Anda di halaman 1dari 22

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEJU


GUNA MEWUJUDKAN PRAJURIT TNI AU YANG PROFESIONAL
DALAM RANGKA MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS TNI AU

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 10 Undang – Undang Republik


Indonesia Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, bahwa
Angkatan Udara melaksanakan tugas TNI matra udara bidang pertahanan,
menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah udara yuridiksi nasional
sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan internasional yang diratifikasi,
serta melaksanakan tugas pembangunan dan pengembangan kekuatan matra
udara dan pemberdayaan wilayah pertahanan udara. Atas dasar amanat tersebut
TNI Angkatan Udara telah membuktikan peran dan fungsinya secara aktif dalam
menghadapi segala bentuk ancaman, gangguan dan hambatan terhadap
kedaulatan dan keutuhan wilayah negara serta keselamatan bangsa. Wilayah
Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sangat luas harus
dijaga dengan kekuatan dan kemampuan TNI, termasuk TNI Angkatan Udara
yang memiliki kuantitas dan kualitas modern, sehingga mampu berperan sebagai
alat pertahanan negara diudara yang handal. Untuk mencapai keberhasilan
dalam melaksanakan tugas tersebut maka dibutuhkan prajurit yang profesional
yang memiliki nilai – nilai kejuangan, mampu mengimplementasikan serta tidak
melakukan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Doktrin TNI AU Swa Bhuana Paksa Tahun 2007 Hal 1.

RAHASIA
b. Profesionalisme seorang prajurit mempunyai nilai kontribusi yang besar
terhadap peningkatan profesionalisme prajurit secara keseluruhan. Kondisi ini
diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja untuk mencapai keberhasilan
dalam melaksanakan tugas. Salah satu faktor yang berperan dalam
mendukung keberhasilan adalah etos kerja yang disertai semangat juang
yang tinggi, karena semangat juang mempunyai peranan penting dengan
disertai rasa keikhlasan dalam berkarya. Nilai – nilai ini awalnya tumbuh dan
berkembang seiring dengan proses perjuangan para founding fathers dari
bangsa penjajah, sehingga saat ini pada dasarnya sudah terakomodasi
dalam diri tiap – tiap prajurit yaitu meliputi nilai – nilai kejuangan prajurit,
antara lain rela berkorban, semangat pantang menyerah dan lain – lain.
Pemahaman dan pengamalan nilai – nilai kejuangan yang dicerminkan oleh
pola pikir, pola sikap dan pola tindak prajurit dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya maupun kehidupan sehari – hari. Kondisi saat ini
menunjukkan kurang optimalnya implemantasi nilai – nilai juangan tersebut
dalam diri prajurit, sehingga banyak berimplikasi terhadap tingkat
profesionalisme prajurit yang bertugas di kesatuan.

c. Dihadapkan fenomena tersebut diatas maka dibutuhkan serangkaian upaya


agar terciptanya kondisi dalam rangka mengimplementasikan nilai – nilai
kejuangan kepada prajurit guna menciptakan profesionalisme dikalangan
prajurit dalam bertugas, yaitu melalui berbagai upaya diantaranya adalah
dengan pendidikan dan latihan untuk pengembangan wawasan prajurit,
pembinaan mental, sosialisasi, ceramah – ceramah serta revisi perangkat
lunak. Diharapkan bila upaya – upaya tersebut telah dilaksanakan makan
akan dapat meningkatkan nilai – nilai kejuangan bagi prajurit. Implementasi
nilai – nilai kejuangan kepada prajurit TNI dapat menjadi kekuatan ampuh
dalam meningkatkan dan mempartahankan profesionalesme prajurit demi
terlaksananya tugas – tugas TNI Angkatan Udara.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud. Penuliasan naskah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran


pokok – pokok pikiran tentang Implementasi nilai – nilai kejuangan di
kalangan prajurit TNI AU guna mewujudkan prajurit yang profesional dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas – tugas TNI AU.
b. Tujuan. Tujuan penulisan naskah ini adalah sebagai sumbangan pemikiran
dan bahan masukan bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan di bidang
nilai – nilai kejuangan lebih lanjut.

3. RUANG LINGKUP DAN SISTEMATIKA

a. Ruang Lingkup. Ruang Lingkup penulisan ini dibatasi pada lingkup


implementasi nilai – nilai kejuangan guna mewujudkan prajurit TNI AU yang
profesional dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas – tugas TNI
Angkatan Udara.

b. Sistematika. Adapun penulisan naskah ini disusun dengan


sistematika sebagai berikut :

1) Bab I Pendahuluan. Dalam Bab ini berisi uraian secara


umum tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, tuang
lingkup, dan tata urut penulisan dan pendekatan pembahasan serta
pengertian – pengertian tercakup dalam penulisan naskah ini.

2) Bab II Landasan Pemikian. Dalam Bab ini berisi penjelasan tentang


landasan pemikiran secara umum, paradigma nasional, peraturan
perundangan – undangan yang terkait serta landasan teori maupun
tinjauan kepustakaan.

3) Bab III Implementasi Nilai – nilai Kejuangan Saat Ini. Dalam Bab
ini menjelasakan tentang kondisi saat ini dan permasalah yang
dihadapi serta implikasinya.

4) Bab IV Pengaruh Perkembangan Lingkungan Strategis. Dalam Bab


ini berisi bagaimana pengaruh lingkungan global, regional, dan
nasional serta peluang kendala yang dihadapi.

5) Bab V Implementasi Nilai – nilai Kejuangan yang diharapkan. Dalam


Bab ini berisikan implementasi nilai – nilai kejuangan yang diharapkan
serta kontribusi dan indikator keberhasilan.
6) Bab VI Konsepsi Implementasi Nilai – nilai Kejuangan. Dalam Bab ini
disusun kebijakan yang diperlukan dalam pemecahan masalah,
strategi dan upaya yang dihadapi.

7) Bab VII Penutup. Dalam Bab ini dijelaskan tentang kesimpulan


dari naskah ini serta beberapa saran yang disampaikan agar nilai –
nilai kejuangan dapat terimplementasi dengan baik.

4. METODE DAN PENDEKATAN


Metode dan Pendekatan pada penulisan karya tulis ini menggunakan metode dan
pendekatan sebagai berikut :

a. Metode Deskriptif Analisis. Metode ini adalah suatu metode analisa


terhadap suatu masalah dengan menghubungkan bagian – bagian
permasalahan secara keseluruhan sehingga mempunyai pengertian dan
gambaran umum yang menyeluruh tentang data dan permasalahan yang
dibahas.

b. Pendekatan Kesisteman. Pendekatan ini adalah melalui pemecahan


masalah dengan mengurai permasalahan itu ke dalam bagian – bagian
yang lebih kecil, maupun melihat kedudukan masalah itu terhadap kaitan
dengan masalah – masalah lainnya, baik yang sederajat maupun kepada
yang mematungi masalah itu. Dengan dilakukan pengamatannya baik
secara internal maupun eksternal, dan secara langsung maupun tidak
langsung keterkaitannya dengan masalah – masalah lainnya.

5. PENGERTIAN
Adapun pengertian – pengertian didalam naskah sebagai berikut :

a. Nilai – nilai Kejuangan. Nilai – nilai Kejuangan adalah semangat juang


yang tidak kenal menyerah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta keikhlasan berkorban yang melekat dalam jiwa
rakyat Indonesia.
b. Komponen Bangda. Komponen Bangsa adalah kumpulan manusia
(masyarakat) yang mempunyai beberapa kesamaan yang menjadi satu
kesatuan yang berada dalam suatu pemerintahan.

c. Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila adalah Visi atau arah dari


penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia sehingga
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang
ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan dan ber-Keadilan.

d. Globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan


yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa – bangsa diseluruh dunia.

e. Prajurit Profesional. Prajurit Profesional adalah prajurit yang terlatih,


terdidik, dilengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan
dijamin kesejahteraannya serta mengikuti kebijakan politik negara yang
menganut prinsip demokrasi, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional, dan hukum internasional yang telah diraktifikasi.
f. Profesionalisme. Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional dengan memiliki syarat/kriteria sebagai berikut :

2
Ikin Sodikin,. Pembudayaan Nilai – nilai Pancasila Guna Meningkatkan Stabilitas Nasional dalam Mengatasi Krisi Nasional, 2006
3
Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya, 1997 Hal.73
4
Winarno, Pradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan, ed.2 Bumi Aksara, Jakarta. 2009 Hal.23
5
Julius Kurnia, Pengaruh Globalisasi terhadap Nasionalisme. Ttp://juliuskurnia.wordpress.com.Jkt 2008 Hal 1 s/d 3
6
Keputusan Pang TNI no. Kep/2/1/2007 tentang Doktrin TNI, Hal. 18
7
Bujukdas tetang Pembinaan Prajurit ABRI, Tahun 1991 Hal. 234
BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa perang kemerdekaan


tahun 1945 telah melahirkan nilai – nilai kejuangan. Nilai – nilai kejuangan ini lahir
dan tumbuh pada masa itu sejalan dengan ciri khas sebagai bangsa pejuang. Nilai
kejuangan tersebut telah membentuk jati diri bangsa yang implementasinya
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebagai akibat dari berbagai dampak
kondisi yang ada saat ini, maka implemenatasi nilai – nilai kejuangan prajurit
tersebut mengalami penurunan, namun para prajurit masih memiliki dasar yang kuat
untuk tetap mempertahankan nilai – nilai kejuangan yang telah diwariskan oleh para
pendahulu bangsa. Dalam rangka mendukung keberhasilan tugas – tugas yang
cukup berat yaitu tugas TNI Angkatan Udara sebagai komponen bangsa, maka
dibutuhkan prajurit yang profesional serta mempunyai semangat kejuangan dan
dedikasi yang tinggi dalam mengabdikan dirinya. Profesionalisme prajurit memegang
peranan yang penting dalam rangka meneruskan cita – cita para pejuang pendiri
bangsa, terlebih pada era globalisasi saat ini yang menyebabkan semakin sempitnya
dimensi ruang dan waktu serta berpengaruh besar terhadap semangat dan juangan
prajurit. Nilai – nilai kejuangan dikalangan prajurit dapat dikatakan terjadi penurunan
sehingga dalam pencapaian tugasnya terlihat kurang profesional, bila diamati secara
seksama maka akan mengalami suatu kendala. Untuk menerapkan nilai – nilai
kejuangan prajurit guna mewujudkan profesionalisme tentunya harus menyadari
kedudukan dan peran TNI umumnya dan Angkatan Udara khususnya, bila ingin
menerapkan nilai – nilai kejuangan upaya yang paling mendasar dilakukan adalah
dengan memahami dan menghayati falsafah hidup bangsa serta nilai – nilai
kejuangan yang bersumber dari nilai – nilai dasar yang telah diletakkan oleh pendiri
bangsa berupa Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, kemudian
menjadi sumber gagasan seluruh cita, rasa, dan karsa bagi segenap upaya dalam
melanjutkan perjuangan bangsa untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan
nasional. Untuk menerapkan nilai – nilai kejuangan prajurit maka upaya yang paling
mendasar dilakukan adalah dengan memahami dan menghayati falsafah hidup
bangsa serta nilai – nilai kejuangan yang bersumber dari nilai – nilai dasar yang
telah diletakkan oleh pendiri Negara dan Bangsa berupa Proklamasi Kemerdekaan,
Pancasila, dan UUD 1945, kemudian menjadi sumber gagasan seluruh cipta, rasa
dan karsa bagi segenap upaya dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas –
tugas TNI Angkatan Udara dimasa yang akan datang.

7. Paradigma Nasional. Paradigma nasional yang dijadikan sebagai landasan


pemikiran dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Pancasila sebagai Landasan Idiil. Pancasila sebagai ideologi terbuka,


selain mengandung nilai – nilai yang bersifat tetap, juga dapat dikembangkan
seiring dengan tuntutan perubahan zaman. Nilai yang terkandung, terdiri dari
tiga strata, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis. Nilai – nilai
dasar Pancasila tidak boleh berubah, yang dapat berubah adalah nilai
instrumental dan nilai pengayaan dari nilai dasar. Pancasila sebagai ideologi
terbuka memberikan landasan yang kuat bagi tubuhnya pola sikap, pola pikir,
dan pola tindak yang bersifat tradisional menuju cipta rasa dan karsa yang
maju dan mandiri untuk menyonsong dinamika kehidupan sesuai perubahan
– perubahan lingkungan yang sangat dinamis. Sebagai jiwa, kepribadian,
pandangan hidup bangsa serta dasar dan ideologi Negara Kesatuan
Indonesia termasuk prajurit TNI Angkatan Udara. Pada sila ketiga Pancasila
disebutkan “Persatuan Indonesia”. Persatuan Indonesia mencangkup
eksistensi bangsa dan kedaulatan negara yang pada hakekatnya perlu dijaga
dan dilestarikan terhadap ancaman yang mengkin timbul. Peran TNI selaku
komponen utama pertahanan negara senantiasa setia kepada Pancasila dan
Undang – Undang Dasar 1945, TNI selalu teguh pendirian dalam menjaga
persatuan dan kesatuan serta mempertahankan tugas ini maka prajurit selaku
komponen utama harus dapat melaksanakan tugas secara profesional
dengan disertai oleh semangat kejuangan yang tinggi yang berasal dari nilai –
nilai kejuangan TNI.

b. Undang – Undang Dasar 1945 sebagai Landasan Konstitusional.


Sebagai salah satu sumber hukum dalam tata urut perundang –
undangan Indonesia, UUD 1945 merupakan keputusan politik nasional dalam
rangka menentukan sistem tata negara dan pemerintahan negara dengan
bentuk – bentuk yang konstitusional. Selain itu juga UUD 1945 merupakan
landasan konstitusional dari pembangunan nasional bangsa Indonesia. Pada
alinea ke empat pembukaan UUD 1945 menyatakan tentang cita – cita
bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat adil dan makmur, hal ini dapat
terwujud dengan adanya penerapan nilai – nilai kejuangan antara lain meliputi
rela berkorban, tidak kenal menyerah dll. Sesuai yang diamatkan pada pasal
30 ayat (3) yang menyebutkan TNI sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan
negara, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa TNI yang merupakan alat
pertahanan negara harus memberikan konstribusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam rangka mewujudkan cita – cita bangsa dan
tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dibutuhkan
jiwa dan nilai – nilai kejuangan yang tinggi, prajurit TNI dalam hal ini TNI
Angkatan Udara merupakan salah satu komponen bangsa yang mempunyai
peranan yang besar dalam rangka mewujudkan cita – cita mulia tersebut.

c. Wawasan Nusantara Sebagai Landasan Visional. Dengan wawasan ini


merupakan aplikasi dari cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungan yang secara geografis meliputi gugus ribuan kepulauan dengan
mengambil tindakan berdasarkan idiologi Pancasila dan UUD 1945. Dalam
menyelenggarakan kehidupan nasionalnya sebagai suatu bangsa yang
berdaulat, bangsa Indonesia termotivasi untuk mencapai tujuan nasional
dalam rangka mewujudkan cita – cita nasional, dihadapkan kepada
lingkungan yang serba berubah merasa perlu memiliki cara pandang atau
wawasan nasional yang dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan
Nusantara pada hakikatnya merupakan pancaran dari falsafah hidup bangsa
yang diterapkan dalam kondisi nyata Indonesia yang berfungsi menentukan
prasyarat atau rambu – rambu guna menjamin persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara. Wawasan Nusantara melandasi upaya untuk
meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang
berdasarkan dorongan mewujudkan cita – cita untuk mencapai tujuan
nasional. Salah satu prasyarat yang utama agar Wawasan Nusantara dapat
dijadikan visi untuk dapat diwujudkan pada masa yang akan datang, maka
konsepsi tentang Wawasan Nusantara harus benar – benar dipahami oleh
seluruh rakyat Indonesia, yakni sebagai jati diri bangsa untuk cara
memandang dirinya sebagai satu bangsa yang mendiami kepulauan
nusantara sebagai satu kesatuan idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan. Hal ini mengandung pengertian yang sangat
mendalam, yakni setiap individu bangsa Indonesia adalah satu kesatuan,
tanpa ada perbedaan suku, agama, budaya, dan ras. Pada setiap diri individu
bangsa dapat tertanam secara kokoh dan mengedepankan persatuan dan
kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
atau golongan. Oleh karena itu jika seluruh rakyat Indonesia termasuk prajurit
telah memahami konsep Wawasan Nusantara ini dengan baik serta dapat
berbuat dan bertindak dalam kerangka yang digariskan Wawasan Nusantara
tersebut. Hal ini diperlukan , karena dengan demikian semuah warga negara
termasuk para prajurit akan menyadari posisi dan hak serta tanggung jawab
masing – masing, senantiasa menjadi panutan dalam mewujudkan wawasan
kebangsaan guna membangkitkan jiwa yang dapat memperkokoh persatuan
dan kesatuan bangsa. Dalam rangka mendapatkan aplikasi wawasan yang
optimal dari komponen bangsa yaitu prajurit TNI, maka perlu disertai dengan
implementasi nilai – nilai kejuangan oleh seluruh prajurit TNI Angkatan Udara,
sehingga landasan visional ini akan muncul dalam kondisi yang ideal dalam
rangka menuju kesejahteraan bangsa.

d. Ketahanan Nasional Sebagai Landasan Konsepsional. Ketahanan


Nasional berisikan kondisi dinamis suatu bangsa yang intinya berisi bentuk
keuletan dan ketangguhan bangsa untuk menghadapi baik yang datang dari
dalam maupun luar serta langsung atau tidak langsung baik integritas dan
kehidupan bangsa maupun upaya perjuangan bangsa Indonesia. Ketahanan
nasional mengandung nilai – nilai yang menimbulkan keuletan dan
ketangguhan bangsa, untuk merebut peluang dan mengatasi kendala dalam
persaingan antar bangsa. Ketahanan nasional yang tinggi pada gilirannya
akan mampu menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan yang ada. Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang
terkandung dalam konsep Ketahanan Nasional meliputi 8 (delapan) aspek
kehidupan nasional (Astra Gatra), yaitu Tri Gatra sebagai gatra statis terdiri
dari geografi, demografi/ kependudukan dan sumber kekayaan alam, serta
Panca Gatra sebagai gatra dinamis yang terdiri dari ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan. Tentara Nasional Indonesia
merupakan salah satu komponen bangsa yang mempunyai peran dan andil
yang sangat besar dalam dinamika berlangsungnya kehidupan bangsa
Indonesia. Tentara Nasional Indonesia merupakan komponen utama dalam
rangka tugas pertahanan negara, dengan demikian TNI adalah kontributor
terbesar elemen bangsa dalam rangka menciptakan kondisi keuletan dan
ketangguhan bangsa dalam menghadapi gangguan dan hambatan. Dengan
demikian dalam menjalankan peranannya eksisitensi TNI wajib disertai
dengan nilai – nilai kejuangan yang tinggi sehingga kondisi ketahanan
nasional bangsa Indonesia tidak akan pernah menurun sampai kapanpun.

8. Perundan – Undangan sebagai Landasan Operasional. Adapun


perundang – undangan yang digunakan sebagai landasan operasional dalam
penyusunan naskah ini adalah sebagai berikut :

a. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara. Dalam


UU RI Nomor 3 tahun 2002, Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pertahnan
negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara 8. Dari pernyataan
pasal tersebut diatas terlihat bertujuan dalam rangka mewujudkan
pertahanan negara, sehingga dibutuhkan prajurit TNI Angkatan Udara
yang profesional serta mampu mengimplementasikan nilai – nilai
kejuangan. Demikian pula prajurit yang mempunyao jiwa kejuangan yang
tinggi sehingga dalam pelaksanaan tugas pertahanan negara dapat
terlaksana dengan optimal.

b. UU RI No 34 Tahun 2004 Tentang TNI. Undan – undang No.34 Tahun


2004 tentang Tentara Nasional Indonesia Pasal 2 menyatakan bahwa Jati
Diri Tentara Nasional Indonesia adalah Tentara Rakyat, Tentara Pejuang,
Tentara Nasional, dan Tentara Profesional. TNI sebagai Tentara Rakyat

8
UU RI Nomor 3 Th 2002, hal 4
merupakan tentara yang anggotanya berasal dari warga negara
Indonesia. TNI sebagai Tentara
Pejuang yaitu yang berjuang menegakkan NKRI dan tidak mengenal
menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. TNI
sebagai Tentara Nasional bertugas demi kepentingan negara diatas
kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama. TNI sebagai
Tentara Profesional adalah tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi
secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin
kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang
menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, Hak azazi manusia (HAM),
ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah
diratifikasi.9 Bila dilihat dari sejarah kelahirannya TNI yang telah lahir dan
tumbuh seiring masa perang kemerdekaan, yang didalamnya telah
melekat jati diri pada para pejuang pada waktu itu telah menyatu dengan
semangat perjuangan bangsa. Dengan disertai nilai – nilai kejuangan
yang kuat yang secara instrinsik sudah ada sejak masa itu hingga skrang,
maka prajurit TNI dengan jati diri tersebut dapat memperkokoh peran
sertanya dalam upaya pertahanan negara.
c. Doktrin TNI Dharma Eka Karma. Doktrin TNI merupakan pedoman
tertinggi dalam penyelenggaraan penggunaan dan pembinaan kekuatan
TNI sebagai komponen kekuatan pertahanan negara. Nilai – nilai juang
yang muncul sebagai jati diri TNI adalah TNI sebagai Tentara Rakyat,
Tentara Pejuang, Tentara Nasional, dan Tentara Profesional. Tentara
Nasional Indonesia percaya pada kekuatan sendiri dan semangat tidak
mengenal menyerah, kerelaan berkorban demi negara dan bangsa,
memegang teguh komitmen untuk mempertahankan Pancasila dan UUD
1945 sebagai ideologi dan dasar negara serta TNI yang profesional dan
10
proposional dalam melaksanakan tugas. Dalam doktrin Tri Dharma Eka
Karma ini telah tercakup di dalamnya yaitu nilai – nilai kejuangan yang
melandasi semangat kejuangan prajurit TNI dalam mengabdikan dirinya
sebagai komponen utama pertahanan negara. Sebagai doktrin yang
menyatukan pola pembinaan dan pola penggunaan kekuatan, dengan
semangat kejuangan didalamnya maka doktrin ini pula telah menyatukan
kekuatan dalam pelaksanaannya. Dengan demikian implementasi nilai –

9
Presiden Republik Indonesia, UU RI Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI,Fokusmedia, Jakarta,2004, Pasal2.
10
Panglima TNI,Doktrin TNI,Mabes TNI,Jakarta,2002,Hal 14-16
nilai kejuangan dikalangan prajurit TNI dapat berjalan secara optimal
dalam

Rangka melaksanakan tugas – tugas pertahanan negara secara


profesional dan terpadu.
9. Landasan Teori. Landasan teoritis yang digunakan dalam penulisan
naskah ini adalah sebagai berikut :

a. Sayidiman Suryohadiprojo (Lentjen TNI Purn) dalam makalahnya pada


silaturahmi Panglima TNI dengan sesepuh dan generasi penerus TNI
tanggal 21 Sept 2006 di Mabesal Cilangkap. Beliau mengemukakan
bahwa perbedaan TNI dengan tentara lainya didunia bahwa dari
sejarah kelahirannya TNI karena Leveeen Masse (Kebangkitan
Rakyat) bukan dibentuk pemerintah. Kenyataan ini menyebabkan TNI
memiliki karakteristik tertentu yang dinamakan Kejuangan TNI, yaitu
semangat dan sikap prilaku TNI beserta seluruh anggotanya dalam
melaksanakan pengabdiannya sebagai alat negara RI dan alat
perjuangan bangsa. Sebagai alat negara TNI senantiasa menjalankan
fungsi alat pertahanan negara.

b. Prof. DR. Nugroho Notosusanto dalam bukunya yang berjudul Pejuang


dan Prajurit menyatakan bahwa “..ABRI (TNI) adalah contoh dari pada
integrasi nasional dalam arti bahwa anggotanya paling mewakili
seluruh bangsa maupun semua lapisan yang ada. Juga didalam
lingkungan TNI sejak pembentukannya pada tahun 1945 hingga
sekarang tidak pernah ada masalah kesukuan, agama, maupun
ras..”11 Dalam sejarah perjuangan bangsa dan TNI telah lama
melahirkan sikap patriotisme prajurit serta cerminan integrasi nasional
dalam diri prajurit TNI, mendasari tekad TNI dalam mengaplikasikan
sikap patriotisme dan kejuangan untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
10. Tinjauan Kepustakaan.
a. Hasil Seminar Nasional rangka 50 tahun TNI tentang Aktualisasi Nilai –
Nilai Kejuangan Bangsa Dalam Rangka Menyukseskan Pembangunan
Nasional, bahwa sesuai hasil seminar tersebut menggambarkan
pentingnya implementasi nilai – nilai kejuangan dalam kehidupan
prajurit diantaranya adalah rela berkorban, semangat pantang
menyerah, selalu mengutamakan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi, tahan menderita, maka bila nilai – nilai ini tidak
terus dijaga dan dipertahankan akan menurunkan etos kerja prajurit
dikesatuan. Nilai – nilai kejuangan akan melandasi cara bersikap dan
bertindak prajurit disertai kesungguhan dalam melaksanakan tugas,
sehingga penulis memandang perlu untuk membahas kembali hal ini
dalam rangka untuk terus menjaga dan meningkatkan nilai – nilai
kejuangan dan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Udara. 12

b. Umpan balik dari peserta seminar yang dilaksanakan oleh Yayasan


Jati Diri Bangsa yang dituangkan dalam buku yang bertema
Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Perlu ditindak lanjuti karena
para peserta menghawatirkan kondisi kemerosotan kehidupan bangsa
disegala sektor karena kerisauan tiadanya keteladanan dan panutan
pemimpin atau tokoh sebagai acuan bagi generasi penerus bangsa.
Penulis menganggap perlunya pembahasan tentang kepeloporan dan
keteladanan dari prajurit TNI yang diawali oleh implementasi nilai –
nilai kejuangan secara optimal kepada seluruh anggota prajurit TNI
umumnya dan TNI AU khususnya. Menyadari sepenuhnya tantangan
yang ada pada era globalisasi saat ini sehingga perlunya kesiapan
dalam mengantisipasi keadaan yang berkembang kepada situasi yang
lebih buruk dalam kehidupan bangsa dan negara.

12
Aktualisasi Nilai – Nilai Kejuangan Bangsa dalam rangka pembangunan Nasional./Bandung8Sept 1995.
BAB III

KONDISI NILAI – NILAI KEJUANGAN SAAT INI


DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

11. Umum. Setelah melalui proses perjalanan dan perjuangan panjang yang
diakhiri dengan proklamsi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, nilai
– nilai kejuangan prajurit TNI terus tumbuh dan berkembang. Nilai – nilai
kejuangan merupakan bagian dari kristalisasi nilai kebangsaan akan selalu
hadir sebagai penyegar tekad dan semangat perjuangan. Dalam perjuangan
sejarah bangsa Indonesia tersebut, Tentara Nasional Indonesia yang dikala
itu belum terorganisir dengan baik namun telah dapat memberikan andil yang
sangat besar bagi pembentukan negara dan bangsa. Salah satu modal dasar
bagi keberhasilan perjuangan TNI dalam menjalankan tugasnya pada jaman
revolusi kemerdekaan adalah terletak pada peran nilai – nilai kejuangan. Nilai
– nilai kejuangan seperti rela berkorban, tidak mengenal menyerah, tahan
menderita, percaya pada kekuatan sendiri, rasa senasib seperjuangan. Oleh
karena itu sebagai suatu tatanan nilai yang dimiliki TNI, diyakini
kebenarannya dan dianggap baik serta masih relevan untuk
diimplementasikan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas TNI
Angkatan Udara. Nilai – nilai kejuangan prajurit TNI adalah norma yang
mengatur kehidupan prajurit TNI umumnya. Persoalan yang perlu dikaji
adalah sebagaimana implementasi nilai – nilai tersebut dapat diwujudkan
dalam kehidupan prajurit TNI Angkatan Udara sehingga menjadi prajurit yang
profesional dalam rangka melaksanakan tugas – tugas kedepan.

12. Kondisi Nilai – Nilai Kejuangan Saat Ini. Kondisi nilai – nilai kejuangan
dapat dimaknai sebagai kesadaran berbangsa yang tumbuh secara alamiah
dalam diri seorang prajurit karena kebersamaan sosial yang tumbuh dari
kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan. Demikian pula keberadaan
Sapta Marga yang sudah tercemin secara alamiah dan berperan sebagai
dasar dari nilai – nilai kejuangan. Adapun kondisi implementasi nilai – nilai
kejuangan prajurit saat ini dicerminkan oleh kondisi sebagai berikut.
a. Bidang Sumber Daya Manusia. Sumber daya manusia memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka pelaksanaan tugas – tugas
TNI, dengan demikian perlu upaya yang maksimal untuk meningkatkan
dan memberdayakan kemampuan prajurit TNI. Faktor utama yang
mendorong terjadinya perubahan tersebut adalah nilai – nilai
kejuangan yang mempengaruhi pengabdian prajurit TNI diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Semangat Rela Berkorban. Makna sikap rela berkorban prajurit
TNI AU digambarkan dengan adanya sikap dan prinsip yang
kuat terhadap komitmen dan tanggung jawab dalam
mengemban tugas dan amanat. Tinggi rendahnya tingkat
pengabdian yang dihubungkan dengan kerelaan berkorban
prajurit sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan prajurit
yang berpandangan profit oriented, yaitu pola hidup yang
mengutamakan materi, mendahulukan hak dari pada kewajiban
dan memandang bahwa setiap penugasan dan tanggung jawab
senantiasa diukur dari kaca mata untung rugi atau imbalan jasa
yang akan didapat. Bilamana tugas atau jabatan yang diemban
tidak bernilai materi, maka cenderung tidak akan serius dalam
melaksanakan tugas. Kerja dinilai apabila ada imbalan jasa dan
mendatangkan keuntungan finansial semata. Sebagai pejuang,
prajurit TNI harus senantiasa siap ikhlas berkorban, yang
diwujudkan dalam perilaku yang tidak mengenal menyerah,
putus asa dan tahan dalam setiap penugasan yang tidak sesuai
dengan harapan. Berkaitan kerelaan berkorban sebagaimana
amanat panglima besar Jenderal Sudirman pada hari
kemerdekaan RI yang ke empat dan siarkan langsung melalui
Radio Republik Indonesia yaitu : “Sangat hina derajatnya suatu
bangsa, apabila hendak menghentikan perjuangannya karena
takut akan banyak korban, justru dengan banyaknya korban
itulah cita – cita TNI semakin dekat kepada tujuannya, yaitu :
menjadi Tentara Kebangsaan Seluruh Negara Indonesia
Merdeka”.13 Namun kondisi kejuangan prajurit yang bertugas
dihubungkan dengan sikap rela berkorban terindikasikan
dengan contoh yaitu masih adanya prajurit TNI AU yang apabila
mendapatkan penugasan diluar jawa akan berusaha untuk
minta cepat – cepat dipindah dan kembali berdinas di kesatuan
yang berada dalam pulau jawa. Adanya kecenderungan
mengeluh bila ditugaskan pada tempat yang secara finansial
tidak menguntungkan atau sering dikenal dengan istilah “tempat
kering dan basah”, dan adanya prajurit TNI AU yang rajin atau
bersemangat dalam melaksanakan tugas/pekerjaan bilamana
ada tambahan/imbalan penghasilan. Adanya prajurit TNI yang
kurang bangga dan mengeluh apabila berdinas dilembaga
pendidikan sehingga hanya dijadikan sebagai batu loncat
semata, berupaya untuk pindah penugasan serta adanya
perasaan termarjinalkan dari komunitasnya.
2) Kondisi Kedisiplinan Prajurit. Disiplin merupakan suatu
bentuk ketaatan dan kepatuhan seorang prajurit terhadap suatu
aturan yang berlaku pada suatu kesatuan. Bentuk disiplin dapat
berbentuk disiplin pribadi yaitu ketaatan yang dilakukan atas
kesadaran pribadi karena kondisi lingkungan yang sifatnya
memaksa. Tingkat disiplin prajurit saat ini terutama yang berada
pada Strata Bintara dan Tamtama dipengaruhi oleh kondisi dan
interaksi oleh lingkungan kesatuan masing – masing. Banyak
hal yang mempengaruhi disiplin tersebut baik dari dalam seperti
pembinaan satuan, kesejahteraan maupun kepemimpinan
atasan. Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh prajurit TNI
disamping disebebkan oleh pengaruh lingkungan juga
disebabkan oleh seberapa besar tingkat integritas yang dimiliki
oleh seorang prajurit, pelanggaran terjadi biasanya karena
pengaruh tingkat pemahaman terhadap norma dan hukum yang
mengatur kehidupan prajurit. Hal ini dapat terlihat dari
banyaknya pelanggaran yang dilakukan prajurit TNI selama
kurun waktu tahun 2009 seperti tata tertib lalu lintas prajurit TNI
dan PNS terjadi sebanyak 297 pelanggaran dari 34.730 personil
TNI AU (11,9%), pelanggaran asusila pada tahun 2009 naik
33,3% menjadi 20 kasus dari tahun sebelumnya, serta kasus –
kasus lainya seperti perkelahian antar satuan maupun terhadap
anggota masyarakat. Tingkat disiplin perorangan maupun
kesatuan sangat mempengaruhi implementasi nilai – nilai
kejuangan dikalangan prajurit TNI AU. Apabila disiplin prajurit
dapat berlangsung dengan baik serta tumbuh atas kesadaran
pribadi yang tinggi maka tugas – tugas akan dapat terlaksana
dengan baik. Adapun data – data pelanggaran disiplin murni
dan tidak murni selama tahun 2009 adalah sebagai berikut . 14
a) Disiplin murni. Adanya kecenderungan penurunan
disiplin ditandai dengan banyaknya pelanggaran yang
dilakukan prajurit TNI baik Perwira, Bintara maupun
Tamtama, baik bersifat pelanggaran murni maupun
menjurus pada tindakan kriminal yang dapat merugikan
pribadi maupun satuan. Adapun macam – macam
pelanggaran disiplin murni prajurit TNI AU adalah
sebagai berikut :
1) Pelanggaran Seragam Prajurit TNI : 11
Kasus
2) Pelanggaran PDD : 1 Kasus
3) Masuk Daerah Terlarang : 7 Kasus
4) Meninggalkan Kantor : 76
Kasus
5) Terlambat/Tidak Apel : 66
Kasus
6) Kartu Tanda Pengenal : 14
Kasus
7) Rambut Gondrong : 3 Orang
8) Tingkah Laku Tercela : 3 Orang
b) Disiplin tidak murni. Penurunan disiplin tidak murni
personel TNI terlihat pada saat ini sehingga dikawatirkan
kalau ada kejadian diluar maka nama kesatuan akan
terbawa kurang baik. Dengan

KONDISI NILAI – NILAI KEJUANGAN YANG DIHARAPKAN

Perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan


Negara Kesatuan Republik Indonesia melahirkan serta membentuk Tentara
Nasional Indonesia yang berjuang dengan melakukan perlawanan bersenjata
terhadap penjajah. Bersama dengan itu terbentuk pula nila – nilai kejuangan prajurit
TNI, antara lain dalam wujud menunggal dengan rakyat, rela berkorban, tidak
mengenal menyerah. Nilai – nilai dan semangat kejuangan prajurit dilandasi oleh
pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila yang merupakan kristalisasi dari nilai –
nilai luhur Bangsa. Sedangkan nilai – nilai kejuangan prajurit TNI tidak lepas dari
nilai – nilai kejuangan bangsa yang mencakup segenap kehidupan sosial budaya.
Nilai – nilai kejuangan penting dan dibutuhkan bagi TNI Angkatan Udara, dimana
saat ini sedang melakukan pembangunan pengembangan kekuatan dan
kemampuan ditengah derasnya arus globalisasi. Upaya ini dilakukan dengan
menempatkan posisi, fungsi dan peran nilai – nilai tersebut pada berbagai aspek
dalam rangka pelaksanaan tugas. Wawasan kejuangan Panglima Besar Jendral
Sudirman patut dijadikan pedoman dan pegangan prajurit. Sikap hidup dan tingkah
laku Panglima Besar Jendral Sudirman perlu dipelajari, difahami, dan dihayati serta
dijadikan tauladan dalam segala sikap hidup prajurit TNI. Semangat dan tekat
pengabdian beliau tercemin dari amanat yang disampaikan pada pimpinan APRI
yang saat itu justru beliau sedang sakit parah (dengan satu paru – paru) pada
tanggal 19 Desember 1948 “Saya akan meninggalkan Yogyakarta, jika bom pertama
dari lawan sudah dijatuhkan,.. pergi keluar kota melanjutkan perjuangan dengan
bergerilya”.20 Motivasi tersebut memacu prajurit dalam melanjutkan cita – cita
perjuangan, utamanya dalam melaksanakan tugas – tugas TNI Angkata Udara.
Dengan globalisasi dunia dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi kedepan
diharapkan seluruh prajurit TNI AU senantiasa mempersiapkan diri dengan bekal
keahlian yang baik sesuai bidang dan profesi masing – masing disertai dengan
semangat juang dan ethos kerja yang tinggi, ikhlas berkorban untuk membela
negara dan bangsa serrta mengutamakan kepentingan negara dan bangsa diatas
kepentingan pribadi atau golongan, hal tersebut sebagai wujudan dari implementasi
nilai – nilai kejuangan dikalangan seluruh prajurit TNI yang merupakan patriot
bangsa.

Kondisi nilai – nilai kejuangan yang diharapkan. Dengan melestarikan dan


memahami nilai – nilai kejuangan secara utuh dalam kehidupan prajurit maka
diharapkan dapat wujudkan profesionalisme prajurit dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas – tugas TNI Angkatan Udara. Adapun kondisi nilai – nilai
kejuangan yang diharapkan adalah sebagai berikut :

a. Bidang Sumber Daya Manusia


Semangat Rela Berkorban. Nilai – nilai kejuangan diharapkan dapat
dimengerti dan dilaksanakan dalam berbagai bentuk pengabdian
dengan baik oleh tiap – tiap individu prajurit. Adapun nilai – nilai yang
penting tersebut diantaranya adalah semangat rela berkorban, dengan
semangat rela berkorban yang tulus maka diharapkan akan turut
mempengaruhi terciptanya iklim semangat juang yang tangguh bagi
prajurit dalam melaksanakan tugas kesatuan. Pada dasarnya prajurit
TNI sebagai abdi negara mempunyai jati diri yaitu sebagai tentara
rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan profesional. Dengan
bekal jati diri serta semangat rela berkorban yang utuh ditujukan untuk
kepentingan serta kejayaan bangsa dan negara sesuai amanat dan
harapan pendiri bangsa dan TNI. Sebagai pejuang, prajurit TNI AU
harus senantiasa siap ikhlas berkorban, yang diwujudkan dalam
perilaku yang tidak putus asa dan tahan dalam setiap penugasan.
Prajurit TNI selalu mempunyai prinsip memberikan yang terbaik demi
nusa dan bangsa, yaitu dengan tekad mission oriented not budget
oriented, yaitu selalu dengan prinsip kerja demi orientasi
melaksanakan misi tugas dan buka misi untung rugi. Berkaitan dengan
godaan materi dalam perjuangan bahwa Panglima Besar Jenderal
Sudirman pada bulan Mei 1949 memberikan nasihat kepada beberapa
pimpinan APRI yang disinyalir telah menyalah gunakan wewenang,
yaitu :”Supaya barang dan uang akan dapat digunakan semestinya,
supaya komandan diberi nasihat jangan sampai kena pelet” 21 Dengan
demikian diharapkan setiap prajurit TNI Angkatan Udara memiliki jiwa
dan semangat juang dan rela berkorban yang tinggi, tidak mudah
tergoda materi sehingga sebagai prajurit dapat melaksanakan tugas
maupun kewajiban dimana saja demi bangsa, serta tetap disiplin,
bersemangat dan bahkan berprestasi walau tidak ada uang tambahan
atau imbalan penghasilan sebagai kompensasi prajurit yang bertugas.
b. Kondisi Kedisiplinan Prajurit. Disiplin merupakan nafas prajurit yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan militer dengan demikian tanpa
disiplin yang baik dapat menghambat pencapaian tugas – tugas yang
ada. Dengan terciptanya tingkat kedisiplinan yang tinggu maka akan
mengurangi dan bahkan mengeliminir pelanggaran – pelanggaran
yang terjadi dikalangan prajurit. Tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakan para individu prajurit akan sangat berperan terhadap
komitmen yang disepakati sesuai bentuk ketaatan dan kepatuhan
terhadap aturan yang berlaku diharapkan makin meningkat tinggi yang
dilatar belakangi pemahaman yang baik terhadap norma – norma dan
hukum yang menjadi pedoman kehidupan prajurit dalam lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan dinas dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Semangat pengabdian dikesatuan. Adapun semangat pengabdian
prajurit dikesatuan yang diharapkan, yaitu semangat pengabdian
prajurit yang mempunyai dedikasi tinggi dalam melaksanakan
pengabdiannya kepada bangsa dan negara, kondisi ini tercemin dari
jiwa pantang menyerah dan kemauan untuk bekerja keras dalam
melaksanakan tugas di manapun tantangan penungasan serta tidak
mudah berkeluh kesah dalam menghadapi tantangan dan cobaan.
Dalam kondisi apapun semangat pengabdiannya tidak mudah
tergoyahkan serta terpengaruh oleh seberapa besar imbalan materi
yang didapat. Pencapaian tugas yang dilaksanakan setiap prajurit
diharapkan dilandasi oleh keteguhan dan keyakinan yang bersumber
dari nilai – nilai kebenaran yang datang dari negara semata sebagai
alat negara yang dilindungi hukum dan undang – undang. Di sisi lain
semangat pengabdian prajurit dikesatuan yang diharapkan dapat
dilihat dari sisi makin menurunnya tingkat pelanggaran hukum disiplin
dan hukum lainnya.
d. Jiwa pantang menyerah. Menyadari sepenuhnya bahwa dalam realita
kehiduapan tujuan tidak selamanya tercapai pada satu langkah upaya
maka diharapkan setiap prajurit TNI memiliki semangat pantang
menyerah yang tinggi dalam mengemban misi negara mencapai cita –
cita dan tujuan nasional. Semangat pantang menyerah perlu
ditumbuhkan sebagai jati diri prajurit sesuai proses kelahiran TNI.
Dengan jiwa pantang menyerah yang tinggi diharapkan tidak ada lagi
prajurit yang cepat putus asa dalam melaksanakan tugas, kurang alert
terhadap situasi, menyerah pada beban kehidupan yang semakin
tinggi. Namun sebaliknya kondisi yang terlihat hanyalah semangat
yang tinggi dalam mengabdi serta tegar dalam menghadapi tantangan
dan cobaan. Dengan kondisi semakin menglobalnya dunia saat ini
sehingga mengusung era modern, tidak dijadikan sebagai hambatan
untuk maju, justru dijadikan peluang untuk meningkatkan semangat
dalam bekerja dan mencapai prestasi yang membanggakan.
e. Tingkat Kesejahteraan Prajurit. Berdasarkan Undang – undang RI
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, Pasal 39 ayat 3. Disebutkan
bahwa TNI dilarang melakukan kegiatan bisnis. Dari pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa Prajurit TNI harus profesional. Salah
satu kriteria profesionalisme pada militer adalah mempunyai pendapat
yang baik/cukup (well paid), sehingga kesejahteraan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya serta keluarganya. Dengan
tingkat kesejahteraan yang memadai maka prajurit TNI Angkatan
Udara akan dapat berkonsentrasi penuh terhadap keberhasilan
pelaksanaan tugas dan tidak terganggu oleh masalah – masalah lain
diluar pekerjaan/tugasnya. Dalam bidang kesejahteraan prajurit,
meliputi beberapa aspek, yaitu kesejahteraan materil maupun spiritual,
diharapkan adanya peningkatan sehingga tidak ada anggota TNI
Angkatan Udara melakukan kegiatan mencari tambahan penghasilan
diluar dengan meninggalkan jam – jam dinas. Dengan memperhatikan
tingkat kesejahteraan prajurit yang memiliki disiplin tinggi. Disamping
itu kesejahteraan yang bersifat non materil seperti rumah dinas,
penghargaan berhasilnya pelaksanan tugas dan lain sebagainya,
diharapkan ada perhatian secara serius. Dengan meningkatnya
kesejahteraan prajurit maka diharapkan akan dapat mewujudkan jiwa
kejuangan prajurit atau terimplementasinya nilai – nilai kejuangan
sehingga diharapkan mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan
tugas.

Anda mungkin juga menyukai