BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
c. Kondisi bangsa yang makin terpuruk ini sudah sepatutnya disadari oleh
para unsur pimpinan atau para Dansat, Pembina agama di satuan untuk
mengoptimalisasikan dalam rangka meletakkan kerangka landasan mental,
spiritual, moral dan etika dalam membenahi keimanan dan ketakwaan pada
KONFIDENSIAL
2
prajurit agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara iklas
dan dengan disiplin yang tinggi.
b. Tata urut. Pembahasan tulisan ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:
1) Pendahuluan.
2) Latar belakang pemikiran.
3) Kondisi keimanan dan ketakwaan prajurit saat ini.
3
5. Pengertian-pengertian.
d. Disiplin. Adalah sikap dasar yang harus dimiliki oleh seseorang yang
dilaksanakan dengan tulus iklas terhadap segala aturan-aturan norma yang
berlaku.
4
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
6 Umum.
8. Permasalahan.
“ Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasulnya dan
janganlah kamu berpaling dari padanya, sedang kamu mendangar
(perintah-perintahnya) ”.
Nilai suatu pandangan atau falsafah hidup berjalan dari pribadi menuju
masyarakat luas.
7
Allah berfirman
“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
supaya meyembahku “ (QS. Adz. Dzariyat : 56).
BAB III
9. Umum. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan
modal dasar yang harus dimiliki bagi setiap prajurit terlebih lagi bagi prajurit di satuan
tempur, karena tugas prajurit tempur sangat-sangat mendekati kepada hal-hal yang
bersifat membawa maut atau selalu berhadapan dengan maut, sehingga untuk
menumbuhkan ketegaran dalam melaksanakan tugas tersebut maka keimanan dan
ketakwaan prajurit tempur harus mantap. Dengan mantapnya keimanan dan
ketakwaan prajurit tempur tersebut diharapkan tidak ada sedikitpun perbuatan yang
menyimpang dari ajaran agama masing-masing, namun kenyataannya masih ada
perbuatan-perbuatan yang seharusnya tidak terjadi tetapi masih saja terjadi.
d. Terlambat apel.
f. Narkoba.
g. Pembunuhan.
9
h. Perkelahian.
i. Lalu lintas.
k. Penganiayaan.
l. Penipuan.
m. Pengancaman.
n. Penadahan.
o. Pengrusakan.
p. Pungli / Suap.
q. Penyalahgunaan wewenang.
r. Melawan atasan.
Sebagai prajurit apabila telah memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat tidak
mungkin akan melanggar ketentuan-ketentuan yang ada, karena pada prinsipnya
dengan melanggar ketentuan berarti telah berbuat dosa dan hal semacam itu tidak
dibenarkan oleh agama apapun.
13. Kehidupan yang jauh dari norma agama. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi serta arus modernisasi dan globalisasi menjadikan dunia
semakin transparan dan sempit. Begitu juga dengan pemenuhan kebutuhan yang
semakin mudah dijangkau dalam pemenuhan kehidupan, sebagai akibat pula adanya
arus modernisasi terutama telekomunikasi dan informasi yang semuanya dapat
mempengaruhi dan merubah pola pikir dan pandangan hidup. Hal ini juga
memberikan dampak pada pola pikir dan sikap hidup prajurit yang tinggal di Asrama
sebagai bagian dari kehidupan sosial bermasyarakat. Sebagian besar prajurit
berpandangan bahwa kenikmatan dunia merupakan kebahagian yang dapat
menggantikan kepengatan pikiran atau dapat menghilangkan segala permaslahannya
baik maslah pribadi, dinas maupun masalah-masalah dalam keluarga. Mereka
melampiaskan segala permasalahannya dengan hura-hura, minum minuman keras,
menghabiskan waktu didepan televisi atau dengan karaoke tanpa memperhatikan
waktu untuk melaksanakan perintah atau kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
11
BAB IV
14. Umum. Dalam era reformasi sekarang ini keterbukaan sangat bebas
sehingga siapapun yang tidak kuat Iman dan Takwanya sangat mudah terpengaruh
terhadap hal-hal yang kelihatannya sangat menarik, namun demikian dengan adanya
kegiatan-kegiatan di satuan diharapkan dapat menangkal pengaruh negatif dari luar.
a. Peluang.
b. Kendala.
a. Kekuatan.
b. Kelemahan.
BAB V
KONDISI KEIMANAN DAN KETAKWAAN
PRAJURIT YANG DIHARAPKAN
17. Umum. Dengan melihat kenyataan yang ada maka sudah barang tentu
bahwa kondisi keimanan dan ketakwaan prajurit mengalami penurunan atau
dekadensi iman yang selanjutnya akan mengalami kemerosotan nilai-nilai moral dan
melemahnya mental yang berakibat pada menurunnya disiplin prajurit di satuan
tempur. Sehingga sangat kita harapkan bahwa prajurit-prajurit yang ada di satuan
tempur memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu.
seseorang dari pada orang lain. Adapun sebagai contoh pribadi seorang muslim
diantaranya:
a. Beriman dan bertakwa kepada Allah secara total. Dalam surat Al imron
menyebutkan:
“ Bukanlah orang yang gagah itu yang bertinjau, berbanting, melainkan orang
yang mampu mengendalikan dirinya di kala marah”
Demikian pula halnya dengan pribadi-pribadi dari agama lain mempunyai corak
dan ciri tersendiri yang pada dasarnya akan membawa/mengarahkan kepada pribadi-
pribadi kearah yang baik.
a. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selaku kausa prima yaitu
bahwa tuhan yang Maha Esa merupakan sumber dari segala sumber serta
yang menentukan segala sesuatu yang berlangsung diatas dunia ini. Ayat-
ayat suci semua agama secara jelas mengatakan mengenai pokok iman ini,
bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Al Khalik atau pencipta langit dan bumi
serta segala isinya, maka Kuasa dan Maha Kasih yang senantiasa bersedia
menolong manusia.
Iman memberikan keteguhan hati, kesabaran dan ketabahan, tidak emosional dan
mampu mengendalikan diri dihadapkan pada berbagai macam bentuk hambatan dan
tantangan bahkan ancaman sekalipun. Iman membuat seseorang berpikir positif,
kritik dan bersikap arif dan takut dengan Tuhan dimanapun berada. Iman
memberikan kejernihan dan kesucian hati untuk menghindarkan diri dari segala
kejahatan dan perbuatan tercela, karena dengan iman dapat menjauhkan godaan dari
syaitan atau iblis dan tidak tergoda dengan rayuan serta tipu dayanya. Hanya
dengan Iman setiap insan prajurit sanggup memandang masa depan dengan penuh
optimal. Iman mendekatkan manusia kepada Tuhannya dan menggantungkan
segala kehidupannya. Hanya imanlah yang dapat mengalahkan dunia ini,
sedangkan sosok prajurit di satuan tempur yang diharapkan ialah prajurit TNI yang
tingkat keimanan dan ketakwaannya tinggi, yang konsisten terhadap tekadnya untuk
melaksnakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen yang dalam
kehidupannya selalu membela kebenaran, kejujuran dan keadilan, prajurit yang selalu
sadar akan dirinya sebagai hamba/abdi Allah Yang maha Esa dan Pengasih yang
melaksanakan tugas panggilan pengabdian dengan penuh kegairahan dan semangat
serta disiplin yang tinggi di setiap medan demi kejayaan bangsa dan negara.
21
BAB VI
UPAYA MENINGKATKAN KEIMANAN
DAN KETAKWAAN PRAJURIT
21. Umum. Kondisi pembinaan satuan dalam hal ini pembinaan personel dan
lebih khusus lagi pembinaan mental keagamaan atau kerohanian yang ada saat ini
pada umumnya belum memenuhi harapan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dari kondisi tersebut sebagai Komandan satuan dan dibantu dengan unsur-unsur
pimpinan yang ada di satuan tentunya bertanggung jawab penuh terhadap baik dan
buruknya pembinaan mental keagamaan Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka
mewujudkan disiplin prajurit di satuan. Untuk mewujudkan disiplin parjurit di
satuan dengan melalui upaya peningkatan kimanan dan ketakwaan prajurit.
Komandan satuan dan unsur-unsur pimpinan yang ada di satuan selaku pembina
satuan perlu melakukan langkah-langkah kongrit dan konstruktif secara efektif dan
efisien sesuai dari tujuan pembinaan mental keagamaan.
22
23. Sasaran.
24. Subyek. Komandan Batalyon Infanteri dan unsur-unsur pimpinan yang ada
di satuan dalam rangka upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada prajurit
guna mewujudkan disiplin satuan.
26. Metode.
d. Bintal Korem dan Bintal kodam sebagai nara sumber dalam rangka
kegiatan ceramah, penataran, pelatihan dan lainnya.
prajuritnya dalam beribadah. Selain itu juga dapat dipakai sebagai suri
tauladan bagi anggotanya.
BAB VII
PENUTUP
21. Kesimpulan. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
c. Dengan keimanan dan ketakwaan yang mantap bagi setiap praurit TNI
AD di satuan tempur maka akan mampu menghadirkan jati diri prajurit TNI
yang berdisiplin tinggi, berdedikasi, sebagai kesatria pelindung dan
Bhayangakara negara dan bangsa, sebab dengan keimanan dan ketakwaan
yang mantap dan tangguh akan memberi kekuasaan dan semangat serta
kegairahan dan jiwa keberanian untuk rela berkorban dan menjauhi segala
bentuk pelanggaran.
23. Demikianlah tulisan ini disusun dengan harapan dapat menjadi masukan bagi
pimpinan dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan prajurit di satuan
tempur guna mewujudkan disiplin satuan dan dalam mengambil kebijaksanaan lebih
lanjut.
Penulis
SUPARMAN, S.Pd
NOSIS 486/A
KONFIDENSIAL