Dosen Pengampu :
Dr. A Kahar Maranjaya, SH, M.H
Disusun Oleh :
Fardhan Zahid Musyaffa (22050100054)
Nurannisa Rahmadani Amiruddin (22050100031)
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................3
BAB I................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................4
BAB II...............................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................5
2.1 Pancasila...................................................................................5
2.2 Sistem.......................................................................................6
2.3 Etika.........................................................................................7
2.4 Sistem Etika Pancasila..............................................................8
2.5 Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Etika................................9
2.6 Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika...................................9
BAB III...........................................................................................10
PENUTUP......................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Contoh etika yaitu parkir sembarangan merupakan pelanggaran moral. Sedangkan
contoh etiket yaitu tata cara dalam pergaulan. Pancasila sebagai sistem merupakan
suatu tanda atau suatu kumpulan asas yang mendirikan suatu keseluruhan yang
kestabilan, selaras, dan terpadu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam
bersikap dan bertingkah laku. Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno Pancasila
adalah kekokohan masyarakat Indonesia dari nenek moyang turun kepada anak
cucu lamanya tertanam gagu oleh kultur barat. Dengan begitu, Pancasila bukan
hanya menjadi prinsip negara, akan tetapi menjadi pemikiran bagi bangsa
Indonesia. Sedangkan Muhammad Yamin menyebutkan Pancasila bersumber dari
kata “Panca” yang berarti lima sedangkan “Sila” yang berarti dasar, dominasi
perilaku yang fundamental dan benar. Dengan begitu Pancasila ialah lima dasar
yang menyimpan panduan serta pengaturan mengenai budi pekerti yang
fundamental dan benar.
Pancasila adalah pengantar falsafah bangsa Indonesia. Selain itu Pancasila
sebagai pedoman kaidah petunjuk perilaku yang baik dan pemersatu pengetahuan
hidup bangsa Indonesia. Selain itu Pancasila sebagai sistem etika harus dipatuhi
oleh seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai yang tercantum pada Pancasila,
1. Nilai Dasar yaitu nilai yang berkarakter transcendental serta tidak mampu
di cermati oleh pemahaman manusia, tetapi pada kesaksiannya nilai
berurusan dengan perilaku manusia.
2. Nilai Instrumen yaitu nilai yang sebagai panduan perwujudan dari nilai
dasar. Isi nya belum bisa kasat mata sepenuhnya apa bila tidak bisa
menyusun serta mengukur atau kedudukan yang jelas.
3. Nilai Praktis, ialah penjelasannilai sebelumnya dalam gerakan yang lebih
berwujud maka begitu nilai iniialah perwujudan secara kasat mata dari
nilai sebelumnya.
Pancasila dinilai sudah ada sejak zaman dahulu dan tidak dibentuk dengan
begitu saja. Pancasila dibentuk oleh sejarah dan kebiasaan adat istiadat
masyarakat Indonesia, seperti gotong royong, kebersamaan, serta nilai ketuhanan
walaupun kepercayaan yang dianut berbeda dengan masyarakat Indonesia pada
5
zaman sekarang. Pada saat itu, pembentukan Pancasila sebagai dasar negara
bertujuan agar selalu dihormati, dihargai, dijaga, serta diimplementasikan oleh
setiap individu masyarakat tanpa adanya keraguan (Habibullah, 2019).
2.2 Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem nilia dalam pancasila adalah satu
kesatuan nilai-nilai yang ada dalam pancasila yang saling berkaitan satu sama
lain, tidak dapat dipisahkan ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan
antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang dimaksud ialah :
Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan
sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak.
Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan.
Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang
melanggar nilai, kaidah, dan hukum Tuhan, baik itu kaitannya dengan hubungan
kasih sayang antarsesama, akan menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai
ketuhanan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. (Ngadino
Surip, dkk, 2015: 180)
Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila
adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir
dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan
makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan
keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain seperti hewan, tumbuhan,
dan benda tak hidup. Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai
dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban. Dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan contohnya
seperti tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerja sama, dan lain-lain.
(Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)
Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat
memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois dan menang sendiri merupakan
perbuatan yang tidak baik, demikian pula sikap yang memecah belah persatuan.
Sangat mungkin seseorang seakan-akan mendasarkan perbuatannya atas nama
agama (sila ke1), namun apabila perbuatan tersebut dapat memecah persatuan dan
kesatuan maka menurut pandangan etika Pancasila bukan merupakan perbuatan
baik. Dari nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan
lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)
Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam kaitannya dengan kerakyatan,
terkandung nilai lain yang sangat penting, yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan
6
dan permusyawaratan. Kata hikmat atau kebijaksanaan berorientasi pada tindakan
yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas nama mencari kebaikan,
pandangan minoritas belum tentu kalah dibandingkan dengan pandangan
mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh
kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. Dari nilai kerakyatan menghasilkan nilai
menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
181)
Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil,
maka kata tersebut dilihat dalam konteks manusia selaku individu. Adapun nilai
keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. Dari
nilai keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan
bersama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 181).
2.3 Etika
Etika dalam bahasa Yunani adalah Ethos yang merupakan istilah untuk
perasaan, kebiasaan, adat istiadat, watak, serta cara berpikir untuk melakukan
suatu perbuatan atau tindakan yang baik atau buruk, sedangkan dalam pengertian
etimologisnya etika merupakan ilmu yang membahas tentang segala kebiasaan
atau adat istiadat. Sementara itu, dalam bahasa prancis yakni Etiquete yang
memiliki arti sebuah peraturan yang mengatur dan menetapkan segala tingkah
laku dalam kehidupan sosial atau kehidupan dengan orang lain (Hudiarini, 2017).
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlaq, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
masyarakat.
Secara garis besar etika dikelompokkan menjadi :
1) Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia.
2) Etika Khusus, membahas prinsipprinsip tersebut di atas dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik
sebagai individu (etika individual) maupun makhluk sosial (etika
sosial).
Etika juga dipandang sebagai filsafat moral yang berarti pemikiran yang
rasional tentang mengapa dan bagaimana manusia harus menjalankan moralitas
tertentu serta bagaimana manusia dapat bertanggung jawab atas perbuatan
moralitas tersebut (Subekti, 2013).
7
2.4 Sistem Etika Pancasila
Dalam Pancasila banyak terkandung nilai-nilai yang saling berhubungan,
ketergantungan, dan tidak dapat dipisahkan. Begitupun dengan etika dan sistem-
sistemnya dalam Pancasila. Nilai yang terdapat dalam Pancasila diantaranya nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, serta nilai sosial.
Etika Pancasila terbentuk dari kelima nilai Pancasila tersebut (Khoiriah, 2019).
Pancasila juga sebagai pedoman hidup masyarakat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki tujuan agar membentuk
masyarakatnya menjadi pancasilais melalui setiap nilai Pancasila. Masyarakat
yang pancasilais dapat terlihat dari segala tindakannya yang sesuai dengan setiap
nilai Pancasila. Bukan hanya kehidupan bermasyarakat saja yang harus mengacu
pada Pancasila, juga sistem kepemerintahan yang harus sejalan dengan ideologi
bangsa, yakni ideologi Pancasila. Pengimplementasian nilainilai Pancasila
tersebut yang merupakan perwujudan etika Pancasila berdasarkan prinsip nilai
dalam berkehidupan (Kurniawan, 2016).
8
bangsa. Sebab zaman akan membentuk setiap individu masyarakat
menjadi pribadi yang lebih kompleks pada zamannya. Oleh karena
itu, kemampuan para generasi muda harus terus ditingkatkan untuk
membentuk pribadi unggul yang adaptif.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
merupakan suatu sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling
berkaitan satu dengan yang lain yang dijadikan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi Pancasila sebagai sistem
etika dapat terwujud apabila pemerintah dan masyarakat dapat menerapkan nilai-
nilai yang ada dalam pancasila dengan mengedepankan prinsip keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. Q., & Dewi, D. A. (2022). Sistem Etika Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2),
11120-11125.
Amri, S. R. (2018). Pancasila sebagai sistem etika. Voice of
Midwifery, 8(01), 760-768.
Putri, F. S., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila sebagai Sistem
Etika. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and
Counseling, 3(1), 176-184.
11