AD
untuk menyiapkan sumber daya prajuritnya guna menjaga eksistensi dan
profesionalitas TNI-AD secara kelembagaan.
b. Pusdik Kesehatan sebagai salah satu pusat pendidikan di bawah naungan
Kodiklat, mempunyai tugas untuk menyelenggarakan segala macam pendidikan bagi
para prajurit kecabangan Kesehatan. Sebagai pusat kecabangan Kesehatan, maka
sudah sewajarnyalah apabila Pusdik Kesehatan menjadi tumpuan bertanya segala
hal yang berkaitan dengan materi kecabangan Kesehatan.

7. Landasan Pemikiran.

a.Landasan Idiil Pancasila.Pancasila sebagai kristalisasi nilai-


nilai luhur bangsa mempunyai nilai-nilai keselarasan, keserasian, persatuan dan
kesatuan. Nilai-nilai ini yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku dalam
kehidupan bangsa terutama dalam penyelenggaraan seluruh fungsi pemerintah negara,
termasuk fungsi pertahanan negara. Untuk menciptakan suatu sistem pertahanan yang
kuat, sumber daya prajurit yang berkualitas dan profesionalisme prajurit adalah peran
lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan potensi para prajurit
melalui pendidikan, latihan dan penugasan
b.Landasan Konstitusional UUD NKRI 1945.UUD NKRI 1945
merupakan landasan konstitusional yang digunakan seluruh komponen bangsa
dalam menyusun dasar-dasar konstitusi penyelenggaraan negara. Pada pasal 30
disebutkan tentang hak dan kewajiban setiap warga negara untuk turut serta dalam
usaha pembelaan Negara termasuk TNI, sehingga diperlukan prajurit yang profesional
dalam rangka menghadapi tuntutatan dan tantangan tugas di masa yang akan datang.
c.Landasan Operasional UU Republik Indonesia Nomor : 3 tahun
2002 dan Nomor : 34 tahun 2004 tentang TNI dan penjelasannya.
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 tahun 2002.
Undang-undang ini tentang tugas-tugas TNI dalam fungsi
Pertahanan Negara untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
yang terdiri dari :
a) Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
b) Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa. c)
Melaksanakan operasi militer selain perang.
d) Ikut serta secara aktif dalam pemeliharaan perdamaian regional
dan internasional.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 34 tahun
2004.Undang-undang ini tentang TNI dan penjelasannya.
a) Bahwa Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas melaksanakan
kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah dan melindungi keselamatan
bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer
selain perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan
perdamaian regional dan internasional.
b) Bahwa Tentara Nasional Indonesia dibangun dan dikembangkan
secara professional sesuai kepentingan politik negara, mengacu pada
nilai dan prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asai manusia,
ketentuan hokum nasional, dan ketentuan hokum internasional yang
sudah diretifikasi dengan dukungan anggaran belanja negara yang
dikelola secara transparan dan akuntabel.
d.Landasan Moral Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.Sapta
Marga dan Sumpah Prajurit merupakan landasan moral dan etika kepribadian setiap
anggota TNI yang memiliki pengaruh dan andil yang sangat besar dalam
membentuk jiwa keprajuritan setiap anggota TNI. Sapta Marga dan Sumpah Prajurit
dijadikan sebagai pedoman dan penuntun setiap prajurit TNI
6

dalam segala sisi kehidupan, baik kehidupan intern TNI ataupun dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
e.Doktrin KARTIKA EKA PAKSI. Pada sistim pola pembinaan yang terdapat
dalam Doktrin Kartika Eka Paksi menyebutkan bahwa “ Pembinaan Kekuatan militer
Yang Profesional dilaksanakan dalam batas kemampuan negara dengan tetap
berupaya untuk mencapai hasil yang optimal “ Dengan demikian tuntutan
profesionalisme bagi setiap prajurit TNI – AD merupakan sesuatu yang wajar dan
menjadi prioritas dalam rangka menghadapi tuntutan zaman.
f.Reformasi Internal TNI. Reformasi Internal ditubuh TNI
dilakukan secara menyeluruh menyentuh segenap dimensi dengan harapan adanya
perbaikan yang menjurus pada profesionalisme prajurit dalam melaksanakan tugas
sebagai wujud pengabdiannya pada bangsa dan negara yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman.

8. Teori Pendidikan sebagai suatu Sistem.

a. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha sadar yang dapat


dilakukan melalui proses social futuristic, sehingga system pendidikan dan
penyelenggaraannya harus dapat memprediksi dengan agak tepat apa yang akan
dihadapi pada masa mendatang.
b. Dalam teorinya, pendidikan mempunyai tiga tugas pokok yaitu :
1) Mengajar ketrampilan hidup, adaptasi dengan relung ekologis
(Pendidikan Pragmatis).
2) Meneruskan tradisi budaya, mempersiapkan warga Negara sesuai
dengan kepribadian kelompok (enkulturasi).
3) Meningkatkan martabat manusia, karena evolusi moral tidak terjadi
dengan sendirinya, dan manusia sangat sedikit bertambah maju dalam aspek
ini (humaniorisasi).
c. Dalam system pendidikan formal harus senantiasa ada yang ditambah,
diubah atau dikurangi agar kurikulum tersebut senantiasa dapat
menyesuaikan diri dangan tuntutan dan tantangan tugas di masa datang.
d. Esensi dari system pendidikan TNI adalah proses transformasi Serdik sebagai
“Raw-Inout” menjadi hasil didik yang memenuhi tuntutan kebutuhan kualifikasi
personil TNI sebagai hasil “Output” dari pendidikan.
9. Konsep Dasar Pelaksanaan Pendidikan TNI. Konsep dasar pelaksanaan pendidikan
TNI memiliki program yang telah terencana dan terakumulasi dalam wadah rencana
pendidikan, proses pendidikan tidak akan berhenti sampai dengan proses penyediaan tenaga
selesai, melainkan dilanjutkan secara berkesinambungan seiring dengan waktu pembinaan
yang berkaitan dengan penugasan, kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan
tertentu serta disesuaikan dengan kebutuhan suatu organisasi. Pelaksanaan pendidikan
dirumuskan kedalam suatu sistim pendidikan yang dilaksanakan secara bertingkat,
bertahap dan berkelanjutan, dari pendidikan awal ke pendidikan ke pendidikan lanjutan
atau dari pendidikan pembentukan ke pendidikan pengembangan umum dan menjamin
kesinambungan pembekalan dalam komponen kepribadian, ilmu pemgetahuan dan
ketrampilan serta kesemaptaan jasmani. Sistim pendidikan yang demikian ini adalah
dimaksudkan agar setiap perwira dalam perjalanan pengabdiannya memiliki kemampuan
yang berupa tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang memadai sehingga dapat mendukung
dalam setiap penyelesaian tugas yang dibebankan kepadanya. Disamping konsep
pemikiran tersebut, pendidikan militer hendaknya juga memiliki kemampuan pendidikan
sipil atau “CIVILIAN EFFECT”yang berguna bagi setiap prajurit apabila telah berhenti
dari dinas aktif sebagai angota militer.

BAB - III
KONDISI PUSDIK KESEHATAN SAAT
INI

10. Umum.Dari hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan pada


kurun waktu saat ini, masih ditemukan berbagai permasalahan pendidikan yang
diantaranya ditimbulkan oleh kualitas komponen pendidikan yang belum memadai, hal ini
dikarenakan sebagai akibat dari masih kurang optimalnya pemanfaatan komponen pendidikan
yang ada di lembaga pendidikan pada umumnya. Guna mengetahui sejauh mana kualitas
komponen pendidikan pada saat ini, maka akan dibahas tentang kualitas komponen
pendidikan yang ada di Pusdik Kesehatan.

11. Komponen Pendidikan.Berbicara masalah kualitas lembaga pendidikan,


maka hal itu berarti kualitas komponen pokok pendidikan yang ada di suatu lembaga
pendidikan akan menjadi bahasan utama. Dalam pembahasan ini,
data yang diambil sebagai bahasan utama adalah kondisi yang ada di Pusdik
Kesehatan.
a.Kurikulum.
1) Adanya perubahan kurikulum pada alokasi waktu dari yang biasanya.
2) Adanya tambahan program latihan dalam pelaksanaan
kurikulum yang baru, tetapi tidak langsung diikuti dengan penambahan
anggaran pendidikan.
3) Rumusan kurikulum yang dioperasionalkan untuk beberapa jenis
pendidikan belum sepenuhnya berorientasi kepada pembentukan
profesionalisme prajurit.
b.Paket Instruksi.
1) Hanjar.
a) Belum sesuainya antara revisi kurikulum dengan revisi
hanjar.
b) Terbatasnya dana dalam melakukan revisi hanjar.
c) Tidak semua hanjar (NS/NSS) dapat disediakan oleh
LKT terkait.
2) Paket instruksi yang lainnya walaupun dengan kondisi yang terbatas,
tetapi masih dapat diatasi oleh para gadik dengan mengoptimalkan segala yang
sudah ada.

c.Tenaga Pendidik (Gadik).Permasalahan klasik yang menyangkut


tentang gadik yang ada di hampir semua lembaga pendidikan adalah :
1) Masih banyak gadik yang penguasaan terhadap materi pelajaran dan
ilmu keguruan/pendidikan masih sangat kurang.
2) Belum terpenuhinya jumlah gadik sesuai dengan DSPP,
sehingga belum bisa memenuhi rasio ideal 1 : 3
3) Sulitnya mendapatkan gadik dengan kualifikasi pengalaman/disiplin
ilmu tertentu.
4) Belum optimalnya pengembangan diri yang dilakukan oleh para gadik
dalam upaya meningkatkan kemampuannya.
5) Masih adanya sebagian tenaga pendidik yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan tugasnya.
d. Serdik (Peserta Didik).
1) Kurangnya motivasi dari para peserta didik untuk merima
pelajaran di kelas.
2) Kurangnya kesadaran dari para serdik akan pentingnya ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang sedang diajarkan atau dilatihkan.
3) Kurang selektifnya serdik yang mengikuti pendidikan
khususnya pada beberapa pendidikan spesialisasi tertentu.
e. Metode Pengajaran. Metode Pengajaran yang diterapkan di
lembaga pendidikan pada saat ini mempunyai kecenderungan :
1) Belum adanya metode pengajaran yang spesifik untuk setiap materi
pelajaran secara lebih khusus.
2) Metode pengajaran yang digunakan masih monoton dari waktu ke
waktu dan kurang variatif, sehingga belum dapat menstimulasi aktifitas serdik
untuk menggali kedalaman setiap materi pelajaran
f. Fasdik (Fasilitas Pendidikan). Masalah pokok yang dihadapi oleh
beberapa lembaga pendidikan adalah terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada di
antaranya :
1) Kurang tersedianya ruang kelas, barak dan tempat tinggal serta fasilitas
pendukung lainnya yang memadai bagi peserta didik.
2) Kurang tersedianya fasilitas rekreasi dan hiburan yang memadai di
lokasi lembaga pendidikan, sehingga kebosanan menjadi hal yang sangat
mengganggu bagi setiap peserta didik.
g. Alins dan Alongins (Alat Instruksi dan Alat penolong Instruksi).
1) Kurang tersedianya alins dan alongins yang memadai seperti
OHP, LCD, Komputer, di dalam kelas.
2) Kurang tersedianya alat Bantu untuk para gadik dan serdik di dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, seperti sarana kelas lapangan untuk
gladi model dan sebagainya.
3) Kurang tersedianya alat tulis dan alat Bantu penunjuk papan ataupun
laser point jika menggunakan LCD.
h. EHB ( Evaluasi Hasil Belajar).
1) Kurang tegasnya permberlakuan sistem EHB untuk mengambil resiko
serdik gagal mengikuti pendidikan. Hal ini menyebabkan kurang
kompetitifnya persaingan antar serdik. Bahkan ada kecenderungan serdik asal
ikut kegiatan dan akhirnya lulus.
2) Terlalu lunak sistem pendidikan yang diterapkan dengan memberikan
kemudahan adanya ujian perbaikan dengan tingkat evaluasi yang sangat
mudah.
3) Hasil EHB juga tidak mendapat tindak lanjut yang proporsional dari
satuan yang berkaitan. Sehingga hal ini juga mempengaruhi semangat para
serdik untuk berebut menjadi yang terbaik.
i. Anggaran Pendidikan
1) Anggaran pendidikan terkadang kurang mencukupi untuk bisa
mengakomodasi seluruh kegiatan operasional pendidikan yang berjalan.
2) Anggaran pendidikan terkadang tidak segera menyesuaikan dengan
adanya perubahan kurikulum.
3) Anggaran pendidikan sering kali mengalami keterlambatan dalam
pendistribusiannya.
4) Anggaran pendidikan terkadang terlambat dalam penyiapannya,
sehingga sering terjadi pendidikan sudah berjalan sementara anggaran
pendidikan belum turun.
12. Kesejahteraan Organik Lembaga Pendidikan.Upaya untuk meningkatkan peran
Lembaga Pendidikan tidak akan berhasil kalau tidak didukung oleh peningkatan
kesejahteraan para anggota organiknya. Permasalahan yang juga tidak kecil adalah masalah
kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh para anggota organik lembaga pendidikan. Hal itu
meliputi :
a. Kurang adanya variasi tugas dan penyegaran suasana bagi para organik
gadik dan Gapendik.
b. Kurangnya perhatian dari lembaga pendidikan terhadap keperluan
refresing untuk para gadik dan gapendik.
c. Kurang mengakomodasi pentingnya peningkatan keharmonisan
komunikasi antar personil, sehingga kekompakan dari para organik kurang
menunjukkan soliditas.
BAB - IV
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

13. Umum.

a. Lembaga pendidikan merupakan wahana pembinaan profesionalitas bagi


para prajurit TNI –AD agar mampu menghadapi setiap tantangan tugas dimasa
datang yang semakin komplek, namun demikian peningkatan tersebut tidak terlepas
dari pengaruh keadaan lingkungan strategis yang sangat dominan, misalnya tentang
minimnya anggaran bagi pertahanan negara yang berdampak bagi lambatnya proses
pembentukan prajurit yang profesional
b. Lembaga pendidikan harus mampu mengoptimalkan faktor-faktor intern dan
ekstern yang mendukung upaya peningkatan perannya dan meminimalkan faktor-
faktor yang menghambatnya, hal ini dikarenakan lembaga Pendidikan/Pusdik
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam penyiapan sumber daya prajurit
guna menyongsong tuntutan dan tantangan tugas di masa mendatang.

14. Lingkungan Strategis.TNI merupakan salah satu komponen bangsa yang


memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap keutuhan, kelangsungan dan keselamatan
hidup bangsa dan negara Indonesia, oleh karenanya setiap perwira TNI
– AD harus memiliki kemampuan untuk menganalisa setiap perkembangan yang
terjadi berkaitan dengan tugas yang diembannya, dengan demikian setiap perwira diharapkan
akan mampu untuk mengambil suatu kebijaksanaan dan keputusan yang tepat. Dengan
demikian maka lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk
perwira – perwira yang handal sesuai dengan keadaan
lingkungan strategis dan perkembangan zaman.
.
15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Lemdik (Pusdik Kesehatan).

a. Faktor Internal.
1)Faktor Yang Melemahkan.
a) Minimnya personil lembaga pendidikan yang menguasai
masalah pembinaan dan perencanaan kurikulum pendidikan,
sehingga akan muncul kesulitan bagi lemdik dalam pengoperasian
kurikulum, dihadapkan dengan perkembangan situasi terbaru
b) Rendahnya minat prajurit untuk ditempatkan di lembaga
pendidikan, hal tersebut dikarenakan belum adanya stimulant yang
menjanjikan baik dari segi ekonomi maupun dari segi karier.
c) Kurangnya kebanggaan terhadap profesi dan jabatan di Pusdik
baik yang struktural maupun yang fungsional sebagai gadik.
d) Terbatasnya jumlah gadik yang sesuai dengan disiplin ilmu
tetentu dan menguasai ilmu kependidikan dan kegadikan. e)
Banyaknya serdik yang tidak memenuhi persyaratan untuk
mengikuti dikbangspes sesuai dengan ketentuan yang berlaku
f) Terbatasnya fasdik dan alins alongins yang ada di lemdik,
mengakibatkan kurang optimalnya latihan yang dilakukan.
g) Masih kurangnya fasilitas pendukung dalam operasional
pendidikan seperti mobil ambulans, pengawalan, serta sarana
transportasi yang lainnya sebagai pendukung latihan.

2)Faktor yang mendukung.

a) Dengan tuntutan dan tantangan tugas yang akan


dihadapi, dikaitkan dengan permasalahan kekurangan gadik, masih
dapat diatasi dengan cara memberdayakan gadik yang ada di lemdik.
b) Kurangnya fasilitas dan alins alongins pendidikan dapat diatasi
dengan cara mengoptimalkan semua yang sudah ada. Sebagai contoh
kurangnya senjata pistol di Pusdik Kesehatan untuk latihan Latbakjatri,
dapat diatasi dengan cara penggunaan pistol secara bergantian yang
terkontrol dengan baik.
13

c) Jabatan di Pusdik merupakan jabatan struktural dan fungsional


yang menuntut tanggung jawab jabatan secara formal.
d) Banyaknya personil Pusdik yang memiliki dedikasi dan
komitmen pribadi yang baik.
e) Semakin banyaknya fasilitas pendidikan yang mulai diperbaharui.
contohnya instalasi bangunan di Pusdik Kesehatan yang mengalami
banyak perbaikan.
f) Peningkatan kesejahteraan bagi anggota organik Pusdik dengan
peningkatan kapasitas dan kuantitas perumahan bagi anggota organik.

b. Faktor Eksternal

1)Faktor yang melemahkan.


a) Kurang akomodatifnya Pusat Pendidikan di dalam menampung
aspirasi perkembangan ilmu dan teknologi untuk dijadikan bahan
perbaikan dalam setiap revisi kurikulum.
b) Keterbatasan anggaran di bidang pertahanan, memaksa seluruh
jajaran TNI-AD untuk mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah
ada dan melakukan penghematan yang menyebabkan tersendatnya
operasional pendidikan dan upaya peningkatan sumber daya prajurit.

c) Belum optimalnya penerapan prinsip pembinaan personil


“THE RIGHT MAN ON THE RIGHT PLACE” (penempatan
seseorang pada jabatan yang sesuai/tepat dengan keahlian yang
dimilikinya).
d) Sulitnya mendapatkan personil yang mempunyai
keahlian atau disiplin ilmu tertentu yang dibutuhkan Lemdik, karena
memang terbatasnya jumlah personil yang berkemampuan sesuai dengan
kebutuhan ilmu yang diinginkan.
e) Masih besarnya pengaruh selera pimpinan dalam
menentukan arah kebijakan pendidikan, terutama pada saat penentuan
perubahan kurikulum pendidikan.
2)Faktor yang mendukung.

a) Kebijakan dari komando atas tentang perbaikan citra TNI- AD


melalui peningkatan disiplin dan profesionalisme prajurit.
b) Kemajuan ilmu dan Pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai
fasilitas pendukung yang cukup efektif dan efisien dalam peningkatan
sumber daya prajurit.
c) Semakin terbatasnya jabatan yang ada di beberapa satuan,
menyebabkan banyaknya personil yang termotivasi untuk mengikuti
pendidikan spesialisasi ataupun pendidikan lanjutan demi peningkatan
karier masing-masing.
d) Masih diharapkannya peran TNI oleh sebagian besar masyarakat
khususnya kalangan bawah, walaupun memang harus menyesuaikan
dengan tuntutan reformasi dan tuntutan kemampuan dari para prajurit
agar dapat menjawab tantangan tugas di masa mendatang.
e) Semakin diperhatikannya tingkat kesejahteraan prajurit oleh
pemerintah dengan ditambahkannya Tunjangan Kinerja dan ULP
prajurit dan perbaikan fasilitas perumahan yang diperuntukkan bagi
prajurit dan keluarganya.

BAB – V
KONDISI PUSDIK KESEHATAN YANG
DIHARAPKAN

16. Umum.Lembaga pendidikan merupakan tempat pembentukan dan pembinaan


profesionalitas bagi prajurit, agar mampu menghadapi setiap tantangan tugas di masa
mendatang yang semakin kompleks. Dengan demikian dalam upaya peningkatan kualitas
lembaga pendidikan, maka sudah sepantasnya ditentukan suatu standar pendekatan terhadap
kondisi ideal yang diharapkan.
17. Komponen Pendidikan.Berbicara masalah kualitas suatu lembaga pendidikan, hal itu
berarti kualitas komponen pokok pendidikan yang ada di lembaga pendidikan akan menjadi
bahasan utama. Kualitas komponen pendidikan yang diharapkan adalah sebagai berikut

a. Kurikulum.

1) Adanya perubahan kurikulum berkenaan dengan perubahan sitem


pendidikanin campusdanout campus, khususnya untuk
beberapa pendidikan Dikbangum. Dengan waktu yang tersedia diharapkan
akan mampu mewadahi semua materi pelajaran yang akan diberikan dengan
cara mengurangi beberapa materi pelajaran yang sifatnya pengulangan atau
yang sudah pernah diberikan pada saat materiout campus.
2) Dengan adanya program latihan yang merupakan perpaduan dari
beberapa materi pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum yang baru,
haruslah diikuti dengan penambahan anggaran pendidikan, sehingga program
latihan yang sudah dituangkan dalam kurikulum pendidikan dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana pendidikan.
3) Diperlukan kurikulum yang sepenuhnya berorientasi kepada
pembentukan profesionalitas prajurit. sehingga kandungan materi yang
terdapat dalam kurikulum untuk setiap jenis pendidikan harus selaras dengan
tuntutan kemampuan tugas–tugas bagi keluaran pendidikan.

b. Paket Instruksi.

1)Bahan Pengajaran.
a) Hanjar yang akan disiapkan harus sesuai dengan tuntutan
kurikulum pendidikan, oleh karenanya setiap melaksanakan revisi
kurikulum hendaknya diikuti dengan revisi hanjar secara
berkesinambungan.
b) Terpenuhinya dukungan dana dalam melakukan revisi hanjar,
sehingga pengadaan hanjar tidak akan mengalami keterlambatan dalam
mendukung operasional pendidikan.
c) Hanjar yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pendidikan baik yang sifatnya NS maupun NSS diharapkan dapat
disediakan oleh LKT terkait, dimana Pusdik Kesehatan selalu
koordinasi dengan Pussenart maupun Kodiklat untuk membuat Naskah
Departemen menjadi Naskah sekolah Sementara oleh Pussenart dan
menjadi Naskah Sekolah oleh Kodiklat.
d) Setiap mekanisme pembinaan hanjar yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan harus jelas, terutama bagi hanjar yang belum
terwadahi dalam lingkup LKT mana yang harus bertanggung jawab
terhadap pola pembinaannya.
2) Paket instruksi yang lainnya harus dalam kondisi yang siap untuk
digunakan dalam rangka mendukung terlaksananya program pendidikan sesuai
dengan kurikulum yang akan diberikan.
c. Tenaga Pendidik (Gadik).Kualitas gadik yang terdapat di
Pusdik Kesehatan baik untuk Perwira maupun Bintara diharapkan memiliki
kualifikasi sebagai berikut :
1) Setiap Perwira harus memiliki kualifikasi sudah pernah mengikuti
pendidikanSus GumilatauSus Gadikserta pendidikan pengembangan lainnya
yang dapat mendukung tugasnya.
2) Untuk Bintara diharapkan sudah pernah mengikuti pendidikan
Sus Batih,dan pendidikan pengembangan lainnya yang mendukung.
3) Disamping memiliki kualifikasi tersebut, maka lembaga pendidikan
juga diharapkan dapat memenuhi jumlah gadik fungsional, sehingga tidak
memaksakan gadik struktural untuk memberikan materi pelajaran.
4) Tenaga pendidik di harapkan juga harus memiliki kemampuan:
a) Semua gadik diharapkan dapat menguasai materi pelajaran
yang akan diberikan dan mampu dalam menerapkannya kepada siswa
dengan benar berdasarkan buku petunjuk, referensi atau hanjar yang
tersedia, serta setiap gadik harus memiliki ilmu keguruan/pendidikan
yang memadai.
b) Terpenuhinya jumlah gadik sesuai dengan DSPP, sehingga
akan mampu memenuhi rasio ideal 1 : 3 bagi gadik yaitu (seorang
gadik maksimal membidangi 3 materi pelajaran).
17

c) Setiap gadik diharapkan memiliki kualifikasi pengalaman/disiplin


ilmu tertentu, sehingga memiliki potensi yang setiap saat dapat
diberdayakan bagi pengembangan materi pelajaran guna mendukung
secara maksimal proses pelaksanaan pendidikan.
d) Setiap tenaga pendidik harus memiliki keinginan untuk mau
mengembangkan kemampuannya secara optimal, yang dilakukan
sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan profesionalitas dirinya
melalui pendidikan formal maupun non formal.
d. Gapendik (Tenaga Pembantu pendidikan).
1) Sistim pengkaderan yang dilakukan terhadap gapendik harus dapat
berjalan secara simultan, terus menerus dan semaksimal mungkin,sehingga
kualitas gapendik tersebut akan terbentuk seiring dengan perjalanan waktu.
2) Setiap gapendik harus memiliki motivasi yang tinggi yang dapat
menunjang keberhasilan pendidikan serta mampu beradaptasi dengan cepat
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
3) Setiap gapendik harus memiliki latar belakang pendidikan yang
memadai sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak akan
mengalami kesulitan dalam rangka membantu penyelenggaraan pendidikan.

e. Serdik (Peserta Didik).


1) Setiap peserta didik harus memiliki motivasi untuk menguasai materi
pelajaran yang diajarkan, berperan aktif dalam setiap kegiatan pelajaran, serta
dapat mengaplikasikannya dalam bentuk teori maupun praktek dilapangan.
2) Setiap peserta didik harus memiliki kesadaran akan pentingnya ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang sedang diajarkan atau dilatihkan.
3) Bagi setiap peserta didik yang akan mengikuti pendidikan
khususnya pada pendidikan pengembangan spesialisasi harus memiliki
18

kemampuan pendidikan dasar yang ada kaitannya dengan pengembangan


spesialisasi yang akan diikutinya.
f. Metode Pengajaran. Metode Pengajaran yang diaplikasikan di
lembaga pendidikan diharapkan memiliki kriteria sebagai berikut :
1) Terdapatnya metode pengajaran yang spesifik untuk setiap
materi pelajaran secara lebih khusus.
2) Metode pengajaran yang digunakan di lembaga pendidikan haruslah
tidak monoton sehingga diharapkan dari waktu ke waktu dapat lebih
bervariatif, dengan demikian proses belajar dan berlatih akan lebih baik
dan dapat tercipta komunikasi dua arah antara peserta didik dengan pemberi
materi pelajaran.
3) Adanya suatu sistim dalam Penggunaan metode pengajaran yang
mampu menstimulasi aktifitas peserta didik dalam setiap materi pelajaran yang
akan diberikan.
g. Fasdik (Fasilitas Pendidikan). Fasilitas pendidikan yang terdapat di
Pusdik Kesehatan harus dapat mendukung setiap proses belajar dan berlatih siswa
secara maksimal dengan kriteria diantaranya sebagai berikut :
1) Pusdik Kesehatan harus memiliki ruang kelas yang memadai yang
dapat digunakan dalam proses belajar dan berlatih siswa sesuai dengan
tuntutan perkembangan situasi dan lingkungan.
2) Tersedianya barak dan tempat tinggal serta fasilitas pendukung lainnya
bagi serdik yang memadai dan layak.
3) Tersedianya fasilitas rekreasi dan hiburan yang memadai di lokasi
lembaga pendidikan, sehingga tidak akan timbul rasa bosan dan kejenuhan
dari setiap peserta didik yang nantinya akan berdampak kurang baik pada
proses belajar dan berlatih.
h. Alins dan Alongins (Alat Instruksi dan Alat penolong Instruksi)
yang terdapat di Pusdik Kesehatan :
1) Tersedianya sarana alins yang memadai di Pusdik Kesehatan
sehingga dapat membantu proses belajar dan berlatih dari para siswa
diantaranya :
a) Alins Murni seperti Ruang Simulator Peninjauan, alat
simulasi Meriam dan perangkat pengendali penembakan yang
disesuaikan dengan situasi dan tuntutan perkembangan zaman.
19

b) Alins tidak Murni seperti penggunaan meriam yang


sebenarnya, didalam melaksanakan praktek.
c) Alins 2 Dimensi, contohnya PETA, diupayakan adanya
pengadaan Peta yang kondisinya sebagian besar sudah rusak.
2) Tersedianya sarana Alongins yang memadai sesuai dengan
tuntutan zaman berupa Komputer dan perangkatnya, LCD dan
Projector Komputer.
3) Tersedianya alat Bantu untuk para gadik dan serdik di dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, seperti sarana kelas lapangan untuk
gladi model dan sebagainya.
4) Tersedianya alat tulis dan alat Bantu penunjuk papan ataupun laser
point jika menggunakan LCD.
i. EHB ( Evaluasi Hasil Belajar).
1) Lembaga pendidikan harus tegas didalam memberlakukan sistem
EHB dan barani mengambil resiko bagi serdik yang gagal mengikuti
pendidikan. Jadi setiap serdik tidak memiliki persepsi atau pendapat bahwa
dalam mengikuti pendidikan pasti akan lulus. Hal ini dapat menyebabkan
kurang kompetitifnya persaingan antar serdik. Bahkan ada kecenderungan
serdik asal ikut kegiatan dan akhirnya lulus, walaupun hasilnya nol besar.
2) Sistem pendidikan yang diterapkan harus tegas dan tidak
memberikan kemudahan-kemudahan bagi serdik yang justru nantinya akan
menjadi bumerang bagi lembaga dalam mencetak prajurit-prajurit yang
professional seperti yang diharapkan.

3) Setiap hasil EHB harus mendapat tindak lanjut yang


proporsional dari satuan yang berkaitan. Sehingga hal ini juga mempengaruhi
semangat para serdik untuk berebut menjadi yang terbaik di jenjang
pendidikan yang diikuti.
j. Anggaran Pendidikan.
1) Anggaran pendidikan yang dialokasikan dari satuan atas
diharapkan dapat mendukung dan mencukupi kebutuhan dana untuk bisa
mengakomodasi seluruh kegiatan operasional pendidikan yang sedang
berjalan.
20

2) Anggaran pendidikan yang diberikan untuk mendukung kebutuhan


dana bagi pendidikan hendaknya dapat menyesuaikan dengan adanya
perubahan kurikulum pendidikan.
3) Anggaran pendidikan diharapkan tidak mengalami keterlambatan
dalam pendistribusiannya.

18. Kesejahteraan Organik Lembaga Pendidikan.Lembaga pendidikan harus


dapat memberikan kesejahteraan bagi anggota organik, sehingga anggota tersebut akan
memiliki moril dan motifasi yang tinggi dengan cara sebagai berikut :

a. Adanya variasi tugas dan penyegaran suasana bagi para organik gadik dan
Gapendik sehingga timbul suasana yang baru.
b. Adanya perhatian dari lembaga pendidikan terhadap keperluan refresing
untuk para gadik dan gapendik.
c. Lembaga pendidikan harus dapat mengakomodasi pentingnya
peningkatan keharmonisan komunikasi antar personil, sehingga kekompakan dari para
organik dapat menunjukkan soliditas yang sangat positif.

BAB - VI
UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK
MENINGKATKAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM
MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA TNI AD YANG
UNGGUL

19. Umum.

a. Dengan melihat kondisi peran Lembaga pendidikan (Pusdik Kesehatan) yang


ada saat ini, serta mengamati segala faktor yang melemahkan maupun yang
mendukung peran Pusdik Kesehatan agar mampu mendidik serdiknya secara optimal,
sehingga dapat mewujudkan prajurit dengan tingkat profesonalitas yang memadai
dihadapkan dengan tuntutan dan tantangan tugas dimasa mendatang dan mampu
menghadapi berbagai perkembangan lingkungan strategis, maka kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh TNI – AD yaitu “Pembenahan Pendidikan ditujukan kepada
terwujudnya Prajurit TNI – AD sebagai hasil didik yang siap pakai dapat
terwujud“ dengan demikian
21

perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan peran Lembaga


Pendidikan (Pusdik Kesehatan) dalam menyiapkan sumber daya manusia TNI AD
yang unggul.
b.Agar proses peningkatan peran dari Pusdik Kesehatan dalam upayanya
untuk mewujudkan prajurit yang professional dapat mencapai hasil yang
dikehendaki, maka kebijaksanaan yang ditetapkan oleh TNI – AD yaitu peran dari
lembaga pendidikan dalam menerapkan komponen dan kurikulum pendidikan agar
dapat dilaksanakan dengan benar dan sesuai ketentuan serta berpegang teguh pada
peraturan yang berlaku, sehingga output dari hasil keluaran pendidikan untuk
mewujudkan prajurit yang professional dapat terlaksana.

20. Tujuan.Meningkatkan peran lembaga pendidikan (Pusdik Kesehatan)


dalam menyiapkan sumber daya prajurit guna menyiapkan prajurit TNI – AD yang memiliki
profesionalitas memadai serta motivasi yang tinggi dalam rangka menghadapi tantangan dan
tuntutan tugas di masa mendatang.

21. Sasaran.

a. Terwujudnya suatu lembaga pendidikan ( Pusdik Kesehatan) yang mampu


membentuk manusia TNI AD yang unggul berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
b. Meningkatkan 10 komponen pendidikan yang ada sesuai dengan perkembangan
zaman dan arus globalisasi menuju abad yang lebih modern.
c. Meningkatkan kualitas hasil didik sesuai dengan kurikulum yang telah
ditentukan.
d. Terciptanya pembinaan personil serta sarana dan prasarana yang mampu
mengayomi prajurit serta mampu mendukung proses kegiatan belajar dan mengajar.
e. Menyiapkan sumber daya prajurit guna menghadapi tuntutan dan
tantangan tugas di masa datang.
f. Mewujudkan sistem pertahanan yang tangguh dengan meningkatkan
kemampuan dan daya saing prajurit TNI-AD secara keseluruhan.
22

22. Subyek.

a.Kasad.Kebijaksanaan Kasad dalam memberikan arahan


terhadap pelaksanaan semua kegiatan di satuan bawahannya, sangat menentukan arah
peningkatan peran lembaga pendidikan/Pusdik Kesehatan dalam menyiapkan
sumber daya prajurit guna menjawab tantangan dan tuntutan tugas di masa datang.
b.Dan Kodiklat. Berperan dalam menentukan kebijaksanaan serta arahan
terhadap pusat kesenjataan, direktorat dan seluruh pusat pendidikan kecabangan
didalam menerapkan doktrin dan latihan TNI-AD. c.Kapuskesad.Berperan dalam
menentukan kebijaksanaan teknis
tentang pembinaan taktik dan tehnik kecabangan Kesehatan serta bidang
assistensi,pengendalian dan pengawasan pendidikan.

23. Obyek.
a. Seluruh komponen pendidikan di Pusdik Kesehatan, terdiri dari :
Kurikulum,Hanjar,Gadik,Gapendik,Serdik,Fasdik,Alins/Alongin,Metode
pengajaran,Evaluasi dan Anggaran.

b. Seluruh personil, materiil, sarana dan prasarana lainnya yang berada di


Pusdik Kesehatan.

24. Metode.

a.Edukasi.Memberikan dan melaksanakan pendidikan untuk


meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi peserta didik didalam
mengikuti program pendidikan.
b.Latihan.Kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dari peserta didik yang dilaksanakan secara
bertahap, bertingkat dan berlanjut.
c.Modernisasi. Pemutakhiran setiap perangkat yang mendukung dalam
pelaksanaan tugas disesuaikan dengan kurikulum pendidikan serta perkembangan
zaman sebagai tuntutan dan tantangan tugas kedepan.
23

d.Restrukturisasi.Adalah merupakan segala usaha dan kegiatan


yang dilaksanakan untuk menata ulang personil dan materiil serta sarana dan
prasarana lembaga pendidikan yang ada.
e.Revisi.Adalah merupakan segala usaha dan kegiatan yang
berbentuk perbaikan dan penyesuaian terhadap kurikulum pendidikan, bahan ajaran,
dan referensi lainnya.
f.Reaktualisasi.Adalah merupakan usaha dan kegiatan untuk mengaktualisasikan
kembali peran lembaga pendidikan sebagai institusi penyelenggaraan
pendidkan.
g.Kulturisasi. Adalah merupakan segala usaha dan kegiatan untuk
membudayakan semua kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh komando atas,
yang berkenaan dengan upaya peningkatan kualitas Pusdik Kesehatan terhadap
semua “Civitas Academica”.

25. Sarana dan Prasarana.Dalam rangka mendukung dan meningkatkan kemampuan


lembaga pendidikan dalam menyiapkan sumber daya prajurit guna menghadapi tantangan
dan tuntutan tugas di masa datang, maka beberapa sarana dan prasarana yang ada di Pusdik
dan instalasi militer yang ada di sekitarnya dapat dipergunakan seperlunya.

26. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Meningkatkan Kualitas Komponen


Pendidikan yang ada di Lembaga Pendidikan/Pusdik.

a.Kualitas Kurikulum.Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang


merangkum semua kegiatan belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah,
dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai – nilai, pengetahuan dan
perbuatan pendidikan. Rancangan pendidikan ini disusun dengan maksud memberi
pedoman kepada para pelaksana pendidikan dalam proses pembimbingan dan
perkembangan siswa untuk mencapai suatu cita – cita atau kehendak yang diinginkan
oleh lembaga pendidikan maupun siswa itu sendiri.
1) Konsep Kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum yaitu,
Kurikulum sebagai Substansi, Kurikulum sebagai sistim dan Kurikulum
sebagai Bidang study.
a) Kurikulum sebagai substansi adalah suatu rencana
kegiatan belajar bagi siswa – siswa atau suatu perangkattujuan yang
ingin dicapai lembaga pendidikan / Pusdik Kesehatan.
b) Kurikulum sebagai sistim merupakan bagian dari suatu sistim
di lembaga pendidikan, sistim pendidikan itu sendiri serta sistim
masyarakat.
c) Kurikulum sebagaiBidang studyadalah merupakan
bidangkajian yang memiliki tujuan mengembangkan ilmu
tentang kurikulum dan sistim kurikulum.
2) Peningkatan Kualitas Kurikulum. Berdasarkan uraian diatas
maka peningkatan kualitas kurikulum tidak terlepas dari Konsep Kurikulum
yang menjadi acuan dalam pengembangan kualitas kurikulum itu
sendiri, sehingga Pusdik Kesehatan dihadapkan dengan persoalan yang ada
dapat mengembangkannya melalui upaya :
a) Dengan adanya Perubahan kurikulum pendidikan,
khususnya masalah metode pengajaran pada pendidikan Dikbangum,
maka lembaga pendidikan mempunyai tangung jawab untuk selalu
melaksanakan koordinasi dengan LKT terkait dalam hal ini dengan
Kodiklat dan Puskesad, tentang prioritas materi pelajaran yang akan
diberikan, agar diupayakan lebih kepada materi pelajaran yang sesuai
dengan pendidikannya.

b) Perencanaan dan perubahan kurikulum diupayakan


dilakukan oleh tim ahli kurikulum bekerja sama dengan Pusdik
Kesehatan sebagai penanggung jawab materi,sehingga perubahan
kurikulum tidak berpengaruh negatif terhadap hasil didik melainkan
berpengaruh positif, dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai.
c) Dengan adanya program latihan yang merupakan
perpaduan dari beberapa materi pelajaran maka dibutuhkan dana
yang cukup besar,sehinga Pusdik Kesehatan mengupayakannya dengan
cara mengajukan kebutuhan dana tersebut ke komando atas sesuai
dengan prosedur yang berlaku, namun demikian apabila kebutuhan
dana tersebut belum keluar sampai dengan akan dilaksanakannya
program latihan, maka
25

dapat menggunakan bunga dari dana abadi atau alokasi dana lainnya
yang tersedia yang apabila digunakan sementara waktu tidak akan
bermasalah.
d) Penajaman materi pelajaran dalam kurikulum sebagai bidang
studydi sesuaikan dengan tujuan dan sasaran pendidikan serta
tugas yang akan dilakukan, namun demikian penajaman materi
pelajaran dapat juga dilakukan dengan melaksanakanSheringatau
tukar informasi terhadap lembaga pendidikan lainnya baik sipil
maupun militer sehingga didapat suatu ilmu yang lebih baik yang
memiliki kategori mutlak dan penting bagi pengembangan
kemampuan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta profesionalisme
dari setiap prajurit TNI – AD.
e) Materi dalam kurikulum harus sesuai dengan tujuan dan sasaran
pendidikan serta tugas yang akan dilakukan oleh keluaran pendidikan,
tugas tersebut harus sesuai dengan uraian atau analisa jabatan dan
sesuai dengan Spesialis Jabatan Militer ( SJM ) yang bersangkutan.
f) Peningkatan kualitas kurikulum dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan penelitian kurikulum yang sedang di
operasionalkan baik terhadap SJM untuk Tamtama dan Bintara serta
Job Discrition bagi kurikulum pendidikan Perwira.

b.Paket Instruksi.

1) Hanjar.Segala bentuk bahan yang digunakan untuk


membantu gadik / instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar dan
mengajar, sehingga hanjar memiliki peran yang dominan dalam
pembentukan prajurit yang profesional, bahan pengajaran dipusatkan pada
topik atau pokok bahan tertentu, dari topik atau pokok tersebut bahan
diperluas dan diperdalam, topik atau pokok bahan ajar tersebut adalah
sesuatu yang popular dan sederhana, tetapi kemudian diperluas dan
diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks, bahan ajaran paling tidak
mencakup antara lain : Petunjuk belajar, kompetisi yang akan
dicapai, informasi pendukung, latihan – latihan,
26

petunjuk kerja dan evaluasi, dengan demikan upaya yang harus dilakukan
oleh Pusdik Kesehatan dalam meningkatkan mutu hanjar diantaranya
adalah :
a) Kajian terhadap materi yang ada di hanjar secara terus-
menerus dilakukan oleh para gadik yang mempunyai materi. Revisi
Hanjar diupayakan dilakukan manakala dipandang perlu bagi
pengembangan pengetahuan para siswa disesuaikan dengan
perkembagan zaman, hal ini dapat dilakukan karena adanya
penyesuaian terhadap tuntutan tugas dan tuntutan kurikulum yang
di berlakukan, dan diupayakan semua hanjar sudah disimpan
dalam Bentuk file/CD (Compact Disk) disamping menghemat
anggaran juga mempermudah pelaksanaan revisi hanjar.
b) Revisi hanjar diupayakan langsung ditindaklanjuti
dengan penyesuaian anggaran, sehingga dapat dihindari keterlambatan
pengadaan hanjar yang selalu terjadi di hampir setiap tahun ajaran
berjalan, sehingga berdampak pada kegagalan dalam menjalankan
program pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c) Semua hanjar (NS/NSS) dapat disediakan oleh LKT terkait


dengan cara menyusun tim Pembina materi di masing- masing materi
dan menyiapkan tim perumus yang bertanggung jawab terhadap
penyiapan sampai dengan terbentuknya suatu naskah sekolah serta
keseluruhan isi materi tersebut.
d) Pembinaan materi hanjar khususnya bagi hanjar yang LKT
pembinaannya tidak jelas harus segera didapatkan pembina materinya
dengan cara merekrut personil baru yang memiliki kemampuan
yang sesuai dengan materi hanjar tersebut, atau bekerja sama dengan
instansi luar yang berkompeten terhadap materi yang dimaksud.
e) Untuk menyikapi kelangkaan hanjar, upaya yang di
lakukan dengan cara membuat naskah departemen berdasarkan buku –
buku petunjuk yang ada dan berkoordinasi
27

dengan LKT terkait yang bertanggung jawab terhadap naskah yang


akan dibuat.
2) Paket instruksi lainnya diupayakan selalu dalam kondisi yang optimal,
dengan cara pemeliharaan, pembenahan, dan pembaruan, sehingga operasional
pendidikan selalu dapat berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.

c.Tenaga Pendidik (Gadik)

1) Proses Perekrutan Gadik. Upaya yang dapat dilakukan dalam


peningkatan kualitas gadik dimulai dari proses perekrutan Perwira
maupun Bintara sebagai tenaga pendidik, dengan cara meninjau dari
beberapa segi diantaranya.
a) Segi intelektual. Dapat dilihat dari segi kemampuan peserta
didik dalam menerima materi pelajaran yang diberikan serta tingkat
pemahamannya.
b) segi psikologi Merupakan faktor yang sangat
mendasar untuk menetukan sejauh mana seseorang secara kejiwaan
memiliki modal dasar sebagai seorang pendidik, yang pada saatnya
nanti akan meleksanakan tugas dan berhadapan dengan para siswa
untuk dapat memberikan materi pelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
c) segi pengalaman penugasan. Faktor pendukung yang sangat
penting untuk diperhatikan sehingga dapat diketahui latar belakang
penugasan dan disiplin ilmu yang dikuasai.
d) Segi Motivasi. Memiliki motivasi dan kemauan yang
tinggi sehingga mampu untuk mengembangkan dan
mentransformasikan pengetahuannya kepada orang lain serta
berpenampilan yang baik.
e) Segi modal dasar yang dimiliki oeh gadik.
(1) Kecerdasan spiritualnya harus memadai
(2) Kecerdasan emosinya cukup
(3) Kecerdasan intelektualnya memadai
(4) Memiliki kemampuan berbicara
28

(5) Sabar dan telaten dalam membimbing serta menghadapi


murid.
(6) Memiliki kedisiplinan yang tinggi serta komunikatif
(7) Memiliki kepekaan, kepedulian dan jiwa pendidik.
f) Dari peran pusdik Kesehatan itu sendiri dalam memberikan
saran kepada komando atas tentang penempatan personil yang dapat
dimanfaatkan sebagai tenaga pendidik.

2) Peningkatan Kualitas Gadik. Untuk peningkatan kualitas


gadik maka tenaga pendidik yang akan digunakan harus memiliki
kemampuan :
a) Diupayakan semua gadik menguasai materi pelajaran
dengan cara :
(1) Menyertakan para gadik dalam setiap rencana
penyusunan operasional pendidikan.
(2) Dalam mengerahkan para gadik tidak boleh mendadak,
hal ini dapat mengakibatkan gadik tidak siap dalam
memberikan materi pelajaran sehingga sangat merugikan bagi
siswa maupun gadik itu sendiri.

(3) Gadik tidak boleh mengajar lebih dari 3 (tiga)


materi pelajaran dalam setiap satu tahun anggaran pendidikan,
hal ini dimaksudkan agar gadik lebih professional dan dapat
menguasai secara maksimal terhadap materi pelajaran yang
menjadi tanggung jawabnya.
(4) Setiap gadik harus memiliki ilmu
keguruan/pendidikan dengan cara mengirimkan para gadik
untuk mengikuti pendidikan susgadik/susgumil bagi golongan
Perwira dan Sus Batih bagi golongan Bintara atau minimal
kursus “Apllied Aproach” (AA).
b) Jumlah gadik harus sesuai dengan DSPP, sehingga terpenuhi
rasio ideal 1 : 3 (seorang gadik maksimal membidangi tiga materi
pelajaran) dengan cara merekrut personil baru,
29

atau memindahkan/menarik personil yang mempunyai latar belakang


pendidikan yang bersesuaian ke Pusdik.
c) Gadik dengan kualifikasi pengalaman/disiplin ilmu
tertentu harus diupayakan pengembangan dirinya, kalau perlu
bekerja sama dengan pihak luar untuk menjaga kualitasnya demi
hasil didik seperti yang diharapkan.
d) Pengembangan diri yang dilakukan oleh para gadik dalam upaya
meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan formal maupun non
formal dioptimalkan dengan cara mengikutkan pada pendidikan
dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi diantaranya melalui :
(1) Memberikan izin pada gadik untuk mengikuti kuliah
sepanjang tetap dapat melaksanakan tugasnya.
(2) Menyelenggarakan kursus bahasa inggris dan
computer bagi personil pusdik Kesehatan.
e) Untuk dapat mencapai kriteria tenaga pendidik yang professional
bukan hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, akan
tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
memadai, serta didukung oleh ciri suatu profesi diantaranya adalah :

(1) Memiliki keahlian dan ketrampilan tertentu


(2) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas
(3) Memiliki kode etik
(4) Memiliki tanggung jawab yang professional
(5) Ada pengakuan dari orang lain

d.Gapendik ( Tenaga Pembantu Pendidikan )


1) Kaderisasi dari para gapendik harus dapat berjalan normal, dengan
secara rutin dilakukan kajian dan penataran serta orientasi tugas terhadap
personil baru sehingga tidak ada lagi ketergantungan pada personil senior.
Gapendik harus mampu segera menyesuaikan diri terhadap situasi dan
kondisi lembaga pendidikan dalam bentuk apapun juga, sehingga
keberadaannya sebagai tenaga pembantu pendidikan dapat segera diterima
oleh lingkungannya.
30

2) Motivasi dari para gapendik baru harus tinggi untuk segera beradaptasi
dan menguasai tugas dan tanggung jawabnya dengan cara terus menerus
dilakukan pemantauan, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berhubungan dengan kinerja dari para gapendik dalam melaksanakan
kegiatannya sehari –hari.
3) Tersedianya tenaga pembantu pendidikan yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang sesuai dengan tugasnya, hal ini dapat dilakukan
dengan cara pemeriksaan administrasi yang selektif pada saat penerimaan
pegawai baru.
4) Lembaga pendidikan dalam hal ini bertanggung jawab terhadap
pola pembinaan dari segi kemampuan intelektual dan kesejahteraan para
tenaga pembantu pendidikan.

e. Serdik ( Peserta Didik ).Sesuai dengan program pendidikan yang baru


berkaitan dengan alokasi waktu yang mengalami perubahan, maka diharapkan untuk
setiap peserta didik yang akan mengikuti pendidikan lanjutan hendaknya
memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, yaitu harus memiliki kemampuan
ilmu pengetahuan dasar, yang ada kaitannya dengan pendidikan yang akan
diikutinya. Disamping itu setiap peserta didik harus memiliki kesadaran untuk :

1) Secara sadar mau meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.


2) Memiliki motivasi yang tinggi dalam setiap menerima materi pelajaran ,
sehingga tujuan pendidikan yang diikutinya akan tercapai.
3) Memiliki sifat yang aktif dan merespon setiap materi pelajaran yang
diberikannya dengan baik. Sedangkan upaya lain yang dapat dilakukan
berkaitan dengan peningkatan kemampuan peserta didik adalah :
a) Pada tahap awal peserta didik sebelum mengikuti
pendidikan, dilaksanakan test akademik yang bersifat umum namun
masih berhubungan dengan pendidikan yang akan diikutinya, hal ini
dilakukan agar lembaga dapat mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan yang dimiliki oleh calon peserta didik sebelum
mengikuti pendidikan sebagai skala pembanding setelah pendidikan
selesai.
31

b) Motivasi dari para peserta didik untuk menguasai materi


pelajaran yang diajarkan diupayakan cukup tinggi, dengan cara
pemberian stimulus berupa penempatan personil nantinya pada jabatan
yang sesuai dengan pendidikan yang sedang diikuti.
c) Selektifitas serdik yang mengikuti pendidikan khususnya
pada beberapa pendidikan spesialisasi tertentu, diupayakan benar-benar
dilaksanakan. Sehingga serdik yang bersangkutan benar-benar merasa
memerlukan pendidikan yang diikutinya.
4) Sehingga peserta didik sebagai keluaran pendidikan dapat diharapkan
memiliki :
a) Kemampuan untuk meningkatkan integritas sebagai prajurit
yang professional.
b) Kemampuan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai
sehingga tidak mengalami kesulitan dan keraguan serta dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.

f. Metode Pengajaran. Penerapan metode pengajaran dalam proses


belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara gadik dengan serdik
dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan, sehingga upaya
yang dapat dilakukan adalah :
1) Diupayakan metode pengajaran yang spesifik untuk setiap materi
pelajaran, sehingga sasaran dan tujuan pelajaran akan lebih mudah tercapai
dan terpusat.
2) Metode pengajaran yang digunakan tidak monoton dan
kreatifitas gadik diperlukan dalam mengupayakan metode yang variatif dari
waktu ke waktu, sehingga hal itu akan membangkatkan gairah belajar
khususnya bagi para serdik.
3) Metode pengajaran yang diterapkan harus mampu memberikan
stimulus bagi peserta didik untuk lebih aktif mengikuti pengajaran dengan cara
pengajaran yang lebih komunikatif dan familiar.
4) Metode pengajaran yang dapat dilakukan dengan sistim pembelajaran
secara konkret yang harus dilakukan oleh para gadik dan serdik dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk mencapai
hasil yang maksimal melalui kompetisi yang positif yang dapat membangun
minat para peserta didik.
32

5) Mengembangkan suatu rumusan tentang spesifikasi metode pengajaran


dihadapkan pada tingkat kemampuan rata – rata serta penguasaan materi yang
harus dicapai oleh peserta didik.
6) Mengembangkan kreatifitas gadik dalam menyajikan setiap materi
pelajaran sehingga dapat mengeliminir kejenuhan dan menimbulkan sikap
aktif peserta didik dalam proses belajar dan mengajar.

g.Fasdik (Fasilitas Pendidikan). Iklim belajar yang kondusif


merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya
tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan, oleh karenanya agar
dapat tercipta suasana yang menyenangkan serta terjalinnya komunikasi yang baik
antara gadik dengan serdik pada saat proses balajar dan berlatih, maka hal yang
dapat dilakukan oleh lembaga diantaranya :
1) Tersedianya ruang kelas, barak dan tempat tinggal serta fasilitas
pendukung lainnya bagi serdik yang memadai dan layak dengan cara
pembangunan ruang kelas dan barak baru. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut :
a) Penataan ruangan hendaknya dapat menunjang
efektifitas proses pembelajaran, artinya serdik dapat belajar
dengan aktif dan gadik dapat mengelola ruang kelas dengan baik. b)
Penataannya harus bersifat fleksibel sehingga perubahan dari suatu
tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan dengan cepat.
c) Tersedianya fasilitas yang dapat memberikan bantuannya untuk
memperjelas konsep – konsep yang diajarkan tersebut.
d) Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus
mampu memberikan semangat siswa untuk meningkatkan
kemauannya di dalam belajar.
2) Cukup tersedianya fasilitas rekreasi dan hiburan yang memadai di
lokasi lembaga pendidikan, sehingga kebosanan tidak lagi menjadi hal yang
sangat mengganggu bagi setiap peserta didik. Hal ini dilakukan dengan
cara pembuatan tempat rekreasi khusus seperti
33

tempat karaoke atau sekedar ruangan yang dilengkapi dengan TV dan


Sound sistemnya.
3) Diupayakan tanah lapang yang cukup luas untuk tempat latihan teknis
maupun taktis yang dapat mendukung operasional pendidikan, sehingga
pelaksanaan latihan lapangan dapat berjalan sebagai mana mestinya
4) Diupayakan tempat latihan menembak yang jauh dari pemukiman,
sehingga konsentrasi para serdik pada saat latihan menembak tidak terganggu
oleh kondisi lapangan tembak yang berada di daerah pemukiman penduduk.

h.Alins dan Alongins (Alat Instruksi dan Alat penolong Instruksi).


1) Agar dapat menunjang proses belajar dan berlatih yang
maksimal dari setiap peserta didik maka lembaga pendidikan dalam hal ini
Pusdik Kesehatan harus dapat menyiapkan sarana alins yang memadai seperti,
Ruang Simulator Peninjauan, Alat Simulasi Meriam dan Perangkat Pengendali
Penembakan. Upaya yang dapat dilakukan adalah :
a) Melaporkan kepada komando atas tentang kondisi alins yang
sudah tidak memadai / tidak layak pakai untuk digunakan sehingga
perlu adanya pengadaan baru, hal ini dikarenakan dengan kondisi alins
yang sudah tidak layak guna akan dapat menghambat proses
pembelajaran dari para siswa.
b) Sambil menunggu bantuan dari atas , maka tetap menggunakan
sarana alins yang ada, serta melaksanakan perbaikan terhadap alins
yang rusak sesuai sengan kemampuan yang dimiliki oleh Pusdik
Kesehatan.
2) Cukup tersedianya alins dan alongins yang memadai seperti
penambahan jaringan Internet, LCD, Komputer, dan sound sistem di dalam
kelas yang dapat dioperasionalkan oleh para gadik.
3) Cukup tersedianya alat bantu untuk para gadik dan serdik di dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, seperti sarana kelas lapangan untuk
gladi model dan sebagainya dengan cara pengadaan baru.
34

4) Penambahan dan pembaruan alins dan alongins yang usia pakainya


sudah kedaluwarsa terus dilakukan.

i. EHB ( Evaluasi Hasil Belajar).


1) EHB harus tegas dan berani walaupun harus mengambil resiko serdik
gagal mengikuti pendidikan kalau memang harus gagal. Jadi tidak ada lagi
kesan serdik harus lulus. Suasana yang kompetitif antar serdik tercipta dengan
baik. Tidak ada lagi kecenderungan serdik asal ikut kegiatan dan akhirnya
lulus, walaupun hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara semua pihak harus berpegang teguh pada aturan
evaluasi yang dijadikan pedoman.
2) EHB diberlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada. Tidak ada lagi
sistem evaluasi yang memberikan kemudahan bagi serdik. Pengadaan ujian
perbaikan tetap menggunakan soal dengan tingkat kesulitan yang hampir sama
dengan pada saat ujian. Kesan sekedar meluluskan nilai serdik yang tidak lulus
dapat dihindari dengan pemberlakuan sistem EHB secara benar.

3) Hasil EHB diupayakan dipasang di tempat terbuka yang semua orang


bisa melihatnya. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang para serdik untuk
berlomba mendapatkan nilai yang terbaik.

j.Anggaran Pendidikan
1) Anggaran pendidikan harus dapat mencukupi dan bisa mengakomodasi
seluruh kegiatan operasional pendidikan yang berjalan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara penentuan anggaran tidak secara top down tetapi
justru sebaliknya dari satuan pelaksana yang mengajukan anggaran, sehingga
akan lebih sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Anggaran pendidikan diupayakan segera menyesuaikan dengan adanya
perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan dengan prosedural dari bawah ke atas.
3) Anggaran pendidikan diupayakan tepat waktu dalam pendistribusiannya,
sehingga tidak ada lagi keterlambatan anggaran terhadap operasional
pendidikan yang sedang berjalan. Hal ini
35

dilakukan dengan cara perencanan yang berkesinambungan antara perencanaan


pelaksanaan pendidikan dengan perencanaaan pencairan dana anggaran.

27. Peningkatan Kesejahteraan Organik Lembaga Pendidikan.Peningkatan


kesejahteraan organik Pusdik secara langsung maupun tidak langsung, akan
memotivasi anggota untuk berbuat yang terbaik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. Peningkatan besarnya honorarium bagi para gadik dan pembantu gadik.
b. Kelancaran dan tepat waktu serta tepatnya sasaran pendistribusian insentif
honorarium terhadap gadik dan pembantu gadik.
c. Peningkatan pelayanan kesehatan dan perhatian terhadap masalah
pendidikan bagi organik dan keluarganya secara memadai dengan cara pemberian bea
siswa bagi anak yang berprestasi.
d. Adanya variasi tugas dan penyegaran suasana bagi para organik gadik dan
gapendik dalam lingkup intern lembaga Pendidikan maupun ekstern.

e. Tercukupinya perhatian dari lembaga pendidikan terhadap keperluan rekreasi


dan refresing untuk para gadik dan gapendk dengan cara perencanaan secara rutin
untuk mengadakan rekreasi bersama.
f. Lembaga pendidikan dapat mengakomodasi terhadap pentingnya
peningkatan keharmonisan komunikasi antar personil, sehingga kekompakan
dari para organik terbina dengan baik dan mendukung terciptanya soliditas
satuan yang mantap.
g. Pengupayaan penambahan jumlah perumahan dan penertiban terhadap
para penghuni rumah dinas yang tidak sesuai dengan peruntukkannya. Dengan
pemberian sanksi yang tegas, mereka akan dapat menempati perumahan barunya
dengan lebih nyaman dan tenang tanpa dihantui perasaan was-was terkena
penggusuran/pengusiran.

BAB - VII
PENUTUP
28. Kesimpulan.
a. Peningkatan variabilitas bentuk ancaman di masa yang akan datang menuntut
seluruh personil TNI-AD untuk memiliki tingkat profesionalitas yang memadai guna
menghadapi tuntutan dan tantangan tugas di masa mendatang.
b. Lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
menyiapkan sumber daya prajurit di masa mendatang.
c. Pusat-pusat pendidikan belum sepenuhnya mampu secara optimal
menyiapkan prajurit TNI-AD dengan tingkat profesionalitas sesuai dengan
tuntutan dan tantangan tugas yang semakin berkembang di masa mendatang. d.
Peningkatan kualitas sumber daya prajurit dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
kualitas komponen pendidikan yang ada di Lembaga Pendidikan/Pusdik.
e. Tingkat kesejahteraan dari para tenaga pendidik dan para penyelenggara
pendidikan masih sangat kurang, sehingga berakibat pada kinerja para gadik dan
gapendik yang tidak optimal.merekapun juga tidak bisa optimal.

29. Saran.
a. Agar kualitas kurikulum yang berorientasi pada profesionalisme prajurit dapat
terwujud, perlu diadakan penyelarasan kurikulum pendidikan secara komprehensif
terhadap seluruh jenis pendidikan mulai dari Dikma, Dikbangum, maupun pendidikan
spesialisasi.
b. Perlunya perekrutan personil berkualitas yang memiliki disiplin ilmu
khusus dengan cara pemberian insentif yang menarik untuk merangsang personil
tersebut agar mempunyai keinginan mengabdikan dirinya di dalam jalur kemiliteran.
c. Perlu adanya peninjauan kembali masalah anggaran pendidikan yang begitu
kecil, sehingga kualitas dari hasil pendidikan sering tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan.
d. Perlu adanya sistem penerimaan personil yang lebih selektif, sehingga kualitas
dasar dari para prajurit TNI-AD menjadi lebih baik. Dengan sumber daya prajurit
yang semakin baik, maka diharapkan kualitas sumber daya TNI- AD secara
keseluruhan akan menjadi lebih baik.
e. Disarankan adanya peningkatan fasilitas dan insentif kesejahteraan yang
lebih memadai terhadap profesi gadik dan semua jabatan yang ada di lingkungan
Pusdik, sehingga jabatan sebagai gadik bisa mempunyai daya tarik yang besar
bagi para personil militer untuk menjabatnya.

30. Kata Penutup.Demikianlah makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan tulisan ini .

Banjarmasin, Agustus 2020


Penulis

dr. Feri Nirantara S, Sp. PD


Kapten Ckm Nosis 202051
RIWAYAT HIDUP

I. DATA UMUM

1. NAMA : dr. FERI NIRANTARA S, Sp. PD


2. PANGKAT/ KORP / NRP : KAPTEN / CKM / 110800096530284
3. JABATAN : KAINSTALJANGDIAG RS. TK.III
4. KESATUAN BJM
: KESDAM VI/MLW
5. TEMPAT/ TANGGAL LAHIR : YOGYAKARTA, 10 – 02 – 1984
6. ALAMAT : MESS DENKESYAH 06.04.02 BJM

II. DATA PENDIDIKAN

PENDIDIKAN
UMUM
a. SD : TAHUN 1995 b.
SMP : TAHUN 1998 c.
SMA : TAHUN 2001 d.
S1 KEDOKTERAN : TAHUN 2007 e.
S2 SPES. PENY.DALAM : TAHUN 2018

PENDIDIKAN
MILITER
a. SEPA PK : TAHUN 2008
b. SESARCAB KES : TAHUN 2008
c. SUSPARA DASAR : TAHUN 2009
d. COMBAT ATLS : TAHUN 2011

III. DATA PENUGASAN

RIWAYAT JABATAN
a. PAMA DITKESAD
b. PAMA KESKOPASSUS
c. PAKES YON-33 GRUP-3 KOPAASSUS
d. PAMA DITKESAD
e. KAINSTALJANGDIAG RS.TK.III DR.R.SOEHARSONO
KESDAM VI/MLW

Anda mungkin juga menyukai