Anda di halaman 1dari 7

1

PEMBENAHAN KONDISI SATUAN DENGAN MENGANALISA


PERILAKU INDIVIDU UNTUK TERJADINYA PERUBAHAN SIKAP
SANGAT MENDUKUNG PENINGKATAN KINERJA SATUAN

Setiap perwira lulusan Seskoad dituntut untuk dapat menjadi perwira yang
berkualitas dilingkungan TNI AD, yang dapat memberilkan warna dan perubahan positif
kepada lingkungan satuan dimana ia bertugas. Berbagai disiplin ilmu yang diterima di
dalam pendidikan reguler Seskoad, diharapkan mampu di implementasikan oleh perwira
lulusan Seskoad secara tepat dalam memajukan satuannya. Kondisi satuan tempat
bertugas para abituren Seskoad yang baru saja menyelesaikan pendidikannya, pada
umumnya jauh dari harapan, baik itu dari segi kondisi pangkalan, kesiapan sarana –
prasarana, tingkat disilplin, profesionalitas prajurit dan lain sebagainya. Sehingga para
abituren Seskoad bener – benar dituntut untuk memiliki inovasi, kemampuan dan
kecakapan dalam memajukan satuan dimana ia bertugas. Kendala anggaran dan displin
prajurit yang kurang baik, merupakan masalah klasik satuan di lingkungan TNI AD, oleh
karenanya dituntut kreasi seorang perwira agar dapat memperbaiki satuannya dan
meningkatkan kinerja satuannya tersebut.

Sebagai salah satu perwira lulusan Susreg Seskoad, yang baru saja memperoleh
jabatan baru di lingkunganTNI AD, penulis menemui kondisi tempat bertugas yang baru,
jauh sekali dari harapan selama ini, dimana terdapat banyak kekurangan yang pada intinya
mengindikasikan kurangnya perhatian pimpinan terhadap kualitas satuan tersebut selama
ini. Idealisme yang telah terbentuk selama ini, baik selama berdinas di satuan lama
maupun selama mengikuti pendidikan di Seskoad, sangat bertolak belakang dengan kondisi
yang dihadapi di satuan yang baru . Beberapa kenyataan yang menonjol yang dinilai
penulis sebagai kekurangan, seperti kondisi sarana dan prasarana yang tidak mendukung
terhadap pelaksanaan kegiatan satuan, disiplin personel satuan yang rendah, dimana hal ini
dapat terlihat dari indikasi personel satuan yang tidak mengikuti apel karena memiliki
kegiatan pribadi, ditambah lagi perwira – perwira di satuan yang terlihat kurang mampu
2

mengendalikan anggotanya. Disamping itu selama melaksanakan orientasi lingkungan,


penulis juga menerima masukan dari ibu – ibu persit satuan yang mengeluhkan anak –
anak mereka yang mengalami hambatan belajar selama mengikuti pendidikan
disekolahnya, akibat kurangnya kemampuan menerima dan menyerap pelajaran yang
diberikan. Juga diterima keluhan bahwa putri – putri mereka, yang harus menikah pada
usia dini, sehingga tidak dapat menyelesikan pendidikannya, akibat budaya masyarakat
setempat yang menikahkan putrinya pada usia dini. Akan tetapi, sangatlah di sayangkan
terkait dengan adanya masukan dan masalah yang berlangsung di satuan tersebut, para
perwira senior justru tidak memberikan respon yang positif dan tidak memacu penulis
sebagai perwira baru di satuan tersebut, untuk bekerja maksimal dalam menghadapi
permasalahan tersebut, malahan sebaliknya mereka menyarankan kepada penulis untuk
bekerja biasa – biasa saja, karena akan kelelahan sendiri jika kita berupaya untuk berbuat.

Dengan idealisme yang tinggi dan keinginan yang kuat untuk membenahi satuan
tempat penulis bertugas, maka penulis segera melakukan analisa terhadap beberapa
masalah yang ada di satuan tersebut, untuk dapat diperoleh pokok permasalahannya dan
langkah yang perlu diambil dalam rangka pembenahan kondisi satuan tersebut. Disamping
hal tersebut, penulis juga terus melakukan pendekatan kepada para perwira senior untuk
mendapatkan dukungan dalam membenahi kondisi satuan yang ada.

Dalam menganalisa permasalahan yang ada di satuan baru tersebut, maka


dipandang perlu untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut, yang meliputi : (1)
Apakah langkah – langkah yang perlu diambil dalam rangka pembenahan kondisi satuan
tersebut ? (2) Siapa saja yang berkewajiban turut sertta dalam penyelesaian masalah
tersebut ?

Adapun tujuan atau manfaat dari pembuatan tulisan ini adalah agar dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
satuan baru penulis dan dapat diperoleh kemajuan yang positif dalam rangka peningkatan
kualitas dan kinerja satuan.
3

Dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di satuan baru tersebut, penulis


mempunyai pemahaman untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
mengggunakan tinjauan disiplin Ilmu Psikologi, sesuai dengan pelajaran yang pernah
diterima penulis selama mengikuti pandidikan di Susreg Seskoad. Hal ini berdasarkan
pengamatan dan dan analisa penulis atas kondisi yang ada, bahwa solusi yang terbaik
adalah dengan melalui tinjauan psikologi, dimana hal ini dengan memahami kondisi
masing – masing prajurit satuan secara perorangan, selanjutnya kondisinya secara
kelompok / satuan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembenahan satuan ini dari tinjauan
pemahaman ilmu Psikologi adalah : (1) Dalam individu seseorang terdapat berbagai aspek
yang dapat mempengaruhi seseorang dalam bereaksi terhadap stimulus – stimulus dari
lingkungannya, yang meliputi aspek persepsi, motivasi, emosi , sikap dan nilai. Adanya
penilaian dan tanggapan dari perwira senior tentang berbagai hal yang terjadi di satuan
merupakan proses dalam diri individu perwira senior tersebut, dimana tanggapan yang
dilontarkan merupakan persepsi dari mereka. Persepsi dari para perwira senior haruslah
dirubah, agar mereka juga memiliki komitmen yang kuat dalam membangun kondisi satuan
tersebut, dimana hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor – faktor yang
berpengaruh, yang antara lain adalah : (a) Membentuk pemikiran bahwa pembenahan
kondisi satuan merupukan hal yang mutlak untuk dilakukan dan akan sangat
berpengaruh terhadap karier mereka pribadi di lingkungan TNI AD ; (b)
Membudayakan tanggung jawab terhadap satuan dimanapun berada . Hal ini sangatlah
perlu dilakukan, agar tanggung jawab ini merupakan nilai yang melekat pada diri setiap
perwira senoir tersebut. Sudah barang tentu kedua hal ini tidak dapat dilakukan penulis
sendiri, perlu komunikasi yang baik dengan pimpinan satuan sehingga dapat mengambil
langkah – langkah yang dinilai penting guna pembenahan dan perubahan persepsi perwira
senior tersebut, sehingga dengan upaya ini maka pada akhirnya akan menambah jumlah
perwira yang memiliki kepedulian tinggi dalam membenahi satuannya. Dengan adanya
kepedulian yang tinggi dari perwira yang lain , maka akan membantu pembenahan satuan
tersebut ; (2) Terkait dengan disiplin prajurit yang rendah , maka tinjauan psikologi yang
dilakukan adalah dengan memahami Motivasi dan Motive yang ada di lingkungan satuan
4

tersebut. Dengan memahami motivasi, maka dapat ditemukan kebutuhan yang ada pada
prajurit disatuan yang mengakibatkan mereka tidak disiplin / sering tidak apel, sehingga
dapat dipahami bagaimana cara pemenuhan kebutuhan tersebut agar prajurit dapat
senantisa memiliki displin di satuannya. Dengan memahami kebutuhan ( need ) dari
bawahan, maka akan menetralisir berbagai tindakan tidak disiplin prajurit di satuan
tersebut. Akan tetapi sudah barang tentu pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan tetap
memperhatikan aturan yang berlaku dalam lingkungan satuan, agar tidak terjadi hasil yang
kontra produktif terhadap pembenahan disiplin prajurit tersebut. Selanjutnya dengan
memahami motive, yang merupakan tenaga pendorong dalam diri individu untuk mencapai
tujuan, maka akan dapat diperoleh suatu kondisi yang mendorong prajurit di satuan secara
alamiah melakukan berbagai ketentuan yang berlaku atas dasar kesadaran pribadinya.
Dengan memahami motive ini maka dapat dilakukan proses pembentukan motive di
lingkungan prajurit yang mendorong mereka melakukan sesuatu tujuan dalam rangka
mendukung tugas satuan. Motive ini harus dibentuk dengan mengarahkannya kepada
pelaksanaan tugas satuan. Sesuai dengan pandangan ilmu psikologi terkait dengan
motivasi dan motif ini, dimana motivasi terbentuk atas dasar kebutuhan yang mendorong
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu, yang meliputi pemenuhan : (a) Kebutuhan
dasar / biologi ; (b) Rasa aman ; (c) Sosial ; (d) Harga diri ; (e) Aktualisasi diri.
Dimana orang akan bergerak muali dari yang pertama ke arah lima dalam tingkatan
pemenuhan kebutuhannya. Dengan pemahaman yang baik terhadap 5 ( lima ) kebutuhan
dasar manusia ini, maka akan diperoleh hubungan sebab akibat dari ketidak patuhan /
ketidakdisiplinan prajurit dalam kehidupan satuan dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Prajurit yang jarang apel akibat melakukan berbagai kegiatan pribadi diluar satuan,
biasanya melakukan hal ini akibat dorongan ekonomi yang memaksanya untuk mencari
tambahan dalam memenuhi kebutuhannya, seperti salah satu contoh, yaitu adanya
dorongan kebutuhan anggaran untuk mendukung pendidikan anak – anaknya.

Selanjutnya terkait dengan adanya keluhan ibu – ibu persit tentang kesulitan anak –
anaknya dalam mengikuti pelajaran, dan pasangan anak – anak muda yang menikah dini
akibat desakan tokoh – tokoh masyarakat, dapat juga dilakukan penyelesaiannya dengan
melakukan dengan tinjauan psikologi melalui motivasi dan motive . Kesulitan anak –
5

anak dalam mengikuti pelajaran, pada umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor diri anak
itu sendiri, banyak anak – anak yang tidak berminat dalam pelajaran , sehingga kualitas
belajarnya menjadi tidak baik. Kondisi ini haruslah disikapi dengan upaya
membangkitkan motivasi dalam diri anak tersebut dengan membentuk motive yang benar
kepada anak – anak . Motive yang dibentuk adalah terkait dengan pemahaman pada diri
anak tersebut tentang arti penting dari belajar bagi dirinya kelak, sehingga akan terbangun
motivasi yang baik , yang dapat menjadi pendorong yang sangat kuat dalam diri anak
tersebut untuk belajar dengan sebaik – baiknya . Dengan memberikan pemahaman yang
benar tentang pentingnya belajar, apa akibatnya jika ia malas belajar, maka hal ini akan
membentuk motive dalam diri anak tersebut yang dapat memunculkan motivasi dalam
dirinya untuk melakukan kegiatan belajar dengan baik. Demikian pula halnya dengan
budaya menikah pada usia dini, pembenahannya dapat juga dilakukan dengan berbagai
upaya yang menggunakan disiplin ilmu psikologi, dengan memberikan gambaran dalam
membentuk motive kepada putra – putri prajurit tentang pentingnya belajar sampai pada
usia tertentu untuk pengembangan diri, kerugian dari nikah dini yang dihadapkan pada
situasi yang ada sasat ini. Dengan pemahaman itu, maka setiap putra dan putri prajurit
akan memiliki dorongan untuk dapat menuntut ilmu setinggi – tingginya untuk
pengembangn diri dan keluarganya di masa yang akan datang dan budaya nikah dini dapat
secara perlahan di rubah.

Selanjutnya dalam memaknai pentingnya perubahan sikap pada lingkungan satuan


penulis yang baru tersebut, maka harus pula dilakukan dengan memperhatikan faktor –
faktor yang menjadi pendorong dan penghambat terhadap terjadinya perubahan sikap
prajurit tersebut, yang meliputi : (1 ) Yang mendorong terjadinya perubahan sikap pada
lingkunan satuan adalah : (a) Dengan menerapkan Reward and Punishment system, yaitu
dengan memberikan penghargaan kepada prajurit yang berprestasi bagi satuan, dan
memberikan sangsi / hukuman kepada prajurit yang melakukan pelanggaran / merugikan
satuan ; (b) Memberikan harapan yang realistis terhadap masing – masing individu
prajurit, terkait dengan berbagi permasalahan yang ada pada dirinya dan keluarganya.
Seperti contoh dengan memberikan solusi dan jalan keluar bagi prajurit yang terdesak dari
sisi ekonomi, sehingga yang bersangkutan termotivasi untuk melakukan hal – hal yang
6

positif bagi satuan ; (c) Memberikan stimulus melalui penyampaian informasi yang
memberikan dorongan motivasi bagi semua prajurit, sehingga prajurit mendapat stimulus
untuk melakukan perubahan sikap kearah yang positif sesuai dengan keranggka yang telah
ditetapkan, seperti menympaikan informasi adanya kesempatan mengikuti pendidikan bagi
prajurit yang memiliki kriteri prestasi tertentu ; (d) Memberikan stimulus yang
membangkitkan dorongan emosional dan rasional dalam kaitannya terhadap pelaksanaan
tugas satuan . Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak personel secara rasional untuk
melakukan kegiatan – kegiatan yang positif terhadap satuannya ; selanjutnya : (2) Yang
menghambat terjadinya perubahan sikap, meliputi : (a) Tidak memberikan harapan
untuk massa depan, hal ini dapat dicontohkan satuan memberikan gambaran betapa sulit
dan terpuruknya satuan sekarang ini ; (b) Tumbuhnya prasangka negatif terhadap upaya
perubahan sikap. Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya komunikasi unsur pimpinan
dengan anggotanya disatuan.

Selanjutnya terkait dengan lemahnya kepemimpinan perwira di satuan, dapat


dilakukan pembenahan dengan berangkat dari pemahaman bahwa salah satu titik lemah
kepemimpinan perwira adalah keengganan perwira untuk dapat memberikan contoh yang
baik kepada bawahannya, tentang hal – hal positif yang harus dilakukan dan hal – hal
negatif yang tidak boleh dilakukan . oleh karena itu, maka setiap perwira di satuanpun
harus diberikan persepsi yang benar tentang pentingnya kepemimpinan dalam mendukung
tugas satuan dan bagi kesuksesan dirinya dalam melaksanakan tugas satuan. Dalam
pembentukan persepsi ini, haruslah juga dilakukan rangsangan yang terkait langsung
dengan dirinya, seperti contoh memberikan rangsangan tentang arti penting kepemimpinan
perwira disatuan untuk keberhasilan tugas satuan dan keberhasilan tugas perwira itu sendir
yang terkait dengan karier militernya. Dengan terbentuknya persepsi yang baik, maka
seperti yang dilakukan kepada beberapa perwira senior diatas, akan dapat mendorong para
perwira untuk mengevaluasi kepemimpinannya masing – masing agar efektif dalam
membawa bawahannya melakukan tugas – tugas satuan.

Dari uraian tersebut diatas, maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa
pembenahan berbagai masalah yang ada disatuan tersebut dapat dilakukan dengan upaya
7

melalui tinjauan Ilmu Psikologi yang mendorong persepsi , motivasi dan motive dari setiap
individu satuan untuk dapat melakukan tugasnya masing – masing secara baik.
Pembenahan ini haruslah dilakukan secara menyeluruh, sehingga setiap individu prajurit
dapat memberikan sumbangan karyanya bagi kemajuan satuan tersebut. Pembenahan ini
haruslah dimulai dari level pimpinan ( perwira ) terlebih dahulu, selanjutnya diteruskan
kepada pembenahan unsur bawahannya.

Selanjutnya disarankan kepada satuan atas, untuk dapatnya melakukan


pembenahan organisasi ditiap satuan lingkungan TNI AD dengan juga memperhatikan
faktor psikologi dari setiap pelaku kegiatan disatuan, sehingga hasilnya diharapkan mampu
memperbaiki kinerja satuan tersebut secara alamiah, tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun.

Anda mungkin juga menyukai