Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DAN


PENDIDIKAN POLITIK

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Falda Achmad Wirarizki
Heni Nuraeni
Melky Yudhistira
Sifa Mutia Agustina

Teknik Sipil
D3-Teknik Konstruksi Gedung

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang “ Pancasila
Sebagai Sistem Etika dan Pendidikan Politik Pancasila’’. Dan juga kami
berterimakasih kepada Bapak Alil irawan, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila di Politeknik Negeri Bandung.

Adapun makalah Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Pendidikan Politik


Pancasila ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dari
beberapa sumber referensi buku maupun internet, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh referensi-
referensi yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini berguna dalam rangka menambah wawasan kita
mengenai Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Pendidikan Politik Pancasila,
khususanya bagi penulis. Kami juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik, saran dan usulan untuk
perbaikan makalah kami kedepanya.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA ............................................................ 7
A. Pengertian Etika ........................................................................................... 7
B. Norma Etika Bersumberkan Pancasila ...................................................... 7
BAB III ................................................................................................................... 9
PENDIDIKAN POLITIK........................................................................................ 9
A. Pengertian Pendidikan Politik .................................................................. 9
B. Konsep Pendidikan Politik ........................................................................ 9
C. Tujuan Pendidikan Politik ........................................................................ 9
D. Ranah Pendidikan Politik ......................................................................... 9
E. ETIKA POLITIK PANCASILA ............................................................ 10
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila Sebagai Etika dalam artian nilai Pancasila nantinya dijabarkan


kedalam norma-norma etika atau norma moral sebagai pedoman
penyelenggaraan hidup bernegara Indonesia. Tertuang dalam ketetapan
MPR RI No VI/MPR/2021 bahwa Etika Kehidupan Berbangsa sebagai
rumusan yang bersumber dari ajaran agama khususnya yang bersifat
universal dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam
Pancasila sebagai acuan dasar dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan bernegara.
Etika Pancasila sebagai filsafat moral atau filsafat kesusilaan yang
berdasar atas kepribadian, ideologi, jiwa dan pandangan hidup bangsa
Indonesia (Sunoto, 1982). Oleh karena itu di dalam etika Pancasila
terkanding nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia
dalam semua aspek kehidupannya.
Selain itu Pancasila juga berperan sebagai Pendidikan politik adalah
pemberian pendidikan untuk mencapai aktualisasi diri dari individu dalam
kedudukannya sebagai warga negara. Dua konsep utama dalam pendidikan
politik adalah pendidikan dan politik.
Pendidikan merupakan proses yang menumbuh kembangkan
kedewasaan dan mengarahkan serta menatanya. Sementara konsep Politik
diartikan secara umum dikaitkan dengan negara. Politik dengan konsep
yang positif dikaitkan dengan kekuasaan, partai politik, kebijakan negar dan
pemerintahan. Sedangkan politik dengn konsep negative dikaitkan dengan
sifat manipulasi, kelicikan, kemunafikan dan hal kotor lainnya.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu
pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan suatu
Sebagai Sistem Etika dan Pendidikan Politik.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertin dari Pancasila Sebagai Sistem Etika


2. Norma etik bersumberkan Pancasila
3. Apakah pengertian Pendidikan Politik
4. Konsep dasar Pendidikan Politik
5. Tujuan Pendidikan Politik
6. Ranah Pendidikan Politik
7. Etika Politik Pancasila

5
1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar pembaca khususnya mahasiswa lebih memahami pengetrian


dari Pancasila Sebagai Sistem Etika dan Pendidikan Politik.
2. Untuk mendorong semangat pembaca khususanya mahasiswa
memiliki etika yang sesuai dengan sila dalam Pancasila.
3. Untuk mengetahui dan memahami dasar Pendidikan Pancasila.
4. Untuk mengetahui dan memahami Ranah Pendidikan Pancasila.
5. Dan agar pembaca khususnya mahasiswa memahami apa itu Etika
Politik Pancasila.

6
BAB II

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Pengertian Etika
kata etika yang etimologis dari kata Yunani ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Etika merupakan teori tentang perbuatan manusia yang
menimbang baik dan buruk sifat dasar manusia. Kata etha kemudian menjadi latar
belakang terbentuknya istilah “etika”.
Secara umum, etika diklasifikasikan menjadi dua jenis;
1. Etika deskriptif yang menekan pada pengkajian ajaran moral yang
berlaku, membicarakan masalah baik buruk tindakan manusia
dalam kehidupan bersama.
2. Etika normatif yang merupakan kajian terhadap norma baik buruk
sebagai suatu fakta, tidak untuk diajukan secara rasional tetapi
merefleksikan sebagai suatu keharusan. (Sri Rahayu Wilujeng,
Filsafat, Etika dan Ilmu: Upaya memahami Hakikat Ilmu dalam
Konteks Ke-Indonesiaan, 2011).

B. Norma Etika Bersumberkan Pancasila


Sebagai ilmu, etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat mencari
keterangan (benar) yang sedalam-dalamnya. Sebagai ilmu dan filsafat, etika
menghendaki ukuran yang umum, tidak berlaku untuk sebagian dari manusia,
tetapi untuk semua manusia. Pemenuam yang dilakukan oleh etika akan menjadi
pedoman bagi seseorang, namun tujuan utamanya bukan untuk memberi
pedoman, tetapi untuk tahu (mengetahui). Secara umum dapat dikatakan bahwa
etika merupakan filsafat tentang situasi atau kondisi ideal yang harus dimiliki atau
dicapai manusia. Orientasinya tertuju pad acara pandang tentang bagaimana
harusnya manusia bertingkah laku di masyarakat, (Reaksina, Jurnal Taqafiyyat,
No.1 Juni 2018: 1-2).

1. Nilai
Nilai pada dasarnya merupakan kajian filsafat, yang disebut
aksiologi, bias diartikan sebagai harga, penghargaan, atau taksiran.
Nilai diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

7
a. Nilai instrumental, yaitu nilai yang dianggap baik karena
bernilai untuk sesuatu yang lain. Nilai ini dikategorikan sebagai
nilai yang relative dan subjektif.
b. Nilai intristik, yaitu nilai yang dianggap baik, tidak untuk
sesuatu yang lain melainkan didalamnya ada dirinya sendiri.
Nilai ini lebih tinggi dari nilai instrumental.

2. Norma
Norma memiliki arti ukuran, garis pengarah, aturan, kaidah
pertimbangan dan penilaian. Norma dimaknai sebagai nilai yang
menjadi milik bersama. Klasifikasi norma seperti norma sopan
santun, norma hukum, norma kesusilaan dan norma agama.
Di dalam norma ada 3 elemen yang termuan yakni; Nilai (Value)
memuat ide-ide yang penting, Penghargaan (Rewards) dan Sanksi
(Punishment), bersifat konkrit karena langsung menentukan prilaku
manusia. (Ruman, Jurnal Hukum Prioris, No 2, Februari 2009, 109-
111).

3. Moral
Moral berasal dari kata mores yang berarti cara hidup atau adat,
yang tertuju pada tindakan atau perbuatan yang sedang dinilai, dan
bisa juga dimaknai sebagai system ajaran tentang nillai baik buruk.
Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral
tersebut yakni;
1. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara
ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan
memelihara hak orang lain.
2. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minuman
keras dan berjudi.
Soejono Seokanto menerangkan bahwa norma-norma yang ada
dalam mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Norma-
norma yang mengikat tersebut secara sosiologis dibagi menjadi
empat pengertian, yaitu; cara (usage), kebiasaan (folkways), tata
kelakuan (mores), dan adt istiadat (custom). Seseorang dapat
dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai
dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

8
BAB III
PENDIDIKAN POLITIK

A. Pengertian Pendidikan Politik


Pendidikan Politik merupakan bentuk orang dewasa yang diberikan kepada
generasi muda, dengan jalan menyiapkan kader-kader politik untuk berkompetisi
politik dan mendapatkan penyelesaian politik agar menang dalam perjuangan
politik.
Dalam arti luas Pendidikan Politik merupakan upaya peendidikan yang
disengaja dan sistematis untuk membentuk individu yang berkpribadian politik,
agar memiliki kesadaran politik dan mampu menjadi partisipan yang bertanggung
jawab secara etisatau moral dalam mencapai tujuan pilitik masyarakat.

B. Konsep Pendidikan Politik


1. Pendidikan merupakan proses yang menumbuh-kembangkan kedewasaan
dan mengarahkan sert menatanya.
2. Sementara konsep politik diartikan secara bervariasi. Politik secara umum
dikaitkan dengan negara.
3. Konsep mengenai politik diartikan secara positif maupun negative. Politik
dengan konsep positif dikaitkan dengan kekuasaan, partai politik,
kebijakan negara dan pemerintahan.
4. Sedangkan potilik dengan konsep negatif, diartikan dengan sifat
manupulasi, ketidak bergunaan,kelicikan, kemunafikan dan hal kotor
lainya.

C. Tujuan Pendidikan Politik


Kaderisasi partai politik merupakan salah satu tujuan pendidikan politik.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah. Peran pendidikan politik sebagai
langkah awal dalam proses penerimaan anggota partai politik dan kaderisasinya.

D. Ranah Pendidikan Politik


1. Aspek Kognitif Pendidikan Politik

9
Salah satu aspek yang menjadi tujuan pendidikan politik adalah aspek
kognitif yang arahnya membangun pengetahuan politik warga negara (civi
knowledge). Pengetahuan dan pemahaman warga negara terhadap konsep-
konsep politik dasar tertentu menjadi sangat penting untuk dibangun, Karen
tanpanya kesadaran politik yang kritis tidak mungkin ditumbuhkan. Padahal,
kesadaran politik kritis merupakan syarat penting bagi suatu partisipasi warga
negara yang otonom.

2. Aspek Afektif Pendidikan Politik


Pendidikan adalah proses mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai
tertentu pada seorang warga negara. Nilai-nilai itu disampaikan dan ditanamkan
untuk membentuk karakter dan keberpihakan warga negara sebagai implementasi
dari nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik kapasitasnya sebagai
individu yang bebas otonom maupun sebagai warga negara yang bertanggung
jawab.

E. ETIKA POLITIK PANCASILA


Etika politik Pancasila adalah suatu proses pengambilan keputusan dan
kebijakan lainnya yang harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Karena Pancasila
mempunyai nilai yang sangat fundamental sebagai falsafah bangsa Indonesia
sebagaimana yang tercantum dalam UUd 1945.

10
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung
bersifat normatif ataupun praktis melainkan suatu Sebagai Sistem Etika dan
Pendidikan Politik.
Etika merupakan teori tentang perbuatan manusia yang menimbang baik dan
buruk sifat dasar manusia.
Etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat untuk mencari kebenaran yang
sedalam-dalamnya.
Etika Kehidupan Berbangsa bersumber dari ajaran agama khususnya yang
bersifat universal dan terdapat nilai-nilai leluhur budaya bangsa yang terdapat
dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berfikir, dalam bersikap, dan
bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Etika Pancasila sebagai filsafat moral atau filsafat kesusilaan yang berdasar
atas kepribadian, ideologi, jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Kemudian untuk Pendidilkan Poloitik, Pendidikan Politik merupakan bentuk
orang dewasa yang diberikan kepada generasi muda, dengan jalan menyiapkan
kader-kader politik untuk berkompetisi politik dan mendapatkan penyelesaian
politik agar menang dalam perjuangan politik.
Atau lebih jelasnya Pendidikan Politik merupakan upaya pendidikan yang
disengaja dan sistematis untuk membentuk individu yang berkepribadian politik
yang diberikan kepada generasi muda.
Politik secara umum dikaitkan dengan negara.Kaderisasi partai politik
merupakan salah satu tujuan Pendidikan Politik.Pendidikan Politik sebagai
langkah awal dalam proses penerimaan anggota partai politik dan kaderisasinya.
Etika politik Pancasila adalah suatu proses pengambilan keputusan dan
kebijakan lainnya yang harus dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Karena Pancasila
mempunyai nilai yang sangat fundamental sebagai falsafah bangsa Indonesia.

B. Saran
Diharapkan kedepannya masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai etika
Pancasila, tidak hanya sekedar tahu saja tetapi dapat melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari. Lalu diharapkan dengan adanya Pendidikan Politik
masyarakat kedepannya dapat menyiapkan kader-kader yang memiliki
kepribadian yang baik, jujur dalam bertugas, dan amanah terhadap tugas yang
diberikan

11
DAFTAR PUSTAKA
Winarno.2016.Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.Jakarta:Bumi
Medika

12

Anda mungkin juga menyukai