UNIVERSITAS NASIONAL
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Adapun judul dari makalah ini adalah “Pancasila Sebagai
Sistem Etika”.
kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas
kepada penulis. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
Penulis jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan pihak lain yang
Tertanda
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii
BAB I
A. Latar Belakang........................................................................................... 3
B. Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
BAB II………………………………….......................................................... 5
BAB III…………………………………….................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA………………….......................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat berdasarkan nilai sila Pancasila yang ada tidak hanya bersifat
keabsahan, tetapi pula realistis dan penerapan. Menurut Latif (2013)
menyebutkan dalam menafsirkan, mempercayai, dan mengamalkannya,
hendaknya diingat bahwa Pancasila ini tidak hanya pengantar statis,
melainkan juga bintang pimpinan yang dinamis sehingga mesti merespons
terhadap dinamika kemajuan zaman.
Etika berkaitan dengan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara
hidup yang baik, pada individu atau masyarakat. Dalam pengertian ini,
etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam pengertian luas adalah
ilmu yang membahas tentang kriteria baik dan buruk. Etika pada
umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu
yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia. Etika selalu
terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika pada
umumnya membicarakan tentang masalah nilai baik atau buruk. Pancasila
sebagai sistem etika sangat urgen diterapkan dala kehidupan berbengsa
dan bernegara karena problem yang dihadapi bangsa Indonesia antara lain:
1) Banyaknya kasus korupsi yang melanda Negara Indonesia sehingga
dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,
3
2) Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama
sehingga dapat merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar
umat beragama, dan meluluhkantahkan semangat persatuan atau
mengancam disintegrasi bangsa,
3) Masih terjadinya pelanggaran HAM dalam kehidupan bernegara
4) Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih
menandai kehidupan masyarakat Indonesia,
5) Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di
Indonesia dan
6) Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan
benar.
Strategi penerapan Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi Bangsa Indonesia dilakukan sebagai berikut:
1) Pendidikan karakter.
2) Kriteria Acuan Penyelenggara Negara
3) Membangkitkan Kesadaran Wajib Pajak
4) Pengejawantahan Nilai Pancasila Dalam UU Hak Azasi Manusia, dan
5) Pengejawantahan Nilai Pancasila Dalam UU Lingkungan Hidup.
B. Tujuan
Tujuan pancasila sebagai sistem Etika dengan melihat apa saja yang
tercantum pada isi Pancasila, maka dari itu Pancasila bisa menjadi sistem
etika yang sangat kokoh.
4
BAB II
Pembahasan
Pancasila sebagai sistem etika ialah moral yang bisa di realisasikan pada
perbuatan yang dapat di lihat sehingga melibatkan banyak sekali aspek kehidupan.
Dapat dilihat masa kini masih banyak sekali warga yang tidak berasaskan
Pancasila. Di dalam etika pancasila sendiri tercantum nilai sila Pancasila seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan serta keadilan. Dilihat
berdasarkan nila sila Pancasila yang ada ini tidak hanya bersifat keabsahan, tetapi
pula realistis penerapan. Apabila nilai sila Pancasila ini betul-betul dimengerti
tentu bisa memusnakan tingkat kesenjangan dan kejahatan moral dalam aktivitas
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Etika dan Pancasila merupakan dua hal yang tidak bisa di sisihkan karena isi
nya mengajarkan tentang nilai yang tercantum kebaikan. Menurut Hartati (2019)
Etika Pancasila ialah etika dasar penaksiran buruk dan baik dalam nila-nilai
Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan kerakyatan, serta
keadilan. Sebagai masyarakat Indonesia perilaku tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila dan harus bisa meninggikan nilai sila yang jelas membentuk suatu hal
yang banyak meneruskan faedah pada banyak orang.
Terdapat dua istilah Pancasila sebagai sistem etika yakni etika dan etiket.
Etika merupakan moral sementara itu etiket lebih kepada sopan santun dan adat
istiadat. Contoh etika yaitu parkir sembarangan merupakan pelanggaran moral.
Sedangkan contoh etiket yaitu tata cara dalam pergaulan. Pancasila sebagai
5
sistem merupakan suatu tanda atau suatu kumpulan asas yang mendirikan suatu
keseluruhan yang kestabilan, selaras dan terpadu.
1. Nilai Dasar yaitu nilai yang berkarakter transendetal secara tidak mampu di
cermati oleh pemahaman manusia, tetapi pada kesaksiannya nilai berurusan
dengan perilaku manusia.
2. Nilai Instrumen yaitu nilai yan sebagai panduan mewujudan dari nilai dasar.
Isinya belum bisa kasat mata sepenuhnya apabila tidak bisa menyusun serta
mengukur atau kedudukan yang jelas.
3. Nilai Praktis, ialah penjelasan nilai ini ialah perwujudan secara kasat mata
dari nilai sebelumnya.
6
A. Pancasila Sebagai Dasar Etika Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Dalam tingkatan Pancasila menjadi dasar nilai filsafat Negara, maka wajib
diuraikan pada suatu kebiasaan yang dimana panduan perwujudan dalam
aktivitas sehar-hari. Menurut Sri Rahayu Amri (2018) termuat dua rupa
kebiasaan dalam kehidupan masyarakat yaitu norma hukum dan norma moral.
Bergitu ditemukan menjadi suatu kebiasaan hukum yang positif, Pancasila
harus diuraikan dalam suatu peraturan perundang-undangan yang kentara, hal
itu secara nyata diuraikan pada tertib hukum Indonesia. Akan tetapi, pada
perwujudannya pun membutuhkan suatu kebiasaan yang menjadi dasar pijak
perwujudan tertib aturan di Indonesia. Menurut Riska Afrinida (2021)
Pancasila kita sedan bertumbukan dengan pola perilaku kelompok kecil yang
dimana tidak lagi reaktif terhadap rakyatnya.
7
B. Urgeni Pancasila Sebagai Sistem Etika
8
C. Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Etika
9
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila dan etika ialah gambaran yang tidak boleh disisikan lantaran isinya
ialah suatu sistem yang menciptakna suatu kepaduan yang utuh serta bertautan
antara dengan lainnya yang dijadikan panduan dalam kehidupan
bermasyarakat. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika mampu terbentuk
jika pemerintah serta masyarakat bisa melaksanakan nilai serta sila yang
terdapat pada Pancasila dengan mementingkan asas kesamarataan warga
negara.
Pancasila sebagai sistem etika menggambarkan bahwa nilai sila Pancasila
melaksanakan nilai aktivitas kehidupan warga negara. Dengan demikian pada
etika Pancasila ini di dalamnya tercantum nilai-nilai seperti ketuhanan,
kemanusiaa, persatuan, dan kerakyatan, serta keadilan. Kelima nilai tersebut
menciptakan budi pekerti warga negara pada seluruh aspek kehidupannya.
Dengan begitu pula kesalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai
masyarakat Indonesia perilaku tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan
harus bisa mennggikan nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal yang lebih
memberikan faedah kepada orang banyak.
10
Daftar Pustaka
Amri, S.R. (2018). Pancasila Sebagai Sistem Etika. Voice of Midwifery, 8(01/,
760-768
Harahap, E.K. (2018). Pancasila Berkehidupan Dalam Etika Kebangsaan.
Nizham Journal of Islamic Studies, 6(1),130-142
Hartati, F.P. (2019). Etika Politik Dalam Politik Hukum Di Indonesia
(Pancasila Sebagai Suatu Sistem Etika). JISIP UNJA Jurnal Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Fisipol Universitas Jambi, 2(2),1-9
Putranto, S.S. (2007). Etika Pancasila; Aktualisasinya dalam administrasi
negara Indonesia (Doctoral Dissertation, Univeristas Gadjah Mada).
11