Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

OLEH : KELOMPOK 3

Femy R Ririmase

Fini Halim

Fitriana Latukau

Gayatri Wabula

Hairia Kaplale

Harly Latue

Intan Nurayeni

Jalinka Orno

Zahnia Loilatu

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini "PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA .Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Dalam Makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
Makalah maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak, sangat diharapkan kami demi menyempurnakan penyusunan Makalah ini.

Dalam Makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan Makalah ini.Terima kasih disampaikan kepada Ibu Senimbar selaku dosen mata kuliah
pendidikan Pancasila yang telah memandu dan memberikan materi demi lancarnya tugas ini.

akhir kata,semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap orang. Terima kasih.Ambon 10 Oktober
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1

KATA PENGANTAR ....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan......................................................................................................................4

D. Metode Penulisan...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika..................................................................................................... 6

B. Pengertian Nilai, Norma dan Moral....................................................................... 7

C. Macam-macam norma yang ada di masyarakat................................................. 10

D. Hubungan Nilai, Norma dan Moral .......................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................ 13

B. Saran………………………………………………………………….................................................……13

DAFTARPUSTAKA......................................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang menurut lingkungan bahasannya masing-masing. Cabang-
cabang itu menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu Filsafat teoritis danfilsafat praktis.

Filsafat teoritis membahas tentang segala sesuatu yang ada, sedangkan Filsafat praktis tentang manusia
terhadap apa yang ada tersebut. dalam hal ini filosofis juga memiliki maksud-maksud tertentu dan
berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat praktis. Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum nasional. Nilai-
nilai dasar kemudian melahirkan empat penjelajahan penuntun hukum yang harus dijadikan pedoman
pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama hukum Indonesia harus bertujuan dan
menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologi.

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik dinegara ini. Di setiap
saat dan di mana saja kita berada, kita diwajibkan untuk beretika terhadap tingkah laku kita. Seperti
yang tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu“Kemanusiaan yang adil dan beradab”

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar.

B.Masalah Rumusan

1. Apakah etika itu ?

2. Apa pengertian nilai, norma dan moral ?

3. Apa saja norma yang dikenal masyarakat ?

4. Apa hubungan antara nilai, norma dan moral ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu etika


2. Untuk mengetahui apa itu nilai,norma dan moral

3. Untuk mengetahui mcam-macam norma didalam masyarkat

4. Untuk mengetahui hubungan antara nilai norma dan moral

D. Metode Penulisan

Dalam makalah ini, pembuatan metode penelaahan melalui sudi pustaka untuk melengkapi materi atau
data-data dalam penyusunan makalah ini. Kami melakukan studi pustaka dari sumber buku, dan internet

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral.

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan
dimana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran
atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu

1. Etika umum

Mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan

2. Etika khusus

Penerapan prinsip-prinsip itu dalam membahas hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia (Suseno,1987).

Etika khusus dibagi menjadi :

Etika individu : Yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan

Etika sosial : Yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup
masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.

Sebenarnya etika lebih banyak terkait dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan
dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan
tingkah laku manusia.

Pancasila menjadi etika perilaku para penyelenggara negara dan masyarakat Indonesia agar sesuai
dengan nilai normatif Pancasila itu sendiri. Pengalaman sejarah pernah menjadikan Pancasila sebagai
semacam norma etik bagi perilaku - perilaku warga bangsa. Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4
dapat dianggap sebagai etika sosial dan etika politik bagi bangsa Indonesia yang berdasarkan pada nilai-
nilai Pancasila (AchmadFauzi,2003).

Di era sekarang ini , kebutuhan akan norma etik untuk kehidupan bernegara masih perlu bahkan penting
untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat. Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat ini bertujuan untuk :

1. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan
kebangsaan dalam berbagai aspek.

2. Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.


3. Menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam pelaksanaan kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

Etika kehidupan berbangsa meliputi:

1. Etika pemerintahan dan politik.

2. Etika ekonomi dan bisnis.

3. Etika penegakan hukum yang berkeadilan.

4. Etika keilmuan dan disiplin kehidupan

B. PENGERTIAN NILAI, NORMA DAN MORAL

1). Nilai

Secara etimologi, nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata valere (Latin) yang berarti :
kuat, baik, berharga. Dengan demikian secara sederhana, nilai adalah sesuatu yang berguna.

Nilai bersifat abstrak, seperti sebuah ide, dalam arti tidak dapat ditangkap melalui indra, yang dapat
ditangkap adalah objek yang memiliki nilai. Nilai juga mengandung harapan akan sesuatu yang
diinginkan. Jadi, nilai bersifat normatif, suatu keharusan (das sollen) yang menuntut diwujudkan dalam
tingkah laku. nilai menjadi pendorong / motivator hidup manusia.Tindakan manusia digerakkan oleh
nilai.

Jadi, nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu
sendiri.

Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dilihat menjadi empat tingkatan, yaitu :

1. Nilai-nilai kenikmatannya : terdapat deret nilai-nilai yang dikenakan yang menyebabkan orang senang
atau tidak senang.

2. Nilai-nilai kehidupan : terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan

Nilai kehidupan adalah nilai-nilai yang hidup dan dapat mempengaruhi tindakan seseorang.

seperti : kesehatan, kebugaran jasmani, kesejahteraan, keadilan.

3. Nilai-nilai kejiwaan : terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidak tergantung
dari keadaan jasmani maupun lingkungan. Misalnya : keindahan, kebenaran.
4. Nilai-nilai kerohanian : terdapat modalitas nilai dari yang suci dan tak suci (wermodalitatdes Heiligen
ung Unheiligen).Nilai semacam ini terdiri dari nilai-nilai pribadi.

Walter G. Everet mengelompokkan nilai-nilai manusiawi /kerohanian ke dalam delapan kelompok,


yaitu :

1. Nilai-nilai ekonomis : ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli

2. Nilai-nilai kejasmanian : membantu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan dari kehidupan badan.

3. Nilai-nilai hiburan : nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada
pengayaan kehidupan.

4. Nilai-nilai sosial : berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.

5. Nilai-nilai watak : keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan.

6. Nilai-nilai estetis : nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni.

7. Nilai-nilai intelektual : nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran.

8. Nilai-nilai keagamaan

Prof Notonagoro Membagikan nilai menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

1. Nilai bahan : segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan material
ragawi manusia.

2. Nilai vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan atau
aktivitas.

3. Nilai kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.

Nilai kerohanian dibagi menjadi empat macam, yaitu :

a. Nilai kebenaran : bersumber pada akal (rasio,budi,cipta) manusia.

b. Nilai keindahan atau nilai estetis : bersumber pada unsur perasaan manusia

c. Nilai moral : Nilai yang berkaitan dengan perilaku, tingkah laku, atau budi pekerti. Nilai ini bersumber
dari hati nurani untuk membimbing perilaku dan cara berpikir.

d. Nilai religius : bersumber dari kepercayaan atau keyakinan manusia.


Dalam ilmu filsafat nilai dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Nilai logika, yaitu nilai tentang benar-salah.

b. Nilai etika yaitu tentang baik-buruk.

c. Nilai estetika yaitu tentang indah-jelek.

Dalam Filsafat pancasila juga disebutkan bahwa ada tiga tingkatan nilai, yaitu :

1. Nilai Dasar, adalah nilai yang sifatnya tidak berubah dari waktu ke waktu. Contoh: Nilai ketuhanan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan, dan Keadilan
Sosial).

2. Nilai Instrumen

Nilai instrumental adalah nilai Pancasila yang dituangkan dalam bentuk aturan hukum dan kelembagaan.
Penafsiran nilai-nilai instrumental seperti UUD, ketetapan MPR, undang-undang dan ketentuan hukum
lainnya. Sila Sila Pancasila dijelaskan secara rinci dalam ketentuan UUD 1945

3. Nilai Praksis

Nilai praksis adalah realisasi nilai yang berlaku dalam bentuk pengalaman yang bersifat fakta atau nyata
dalam kehidupan sehari-hari. contohnya, saling membantu dalam bergotong royong, berteman dengan
siapa saja.

Nilai-nilai dasar dari Pancasila

Adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang adil dan beradab, nilai persatuan
Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat diangkat dalam permusyawaratan/perwakilan
dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2). Norma atau kaidah

Norma adalah pedoman yang dapat membentuk sebuah kebiasaan dalam masyarakat. Norma sendiri
merupakan aturan atau pedoman sosial yang berlaku dalam sebuah lingkungan. Peran norma selaras
dengan nilai dan moral dalam masyarakat.

C. MACAM ACAM-MACAM NORMA YANG ADA DI MASYARAKAT


Norma yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari ada empat, yaitu :

1. Norma agama

Norma agama adalah aturan atau kaidah, yang berfungsi sebagai petunjuk, pedoman hidup yang berasal
dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya yang berisi perintah, larangan dan anjuran-anjuran.

2. Norma etik

Norma ini disebut juga dengan norma kesusilaan atau etika atau budi pekerti. Norma moral atau etik
adalah norma yang paling dasar. Norma ini menentukan bagaimana kita menilai seseorang, karena
norma ini berkaitan dengan tingkah laku manusia. Norma tersebut biasa disebut etika.

Etika dalam arti sempit sering dipahami masyarakat sebagai sopan santun.

Sedangkan etika secara umum/luas adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman
dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.

3. Norma kesopanan adalah aturan-aturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu lingkungan
kelompok masyarakat tertentu, yang bersumber dari adat istiadat, budaya, atau tradisi setempat, yang
didasarkan atas hal-hal seperti kebiasaan, kepatutan, dan kepantasan yang berlaku dalam masyarakat.

4. Norma hukum adalah Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang
Dengan kata lain, norma hukum adalah peraturan tentang tingkah laku manusia yang dibuat oleh badan-
badan resmi negara. Karena bersifat memaksa, masyarakat harus patuh dengan hukum tersebut.

3). Moral

Moral berasal dari bahasa Latin yakni “mores” kata jamak dari “mos” yang berarti adat kebiasaan,
kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya berkembang menjadii kebiasaan dalam
bertingkah laku baik.

D. HUBUNGAN NILAI NORMA DAN MORAL

Sebagaimana dijelaskan diatas, nilai adalah bersifat abstrak, seperti sebuah ide, dalam arti tidak dapat
ditangkap melalui indra, yang dapat ditangkap adalah objek yang memiliki nilai. Nilai juga mengandung
harapan akan sesuatu yang diinginkan. Agar nilai tersebut lebih berguna dalam menuntun sikap dan
tingkah laku manusia, maka perlu dikongkritkan menjadi lebih objektif. Maka wujud yang lebih kongkrit
dari nilai tersebut adalah merupakan suatu norma.Selanjutnya nilai dan norma senantiasa berkaitan
dengan moral dan etika. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari
sikap dan tingkah lakunya.
Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penuntun sikap dan tingkah laku
manusia. Hubungan antara moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadang kala kedua hal
tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan. Pancasila
sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia

1.Dasar Filosofis

Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka
sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, dan sistematis.

Dasar pemikiran filosofis dari sila-sila Pancasila sebagai dasar filsafat negara sebagai berikut. Pancasila
sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan ,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam menunjukkan
adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesiadan
mungking juga pada bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan.

3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurut ilmu hukum memenuhi syarat
sebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di
Indonesia.

Sebaliknya nilai-nilai Pancasila yang bersifat subjektif dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis.

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia sehingga merupakan jati
diri bangsa.

3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerokhanian yaitu nilai kebenaran,
keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan religius.

Nilai-nilai Pancasila sebagai Nilai Fundamental Negara :

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber
dari segala sumber hukum dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari segala sumber hukum
secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945
telah dipadatkan oleh para pendiri negara menjadi lima sila dan ditetapkan secara yuridis formal
menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Hal ini sebagaimana ditetapkan dalam Ketetapan No. XX/MPRS/1966. Nilai-nilai Pancasila terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis memiliki kedudukan sebagai Pokok Kaidah Negara yang
fundamental.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral.

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan
dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu : etika umum
dan etika khusus.
Etika umum

mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan

Etikak husus

Membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno,
1987). Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan kadangkala hal
tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki perbedaan.Pancasila sebagai
dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu
nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu dasar filsafat maka sila-sila pancasila
merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar
yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

B. Saran

1. Etika, nilai, norma dan moral harus senantiasa di terapkan dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan karakter bangsa
Indonesia.

2. Nilai-nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

http://sucirahmawati13.blogspot.com/2014/09/-etika-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai