Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pancasila


Dosen Pengajar : Dr. H. Ridwan Roy T, S.H., M.Si

RAMDHAN YUNADI PUTRA

(2005421049)

RENOLD

(2005421053)

KELAS 1B

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS TERAPAN


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok,
Jawa Barat 16424
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami ingin mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberi kami kesempatan dan kesehatan, sehingga kami dapat
menyelasaikan tugas makalah dengan tema Etika Politik Berdasarkan Pancasila

Kami menulis makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan yang Kami
miliki, selain itu juga sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Kami ingin berterima kasih juga kepada Bapak Dr. H. Ridwan Roy T, S.H., M.Si yang
telah membimbing kami dan Mahasiswa lainnya dalam mengemban ilmu Pendidikan
Pancasila di Politeknik Negeri Jakarta.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kami meminta maaf atas
kekurangan nya, semoga di lain waktu mampu menjadi pembelajaran berharga.
Akhirul kata, semoga makalah ini mampu memberi manfaat kepada yang membaca
nya. Terima kasih

Jakarta, 12 November 2020,

KELOMPOK 7
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………...…….. i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………….…….... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
………………………………………………………….……….… 1
1.2 Rumusan Masalah
……………………………………………………….……….... 1
1.3 Tujuan Penulisan
……………………………………………………….………...... 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Politik
…………………………………………..…2
2.2 Pengertian Nilai
…………………………………..……2
2.3 Nilai Etika Dalam Pancasila

……………………….……..,,…………2
2.4 Nilai Nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik

……………………………….…………...4

BAB III : PENUTUPAN


3.1 Kesimpulan…………………...

…………………………………………………..…5
Daftar Pustaka…………………...
…………………………………………………..……………6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai.
Sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum,
norma sosial, maupun norma kenegaraan lainnya. Sebagai suatu nilai, Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia,
baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Manakala nilai-nilai
tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, maupun negara maka nilai-
nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga
menjadi suatu pedoman. Norma-norma tersebut meliputi: norma moral dan
norma hukum.Jadi sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan
suatu pedoman yang langsung bersifat normtif atau praksis melainkan merupakan
suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma
moral maupun norma hukum, yang pada gilirannya harus dijabarkan lebih lanjut
dalam norma-norma etika, moral, maupun norma hukum dalam kehidupan
kenegaraan maupun kebangsaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa pengertian dari etika politik?
2.Apa pengertian nilai?
3.Apa saja nilai-nilai etika dalam Pancasila?
4.Apa saja nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mampu menjelaskan dan mendeskripsikan pengertian etika politik.

2. Mampu menjelaskan penerapan etika politik yang ada di Indonesia

3. Menambah wawasan tentang etika politik


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Politik
Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethosyang berarti watak
atau dalam bahasa Indonesia diartikan kesusilaan. Etika adalah sebuah ilmu
yaitu sebagai salah satu cabang Ilmu Filsafat yang mengajarkan bagaimana hidup
secara arif atau bijaksana sehingga filsafat etika dikenal juga sebagai filsafat moral.
1Menurut Mustansyir (2001:29) etika mengandung tiga pengertian; 1) kata etika
digunakan dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok, 2) etika berarti kumpulan asas atau
nilai moral misalnya kode etik, 3) etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang
buruk. Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Filsafat teoritis, dalam filsafat teoritis mempertanyakan segala sesuatu yang
ada dan berusaha mencari jawabannya. Misalnya hakikat manusia, a
lam,
hakikat realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang pengetahuan, dan lain-
lain.
2. Filsafat praktis, membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang
ada. Etika filsafat praktis dibagi menjadi dua, yaitu: etika umum dan etika
khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Sedangkan etika khusus membahas prinsip-
prinsip itu
dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia.
Politik berasal dari kata politicsyang memiliki makna bermacam-macam kegiatan
dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan
tujuan-tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu.
Secara operasional bidang politik menyangkut bidang-bidang pokok yang
berkaitan dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan,
pembagian, serta alokasi.Etika politik adalah suatu tata kelakuan atau hal yang
sewajarnya dilakukan dalam bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem
politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem
itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan kenegaraan. Sedangkan etika
politik berdasarkan Pancasila adalah etika berpolitik sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila.
2.2 Pengertian Nilai
Nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya ada sifat
atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Di dalam nilai itu sendiri terkandung
cita-cita, harapan-harapan, dambaan, dan keharusan. Berbicara tentang nilai
sebenarnya kita berbicara tentang hal yang ideal, tentang hal yang merupakan
cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Macam-macam nilai dibagi menjadi
3, yaitu: nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.
1. Nilai dasar
Nilai dasar ini bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan objektif
segala sesuatu. Misalnya hakikat Tuhan, manusia, atau segala sesuatu laninya.
2. Nilai Instrumental
Untuk dapat direalisasikan dalam suatu kehidupan praksis maka nilai dasar tersebut
harus memiliki formulasi serta parameter atauukuran yang jelas. Nilai instrumental
inilah yang merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan
3. Niali Praksis
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai
instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata. Sehingga nilai praksis
ini merupakan perwujudan dan nilai instrumental itu. Dapat juga dimungkinkan
berbeda-beda wujudnya, namun tidak bisa menyimpang atau bahkan tidak
dapat bertentangan. Artinya oleh karena nilai dasar, nilai instrumental dan nilai
praksis merupakan suatu sistem yang perwujudannya tidak boleh menyimpang dari
sistem tersebut
2.3 Nilai Etika Dalam Pancasila
Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah seperangkat nilai yang harus dijunjung
tinggi baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. Dengan kata lain, Pancasila
adalah etika bagi bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara.
Adapun nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila tertuang dalam berbagai
tatanan berikut ini:
1.Tatanan bermasyarakat.
2.Tatanan bernegara.
3.Tatanan kerjasama antar negara atau tatanan luar negeri.
4.Tatanan Pemerintah Daerah.
5.Tatanan hidup beragama
.6.Tatanan bela negara.
7.Tatanan pendidikan.
8.Tatanan berserikat.
9.Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan dengan nilai-nilai
dasar kesamaan bagi setiap warga negaradan kewajiban menjunjung pemerintahan
tanpa kecuali.
10.Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran masyarakat
yang diutamakan dan bukan kemakmuran perseorangan
2.4 Nilai Nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik
Sebagai dasar filsafat negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi
peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas
terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan hukum serta
berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Sila I serta
sila II merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan.Berdasarkan sila I, Indonesia bukanlah negara Teokrasi yang
mendasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraannya dalam legitimasi
religious.Kekuasaan pemimpin negara tidak mutlak berdasarkan legitimasi religious
melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan legitimasi demokrasi. Oleh karena itu,
sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” lebih berkaitan dengan legitimasi moral. Secara
moral kehidupan negaraharus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan.
Terutama hukum serta moral kehidupan negara. Sila II juga merupakan sumber
nilai-nilai moralitas dalam kehidupan masyarakat. Negara pada prinsipnya
merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk yang memiliki Tuhan
Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagian dari umat manusia di dunia hidup
secara bersama dalam suatu wilayah dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip
hidup demi kesejahteraan bersama (sila III). Manusia merupakan asas fundamental
dalam kehidupan bernegara dan merupakan dasar kehidupan serta
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Maka dari itu, asas-asas
kemanusiaan bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan bernegara, etika politik menuntut agar
kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan:
(1) asas legalitas
(2) disahkan dan dijalankan secara demokratis
(3) dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral.
Selain itu dalam pelaksanaan dan penyelengaraan negara harus berdasarkan
legitimasi hukum yaitu prinsip legalitas. Negara Indonesia adalah negara hukum.
Oleh karena itu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana
terkandung pada sila V, merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Negara
berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat rakyat (sila IV). Rakyat merupakan asal mula
kekuasaan negara. Oleh karena itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara segala kebijaksanaan, kekuasaan serta kewenangan harus dikembalikan
kepada rakyat sebagai pendukung pokok kenegaraan.Etika politik ini juga harus
direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit dalam
pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, anggota legislatif
maupun yudikatif, para pejabat negara, anggota DPR maupun MPR, aparat
pelaksana dan penegak hukum, harus menyadari bahwa selain legitimasi
hukum dan legitimasi demokratis juga harus berdasar pada legitimasi moral.
BAB III
PENUTUPAN֎

3.1 Kesimpulan
Etika adalah sebuah ilmu yaitu sebagai salah satu cabang Ilmu Filsafat. Politik
berasal dari kata politicsyang memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan
dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Jadi, etika politik
adalah suatu tata kelakuan atau hal yang sewajarnya dilakukan dalam bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut proses
penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-
tujuan kenegaraan. Sedangkan etika politik berdasarkan Pancasila adalah etika
berpolitik sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.Nilai pada
hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek
itu sendiri. Nilaidibagi menjadi 3 macam, yaitu:
֎ nilai dasar,
֎ nilai instrumental, dan
֎ nilai praksis.
Nilai-nilai etika yang terkandung dalam Pancasila tertuang di berbagai tatanan,
yaitu: tatanan bermasyarakat, tatanan bernegara, tatanan kerja sama
antarnegara atau tatananluar negeri, tatanan Pemerintah Daerah, tatanan hidup
beragama, tatanan bela negara, tatanan pendidikan, tatanan berserikat, tatanan
hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan dengan nilai-nilai dasar
kesamaan bagi setiap warga negara dan kewajiban menjunjung
pemerintahan tanpa kecuali, dan tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai
dasar kemakmuran masyarakat yang diutamakan dan bukan kemakmuran
perseorangan.Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” lebih berkaitan dengan legitimasi
moral. Sila II juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan
masyarakat. Bangsa Indonesia sebagian dari umat manusia di dunia hidup
secara bersama dalam suatu wilayah dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip
hidup demi kesejahteraan bersama (sila III). Negara berasal dari rakyat dan
segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untuk rakyat
(sila IV). Oleh karena itu rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Keadilan
dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana terkandung pada sila V,
merupakan tujuan dalam kehidupan negara.
DAFTAR PUSTAKA

http://sosiologis.com/etika-politik
http://kingartikel.blogspot.com/2015/11/nilai-nilai-dan-etika-dalam-pancasila.html
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/235953/pancasila-sebagai-etika-politik

Anda mungkin juga menyukai