ETIKA POLITIK
Laporan
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Pancasila
Oleh:
1. NURSILA ( D21040060 )
2. MOH. A'RIJUL ULYA ( D21040088 )
3. BERLIAN ( D21040074 )
4. SARIFA ( D21040027 )
5. SINTIA HILAMUHU ( D210400 )
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
A. Pengertian Etika................................................................................................... 3
B. Pengertian Politik................................................................................................. 3
C. Pengertian Etika Politik....................................................................................... 4
D. Pancasila sebagai Sistem Etika............................................................................ 5
E. Pancasila sebagai Etika Politik............................................................................ 6
F. Etika Politik Indonesia......................................................................................... 8
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
manakala nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis maka
nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas. Norma yang
bersumber dari sumber moralitas utama yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Termasuk bagaimana etika yang benar dalam berpolitik. Oleh karena itu, dalam makalah ini
penulis akan menjabarkan mengenai etika politik dan Pancasila sebagai etika politik
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian etika?
2. Apakah pengertian politik?
3. Apakah pengertian etika politik?
4. Bagaimanakan Pancasila sebagai sistem etika?
5. Bagaimanakan Pancasila sebagai etika politik?
6. Bagaimanakan etika politik di Indonesia?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian etika.
2. Menjelaskan pengertian etika.
3. Menjelaskan pengertian etika politik.
4. Menjelaskan Pancasila sebagai sistem etika.
5. Menjelaskan Pancasila etika politik.
6. Menjelaskan etika politik Indonesia.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Menurut Bartens, sebenarnya terdapat tiga makna dari etika. Pertama, etika dipakai
dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (sistem nilai dalam hidup manusia
perseorangan atau hidup bermasyarakat). Kedua, etika dipakai dalam arti kumpulan asas
dan nilai moral, yang dimaksud disini adalah kode etik. Ketiga, etika dipakai dalam arti
ilmu tentang yang baik atau yang buruk (sama dengan filsafat moral).
Etika termasuk kelompok filsafat praktis yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap segala sesuatu yang ada. Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika
umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
pelbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang
berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip
itu dalam hubungannya dengan pelbagai kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika khusus
dibagi menjadi etika individual yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri
dan etika sosial yang membahas kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup
bermasyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Etika berkaitan dengan perbagai masalah nilai karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “baik” dan “buruk”
segala sesuatu. Sebagai bahasan khusu etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan
orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas-kualitas ini dinamakan kebajikan yang
berlawanan dengan kejahatan (tidak susila). Etika lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia
(Kattsoff, 1986). Atau dengan kata lain etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam
hubungan dengan tingkah laku manusia.
B. Pengertian Politik
Pengertian politik berasal dari kosa kata “politics” yang memiliki makna bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau “negara” yang menyangkut proses tujuan
3
penentuan-penentuan tujuan dari sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan
itu. Pengambilan keputusan atau “decisionsmaking” mengenai apakah yang menjadi
tujuan dari sistem politik itu yang menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang dipilih tersebut.
Untuk pelaksanaan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan
umum atau public policies, yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau
distributions dari sumber-sumber yang ada. Untuk melakukan kebijaksanaan-
kebijaksanaan itu diperlukan suartu kekuasaan (power), dan kewenangan (authority) yang
akan dipakai baik untuk membina kerjasama maupun menyelesaikan konflik yang
mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakai dapat bersifat persuasi, dan jika
perlu dilakukan suatu pemaksaan (coercion). Tanpa adanya suatu paksaan kebijaksanaan
ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka (statement of intents) yang tidak akan
pernah terwujud. Secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok
yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decisionsmaking), kebijaksanaan (policy), pembagian (distributions) serta alokasi
(allocation).
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals), dan
bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals). Selain itu politik menyangkut kegiatan
berbagai kelompok termasuk partai politik, lembaga masyarakat maupun perseorangan.
Dalam hubungan dengan etika politik pengertian politik harus dipahami dalam pengertian
yang luas yaitu menyangkut seluruh unsur yang membentuk suatu persekutuan hidup
yang disebut masyarakat negara.
4
(dan sekaligus nilai objektif juga) hasil kesepakatan awal. Jadi, tugas utama etika politik
sebagai metode kritis adalah memeriksa legitimasi ideologi yang dipakai oleh kekuasaan
dalam menjalankan wewenangnya. Namun demikian, bukan berarti bahwa etika politik
hanya dapat digunakan sebagai alat kritik. Etika politik harus pula dikritisi. Oleh karena
itu, etika politik harus terbuka terhadap kritik dan ilmu-ilmu terapan.
Etika politik bukanlah sebuah norma. Etika politik juga bukan sebuah aliran filsafat
atau ideologi, sehingga tidak dapat dijadikan sebuah pedoman siap pakai dalam
pengambilan kebijakan atau tindakan politis. Etika politik tidak dapat mengontrol seorang
politikus dalam bertindak atau mengambil keputusan, baik keputusan individu, organisasi,
atau kelompok. Namun, etika politik dapat dijadikan rambu-rambu yang membantu
politikus dalam mengambil keputusan.
Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk
mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. Jadi,
tidak berdasarkan emosi, prasangka dan apriori, melainkan secara rasional objektif dan
argumentative. Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktis. Tugas etika
politik membantu agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara
objektif.
Hukum dan kekuasaan Negara merupakan pembahasan utama etika politik. Hukum
sebagai lembaga penata masyarakat yang normatif, kekuasaan Negara sebagai lembaga
penata masyarakat yang efektif sesuai dengan struktur ganda kemampuan manusia
(makhluk individu dan sosial). Pokok permasalahan etika politik adalah legitimasi etis
kekuasaan. Sehingga penguasa memiliki kekuasaan dan masyarakat berhak untuk
menuntut pertanggung jawaban. Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan
politik dari segi norma-norma moral. Legitimasi ini muncul dalam konteks bahwa setiap
tindakan Negara baik legislatif maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari segi norma-
norma moral. Moralitas kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat.
5
Pancasila dapat dijadikan tolak ukur suati perbuatan manusia yang baik atau buruk,
dengan pedoman moral langsung yang bersifat objektif fan subjektif, dan pedoman moral
tidaklangsung yang mendalam dari Tuhan.
Suara hati merupakan pedoman moral langsung subjektif, merupakan petunjuk,
rambu-rambu, serta orientasi yang menunjukkan baik buruknya perbuatan. Kata hati bisa
disebut index (petunjuk), iudex (haim), dan vindex (penghukum). Suara hati menerapkan
prinsip-prinsip moral pancasila dan perbuatan yang hendak, sedang atau telah kita
lakukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Suara hati
menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai norma moral sosial dalam perbuatan-perbuatan
konkret.
6
dijabarkan menjadi konsep etika Pancasila yang bersifat tematis menjadi sistem etika
Pancasila yang bercorak normatif.
Berikut adalah norma dasar etika yang terkandung dalam sila-sila Pancasila:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hakikat Tuhan dan manusia sebagai makhluk Tuhan adalah sikap untuk hidup
taklim dan taan kepada Tuhan.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sikap manusia Indonesia yang memiliki bawaan sebagai makhluk Tuhan adalah
mencakup sikap berikut ini:
- Memenuhi kehidupan religiusnya.
- Melakukan perbuatan-perbuatan yang tertuju pada kebaikan, kebenaran, serta
kenyataan mutlak yaitu Tuhan.
- Melakukan perbuatan-perbuatan dalam keselarasan harmonis-dinamis.
3. Sila persatuan Indonesia
- Berusaha mengurangi perpecahan dan pertikaian.
- Bekerjasama dalam perbedaan.
- Berusaha dan bersedia mempertahankan kesatuan Indonesia.
- Melaksanakan kebijaksaan hidup, nilai-nilai hidup kemanusiaan, dan nilai-
nilai hidup religius yang sewajarnya.
4. Sial kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
- Mendukung kepentingan demokrasi guna tercapainya kesejahteraan dan
kebahagian jasmani, rohani religius.
- Dalam pelaksaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijaksaan, kekuasaan
serta kewenangan harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung
pokok negara.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Melaksanakan dan menikmati kesamaan, kemerdekaan/ kebebasam, dan
kerukunan perorangan dalam keseimbangan dengan sifat hakikat makhluk
sosial.
- Dalam penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan
serta pembagian senantiasa harus berdasarkan hukum yang berlaku.
Etika politik Pancasila dapat dijadikan sebagai alat untuk menelaah perilaku politik
negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau salah sebuah
7
kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan
pemenrintah itu dengan makna sila-sila Pancasila.
8
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika politik merupakan sebuah cabang dalam ilmu etika yang membahas hakikat
manusia sebagai makhluk yang berpolitik dan dasar-dasar norma yang dipakai dalam
kegiatan politik. Etika politik Indonesia tidak boleh terlepas dari Pancasila sebagai
ideologi bangsa.
Pancasila sebagi etika politik bagi bangsa dan negara Indonesia adalah etika yang
dijiwai oleh falsafah Pancasila.