Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 4

PANCASILA SEBAGAI SISTEM MORAL DAN ETIKA BERMASYARAKAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PPKn MI

Dosen pengampu : Angga Dwi Prasetyo, M.Biotech

Disusun Oleh :

1. Mariama (193141139)
2. Zakiyyah Rosyidah Muthmainatul Janah (193141146)
3. Enik Tri Marheni (193141147)
4. Anggi Prasetyo (193141155)
5. Rizani Auliya Hanim (193141159)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 3
A. Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Etika Dan Moral Dalam Bermasyarakat. . . 3
B. Aspek-Aspek Moral Dan Etika ............................................................................ 8
C. Manfaat Etika Dan Moral Dalam Kehidupan Bermasyarakat.............................. 9
D. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Etika Dan Moral Dalam Kehidupan............... 9
E. Konsep Pancasila Sebagai Sistem Moral Dalam Kehidupan................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi yang dianut oleh negara kesatuan republik Indonesia.
Dan salah satu fungsinya adalah sebagai sistem etika dimana etika itu sendiri merupakan
gabungan dari tiga unsur, yaitu nilai, norma, dan moral. Ketiga unsur tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
Pada hakikatnya, pancasila bukan merupakan suatu pedoman yang langsung
bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang
merupakan sumber norma.
Namun, pada kenyataannya sekarang sudah berubah. Tingkah laku masyarakat
Indonesia dalam prakteknya sekarang tidak lagi mewujudkan bagaimana bentuk
pancasila dan tidak lagi memperlihatkan nilai etika yang baik itu sendiri. Akhir – akhir
ini nilai pancasila sudah memudar, maksudnya hanya sedikit bangsa Indonesia yang
menggunakan nilai pacasila bagi kehidupannya. Jangankan untuk menggunakan nilai
pancasila, masih banyak bangsa Indonesia lupa atau tertukar dengan sila – sila pancasila.
Hal ini dikarenakan kurangnya kita menyebutkan sila – sila pancasia. Dulu sewaktu kita
duduk di bangku sekolah, setiap senin kita pasti selalu menjalankan upacara bendera, kita
serentak hormat kepada bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu
wajib, bahkan kita serentak menyebutkan pancasila. Tapi sekarang? Hanya sebagian kecil
yang masih menganggap Pancasila itu merupakan pedoman dan sesuatu yang sangat
penting bagi pribadi bangsa Indonesia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Pancasila sebagai Sistem Moral dan Etika Bermasyarakat?
2. Apa Saja Aspek dari Pancasila sebagai Moral dan Etika Bermasyarakat?
3. Apa Saja Manfaat dari Pancasila Sebagai Moral dan Etika Bermasyarakat?
4. Apa Konsep Pancasila sebagai sistem Etika dalam kehidupan Bermasyarakat?
5. Apa Konsep Pancasila Sebagai sistem Moral dalam kehidupan Bermasyakarat?
6. Apa Esensi Pancasila Sebagai Sistem etika dalam kehidupan?

1
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa pengertian dari Pancasila sebagai sistem Moral dan Etika
bermasyarakat.
2. Mengetahui Aspek dari Pancasila sebagai Moral dan Etika Bermasyarakat.
3. Mengetahui Manfaat dari Pancasila Sebagai Moral dan Etika Bermasyarakat.
4. Mengetahui Konsep Pancasila sebagai sistem Etika dalam kehidupan Bermasyarakat.
5. Mengetahui Konsep Pancasila Sebagai sistem Moral dalam kehidupan
Bermasyakarat.
6. Mengetahui Esensi Pancasila Sebagai Sistem etika dalam kehidupan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DAN MORAL DALAM


BERMASYARAKAT.
Pancasila sebagai sistem etika adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
a. Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang dijadikan acuan dalam bersikap dan
bertingkah laku.
b. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk
mencapai suatu tujuan. Sistem nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai
yang ada dalam pamcasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan
ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Nilai-
nilai yang dimaksud ialah :
- Pertama, Nilai Ketuhanan:
Secara hierarkis, nilai ini bisa dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena
menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai
ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan
dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan. Pandangan demikian secara empiris bisa
dibuktikan bahwa setiap perbuatan yang melanggar nilai, kaidah, dan hukum Tuhan,
baik itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang antarsesama, akan menghasilkan
konflik dan permusuhan. Dari nilai ketuhanan menghasilkan nilai spiritualitas,
ketaatan, dan toleransi. (Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)

3
- Kedua, Nilai Kemanusiaan:
Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban.
Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani,
individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-
hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan
makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. Karena itu, suatu
perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang
didasarkan pada konsep keadilan dan keadaban. Dari nilai kemanusiaanmenghasilkan
nilai kesusilaan contohnya seperti tolong menolong, penghargaan, penghormatan,
kerja sama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)

- Ketiga, Nilai Persatuan:


Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.
Sikap egois dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak baik, demikian pula
sikap yang memecah belah persatuan. Sangat mungkin seseorang seakanakan
mendasarkan perbuatannya atas nama agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan
tersebut dapat memecah persatuan dan kesatuan maka menurut pandangan etika
Pancasila bukan merupakan perbuatan baik. Dari nilai persatuan menghasilkan nilai
cinta tanah air, pengorbanan, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
180)

- Keempat, Nilai Kerakyatan:


Dalam kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat penting,
yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan dan permusyawaratan. Kata hikmat atau
kebijaksanaan berorientasi pada tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi.
Atas nama mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah dibandingkan
dengan pandangan mayoritas. Pelajaran yang sangat baik misalnya pada peristiwa
penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. Sebagian besar

4
anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, namun memerhatikan kelompok yang
sedikit (dari wilayah Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima,
maka pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas. Dengan
demikian, perbuatan belum tentu baik apabila disetujui atau bermanfaat untuk orang
banyak, namun perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada
konsep hikmah atau kebijaksanaan. Dari nilai kerakyatan menghasilkan nilai
menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lainlain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
181)

- Kelima, Nilai Keadilan:


Apabila dalam sila kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dalam
konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih
diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan dikatakan baik apabila sesuai dengan
prinsip keadilan masyarakat banyak. Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan
merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan
mengandaikan sesama sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya dengan orang
lain. Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil
terhadap sesama,menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati
hak-hak orang lain. Dari nilai keadilan juga menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dan lainlain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk,
2015: 181)

c. Pengertian Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlaq, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara
garis besar etika dikelompokkan menjadi :
1. Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia.

5
2. Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya
dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika
individual) maupun makhluk sosial (etika sosial).

d. Pancasila sebagai Sistem Etika


Etika merupakan cabang filsafat Pancasila yang dijabarkan melalui sila-
sila Pancasila dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Etika Pancasila cenderung mendekati pada pengertian etika
kebajikan dalam sistem pemerintahan. Hal ini dikarenakan konsep deontologis dan
teologis terkandung di dalam Pancasila. Deontologi artinya Pancasila mengandung
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga negara. Teleologi artinya Pancasila
menjadi tujuan dari negara Idonesia. Namun, Pancasila tetap bersumber pada etika
kebajikan. Tidak hanya berorientasi pada kewajiban dan tujuan. Adapun pemaknaan
tersebut di dapatkan dari jenis etika yang mana senantiasa terkait erat dengan
bagaimana manusia bertingkah laku yang baik. Etika bersifat universal, berbeda
dengan etiket yang berlaku pada tempat tertentu (misal adat bertamu orang Jawa
berbeda dengan adat bertamu orang Batak). Etika mencakup norma moral yang
bersumber dari hati nurani demi kenyamanan bersama.
Etika memiliki arti watak, sikap, adat atau cara berpikir. Secara etimologi, etika
mengandung arti ilmu mengenai segala sesuatu yang biasa dilakukan. Etika sangat erat
kaitannya dengan kebiasaan dan tata cara hidup yang baik pada diri sendiri serta orang
lain. Etika bertendensi dengan kata moral, berarti berasal dari hati nurani setiap orang.
Pada intinya, etika adalah struktur pemikiran yang disusun guna memberi tuntunan
kepada manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika
bersumber dari kehidupan masyarakat berbagai etnik di Indoensia. Selain itu,
Pancasila sebagai sistem etika terdapat dalam norma dasar (grundnorm) yang
digunakan sebagai pedoman penyusunan peraturan.Secara politis, Pancasila sebagai
sistem etika mengatur masalah perilaku politikus yang berhubungan dengan praktik
institusi sosial, hukum, komunitas, struktur sosial, politik dan ekonomi. Dengan kata
lain, para penyelenggara negara harus mencerminkan etika dari Pancasila.

6
e. Pengertian Moral
Norma Moral Berkaitan dengan tingkah laku manusia Baik atau buruk, Sopan
atau tidak sopan, Susila atau asusila. Moral adalah Baik buruk yang terkaitan dengan
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan
terhadap nilai dan norma yang terdapat pada kehidupan masyarakat bangsa dan
negara.

f. Pancasila Sebagai Moral


Pendidikan Karakter menurut Lickona (1992) dibentuk melalui 3 aspek Yaitu:
Konsep moral (moral Knowing):
 Kesadaran moral
 Pengetahuan Nilai moral
 Pandangan ke depan Penalaran Moral
 Pengambilan keputusan pengetahuan diri

Sikap Moral (Moral feeling):

 Kata Hati
 Rasa Percaya diri
 Empati
 Cinta kebaikan
 Pengendalian diri
 Kerendahan hati

Perilaku moral (Moral behavior):

 Kemampuan
 Kemauan
 Kebiasaan

g. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika dalam Kehidupan


Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal berikut:

7
1. Sila Ketuhanan mencerminkan bahwa Tuhan merupakan penjamin prinsip moral.
Setiap perilaku warga negara didasarkan pada prinsip moral yang bersumber pada
norma agama. Ketika prinsip moral berlandaskan pada norma agama, maka akan
memberikan kekuatan pada prinsip agar dilaksanakan oleh pengikutnya.
2. 2. Sila Kemanusiaan memiliki prinsip acta humanus. Tindakan kemanusiaan
diimplikasikan melalui sikap adil dan beradab guna menjamin tata pergaulan antar
manusia dan antar makhluk yang berdasar pada nilai kemanusiaan tertinggi
(kebajikan dan kearifan).
3. Sila Persatuan memiliki arti kesediaan hidup bersama di atas kepentingan individu
dan kelompok dalam kehidupan bernegara. Landasannya adalah nilai solidaritas
dan semangat kebersamaan yang melahirkan kekuatan dalam menghadapi
ancaman pemecah belah bangsa.
4. Sila Kerakyatan sebagai sistem etika terletak pada konsep musyawarah untuk
mufakat.
5. Sila Keadilan sebagai perwujudan dari sistem etika tidak menekankan pada
kewajiban saja (deontologi) atau tujuan saja (teleologi). Akan tetapi lebih
menonjolkan pada kebijaksanaan (virtue ethics).

B. ASPEK-ASPEK MORAL DAN ETIKA

Dalam berkehidupan bermasyarakat, moral dan etika tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Hal ini dikarenakan moral dan etika merupakan bagian atau entitas dari perilaku
seseorang. perilaku yang diharapkan dalam berkehidupan bermasyarakat haruslah
mencerminkan tindakan kesusilaan. Dengan terciptanya suasana yang menjunjung tinggi
kesusilaan, maka keamanan, ketenteraman, dan keharmonisan dalam bermasyarakat akan
tercipta dan terjaga. Hegemoni moral dan etika juga dapat diturunkan dengan pengamalan
sila-sila dalam pancasila. Dalam pengamalan moral dan etika yang diintegrasikan dengan
pancasila, pasti terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, aspek-aspek tersebut antara
lain:

1. Aspek Moral

8
Dalam mengimplementasikan moral di kehidupan bermasyarakat, harus memperhatikan
aspek-aspek moral berikut ini (Fathurrohman, 2019) :
a. Pengetahuan Moral
b. Sikap Moral
c. Kepercayaan dalam meyakini nilai moral
d. Keterampilan mengatasi konflik yang terjadi di masyarakat
e. Perilaku yang baik, jujur, serta penyayang
2. Aspek Etika
Konsep etika pun juga memeliki beberapa aspek yang hampir sama dengan aspek moral,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Perbuatan dan perilaku yang susila
b. Berlaku dalam kegiatan individu maupun kegiatan sosial
c. Cara pandang dikhususkan secara lahir dan secara batin
C. MANFAAT ETIKA DAN MORAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
1. Memberikan motivasi.
2. Menjaga keharmonisan hubungan sosial.
3. Menjadi manusia yang menghargai sesama.
4. Terciptanya kerukunan, rasa saling tolong menolong, dan rasa gotong royong antar
sesama.
5. Timbulnya rasa empati kepada sesama tetangga
6. Kehidupan bertetangga akan lebih hangat dan harmonis.
7. Timbulnya keorganisasian yang memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat.

D. KONSEP PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DAN MORAL DALAM


KEHIDUPAN

Sebagaimana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu sistem


nilai, artinya setiap sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila – sila tersebut saling
berhubungan, saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila dengan sila
lainnya memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan nilai-nilai etika yang
terkandung dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip nilai
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa nilai religius, nilai

9
adat istiadat, kebudayaan dan setelah disahkan menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya
nilai kenegaraan.

Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila


harusdijabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan dalam
penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua macam
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma hukum dan norma moral atau
etika. Sebagaimana diketahui sebagai suatu norma hukum positif, maka pancasila dijabarkan
dalam suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara kongkrit dijabarkan
dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu norma
moral yang merupakan dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia.

Bagaimanapun baiknya suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi


oleh moral yang luhur dalam pelaksanaannya dan penyelenggaraan negara, maka tentu saja
hukum tidak akan mencapai suatu keadilan bagi kehidupan kemanusian.

E. KONSEP PANCASILA SEBAGAI SISTEM MORAL DALAM KEHIDUPAN

Apabila kita membahas mengenai pancasila sebagai sistem moral dalam


berkehidupan bernegara, maka hal yang paling urgent untuk dibahas adalah konsep
aktualisasi pancasila yang mengacu kepada individu atau kelompok yang
mengimplementasikan. Sejatinya aktualisasi pancasila secara subjektif mengarah kepada
implementasi pancasila oleh para aparat negara dan pemerintahan, sedangkan aktualisasi
pancasila secara objektif mengarah kepada implementasi oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ruang lingkup dari aktualisasi pancasila secara subjektif meliputi: ekonomi, sosial,
budaya, keagamaan, pertahanan dan keamanan(Suryatni, 2017).

Konsep pancasila bisa diintegrasikan dengan konsep moral berperilaku dalam


kehidupan bermasyarakat, implementasinya adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan pancasila sebagai sumber moral tertinggi dalam menjalankan aktivitas di


lingkungan masyarakat.
2. Menjadikan pancasila sebagai penyaring dari tindakan yang bertentangan dengan
moral dan etika yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

10
3. Menjadikan pancasila sebagai dasar pembuatan kebijakan untuk kemaslahatan
bersama dalam berkehidupan bernegara

11
BAB III

PENUTUP

12
DAFTAR PUSTAKA
Amri Sri Rahayu. Pancasila Sebagai Sistem Etika, Jurnal Ilmiah, Vol 08 No.01 Maret 2018, Hal
760-768

Fathurrohman, F. (2019). Implementasi Pendidikan Moral Di Sekolah Dasar. Jurnal Bidang


Pendidikan Dasar, 3(1), 79–86. https://doi.org/10.21067/jbpd.v3i1.2929

Suryatni, L. (2017). Pendidikan Karakter Berdasarkan Pengamalan Nilai - Nilai Moral Pancasila
Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 7(2), 17–29.
https://doi.org/10.35968/jh.v7i2.131

https://hot.liputan6.com/read/4566883/pengertian-etika-dalam-kehidupan-sehari-hari-lengkap-
dengan-fungsi-dan-jenisnya Diakses pada 29 Maret 2022 Pukul 08.37 .

13

Anda mungkin juga menyukai