Anda di halaman 1dari 9

WING KOMANDO I KOPASGAT

DETASEMEN PERTAHANAN UDARA 471

KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT UNTUK MEMILIKI


DAYA TEMPUR SATUAN YANG TINGGI

Jakarta, September 2023


WING KOMANDO I KOPASGAT
DETASEMEN PERTAHANAN UDARA 471

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT UNTUK MEMILIKI


DAYA TEMPUR SATUAN YANG TINGGI

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara


merupakan Kotama Pembinaan TNI Angkatan Udara yang bertugas membina
kekuatan dan kemampuan dalam pertahanan pangkalan/alutsista/instalasi TNI
Angkatan Udara, pengendalian pangkalan udara depan, pengendalian tempur,
SAR tempur serta operasi-operasi lain sesuai dengan kebijakan Panglima TNI.
Dihadapkan pada tugas-tugas tersebut, Kopasgat terus membina serta
menyiapkan kemampuan prajuritnya dalam rangka melaksanakan operasi, latihan
dan pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya. Detasemen Hanud Kopasgat
sebagai satuan operasional di bawah Kopasgat, memiliki tugas melaksanakan
operasi pertahanan udara titik bertanggung jawab mempertahankan
pangkalan/alutsista/objek vital TNI dari serangan udara musuh dalam operasi
militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) sesuai perintah
komando atas.

b. Daya tempur satuan adalah totalitas kemampuan daya gerak, daya tembak,
daya gempur satuan untuk menghancurkan musuh. Untuk meningkatkan daya
tempur satuan tersebut diperlukan pembinaan yang bertahap, bertingkat dan
berlanjut yang memiliki seluruh aspek pembinaan satuan. Keberhasilan seluruh
pembinaan satuan yang dilakukan oleh pembinaan satuan yang dilakukan oleh
Komandan Satuan tidak hanya tergantung kepada sarana, macam, metoda serta
tingkat dan kegiatan latihan, akan tetapi komandan satuan harus memperhatikan
faktor yang paling dominan yakni bagaimana meningkatkan moril dan semangat
prajurit, karena kondisi moril dan semangat prajurit yang tinggi dan ditunjang oleh
sarana, macam, methoda serta tingkat dan kegiatan latihan yang benar dan efektif
maka akan terwujud daya tempur satuan yang tinggi.

c. Kondisi semangat dan moril prajurit sangat erat hubungannya dengan


disiplin, karena kondisi disiplin, karena kondisi disiplin prujurit yang tinggi akan
terwujud apabila semangat dan moril juga tinggi. Sehingga satu sama lain sangat
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan permasalahan yang timbul pada prajurit akan
berpengaruh terhadap kondisi prajurit yang pada akhirnya akan mempengaruhi
tugas daya tempur satuan. Kondisi disiplin prajurit satuan tempur saat ini sudah
ada peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akan tetapi masih
terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit yang mencerminkan bahwa
kondisi disiplin prajurit masih perlu ditingkatkan.
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penulisan ini bermaksud memberikan gambaran tentang disiplin


prajurit yang dapat meningkatkan daya tempur satuan.

b. Tujuan. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pemikiran


kepada satuan atas terhadap upaya meningkatkan disiplin prajurit guna
mewujudkan semangat dan moril serta daya tempur yang optimal.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini
tentang upaya meningkatkan disiplin prajurit yang dapat memiliki daya tempur
satuan, dibatasi satuan setingkat Detasemen disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

a. Pendahuluan.
b. Kondisi disiplin Prajurit saat ini.
c. Kondisi disiplin Prajurit yang diharapkan.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Upaya meningkatkan disiplin Prajurit.
f. Penutup.

KONDISI DISIPLIN PRAJURIT YANG SERING TERJADI

4. Pelanggaran Prajurit yang sering terjadi.

a. Pelanggaran dalam satuan .

1) Meninggalkan satuan tanpa ijin. Kasus pelanggaran seperti ini relatif


masih terjadi. Faktor penyebab timbulnya pelanggaran ini dikarenakan
persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh prajurit itu sendiri, yang pada
akhirnya mempengaruhi moril dan semangat prajurit tersebut.

2) Insubordinasi / melawan atasan. Pelanggaran seperti ini masih ada


walaupun tidak banyak, bila tidak ditangani segera maka akan berpengaruh
terhadap daya tempur satuan.

3) Pelanggaran terhadap Permildas. Pelanggaran seperti ini banyak


terjadi disatuan tempur, hal ini dapat tercermin bahwa disiplin prajurit masih
kurang. Faktor penyebab menurunnya disiplin tersebut pada umumnya
karena kondisi moril dan semangat prajurit yang rendah.

b. Pelanggaran diluar satuan.

1) Perkelahian antar anggota TNI maupun antara TNI dengan


masyarakat atau Polri. Pelanggaran ini sering terjadi di satuan tempur,
kondisi seperti ini mencerminkan kondisi disiplin yang perlu mendapatkan
perhatian.
3

2) Pelanggaran memasuki daerah hitam, berjudi dan mabuk mabukan.

3) Pelanggaran terhadap ketentuan lingkungan masyarakat, sebagai


contoh pelanggaran lain, naik kendaraan tidak bayar, melanggar prosedur
yang berlaku pada suatu instansi yang berkaitan dengan kepentingan
pribadi. Sehingga timbul kesan di kalangan masyarakat bahwa TNI tidak
disiplin.

KONDISI DISIPLIN PRAJURIT YANG DIHARAPKAN

5. Kondisi disiplin di dalam satuan. Kondisi disiplin yang diharapkan tercermin


dalam tindakan / kegiatan prajurit sebagai berikut :

a. Ketaatan terhadap peraturan / ketentuan yang berlaku, hal ini tercermin dari
penghayatan dan pengamalan Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8
Wajib TNI.

b. Meresapi dan mentaati Permildas dengan baik sehingga setiap prajurit


mempunyai kesadaran yang tinggii dalam melaksanakan tugas.

c. Moril setiap prajurit selalu tinggi, hal ini dapat tercermin dalam pelaksanaan
kegiatan/perintah Atasan dilaksanakan dengan rasa penuh tanggung jawab
walaupun situasi dan kondisi yang dihadapi oleh setiap prajurit mempunyai beban
yang memerlukan perhatian.

d. Mempunyai semangat yang tinggi, hal ini dapat tercermin dalam sikap dan
tingkah laku prajurit saat melaksanakan tugas yang pantang menyerah.

e. Tidak adanya pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit yang menyangkut


pelanggaran disiplin, pelanggaran hukum perdata maupun pelanggaran hukum
pidana.

f. Terciptanya kerjasama yang erat pada bawahan dan unsur Pimpinan dalam
setiap pelaksanaan tugas.

g. Setiap tugas yang dibebankan kepada satuan dapat dilaksanakan oleh


seluruh prajurit dengan penuh rasa tanggung jawab agar tercipta hasil yang
optimal.

h. Adanya kepercayaan yang penuh dari satuan prajurit terhadap atasannya.

i. Tingkat kesadaran yang tinggi dari setiap prajurit akan kedudukan dan
peranannya sebagai prajurit yang mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan pribadi.
4

6. Kondisi disiplin di luar satuan.

a. Menunjukkan sikap yang memancarkan keteladanan terhadap lingkungan


serta peka terhadap nilai-nilai sosial dan kepedulian sosial.

b. Menunjukkan sikap mental yang pantang menyerah disertai dengan


kesadaran yang tinggi dan menjadi pelopor dalam lingkungannya tercermin adanya
kepercayaan diri, kebanggaan terhadap kesatuannya serta daya tahan dalam
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan.

c. Mentaati semua peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan


masyarakat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

7. Latar Belakang kehidupan Prajurit. Faktor-faktor yang mempengaruhi


kondisi prajurit adalah latar belakang dan motivasi prajurit serta pengaruh lingkungan
satuan dan masyarakat disekitar pangkalan. Untuk peningkatan kondisi disiplin prajurit
disatuan tempur yang dapat mewujudkan kondisi semangat, moril dan daya tempur
satuan yang tinggi perlu diupayakan langkah-langkah kegiatan dan satuan yang dapat
mempengaruhi bahkan menghilangkan faktor yang mempengaruhi terhadap prajurit
tersebut, sesuai dengan harapan pimpinan.

a. Kehidupan sebelum menjadi militer banyak mempengaruhi watak prajurit


yang tidak dapat diubah selama pendidikan pembentukan. Sebagai contoh akibat
pengaruh kondisi ekonomi maupun persoalan lingkungan keluarganya.

b. Motivasi. Semangat untuk menjadi prajurit pada umumnya dilandasi dengan


tujuan mencari makan. Sehingga akan banyak berpengaruh terhadap jiwa
pengabdian prajurit kepada Negara.

c. Kehidupan setelah menjadi militer banyak mempengaruhi individu prajurit


yang tidak berasil pada proses pembentukan kepribadian mereka sehingga untuk
menyesuaikan dengan kehidupan yang teratur dan penuh ketentuan/
peraturan. Sehingga timbul reaksi yang agresif atau menentang.

8. Pengaruh Lingkungan Satuan.

a. Kurangnya penghayatan terhadap ketentuan dan norma yang berlaku, hal


ini disebabkan karena individu kurang menyadari apa yang menjadi hak dan
kewajiban masing-masing.

b. Kesejahteraan. Faktor kesejahteraan sangat mempengaruhi moril dan


semangat prajurit di satuan tempur yang pada akhirnya akan mempengaruhi pola
disiplin satuan, masalah yang dihadapi prajurit :

1) Kurangnya sarana hiburan di satuan khususnya untuk prajurit


bujangan.
5

2) Prasarana perubahan yang ada dipangkalan / asrama kurang


memadai khususnya kebutuhan air, memaksa prajurit menyisihkan sebagian
waktu untuk mengambil / antri air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari
yang dibutuhkan oleh keluarganya.

9. Pengaruh lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat disekitar


tempat tingal prajurit / Asrama sangat berpengaruh terhadap pembinaan disiplin di
satuan. Beberapa kondisi yang mempengaruhi disiplin prajurit antara lain:

a. Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat gotong royong berubah


kearah kearah pola hidup yang bersifat individualis atau egoistis.

b. Pola hidup sederhana yang tadinya dianut masyarakat telah bergeser


kearah pola hidup konsumtif, sehingga mempengaruhi sendi hidup perorangan
dalam masyarakat.

c. Ambisi di bidang karier dan mengejar materi cenderung mengganggu antar


pribadi di dalam masyarakat dan keluarga.

UPAYA PENINGKATAN DISIPLIN PRAJURIT

10. Subjek, Objek dan Methode dalam meningkatkan Disiplin Prajurit

a. Subjek. Semua unsur pimpinan mulai tingkat Danru keatas merupakan


Subjek, yang dituntut untuk memiliki tingkat kesadaran dan displin yang mantap,
mampu mengkomunikasikan antara yang harus ditaati oleh prajurit dan mengawasi
pelaksanaannya. Untuk mendukung keberhasilan dalam meningkatkan disiplin
maka unsur pimpinan dituntut hal-hal sebagai berikut:

1) Mampu mengaplikasikan peranan / kedudukannya sebagai


Komandan, Pimpinan, Bapak dan Pelatih pada saat yang tepat, pada
kondisi seperti sekarang ini dituntut untuk lebih banyak memerankan dirinya
sebagai Bapak dari pada sebagai Komandan.

2) Seorang pimpinan harus mempunyai kemampuan yang lebih dari


anggotanya, sehingga dapat diakui oleh anak buahnya.

3) Mampu untuk mengoreksi dan mengarahkan kesalahan anak


buahnya sehingga dapat dimengerti dan dapat diperbaiki oleh prajurit.

b. Objek. Yang menjadi objek peningkatan disiplin prajurit adalah seluruh


prajurit yang ada, mulai dari prajurit terendah s/d Komandan, hal ini sebagai
konsekuensi logis bahwa setiap individu yang ada di satuan tempur dituntut untuk
mematuhi, mentaati semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku bagi
prajurit TNI.
6

c. Metode. Metode peningkatan disiplin di satuan tempur antara lain dapat


digunakan sebagai berikut :

1) Metode keteladanan. Unsur pimpinan dituntut mempunyai kelebihan


dari segi ilmu, fisik dan ketrampilan dilapangan, disamping itu dapat
memberikan contoh yang nyata dari pelaksanaan segala ketentuan yang
berlaku apabila semua unsur pimpinan sudah dapat memberikan contoh
maka sudah barang tentu mengikuti langkah-langkah yang diambil oleh
pimpinan.

2) Metode Pimpinan. Pembentukan disiplin melalui metode pembinaan


pada dasarnya menumbuhkan, memelihara dan memperkuat tingakh laku
yang tidak dikehendaki atau dapat diterima dan sebaliknya menghilangkan
tingkah laku yang tidak dikehendaki, langkah yang dapat dilakukan antara
lain:

a) Memberikan hadiah/penghargaan terhadap prestasi yang


dilakukan oleh anggota.

b) Memberikan sangsi terhadap setiap pelanggaran yang


dilakukan oleh anggota secara fungsional, sangsi harus rasional,
aktual, adil dan bersifat mendidik.

3) Metode edukatif. Memberikan penjelasan, pendidikan dan


pengarahan terhadap anggota secara rutin melalui jam Komandan, tentang
hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh prajurit.

4) Metode Persuasif. Metode ini dimaksudkan untuk menumbuhkan


kesadaran seluruh anggota agar ikut aktif dalam setiap usaha untuk
menegakkan disiplin baik dalam tubuh satuan maupun di luar satuan. Agar
metode ini dapat berjalan harus diimbangi dengan keteledanan dari unsur
pimpinan.

5) Metode Refresif. Metode ini digunakan pada tahap terakhir apabila


dengan metode lain tidak diperbaiki, metode ini harus dilakukan dengan
tegas dan bijaksana.

11. Upaya menciptakan iklim yang menunjang. Unsur kejiwaan yang meliputi moril,
disiplin, kepemimpinan, jiwa korsa dan motivasi mempunyai pengaruh timbal balik dalam
mewujudkan iklim yang menguntungkan untuk meningkatkan disiplin prajurit. Beberapa
upaya yang harus dilaksanakan antara lain:

a. Upaya meningkatkan motivasi prajurit. Motivasi adalah semangat yang


berdasarkan kesadaran untuk apa ia berbuat, berjuang dan berkorban, upaya
meningkatkan motivasi prajurit harus diperhatikan keseimbangannya antara hak
dan kewajiban, adapun langkah - langkah praktis yang harus dilaksanakan antara
lain:

1) Berikan penjelasan kepada prajurit tentang pokok keinginan pimpinan


terutama peran dan andil prajurit dalam pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepada satuan.
7

2) Jelaskan apa yang menjadi haknya, sehingga tidak menimbulkan


pertanyaan selama melaksanakan tugasnya.

3) Timbulkan kepercayaan pada diri sendiri pada setiap prajurit,


kepercayaan yang penuh kepada pimpinan dan kepada setiap petugas yang
diberikan kepada atasannya.

4) Serahkan prinsip-prinsip pembinaan personil secara tepat dan


konsekuen.

5) Berikan penghargaan kepada setiap prajurit yang berprestasi dan


berikan sangsi/hukuman bagi prajurit yang melakukan pelanggaran.

6) Berikan contoh dari setiap unsur pimpinan bahwa apa yang dilakukan
semata-mata untuk kepentingan satuan bukan untuk kepentingan pribadi.

7) Prajurit dan keluarganya diajak bertukar pikiran dalam upaya


pembinaan satuan.

b. Upaya meningkatkan moril dan kesejahteraan prajurit.

1) Kendalikan penerimaan gaji anggota, dengan cara :

a) Membatasi penerimaan minimal penghasilan bersih setiap


prajurit setelah dipotong pinjaman yang bersangkutan.

b) Batasi upaya anggota untuk mencari kemudahan dengan jalan


bon atau pinjaman.

c) Tentukan dengan tegas potongan apa saja yang boleh


dimasukkan dalam daftar gaji.

d) Adakan pengawasan dengan ketat setiap bulan sebelum


penerimaan gaji.

2) Berikan kesempatan bagi prajurit dengan keluarganya untuk


merekreasi atau liburan lain sesuai kondisi satuan.

3) Tingkatkan peran Koperasi, koperasi merupakan salah satu sarana


untuk memberikan kesejahteraan kepada prajurit, untuk itu agar diupayakan
peran Koperasi dapat dirasakan membantu kebutuhan sehari-hari.

4) Tingkatkan peran khusus pimpinan dalam memecahkan masalah


yang dihadapi oleh setiap prajurit, kegiatan nyata yang harus dilaksanakan
adalah ketahuilah permasalahannya yang dihadapi oleh setiap prajurit yang
dipimpin, kemudian pecahkan masalah tersebut bersama prajurit tersebut
sampai tuntas. Apabila tidak mampu dipecahkan oleh unsur pimpinan
paling bawah salurkan kepada Komandan Satuan.
8

5) Perhatikan masalah perumahan untuk prajurit, unsur Komandan


berusaha semaksimal mungkin untuk membantu masalah sarana
perumahan yang diperlukan oleh prajurit. Hal ini dapat dilakukan dengan
membenahi prasarana rumah yang sudah ada dengan mengutamakan
fasilitas penting seperti air, yang selama ini selalu menjadi problema
anggota.

6) Berikan kesempatan bagi prajurit yang berprestasi untuk


mengembangkan diri melalui pendidikan dan kenaikan pangkat yang
selektif.

7) Usahakan pembinaan terhadap keluarga prajurit dengan membekali


ketrampilan khususnya yang dapat menghasilkan, untuk membantu
penghasilan suami.

PENUTUP

12. Penutup. Demikian tulisan ini yang mengemukakan pokok-pokok pikiran


tentang upaya meningkatkan disiplin dan daya tempur prajurit, Sehingga berguna bagi
unsur Pimpinan pada khusunya dan Komando Pasukan Gerak Cepat pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai