Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pendamping:

Oleh:

Immanuela Victorike Gah

2204551006

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun makalah
Pendidikan Pancasila guna menyelesaikan Ulangan Akhir Semester ini dengan
baik.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa hasil penyusunan


makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
untuk menyempurnakan kelengkapan makalah ini. Akhir kata Semoga
penyusunan Makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca khususnya,
dan masyarakat Indonesia umumnya.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.Aktualisasi Pancasila...................................................................................................3

B.Pancasila Sebagai Sistem............................................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah

Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan benegara adalah suatu keniscayaan, agar
Pancasila tetap selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi
pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Agar loyalitas warga masyarakat dan warganegara
terhadap Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, apatisme dan resistensi terhadap
Pancasila bisa diminimalisir. Substansi dari adanya dinamika dalam
aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya
perubahan dan pembaharuan dalam mentransformasikan nilai Pancasila ke
dalam norma dan praktik hidup dengan menjaga konsistensi, relevansi, dan
kontekstualisasinya.

Sedangkan perubahan dan pembaharuan yang berkesinambungan terjadi


apabila ada dinamika internal (selfrenewal) dan penyerapan terhadap nilai-
nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggayaan ideologi
Pancasila. Muara dari semua upaya perubahan dan pembaharuan dalam
mengaktualisasikan nilai Pancasila adalah terjaganya akseptabilitas dan
kredibilitas Pancasila oleh warganegara dan warga masyarakat Indonesia.
Selain mengaktualisasikan pancasila, penting juga untuk memahami pancasila
sebagai sistem filsafat, etika, dan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi
bangsa dan juga sumber dari segala sumber hukum

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya bahas pada makalah kali ini
adalah:

1
1. Bagaimana aktualisasi Pancasila sebagai seorang mahasiswa , sebagai
anggota keluarga, sebagai masyarakat, dan juga merupakan bagian dari
berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimana Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ,etika, dan Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan juga sumber dari segala sumber
hukum?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penyelesaian masalah pada makalah saya kali ini adalah:
1. Untuk menjelaskan bagaimana aktualisasi Pancasila sebagai seorang
mahasiswa , sebagai anggota keluarga, sebagai masyarakat, dan juga
merupakan bagian dari berbangsa dan bernegara?
2. Untuk menjelaskan bagaimana Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat ,etika, dan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan
juga sumber dari segala sumber hukum?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aktualisasi Pancasila Sebagai Seorang Mahasiswa, sebagai seorang


anggota keluarga, sebagai masyarakat dan juga merupakan dari
berbangsa dan bernegara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Pancasila sebagai
dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik Indonesia yang
terdiri atas lima sila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai-nilai Pancasila merupakan hasil perkembangan yang sangat panjang


dari zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut harus diaktualkan
dalam kehidupan nyata masyarakat dan bangsa Indonesia. Secara harfiah,
aktualisasi berarti pengaktualan atau mengaktualkan. Dalam hal ini, aktualisasi
Pancasila bermakna bagaimana nilai-nilai Pancasila tersebut secara nyata dapat
tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh rakyat Indonesia, mulai dari pejabat
hingga masyarakat biasa. Tujuan dari aktualisasi Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari adalah untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila tersebut tidak
stagnan serta dapat tetap terjaga dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
Aktualisasi Pancasila harus terus dilakukan agar setiap generasi dapat merasakan
keluhuran nilai-nilai yang dimiliki Pancasila. Seluruh komponen masyarakat dan
pemerintah memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengaktualisasi nilai-nilai
tersebut. Bagi suatu ideologi, yang paling penting adalah bukti pengamalannya
atau aktualisasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Suatu ideologi dapat mempunyai rumusan yang amat ideal dengan ulasan yang
amat logis serta konsisten pada tahap nilai dasar dan nilai instrumentalnya. Akan

3
tetapi, jika pada nilai praksisnya rumusan tersebut tidak dapat diaktualisasikan,
maka ideologi tersebut akan kehilangan kredibilitasnya. Untuk menjaga
konsistensi dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam praktik hidup
berbangsa dan bernegara, maka perlu Pancasila formal yang abstrak-umum
universal itu ditransformasikan menjadi rumusan Pancasila yang umum kolektif,
dan bahkan menjadi Pancasila yang khusus individual. Artinya, Pancasila menjadi
sifat-sifat dari subjek kelompok dan individual, sehingga menjiwai semua tingkah
laku dalam lingkungan praksisnya dalam bidang kenegaraan, politik, dan pribadi.

Sebagai seorang mahasiswa, mengaktualisasikan pancasila dapat dilakukan


dimana saja terutama di kampus. Seperti misalnya ketika sedang diskusi di kelas,
dapat mendengarkan dan menerima pendapat orang lain. Sebagai seorang anggota
keluarga dan masyarakat, upaya mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila
merupakan tugas dan tanggug jawab seluruh komponen masyarakat tanpa
terkecuali. Akualisasi pancasila dapat dilakukan sesuai dengan kapasitas dan
kapabilitas masing-masing. Aktualisasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sebagai anggota keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini bisa
dilakukan dengan berbagai cara. Kita dapat mengaktualisasikan pancasila dalam
perilaku dan pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tolong menolong,
saling menghormati dan selalu sopan santun. Nilai-nilai pancasila ini harus selalu
diterapkan dan diamalkan sesuai dengan perkembangan zaman.

B. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat, Etika, dan Pancasila sebagai


dasar Negara, Ideologi Bangsa dan Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Pancasila secara etimologis berasal dari sanskerta dari India.


Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sanskerta “Pancasila”
memiliki dua arti yaitu:
 “Panca” artinya lima
 “Sila” vokal i pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar.
 “sila” vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau senonoh.

4
Jadi pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem nilai dalam pancasila adalah satu
kesatuan nilai-nilai yang ada dalam pancasila yang saling berkaitan satu sama
lain, tidak dapat dipisahkan ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan
antara satu dengan yang lain.

1.1 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam
dan tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan
di dalam diri tersebut. Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau
membantu orang lain, filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi makna
hidup. Filsafat berfungsi untuk memberi arah kepada ilmu pengetahuan dalam
merumuskan konsep dan teori untuk membangun konsep ilmiah. Dengan bantuan
filsafat, berbagai ilmu baru berkembang bagi keberlangsungan dan peradaban
manusia di bumi. Maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah upaya manusia
mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban manusia. Pancasila
adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara Indonesia.
Pancasila dalam filsafat digunakan sebagai subjek dan objek. Objek untuk
mencari landasan filosofinya dan subjek untuk mengkritisi aliran filsafat yang
berkembang. Maka dari itu pancasila harus menjadi orientasi pelaksanaan sistem
politik dan pembangunan nasional. Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis
yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Epistemologis adalah tentang
sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai.
Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam atau yang
paling mendasar. Landasan Ontologis pancasila adalah pemikiran filosofis atas
sila-sila pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Pancasila sebagai
dasar filososfis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:
1. Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain
2. Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama
3. Ada perbedaan tapi tetap satu

5
4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk
menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas
5. Semestinya tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka dan adil secara
sosial.

Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), filosofi pancasila pada sila ke:

1. Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia


2. Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad
3. Pengalaman terpecahbelahnya bangsa atas adu domba Belanda melalui
politik Devide et Impera
4. Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam
bermusyawarah mufakat
5. pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong
royong

Landasan Aksiologis pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung


dalam sila-sila pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan,
solidaritas, musyawarah dan keadilan. Pancasila merupakan sumber nilai
untuk memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari
Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila ke:

1. Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.


2. Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
3. Solidaritas dan kesetiakawanan.
4. Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
5. Kepedulian dan gotong royong.

1.2 Pancasila sebagai Etika


Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkanan
dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
masyarakat. Pancasila sebagai etika merupakan cabang filsafat pancasila yang

6
dijabarkan melalui sila-sila pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Konsep deontologis dan teologis
yang terkandung dalam pancasila merupakan etika kebijakan dalam sistem
pemerintahan. Deontologis artinya pancasila mengandung kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh warga negara. Teologi artinya pancasila menjadi
tujuan dari negara Indonesia.
Namun, pancasila tetap bersumber pada etika kebijakan. Etika senantiasa
terkait erat dengan bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Pancasila
sebagai sistem etika bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di
Indonesia. Selain itu, pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma
dasar yang digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan. Secara politis,
pancasila sebagai sistem etikamengatur masalah perilaku politikus yang
berhubungan dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur
sosial, politik dan ekonomi. Oleh karena itu, para penyelenggara negara harus
mencerminkan etika dari pancasila. Pancasila sebagai sistem etika diperlukan
dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem penyelenggaraan negara.
Bayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara tidak ada
sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para penyelenggara
negara, niscaya negara akan hancur.
1.3 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati
atau
lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament,
tujuan yang menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan
mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjadi
pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang
merupakan penguat dasar Negara. Pancasila sebagai dasar Negara berarti
setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus
berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa
menjadi ruh atau power yang menjiwai kegiatan dalam membentuk Negara.

7
Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam
pidatonya pada hari terakhir
sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau filosophische gromdslag
bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh
seluruh anggota sidang. Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang
mempunyai kedudukan sebagai berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi
pekerti luhur.
Pancasila sebagai ideologi juga mengandung sistem nilai yang bersifat
menyuruh. Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik
berdasarkan realita kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu memahami dasar falsafah
dan ideologi negara itu, yang selanjutnya akan mendorong perilaku warga
negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas.
Pancasila juga merupakan ideologi terbuka. Artinya, yang dikandung oleh
sila-sila pancasila hanyalah terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1.4 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Ideologi merupakan suatu ide atau gagasan. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak yang bukan hanya sekedar pembentukan ide yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Pancasila sebagai ideologi berarti pancasila merupakan landasan atau
gagasan yang fundamental dalam proses penyelengaraan tata pemerintahan
suatu negara, mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan. Seluruh bangsa
Indonesia menjadikan pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam

8
ideologi pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan
bernegara.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara
Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan
oleh seseorang namun proses terbentuknya pancasila melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah Indonesia. Oleh karena itu, pancasila pada
hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, yang jauh
sebelum bangsa Indonesia membentuk negara, nilai-nilai tersebut telah
tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai ideologi
bangsa Indonesia, pancasila sebagai ikatan budaya yang berkembang secara
alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan bukan secara paksaan.
Adapun fungsi pancasila sebagai ideologi yaitu:
1. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan itu. ini sangat penting bagi bangsa Indonesia karena sebagai
masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya
3. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa
4. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita
yang terkandung dalam pancasila
Nilai-nilai pancasila
1.5 Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum
Sumber hukum pada hakikatnya adalah tempat kita dapat menemukan dan
menggali hukumnya. Pancasila termasuk dalam sumber hukum materiil. Pancasila
sebagai sumber hukum materil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam pancasila. Terdapat tiga kualitas materi pancasila yaitu:
pertama, muatan pancasila merupakan muatan filosofis Indonesia. Kedua, muatan
pancasila sebagai identitas hukum nasional. Dan yang ketiga, pancasila tidak
menentukan perintah, larangan dan sanksi melainkan hanya menentukan asas-asas
fundamental bagi pembentukan hukum. Adanya sumber hukum sebagai tempat
untuk menggalli dan menemukan hukum dalam suatu masyarakat dan negara,
mengakibatkan hukum memiliki tatanan tersendiri. Menurut Hans Kelsen, norma

9
yang validasinya tidak dapat diperoleh dari norma lain yang lebih tinggi disebut
sebagai norma dasar. Semua norma yang validitasnya dapat ditelusuri ke satu
norma dasar yang sama membentuk suatu sistem norma, atau sebuah tatanan
norma. Norma dasar yang menjadi sumber utama ini merupakan pengikat diantara
semua norma yang berbeda-beda yang membentuk suatu tatanan norma. Menurut
Achmad Ali, stufenbautheorie Kelsen merupakan peraturan hukum
keseluruhannya dari norma dasar yang berada di puncak piramida, dan semakin ke
bawah semakin beragam dan menyebar. Norma dasar teratas adalah bersifat
abstrak dan semakin ke bawah semakin konkrit. Dalam proses itu, apa yang
semula berupa sesuatu yang “seharusnya”, berubah menjadi sesuatu yang “dapat”
dilakukan.
Teori Kelsen tentang hirarkis norma kemudian dikembangkan oleh
muridnya Nawiasky dalam bukunya Allgemeine Rechtslehere. Nawiasky
menegaskan bahwa sistem norma hukum di negara manapun selalu berlapis-lapis
dan berjenjangjenjang. Norma yang di bawah berlaku, bersumber dan berdasar
pada norma yang lebih tinggi lagi, sampai pada suatu norma yang tertinggi yang
disebut norma dasar. Nawiasky kemudian memberi gagasan baru tentang sistem
norma tersebut yaitu dengan adanya pengelompokan norma. Menurut Nawiasky,
pengelompokan norma dalam suatu negara terdiri atas empat kelompok besar
yaitu: kelompok pertama, Staatfundamentalnorm atau norma fundamental negara.
Kelompok kedua, Staatgrundgesetz (aturan dasar/pokok negara). Kelompok
ketiga, Formell Gesetz (UndangUndang). Kelompok keempat, Verordnung &
Autonome Satzung (aturan pelaksana & aturan otonom).
Bedasarkan gagasan Kelsen dan Nawiasky di atas tentang stufenbautheory
atau teori tata urutan norma, dapat dipahami bahwa norma dasar atau norma
fundamental negara berada pada puncak piramida. Oleh karena itu, Pancasila
sebagai norma dasar berada pada puncak piramida norma. Dengan demikian,
Pancasila kemudian menjadi sumber tertib hukum atau yang lebih dikenal sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Hal demikian, telah dikukuhkan oleh
memorandum DPR-GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui Ketetapan
MPR No. XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 jo Ketetapan

10
MPR No. IX/MPR/1978.15 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara Indonesia.

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Aktualisasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sebagai anggota


keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini bisa dilakukan dengan
berbagai cara. Kita dapat mengaktualisasikan pancasila dalam perilaku dan
pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya tolong menolong, saling
menghormati dan selalu sopan santun. Nilai-nilai pancasila ini harus selalu
diterapkan dan diamalkan sesuai dengan perkembangan zaman. Pancasila
memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis. Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis
adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai. Ontologis dalam filsafat adalah
tentang hakikat yang paling mendalam atau yang paling mendasar. Landasan
Ontologis pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila pancasila sebagai
dasar filosofis negara Indonesia. Pancasila sebagai sistem etika bersumber dari
kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Selain itu, pancasila sebagai
sistem etika terdapat dalam norma dasar yang digunakan sebagai pedoman
penyusunan peraturan. Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-
nilai pancasila.

11
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Hernadi. 2020. Pancasila: Eksistensi dan Aktualisasi. Yogyakarta: Andi


Yogyakarta.

Nuswantari. 2019. Pendidikan Pancasila: Membangun Karakter Bangsa.


Yogyakarta: Deepublish.

Herman. 2019. Pancasila Dalam Kedudukuan dan Fungsinya Sebagai Dasar


Negara. Jakarta: Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Oetojo Oesman. 1993. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Surabaya: Karya


Anda.

Hans Kelsen. 2014. Teori Umum Tentang Hukum Dan Negara (diterjemahkan
dari buku Hans Kelsen, Generaly Theory of Law and State. New York: Russel and
Russel, 1971), Bandung: Nusa Media.

12

Anda mungkin juga menyukai