Pembimbing :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judul “Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat sehingga dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana-1 di Jurusan Teknik Sipil Universitas
Mercubuana. Pada penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
diantaranya:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
2. Kedua orang tua, yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan dukungan
dalam proses penulisan Proyek Akhir ini.
3. Astri Rumondang B, SE, SH, MM, MPdK selaku dosen pengajar yang dengan
kesabarannya selalu memberikan pengarahan, pengetahuan dan yang telah
membimbing kami sejak awal hingga akhir dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kedepannya. Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam kehidupan sehari – hari bagi
yang membacanya.
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mahasiswa menjadi lebih mengetahui implementasi pancasila pada berbagai
bidang.
2. Mahasiswa dapat mengamalkan butir-butir pancasila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai
dasar (Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik
dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU,
PP dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam
pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
c. Nilai Praktis
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan
negara. Sifat ini adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara
negara dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur
sistem pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang dimaksud adalah
semangat para penyelenggara negara untuk membangun sila-sila dalam
Pancasila secara konsekuen dan istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk
tidak KKN, dan lain-lain.
3
B. Maksud Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Makna dari implementasi yaitu penerapan. Implementasi nilai-nilai pancasila
dapat diartikan sebagai wujud penerapan dari setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
setiap sila pancasila, baik dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan. Bentuk implementasi pancasila dalam kehidupan sehari hari sangat
banyak, bahkan bisa jadi setiap yang kita lakukan merupakan implementasi dari nilai-
nilai Pancasila. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa implementasi pancasila
merupakan usaha untuk mewujudkan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dengan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari serta
menjadikan pancasila sebagai pedoman atau landasan dalam bertindak dan
berperilaku.
4
politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan demi menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik negara haruslah
berdasarkan pada moralitas seperti yang tercantum di dalam sila-sila Pancasila
dan maknanya, sehingga dalam praktek-praktek politik paham yang menghalalkan
segala cara haruslah ditiadakan segera.
5
4) Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pada hakikatnya sebuah negara merupakan kumpulan suatu masyarakat
hukum. Demi tegaknya hak dan kewajiban warga negara maka sangat dibutuhkan
adanya peraturan perundang-undangan negara, guna mengatur ketertiban
maupun keteraturan warga serta sebagai landasan hukum persamaan kedudukan
warga negara.
Adapun Implementasi Nilai dalam Pancasila sebagai Pokok Moralitas Bangsa
yaitu:
1. Pertama
Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal
transendental memiliki peranan penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan
bernegara. Dalam kaitannya, Indonesia bukan meupkan negara sekuler yang
memisahkan “agama” dari ”negara”.
Karena hal tersebut dapat berpotensi menyudutkan peran agama ke ruang
privat komunitas. Negara menurut nilai dasar Pancasila diharapkan dapat
memberi perlindungan dalam mengembangkan kehidupan beragama. Dan juga
agama diharapkan dapat berperan dalam penguatan etika sosial. Pada saat yang
sama, Indonesia juga bukan “negara agama”, yang hanya mendukung salah satu
(unsur) agama yang memungkinkan agama tertentu dapat mendikte ketentuan
negara.
2. Kedua
Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam,
dan sifat manusia sebagai makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam
etika dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip
kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut diwujudkan
melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan
khazanah yang dimiliki guna bebas-aktif “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Internalisasi,
bangsa Indonesia mengakui serta memuliakan hak warga dan penduduk negeri
secara mendasar dalam hubungan negara dengan warga negara.
6
3. Ketiga
Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam
lingkungan pergaulan masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin
menjangkau pergaulan dunia. Dalam internalisasi nilai-nilai persatuan
kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kemajeukan
bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari
kemajemukan masyarakat dikelola berdasarkan konsep kebangsaan yang
mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan,
seperti semboyan yang dinyatakan dengan ungkapan “Bhinneka Tungal Ika.”
4. Keempat
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita kebangsaan
itu dalam penerapannya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam
semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam visi
demokrasi permusyawaratan, demokrasi memperoleh kekuatannya dalam
kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya, keputusan yang diambil dalam musyawarah
mufakat tidak didikte oleh golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan yang menjunjung tinggi rasionalisme deliberatif serta kearifan
setiap warga demi mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.
5. Kelima
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita kebangsaan,
serta demokrasipermusyawaratan dalam pengertian agar dapat mewujudkan
keadilan sosial. Di satu sisi, perwujudan keadilan sosial itu harus merefleksikan
nilai imperatif etis keempat sila yang lainnya. Di sisi lain, otentisitas pengamalan
sila-sila Pancasila bisa diukur dari perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan
berbangsa.
7
D. Contoh Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Berikut merupakan contoh implementasi dari setiap sila Pancasila
Contoh Implementasi / penerapan Sila Ke-1 :
1. Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah
Tuhan. Setiap umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya
2. Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam
bidang sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan
3. Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain
4. Mengembangkan toleransi agama sejak dini
5. Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.
8
Contoh Implementasi / penerapan Sila Ke-5 :
1. Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong
2. Berbuat adil: tidak pilih kasih
3. Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan
4. Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.
9
Tujuan implementasi Pancasila :
1) Masyarakat memahami secara mendalam konsep, prinsip, dan nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2) Masyarakat memiliki keyakinan akan ketangguhan, ketepatan, dan kebenaran
Pancasila sebagai ideologi nasional, pandangan hidup bangsa, dan dasar
negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Masyarakat memiliki pemahaman, kemauan dan kemampuan
mengimplementasi-kan Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan
berbangsa dan bernegara.
10
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila. Dengan
ketentuan standar tersebut, masyarakat secara mudah dan cepat dapat menilai suatu
sikap atau tindakan sesuai atau tidak sesuai dengan Pancasila.
Diseminasi dan sosialisasi implementasi Pancasila ditempuh melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Artikulasi, pemberian penjelasan yang mantap tentang isi, kandungan, kebenaran
rasional, struktur dan tujuan implementasi Pancasila.
b. Internalisasi, usaha memasukkan gagasan tersebut dalam hati sanubari setiap
warganegara, sehingga benar-benar mamahami dan bersedia menerimanya
sebagai suatu kebenaran.
c. Aktualisasi, aplikasi gagasan tersebut dalam berbagai bidang kehidupan secara
nyata, baik dalam pemikiran maupun perbuatan.
Agar implementasi Pancasila dapat mencapai sasaran maka perlu ditempuh proses
pen dekatan sebagai berikut:
a. Menimbulkan atensi, sajian mengenai Pancasila diupayakan menarik perhatian
setiap orang, sehingga khalayak sasaran (target audience) tidak merasa terpaksa,
tetapi dengan senang hati, ikhlas dan sukarela menerimanya.
b. Mengembangkan komprehensi, upaya untuk memahami substansi konsep,
prinsip dan nilai Pancasila secara mendalam, sehingga faham akan makna,
esensi, maksud dan tujuan gagasan yang apabila dilaksanakan bermanfaat dalam
menjangkau masa depan yang lebih baik.
c. Menimbulkan akseptasi, pengakuan secara jujur dan menerima secara sadar
kebenaran konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
d. Menimbulkan retensi, terbentuknya keyakinan akan kebenaran dan ketangguhan
gagasan tersebut, sehingga dapat dijadikan pegangan atau pedoman dan
panduan dalam menentukan pilihan tindakan.
e. Mengadakan aksi, menerapkan konsep, prinsip dan nilai Pancasila untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
11
E. Upaya mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan mengokohkan
Pancasila
Menurut Alfian terdapat empat faktor yang dapat menjadikan suatu ideologi tetap
dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni (1) bahwa ideologi tersebut
berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut dipahami, dan
bagaimana sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
ideologi tersebut tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa
jauh nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sejauh mengenai Pancasila sebagai suatu ideologi, faktor kualitas nilai yang
terkandung dalam Pancasila tidak perlu diragukan, tetapi faktor pemahaman dan
sikap masyarakat, faktor kemampuan masyarakat, dan faktor pembudayaan dan
pengamalan ideologi masih memerlukan usaha untuk dapat mempertahankan,
memantapkan, memapankan, dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu
adanya usaha secara serius, dengan jalan mengimplementasikan Pancasila dalam
segala aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang harus dipertahankan dengan alasan sebagai berikut:
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh
bangsa Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat
budaya, ras, golongan dan sebagainya. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,
menjamin kebebasan bagi warganegara untuk beribadah sesuai dengan agama
dan keyakinannya. Sementara itu Sila ketiga persatuan Indonesia, mengikat
keanekaragaman tersebut di atas dalam suatu kesatuan bangsa dengan tetap
menghormati sifat masing-masing seperti apa adanya.
2. Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik, dengan
menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan secara berkeadilan, disesuaikan dengan
kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan oleh sila kedua yaitu
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri atas ribuan
12
pulau. Sila ketiga Persatuan Indonesia memberikan jaminan bersatunya bangsa
Indonesia.
4. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak asasi
manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini dijamin oleh sila keempat
Pancasila yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. Sila kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan acuan dalam mencapai
tujuan tersebut.
13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
1. Nilai paling mendasar dalam Pancasila yaitu nilai dasar, nilai instrumental dan
nilai praktis.
2. Implementasi pancasila merupakan usaha untuk mewujudkan setiap nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila dengan cara mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari hari serta menjadikan pancasila sebagai pedoman atau
landasan dalam bertindak dan berperilaku.
3. Dalam kehidupan sehari hari, implementasi nilai pancasila dapat diwujudkan
dalam berbagai bidang, misalnya bidang politik, sosial budaya, ekonomi dan
bidang keamanan.
4. Salah satu contoh pengimplementasian nilai Pancasila yaitu beriman, dan
bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap umat
harus mempelajari agama dan mengamalkannya.
5. Untuk dapat mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan
mengokohkan Pancasila ada empat faktor yang dapat menjadikan suatu
ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni
a. bahwa ideologi tersebut berisi nilai dasar yang berkualitas,
b. bahwa ideologi tersebut dipahami, dan bagaimana sikap dan tingkah laku
masyarakat terhadapnya,
c. terdapat kemampuan masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-
pemikiran yang relevan dengan ideologi tersebut tanpa menghilangkan
jatidiri ideologi dimaksud, dan
d. seberapa jauh nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu membudaya
dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
14
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
15
BAB IV
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
Pamoe Rahadjo dan Islah Gusmian, Bung karno dan Pancasila, Galang Press 2015.
17