Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA “

Disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Putri Utami Ramadhan, M. Pd

Oleh :

- Nurhalimah 22130050
- M. Ilhan Hasbi 22130172
- Maulidiyah Az-zahra 22130095

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA

2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

1. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika................................................................5

2. Urgensi Pancasila .........................................................................................................6

3. Sumber Historis, Yuridis dan Sosiologis Pancasila Sebagai Sistem Etika .............7

BAB III......................................................................................................................................9

PENUTUP.................................................................................................................................9

a. Kesimpulan....................................................................................................................9

b. Saran ..............................................................................................................................9

2
Kata Pengantar

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt. Yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika” ini tepat pada waktunya. Tujuan dibuatnya
makalah ini agar menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen pengampu : Putri Utami Ramadhan
M.Pd selaku Dosen Pendidikan Pancasila, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi kami. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat pada setiap pembacanya.

Parung, 9 Juni 2023

Kelompok 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang di susun untuk
memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku. Pancsila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangakan
di mensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga memiliki kemampuan
menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Di dalam etika pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,
kerakyatan, dan keadilan.

Pancasila adalah dasar negara yang juga landasan untuk menuju cita-cita tersebut.
Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernesasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat.
Sehingga mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai dan
butir-butir dasar negara mereka sendiri. Dan menanamkan pemikiran bahwa nilai-nilai,
butir-butir dan pengalaman-pengalaman pancasila hanya untuk para pelajar dan
Mahasiswa saja.

Sebagai mana di pahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu sistem
nilai, artinya setiap sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila saling berhubungan,
saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila dengan sila lainnya
memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang
terkandung dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dalam prinsip
nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Pancasila sebagai sistem etika ?
2. Apa itu urgensi ?
3. Apa itu sumber historis, sosiolagis dan politis?

4
5
BAB II

PEMBAHASA

1. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika

Pancasila sebagai sistem etika berarti mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai
Pancasila, yakni nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Suatu
perbuatan disebut baik bukan hanya bila bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, tapi, juga
sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila itu.

Walaupun nilai-nilai Pancasila merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas kehidupan
bangsa Indonesia, namun, nilai-nilai tersebut sebenarnya juga bersifat universal dan dapat
diterima oleh siapapun dan kapanpun. Mengacu pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
Pancasila dapat menjadi sistem etika yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang ada
tidak hanya bersifat mendasar, namun, juga realistis dan dapat diterapkan.

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Sistem Etika


Makna Pancasila sebagai sistem etika berkaitan dengan nilai-nilai yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia.

Nilai yang pertama adalah ketuhanan. Secara hierarki, nilai ini merupakan nilai tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai ketuhanan.
Suatu perbuatan dapat dikatakan baik jika tidak bertentangan dengan nilai, kaedah dan hukum
tuhan.

Nilai kedua, yakni kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah
keadilan dan keadaban.
Suatu perbuatan disebut baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan
pada konsep keadilan dan keadaban.

Selanjutnya, nilai yang ketiga, yaitu persatuan. Perbuatan dapat dikatakan baik apabila tidak
hanya berlandaskan satu nilai, tetapi juga harus dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.

Nilai keempat adalah kerakyatan. Dalam nilai kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat
penting, yaitu nilai hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan.

Nilai-nilai ini berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi.
Berdasarkan nilai kerakyatan, suatu perbuatan belum tentu baik jika disetujui atau bermanfaat
untuk orang banyak. Akan tetapi, perbuatan itu dapat disebut baik jika atas dasar musyawarah
yang di dasarkan pada konsep hikmah/kebijkasanaan.

Nilai yang kelima, yakni keadilan. Apabila kata adil pada sila kedua mengacu pada manusia
selaku individu, maka nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu
perbuatan dikatakan baik jika sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat luas.
6
Nilai keadilan menjadikan setiap individu sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya.

A. Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika

Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika Hal-hal penting yang sangat urgen bagi
pengembangan Pancasila sebagai system etika meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Meletakkan sila-sila Pancasila sebagai system etika berarti menempatkan Pancasila sebagai
sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan keputusan yang diambil setiap
warga negara.

2. Pancasila sebagai sistem etika memberi guidance bagi setiap warga negara sehingga memiliki
orientasi yang jelas dalam tata pergaulan, baik local, nasional, regional, maupun internasional.

3. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang
dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak keluar dari semangat negara kebangsaan yang
berjiwa Pancasila.

4. Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai yang berkembang
dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang memengaruhi pemikiran warga negara.

2. Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila

Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum ditegaskan
ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup masyarakat.
Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian bangsa yang oleh
Presiden Soekarno dikenal dengan istilah berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Pada zaman
orde baru, Pancasila sebagai system etika disosialisasikan melalui penataran P-4 dan
diinstusionalkan dalam wadah BP-7, Ada banyak butir Pancasila yang dijabarkan dari kelima
sila Pancasila sebagai hasil temuan dari para peneliti BP-7, sebagai berikut :
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, cara pengamalannya :
a. Masyarakat Indonesia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing dan memiliki 6 agama yang di akui di Indonesia.
b. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
7
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, cara pengamalannya :


a. Mengakiu persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban asasi antar
sesame manusia sesuai dengan harkat dan martabatnyasebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

3. Sila Persatuan Indonesia, cara pengamalnnya :


a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, keselamatan bangsa dan bernegara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal
ika.4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

4. Permusyawaratan/Perwakilan, cara pengamalannya :


a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
b. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
c. Dengan itikad yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
d. putusan musyawarah.
e. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, cara pengamalannya :


a. Bersikap adil.
b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Menghormati hak-hak orang lain.
d. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
e. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Pada era reformasi, Pancasila sebagai sistem etika tenggelam dalam hiruk-pikuk

8
perebutan
kekuasaan yang menjurus kepada pelanggaran etika politik. Salah satu bentuk pelanggaran
etika politik adalah abuse of power, baik oleh penyelenggara negara di legislatif, eksekutif,
maupun yudikatif. Penyalahgunaan kekuasaan atau kewenangan inilah yang menciptakan
korupsi di berbagai kalangan penyelenggara negara.
Sumber Sosiologis
Sumber sosiologis Pancasila sebagai sistem etika dapat ditemukan dalam kehidupan
masyarakat berbagai etnik di Indonesia. Misalnya, orang Minangkabau dalam hal
bermusyawarah memakai prinsip “bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat”. Masih
banyak lagi mutiara kearifan local yang bertebaran di bumi Indonesia sehingga memerlukan
penelitian yang mendalam.
Sumber Politis
Sumber politis Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma-norma dasar
(Grundnorm) sebagai sumber penyusunan berbagai peraturan perundangan-undangan di
Indonesia. Hans Kelsen mengatakan bahwa teori hukum itu suatu norma yang berbentuk
piramida. Norma yang lebih rendah memperoleh kekuatannya dari suatu norma yang lebih
tinggi. Semakin tinggi suatu norma, akan semakin abstrak sifatnya, dan sebaliknya, semakin
rendah kedudukannya, akan semakin konkrit norma tersebut (Kaelan, 2011: 487).
Pancasila sebagai sistem etika merupakan norma tertinggi (Grundnorm) yang sifatnya
abstrak, sedangkan perundang-undangan merupakan norma yang ada di bawahnya bersifat
konkrit. Etika politik mengatur masalah perilaku politikus, berhubungan juga dengan praktik
institusi sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial, politik, ekonomi. Etika politik
memiliki 3 dimensi, yaitu tujuan, sarana, dan aksi politik itu sendiri.
Dimensi tujuan terumuskan dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat dan hidup
damai yang didasarkan pada kebebasan dan keadilan. Dimensi sarana memungkinkan
pencapaian tujuan yang meliputi sistem dan prinsip-prinsip dasar pengorganisasian praktik
penyelenggaraan negara dan yang mendasari institusi-institusi sosial. Dimensi aksi politik
berkaitan dengan pelaku pemegang peran sebagai pihak yang menentukan rasionalitas politik.
Rasionalitas politik terdiri atas rasionalitas tindakan dan keutamaan. Tindakan politik
dinamakan rasional bila pelaku mempunyai orientasi situasi dan paham permasalahan
(Haryatmoko, 2003: 25 – 28).

9
BAB III

PENUTU

a. Kesimpulan

Sistem etika merupakan seperangkat nilai menyeluruh. Untuk memberi gambaran secara
tertulis tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika. Etika membantu manusia menunjukkan nilai-
nilai untuk membulatkan hati dalam mengambil keputusan tentang tindakan. Makna nilai dasar
pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta
sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu nilai yang bersifat
sistematis. Indonesia. Dengan demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara, seperti
korupsi(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.

b. SARAN
Indonesia sebagai masyarakat yang warganya menganut ideologi pancasila
sudahseharusnya menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar dan
pijakan serta nilai-nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap
kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan
antarwarga Indonesia.Etika, norma, nilai dan moral harus senantiasa diterapkan dalam bersikap
dan berperilakudalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan
adat,budaya dan karakter bangsa Indonesia.

1
0

Anda mungkin juga menyukai